Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170907 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindy Manuela
"Narkotika, psikotropika, prekursor, dan obat-obat tertentu (OOT) merupakan golongan obat yang dapat dijual oleh apotek tertentu dan memerlukan perhatian khusus dalam proses pengelolaannya. Apotek Roxy Biak memiliki persediaan yang lengkap hingga mampu memenuhi kebutuhan obat-obat narkotika, psikotropika, prekursor dan OOT sesuai permintaan pada resep. Adanya resep narkotika, psikotropika, prekursor dan OOT yang masuk ke apotek ini setiap harinya, membuat penulis terpicu untuk menelaah profil peresepan obat-obat tersebut guna mengetahui jenis obat yang banyak dibutuhkan dan memiliki frekuensi penggunaan yang tinggi. Penulis juga perlu melakukan analisis pareto untuk menentukan kelompok obat yang butuh diprioritaskan persediaannya. Penulisan laporan ini bertujuan untuk menentukan obat narkotika, psikotropika, prekursor, dan OOT yang paling banyak diresepkan dan memiliki penjualan tertinggi selama tiga puluh satu hari terakhir di periode November hingga Desember 2022 serta memprediksi kebutuhan pengadaan untuk periode berikutnya. Metode yang digunakan adalah studi literatur, pengamatan lapangan, pencatatan resep selama tiga puluh satu hari terakhir, dan penarikan laporan pembelian dan penjualan obat. Hasil menunjukkan bahwa peresepan obat narkotika memiliki persentase 9,41%, psikotropika 44,62%, prekursor 31,68%, dan OOT 14,29%. Obat narkotika yang paling banyak diresepkan adalah Codikaf 20 mg, psikotropika adalah Braxidin, prekursor adalah Rhinos SR, dan OOT adalah Hexymer 2 mg. Dapat disimpulkan bahwa golongan obat yang paling banyak diresepkan adalah obat psikotropika sebanyak 8.269 obat dan persentase 44,62%. Prioritas tertinggi dalam perencanaan kebutuhan obat untuk diadakan di periode berikutnya jatuh pada kelompok obat psikotropia khususnya obat-obat kelas A.

Narcotics, psychotropics, precursors, and certain drugs (OOT) are a class of drugs that can be sold by certain pharmacies and require special attention in the management process. Roxy Biak Pharmacy has a complete inventory to meet the needs of narcotics, psychotropics, precursors, and OOT according to prescription requests. The prescriptions for narcotics, psychotropics, precursors, and OOT that enter this pharmacy every day has motivated the author to examine the prescriptions profiles for these drugs to find out the types of drugs that were much needed and frequently used. A pareto analysis to determine which drug need to be prioritized for supplies. This report aims to determine which narcotics, psychotropics, precursors, and OOT drugs were most prescribed and had the highest sales during the last thirty-one days from November to December 2022 and predict procurement needs for the following period. The methods used were literature studies, observations, recording prescriptions for the last thirty-one days, and withdrawing reports on drug purchases and sales. The results showed the percentage of prescribing narcotics was 9.41%, psychotropics 44.62%, precursors 31.68%, and OOT 14.29%. The most widely prescribed narcotic was Codikaf 20 mg, the psychotropic was Braxidin, the precursor was Rhinos SR, and the OOT was Hexymer 2 mg. In conclusion, the most widely prescribed class of drugs was psychotropic with 8,269 drugs and a percentage of 44.62%. The highest priority in planning the need for drugs in the next period falls on the psychotropic group, especially class A drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewinta Rahma Astika
"Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi pernapasan menular dengan persentase kasus kematian yang tinggi di Indonesia. Provinsi DKI Jakarta masuk dalam wilayah zona merah kasus TBC disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu terkait pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kepada pasien penderita TBC. OAT diresepkan oleh dokter terhadap pasien penderita TBC dan tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan pengobatan. Kesalahan pengobatan kepada pasien dapat menyebabkan resistensi hingga kematian. Tugas akhir ini ditulis untuk meninjau resep OAT dari dokter yang diterima oleh Apotek Roxy Biak dengan mengkaji resep OAT pada bulan Januari 2021 secara administratif, farmasetik, dan klinis. Penulis berharap tugas akhir yang telah disusun dapat menunjukkan kesesuaian resep OAT yang diterima oleh Apotek Roxy Biak terhadap kaidah penulisan resep sesuai dengan aturan yang berlaku.

Tuberculosis (TB) is an infectious respiratory disease with a high percentage of deaths in Indonesia. DKI Jakarta Province is included in the red zone of TB cases due to several factors, one of which is related to the administration of Anti Tuberculosis Drugs (OAT) to patients with TB. OAT is prescribed by doctors to patients with TB and does not rule out the possibility of medication errors. Medication errors to patients can lead to resistance or even death. This final project was written to review OAT prescriptions from doctors received by Roxy Biak Pharmacy by reviewing OAT prescriptions in January 2021 administratively, pharmaceutically, and clinically. The author hopes that the final project that has been written can show the suitability of the OAT prescription received by the Roxy Biak Pharmacy to the prescription writing rules in accordance with the regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Firdiena Titian Ratu
"Pengkajian dan pelayanan resep serta dispensing merupakan bagian dari standar pelayanan farmasi klinik di apotek. Pelayanan resep yang teliti dengan waktu tunggu yang singkat menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kepuasan serta kenyamanan pasien. Evaluasi mengenai waktu tunggu pelayanan penting dilakukan sebagai salah satu indikator evaluasi mutu pelayanan kefarmasian di apotek untuk mengetahui kecepatan pelayanan farmasi dalam meningkatkan kepuasan juga kenyamanan pasien. Evaluasi dilakukan melalui observasi langsung dan pencatatan waktu tunggu pelayanan tiap resep obat jadi dan obat racikan di Apotek Roxy Poltangan. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata waktu pelayanan baik obat jadi maupun racikan sudah sesuai dan dapat dikatakan baik karena masih berada dalam rentang 15-30 menit. Faktor-faktor yang memengaruhi waktu pelayanan resep di Apotek Roxy Poltangan yaitu jenis resep, jumlah staf yang bertugas, jumlah obat yang diambil, dan sistem komputer yang digunakan.

Assessment and prescription and dispensing services are part of the clinical pharmacy service standards in pharmacies. Careful prescription service with short waiting times is one of the efforts to increase patient satisfaction and comfort. Evaluation of waiting time for important services is carried out as an indicator for evaluating the quality of pharmaceutical services in pharmacies to determine the speed of pharmaceutical services in increasing patient satisfaction and comfort. Evaluation was carried out through direct observation and recording of waiting times for each finished drug prescription and concoction drug at the Roxy Poltangan Pharmacy. The evaluation results show that the average service time for both finished and concoction drugs is appropriate and can be said to be good because it is still in the range of 15-30 minutes. Factors that affect prescription service time at the Roxy Poltangan Pharmacy are the type of prescription, the number of staff on duty, the number of drugs taken, and the computer system used."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Nabilla
"KFTD Bogor merupakan PBF yang telah memiliki izin khusus dari Menteri untuk menyalurkan narkotika, psikotropika, dan prekursor. penggunaan obat-obat tertentu yang sering disalahgunakan perlu dikelola dengan baik salah satunya oleh PBF. Pada produk rantai dingin diperlukan sistem pengelolaan khusus untuk menjamin mutu sebab titik kritis pada produk ini adalah suhu. Pengelolaan yang lebih optimal perlu dilakukan oleh Apoteker terhadap produk dengan penanganan khusus. Pengelolaan yang dilakukan diharapkan sesuai Peraturan BPOM dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dan telah ditetapkan. Hasil evaluasi pelaksanaan pengadaan narkotika, psikotropika, prekursor farmasi, obat-obat tertentu, dan produk rantai dingin di KFTD Bogor menunjukkan bahwa terdapat 1 poin pelaksanaan pengadaan yang dilakukan tidak tercantum pada SOP yaitu terkait surat pesanan narkotika hanya diisi dengan 1 jenis narkotika sedangkan surat psikotropika atau prekursor dapat digunakan untuk beberapa jenis psikotropika atau prekursor. Namun hal ini terdapat pada PerBPOM tentang Pedoman teknis CDOB. Secara keseluruhan, pelaksanaan pengadaan telah sesuai dengan pedoman, yaitu SOP Pengadaan Narkotika, SOP Pengadaan Obat di KFTD Bogor, dan Peraturan Badan POM RI Nomor 3 tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan serta Peraturan Badan POM RI Nomor 6 tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik.

KFTD Bogor is a PBF that has a special permit from the Minister to distribute narcotics, psychotropics, and precursors. the use of certain drugs that are often abused needs to be managed properly, one of which is by PBF. Cold chain products require a special management system to guarantee quality because the critical point for this product is temperature. More optimal management needs to be done by pharmacists for products with special handling. Management is expected to be carried out by BPOM Regulations and Standard Operating Procedures (SOP) that are appropriate and have been established. The results of the evaluation of the implementation of the procurement of narcotics, psychotropics, pharmaceutical precursors, certain drugs, and cold chain products at KFTD Bogor showed that there was 1 point in the implementation of the procurement that was not listed in the SOP, namely related to narcotics order letters only filled with 1 type of narcotics while psychotropic letters or precursors may be used for certain types of psychotropics or precursors. However, this is contained in the PerBPOM concerning CDOB technical guidelines. Overall, the procurement implementation complies with the guidelines, namely SOP for Procurement of Narcotics, SOP for Procurement of Drugs at KFTD Bogor, and POM RI Regulation Number 3 of 2019 concerning Guidelines for the Management of Certain Drugs that are Frequently Abused and RI POM Agency Regulation Number 6 of 2020 regarding Technical Guidelines for Good Drug Distribution Methods."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Shalda
"Kegiatan pelayanan farmasi klinik yang dilaksanakan di apotek salah satunya mencakup pengkajian dan pelayanan resep. Resep yang dilayani di apotek cukup beragam, mulai dari resep untuk penyakit akut maupun kronis seperti diabetes.Tujuan dari skrining dan analisis resep obat antidiabetes adalah untuk mengetahui obat antidiabetes yang diresepkan oleh dokter, mengetahui jumlah resep yang mengandung obat antidiabetes, serta menilai kerasionalan penggunaan obat antidiabetes pada resep yang dilayani di Apotek Roxy Biak selama periode Juli 2022. Dari seluruh resep yang masuk selama periode tersebut, resep yang mengandung obat antidiabetes dicatat dan dikumpulkan data, kemudian dipilih dua resep untuk dikaji kelengkapan resep berdasarkan aspek administratif, farmasetik, serta klinis. Pengkajian 2 (dua) resep antidiabetes di Apotek Roxy Biak dilihat dari aspek administratif, farmasetika dan klinis sudah sesuai. Namun pada aspek administratif penulisan umur dan berat badan pasien tidak dituliskan. Aspek administratif terkait umur dan berat badan perlu dikonfirmasi kembali kepada pasien atau keluarga pasien yang mengambil obat di apotek, hal ini penting untuk mengkaji ketepatan pengobatan yang akan diterima oleh pasien.

One of the clinical pharmacy service activities carried out in pharmacies includes assessment and prescription services. The prescriptions served in pharmacies are quite diverse, ranging from prescriptions for acute and chronic diseases such as diabetes. The purpose of screening and analysis of anti-diabetic drug prescriptions is to find out the anti-diabetic drugs prescribed by doctors, to find out the number of prescriptions containing anti-diabetic drugs, and to assess the rationale for drug use. antidiabetic prescriptions served at the Roxy Biak Pharmacy during the period July 2022. Of all prescriptions received during this period, prescriptions containing antidiabetic drugs were recorded and data collected, then two recipes were selected to review the completeness of the prescription based on administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. The review of 2 (two) antidiabetic prescriptions at the Roxy Biak Pharmacy from an administrative, pharmaceutical and clinical perspective was appropriate. However, in the administrative aspect, the patient's age and weight were not written down. Administrative aspects related to age and weight need to be confirmed again with the patient or the patient's family who picks up the drug at the pharmacy, this is important to assess the accuracy of the treatment that the patient will receive."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Nadia Nurrahmah
"Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Kegiatan pengkajian resep dimulai dari persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis. Pengkajian klinis berupa ketepatan indikasi, dosis obat, waktu penggunaan obat, duplikasi dan/atau polifarmasi, reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain, kontraindikasi dan interaksi obat). Pengkajian klinis pada resep obat betujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien untuk mendapatkan outcome terapi yang optimal serta mendukung pelaksanaan keamanan pada pasien.

A prescription is a written request from a doctor or dentist to a pharmacist, either in paper or electronic form to provide and deliver medicine to patients in accordance with applicable regulations. Prescription review activities start from administrative requirements, pharmaceutical requirements, and clinical requirements. Clinical assessment in the form of accuracy of indications, drug dosage, time of drug use, duplication and / or polypharmacy, unwanted drug reactions (allergies, drug side effects, other clinical manifestations, contraindications and drug interactions). Clinical assessment of drug prescriptions aims to improve the quality of service to patients to obtain optimal therapeutic outcomes and support the implementation of safety in patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Khairunnisa Salsabila
"Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang memiliki tanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) adalah satu dari beberapa kegiatan yang dilakukan dalam proses pengelolaan sediaan farmasi di Puskesmas. Proses EPO berfungsi untuk menggambarkan pola penggunaan obat dan keadaan penggunaan obat terkini, membandingkan penggunaan obat pada periode waktu tertentu, memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat selanjutnya dan menilai pengaruh dari penggunaan obat. Obat Narkotika, Psikotripika, dan Obat-Obat Tertentu (OOT) dapat menimbulkan ketergantungan dan memiliki pengaruh terhadap SSP, sehingga Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) terhadap obat Narkotika, Psikotropika, dan OOT perlu dilakukan secara berkala untuk memantau pengunaan, serta menjamin bahwa obat-obat tersebut diberikan kepada pasien sesuai dengan indikasi dan tidak untuk disalahgunakan. Melalui tugas khusus ini, diharapkan keamanan penggunaan obat Narkotika, Psikotropika, dan OOT di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dapat terkendali dan terjamin. EPO Narkotika pada Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dilakukan terhadap 1 jenis obat, yaitu Kodein, sedangkan pada obat Psikotropika, EPO dilakukan terhadap 3 jenis obat, yaitu Diazepam, Phenobarbital, dan Clobazam, serta pada OOT, EPO dilakukan terhadap 5 jenis obat, yaitu Amitriptilin, Trihexyphenidyl, Klorpromazin, Risperidon, dan Haloperidol. Berdasarkan hasil pengkajian, dapat disimpulkan bahwa pada Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, jumlah penggunaan obat Narkotika (Kodein) tertinggi terdapat pada bulan Februari 2023, yaitu sejumlah 45 tablet, sedangkan obat Psikotropika (Diazepam) tertinggi terdapat pada bulan Februari 2023, yaitu sebanyak 360, serta penggunaan OOT (Risperidon) tertinggi terdapat pada Januari 2023 dengan jumlah 827 tablet.

The Community Health Center (Puskesmas) is a technical implementation unit of the district/city health office responsible for health development in a specific working area. Evaluation of Drug Usage (EDU) is one of the activities conducted in the pharmaceutical management process at Puskesmas. The EDU process serves to depict the pattern and current state of drug usage, compare drug usage over a specific time period, provide input for further improvements in drug usage, and assess the impact of drug usage. Narcotics, Psychotropics, and Specific Medications (SM) can lead to dependency and influence the Central Nervous System (CNS). Hence, periodic EDUs for these substances are vital to ensure proper usage aligned with patient needs and prevent misuse. By undertaking this task, Puskesmas Duren Sawit aims to maintain controlled and secure utilization of Narcotics, Psychotropics, and SM. EDUs focus on 1 Narcotic (Codeine), 3 Psychotropics (Diazepam, Phenobarbital, Clobazam), and 5 SMs (Amitriptyline, Trihexyphenidyl, Chlorpromazine, Risperidone, Haloperidol). Analyzing the results, it is evident that Puskesmas Duren Sawit experienced peak Narcotics usage (Codeine) in February 2023, with 45 tablets. Similarly, Psychotropics usage (Diazepam) reached its highest point, totaling 360 tablets in the same month. The most significant usage of SM (Risperidone) occurred in January 2023, with 827 tablets. This assessment contributes to maintaining a judicious and regulated application of these medications within Puskesmas Duren Sawit."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Sukmawati Kapota
"Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan terkait sediaan farmasi kepada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien. Salah satu pelayanan kefarmasian di apotek adalah pelayanan farmasi klinik pengkajian resep, pengkajian merupakan salah satu aspek penting dalam penilaian kelengkapan dan kesesuaian resep dengan kondisi pasien. Terdapat 3 bagian telaah pengkajian/skrining resep yaitu telaah administrasi, farmasetik dan klinik. Saat ini prevalensi polifarmasi dari tahun ke tahun terus meningkat pada semua kelompok usia, kelompok terbesar terjadi pada kelompok usia 10−19 tahun (9,1%), kelompok usia 60−69 tahun (7,2%), dan usia 70−90 tahun (8,6%). Resep polifarmasi rentan terhadap Medication Error dan Drug Related Problems dikarenakan penggunaan obat yang lebih dari 1. Tujuan dari skrining resep pada pasien polifamasi pada penelitian ini adalah untuk mencegah Medication Error dan Drug Related Problem yang rentan terjadi pada pasien dengan penggunaan obat bersamaan lebih dari 5. Pengkajian Skrining resep menggunakan metode deskriptif retrospektif dari data resep-resep pasien poliarmasi dalam 1 bulan terakhir selama proses praktik kerja berlangsung. Data skrining resep menunjukan ada beberapa ketidaksesuaian pada aspek administrasi seperti cap dokter, tanda tangan dokter dan berat badan pasien maupun aspek klinik seperti adanya interaksi obat.

Pharmaceutical services are types of clinical services that are related to pharmaceutical dosage and patients to improve quality of life. One of the pharmaceutical services in a pharmacy is clinical pharmacy services prescription screening, screening is one important aspect of the assessment completeness and suitability of the prescription with the patient's condition. There are 3 sections of prescription screening, namely administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. Currently, the prevalence of polypharmacy continues to increase from year to year in all age groups, the largest group occurred in the age group of 10−19 years (9.1%), age group 60−69 years (7.2%), and age 70−90 years (8.6%). Polypharmacy prescriptions are vulnerable to Medication Errors and Drug Related Problems due to the use of more than 1 drug. The purpose of prescription screening in polypharmacy patients in this study was to prevent Medication Errors and Drug Related Problems which are prone to occur in patients with more than 5 concurrent medicine use. Prescription screening studies used a descriptive method retrospective of polypharmacy patient prescription data in 1 last month during the internship process. Prescription screening data shows that there are some discrepancies in administrative aspects such as doctor's stamp, doctor's signature, and patient's weight as well as clinical aspects such as drug interactions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Mufidah
"Narkotika dan Psikotropika merupakan senyawa yang memiliki fungsi untuk mengatasi rasa nyeri dalam penggunaan dunia medis. Dengan fungsi tersebut, obat Narkotika dan Psikotropika banyak digunakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Namun, penggunaan yang berlebihan dan jangka panjang pengobatan dapat mengakibatkan efek samping ketergantungan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data retrospektif menggunakan metode pengelompokan data dan interpretasi data menggunakan grafik dan diagram pada peresepan obat golongan Narkotika dan Psikotropika RSUI periode maret 2020 – Februari 2021. Berdasarkan hasil analisis peresepan obat Narkotika dan Psikotropika pada periode Maret 2020 – Februrari 2021, dapat disimpulkan bahwa peresepan obat Narkotika dan Psikotropika mengalami penurunan pada bulan Januari hingga Mei 2020, kemudian mengalami kenaikan pada bulan Juni 2020 hingga Januari 2021 dan mengalami penurunan pada bulan Februrari 2021

Narcotics and Psychotropics are compounds that have a function to treat pain in medical use. With this function, Narcotics and Psychotropic drugs are widely used by health care facilities. However, excessive and long-term use of medication can result in side effects of dependence. This research is a descriptive study with retrospective data using data grouping methods and data interpretation using graphs and diagrams on the prescription of Narcotics and Psychotropic drugs at RSUI for the period March 2020 - February 2021. Based on the results of the analysis of Narcotics and Psychotropic drugs prescriptions in the period March 2020 - February 2021, it can be concluded that the prescription of Narcotics and Psychotropic drugs decreased from January to May 2020, then increased from June 2020 to January 2021 and decreased in February 2021."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Friscilia Nindita Pamela
"Evaluasi kesesuaian pelayanan kefarmasian di apotek mulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Pelayanan dan pengkajian resep di Apotek Roxy Biak aspek administratif, farmasetika, dan klinis serta pengelolaan sediaan farmasi di Apotek Roxy Biak mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan disertai stok opname yang dilakukan setiap hari, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan telah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016.

Evaluation of the suitability of pharmaceutical services in pharmacies starts with acceptance, checking availability, preparation of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials including drug dispensing, inspection, delivery accompanied by provision of information. At each stage of the prescription service flow, efforts are made to prevent medication errors. The service and review of prescriptions at the Roxy Biak Pharmacy in administrative, pharmaceutical and clinical aspects also management of pharmaceutical preparations at the Roxy Biak Pharmacy starting from planning, procurement, receipt, storage with stock taking which is carried out every day, destruction, recording and reporting has met the requirements of Minister of Health Regulation No. 73 of 2016. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>