Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizdiani Tri Prastiti
"PT Festival Citra Lestari merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan layanan Over-The-Top (OTT) bernama Genflix. Untuk dapat meningkatkan produk yang baik dari segi kualitas dan kepuasan pengguna, divisi Information Technology (IT) di PT Festival Citra Lestari mempunyai target pencapaian kinerja yang diukur dalam ketepatan waktu rilis dan banyaknya masalah kritis yang terjadi di lingkungan produksi Genflix. Namun pada realitanya, terjadi keterlambatan yang disebabkan adanya critical defect yang lolos ke lingkungan produksi. Setelah dianalisis dengan menggunakan diagram ishikawa, akar permasalahan difokuskan pada proses pengujian perangkat lunak yang kurang efektif. Penelitian ingin mengetahui tingkat kematangan dalam melakukan pengujian perangkat lunak dan rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kematangan proses pengujian perangkat lunak. Evaluasi tingkat kematangan dilakukan dengan kerangka kerja Test Maturity Model integration (TMMi) dengan metode pedoman penilaian TMMi Assesment Method Application Requirement (TAMAR). Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif berupa studi kasus dengan applied research, dan pengumpulan data menggunakan metode Delphi dengan empat pemangku kepentingan dalam proses pengujian yaitu Head of Engineering, Engineering Manager, dan dua Quality Assurance sebagai narasumber. Penilaian dilakukan pada area proses di tingkat kematangan tingkat 2 yang menghasilkan rating P (Partially Achieved), sehingga tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak adalah tingkat 1 (Initial). Rekomendasi perbaikan proses disusun dengan metode Siklus Deming atau PDCA (Plan, Do, Act, Check). Rekomendasi disusun berdasarkan specific practices pada area proses Test Planning dan Test Environment agar mencapai tingkat kematangan 2 (Managed). Rekomendasi peningkatan proses pengujian yang diusulkan divalidasi oleh Head of Engineering agar bisa diterapkan pada proses pengujian yang dilakukan perusahaan sehingga pengujian lebih efektif.

PT Festival Citra Lestari is a company that provides an Over-The-Top (OTT) service called Genflix. To be able to improve products that are good in terms of quality and user satisfaction, the Information Technology (IT) division at PT Festival Citra Lestari has a performance achievement target that is measured in timeliness of release and the number of critical issues that occur in the Genflix production environment. But in reality, there is a delay caused by a critical defect that passes into the production environment. After being analyzed using an Ishikawa diagram, the root causes are focused on the ineffective software testing process. This research wants to know the level of maturity in conducting software testing and recommendations that can be given to increase the maturity of the software testing process. Maturity level evaluation is carried out using the Test Maturity Model integration (TMMi) framework using the TMMi Assessment Method Application Requirement (TAMAR) assessment guideline method. The research was conducted using a qualitative method in the form of case studies with applied research, and data collection using the Delphi method with four stakeholders in the testing process, namely the Head of Engineering, Engineering Manager, and two Quality Assurances as resource persons. Assessment is carried out in the process area at the maturity level of level 2 which results in a P (Partially Achieved) rating, so that the maturity level of the software testing process is level 1 (Initial). Process improvement recommendations are prepared using the Deming Cycle or PDCA (Plan, Do, Act, Check) method. Recommendations are prepared based on specific practices in the Test Planning and Test Environment process areas in order to achieve maturity level 2 (Managed). The recommendations for improving the proposed testing process are validated by the Head of Engineering so that they can be applied to the testing process carried out by the company so that the testing is more effective."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fifeka Onanda Wahid
"Perangkat lunak AB Pro merupakan produk dari PT XYZ. Perusahaan mengharapkan produk ini bebas dari failure kategori major, critical dan blocker yang tidak dapat diselesaikan pada level support call. Semua jenis failure ini menyebabkan operasi bisnis pelanggan terganggu. Failure terjadi karena kurang maksimalnya proses pengujian. Untuk mengetahui kualitas proses pengujian yang sedang berlangsung dibutuhkan asesmen tingkat kematangan proses pengujian tersebut. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kematangan proses pengujian dan memberikan rekomendasi perbaikan proses pengujian perangkat lunak AB Pro. Model yang digunakan untuk mengevaluasi kematangan proses pengujian pada penelitian ini adalah Test Maturity Model Integration (TMMi). Model ini memenuhi kebutuhan perusahaan, terutama tahapan yang jelas untuk menentukan arahan komitmen manajemen. Metode penilaian mengacu pada TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode reduksi. Pengambilan data dilakukan dengan FGD bersama dua orang ketua tim pengujian, observasi proses, dan studi dokumen pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak di PT XYZ berada pada tingkat kematangan 1 initial. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengujian belum dikelola dengan baik dan terdapat pelaksanaan proses yang tidak konsisten. Penelitian ini merekomendasikan perusahaan melakukan enam perbaikan proses pengujian. Tiga rekomendasi jangka pendek (1-6 bulan), yaitu: melakukan monitor kualitas produk; menggunakan teknik desain pengujian; mengembangkan prosedur proses pengujian. Tiga rekomendasi jangka menengah (7-12 bulan), yaitu: membentuk seperangkat indikator kinerja proses pengujian; menentukan estimasi proses pengujian; menjaga serta mendistribusikan komitmen untuk pengujian.

Software AB Pro is a product of PT XYZ. The company expects this product to be free from major, critical and blocker failure that cannot be resolved at support call level. All these failures disrupt the customer’s business operations. Failures occur when the testing process is unoptimized. To analyze current testing process quality, testing process maturity level assessment is required. Thus, this study aimed to determine testing process maturity level and provide recommendations to improve AB Pro testing process. The assessment model used in this study is Test Maturity Model Integration (TMMi). The chosen model meets the company requirements, especially having clear steps to determine the direction of management commitment. The assessment method refers to the TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). The research was conducted qualitatively with the reduction method. Data collection was carried out through FGD with two team leaders, process observation, and study of supporting documents. From the result, software testing process maturity is still at initial level. This result indicates the testing process has not been appropriately managed, and there is inconsistency of process implementation. There are six recommendations for PT XYZ to improve their testing process. Three short-term recommendations (1-6 months): monitor product quality; use test design techniques; develop process testing procedures. Three medium-term recommendations (7-12 months): establish a set of performance indicators of the testing process; determine the estimation of the testing process; maintain and distribute commitments for testing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Polin Bakara
"PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) merupakan lembaga kliring dan penjaminan di pasar modal Indonesia. Dalam mencapai visi dan misinya diperlukan layanan sistem berkualitas yang ditandai dengan tercapainya zero defect sistem di lingkungan produksi. Kenyataannya, gangguan terhadap sistem bisnis utama telah menjadi top risk organisasi karena terjadi 36 kali dalam setahun terakhir ini yang berdampak terhadap finansial dan reputasi organisasi. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa permasalahan utama yang dihadapi organisasi adalah kurangnya proses pengujian. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan penilaian tingkat kematangan dan memberikan rekomendasi perbaikan proses pengujian. Penilaian tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak dilakukan menggunakan Test Maturity Model Integration (TMMi) pada tingkat kematangan 2 (managed) dan mengacu pada ketentuan TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). Praktik yang belum dipenuhi akan menjadi rekomendasi perbaikan proses menggunakan metode deming cycle (PDCA). Berdasarkan hasil penilaian diperoleh bahwa PT KPEI masih berada pada tingkat kematangan 1 (initial). Area proses yang memperoleh nilai terendah adalah test planning (PA 2.2) dengan nilai partially achieved. Rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan yaitu penyusunan test plan secara konsisten dan ditinjau secara berkala serta perbaikan isi dokumen test plan. Rekomendasi perbaikan proses pengujian ini diharapkan dapat mengurangi kemunculan bugs sistem di lingkungan produksi.

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) is a clearing and guarantee institution in the Indonesian capital market. In achieving its vision and mission, a quality system service is needed, which is marked by the achievement of zero-defect systems in the production environment. In fact, disruption to key business systems has become an organization's top risk because it has occurred 36 times in the past year, which has an impact on the organization's finances and reputation. Based on this, it is known that the main problem faced by the organization is the lack of a testing process. To overcome this, an assessment of the maturity level is carried out and provides recommendations for improvement of the testing process. The assessment of the maturity level of the software testing process is carried out using the Test Maturity Model Integration (TMMi) at maturity level 2 (managed) and refers to the provisions of the TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). Practices that have not been met will be included as recommendations for process improvement using the Deming Cycle (PDCA) method. Based on the results of the assessment, it was found that PT KPEI is still at maturity level 1 (initial). The process area that obtained the lowest score was test planning (PA 2.2) with a partially achieved value. Recommendations for improvements that need to be made are the preparation of a test plan consistently and reviewed periodically as well as improvements to the contents of the test plan document. Recommendations for improving the testing process are expected to reduce the appearance of system bugs in the production environment."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Basic Dirgantara Bayu Aji Pamungkas
"Perusahaan penyedia layanan TI yang fokus pada pengembangan produk (perangkat lunak), tentu akan memperhatikan sekali proses atau metode pengembangan perangkat lunak yang diterapkan. Dengan memodifikasi platform/produk yang sudah tersedia, tidak semata-mata menjadikannya mudah. Perusahaan harus jeli dalam menyusun strategi untuk mengubahnya demi memenuhi permintaan klien yang berbanding lurus dengan kebutuhan pasar. Untuk itu kelincahan (agile) tim akan perubahan kebutuhan sangat dibutuhkan. Scrum merupakan salah satu metode agile yang dapat mengakomodasi kelincahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan penerapan scrum di PT Kemana Teknologi Solusi, sebuah perusahaan TI yang mengembangkan B2B dan B2C e-commerce untuk kliennya. Selain itu juga disusun langkah peningkatan metodologi penerapan scrum sebagai usulan perbaikan yang diajukan kepada perusahaan. Dengan tujuan untuk memberikan pedoman berisi langkah-langkah yang lebih tepat dalam memperbaiki penerapan scrum di Kemana. Kematangan penerapan scrum diukur dengan menggunakan Scrum Maturity Model (SMM). Dengan data yang didapat dari instrumen berupa kuesioner, diisi oleh seluruh anggota tim pengembang TI yang ada di perusahaan. Sedangkan usulan perbaikan disusun dengan mengacu pada Scrum Body of Knowledge (SBoK) dan Scrum Guide. Hasilnya, diketahui tingkat kematangan penerapan Scrum berada pada level 1, tidak memenuhi harapan yang ditargetkan oleh manajemen perusahaan. Faktor-faktor yang menjadi penyebabnya adalah tidak terpenuhinya penerapan 7 subgoals level 2 & 5 subgoals level 3. Maka dari itu peneliti memberikan 12 usulan yang perlu dilakukan perusahaan untuk memperbaiki proses pengembangan produk menggunakan metode Scrum.

An an IT services provider company that focuses on product (software) development, will surely pay attention to the applied software development process or method. By modifying existing platforms/products, it doesn't mean that everything goes easy. Companies must be observant in devising strategies to change them in order to meet client demands that are directly proportional to market needs. For this reason, the agility of the team regarding changing needs is very much needed. Scrum is an agile method that can accommodate this agility. This research was conducted to measure the maturity level of Scrum implementation at Kemana, an IT company that develops B2B and B2C e-commerce for its clients. In addition, steps are made to improve the methodology for implementing Scrum as recommendations submitted to the company. With the aim of providing guidelines containing more precise steps in improving the application of Scrum at Kemana. The maturity of the scrum application is measured using the Scrum Maturity Model (SMM). With the data obtained from the instrument in the form of a questionnaire, all members of the IT development team in the company are filled in. Meanwhile, recommendations are prepared by referring to the Scrum Body of Knowledge (SBoK) and Scrum Guide. As a result, it is known that the maturity level of the application of Scrum is at level 1, not meeting the expectations according to company management. The factors that cause the implementation of 7 subgoals level 2 & 5 subgoals level 3 are not fulfilled. Therefore, the researcher provides 12 changes that the company needs to make to improve the product development process using the Scrum method."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah
"Model Dinamik Nelson Siegel adalah model curve fitting yang digunakan untuk memodelkan yield to maturity dari obligasi-obligasi dengan waktu jatuh tempo yang beragam. Implementasi dilakukan dalam tiga langkah. Pertama, estimasi parameter 𝜆𝑡 dengan metode Newton-Raphson berdasarkan himpunan waktu jatuh tempo yang digunakan. Menentukan 𝜆𝑡 yang meminimumkan rata-rata RMSE dimana estimasi parameter 𝛽1𝑡,𝛽2𝑡,dan 𝛽3𝑡 diperoleh dengan metode OLS periode per periode. Langkah kedua, proses fitting kurva yield menggunakan estimasi parameter pada model Dinamik Nelson Siegel. Terakhir, menggunakan hasil estimasi parameter {𝛽̂1𝑘,𝛽̂2𝑘,𝛽̂3𝑘}𝑘=1𝑡 dan memodelkannya ke model autoregressive orde satu, AR(1), untuk memperoleh peramalan yield to maturity waktu 𝑡+ℎ. Hasil implementasi pada obligasi Bank of Canada menunjukkan, RMSE dan peramalan kurva yield pada model Dinamik Nelson Siegel dengan proses updating memberikan hasil yang cukup baik dalam meramal out of sample yield to maturity untuk waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun.

The dynamic Nelson Siegel model is a curve fitting model to describe yield to maturity of bonds with varying maturities. There are three steps to implement this model. First, is to estimate 𝜆𝑡 by using Newton-Raphson method based on maturities set. Determine 𝜆𝑡 that minimizing the average RMSE, in which the parameter of 𝛽1𝑡,𝛽2𝑡,dan 𝛽3𝑡 are obtained by using OLS for each periods. Second, is to fit the yield curve based on Dynamic Nelson Siegel’s parameter estimations. The last step, is to obtain yield to maturity forecasting at 𝑡+ℎ by using estimations of {𝛽̂1𝑘,𝛽̂2𝑘,𝛽̂3𝑘}𝑘=1𝑡 and model it into the first-ordered autoregressive model, AR (1). The implementation on Bank of Canada bonds show that RMSE and yield curve forecasting on updating method in Dynamic Nelson Siegel model is capable to forecast out of sample yield to maturity, especially for maturities less than 10 years."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basic Dirgantara Bayu Aji Pamungkas
"Perusahaan penyedia layanan TI yang fokus pada pengembangan produk perangkat lunak, tentu akan memperhatikan proses atau metode pengembangan perangkat lunak yang diterapkan. PT XYZ telah memiliki produk bernama Magento, yang kemudian bisa dimodifikasi lebih jauh sesuai kebutuhan user. Dengan memodifikasi platform/produk yang sudah ada, , tidak semata-mata menjadikannya lebih mudah. Perusahaan harus jeli dalam menyusun strategi untuk mengembangkan dan mengintegrasi produk tersebut demi memenuhi permintaan klien yang berbanding lurus dengan kebutuhan pasar. Untuk itu kelincahan (agility) tim akan perubahan kebutuhan sangat dibutuhkan. Scrum merupakan salah satu metode agile yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan kelincahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan penerapan Scrum di PT XYZ, sebuah perusahaan TI yang mengembangkan B2B dan B2C e-commerce untuk kliennya. Selanjutnya disusun langkah peningkatan metodologi penerapan Scrum sebagai usulan perbaikan yang diajukan kepada perusahaan. Dengan tujuan untuk memberikan pedoman berisi langkah-langkah yang lebih tepat dalam memperbaiki penerapan scrum di XYZ. Kematangan penerapan scrum diukur dengan menggunakan Scrum Maturity Model (SMM). Dengan data yang didapat dari instrumen berupa kuesioner, diisi oleh seluruh anggota tim pengembang TI yang ada di perusahaan. Sedangkan usulan perbaikan disusun dengan mengacu pada Scrum Body of Knowledge (SBoK) dan Scrum Guide. Hasilnya, diketahui tingkat kematangan penerapan Scrum berada pada level 1.Tingkat kematangan ini belum memenuhi harapan yang ditargetkan oleh manajemen perusahaan. Faktor-faktor yang menjadi penyebabnya adalah tidak terpenuhinya penerapan 7 subgoals level 2 & 5 subgoals level 3. Maka peneliti memberikan 12 usulan yang perlu dilakukan perusahaan untuk memperbaiki proses pengembangan produk menggunakan metode Scrum.

IT service provider companies that focus on software development, will pay attention to the applied software development process or method. PT XYZ already has a product called Magento, which can then be further modified according to user requirements. By modifying existing platforms/products, it doesn't mean that everything goes easy. Companies must be observant in devising strategies to develop them in order to meet client demands that accommodate market needs. For this reason, the agility of the team regarding the ever-changing business requirements is very much needed. Scrum is an agile method that can accommodate this agility. This research was conducted to measure the maturity level of Scrum implementation at XYZ, an IT company that develops B2B and B2C ecommerce for its clients. And then, steps are made to improve the methodology for implementing Scrum as recommendations submitted to the company. With the aim of providing guidelines containing more precise steps in improving the application of Scrum at XYZ. The maturity of the scrum application is measured using the Scrum Maturity Model (SMM). With the data obtained from the instrument in the form of a questionnaire, all members of the IT development team in the company are filled in. Meanwhile, recommendations are prepared by referring to the Scrum Body of Knowledge (SBoK) and Scrum Guide. As a result, it is known that the maturity level of the application of Scrum is at level 1, not meeting the expectations according to company management. The factors that cause the implementation of 7 subgoals level 2 & 5 subgoals level 3 are not fulfilled. Therefore, the researcher provides 12 changes that the company needs to make to improve the product development process using the Scrum method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yazid Al Qhar
"Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program strategis nasional yang dikelola oleh BPJS Kesehatan untuk memberikan jaminan kesehatan kepada semua penduduk Indonesia, serta sebagai syarat untuk mengakses layanan publik berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022. Dengan pertumbuhan peserta JKN yang terus meningkat, BPJS Kesehatan dihadapkan pada tantangan pengembangan sistem informasi yang mendukung program ini. Tingkat keluhan yang tinggi terkait dengan bug atau defect dapat merugikan kepuasan peserta. Meskipun telah dibentuk departemen khusus untuk mengontrol kualitas sistem informasi, angka software defect di area operasional terus meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak di BPJS Kesehatan dan memberikan rekomendasi perbaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi dokumen. Tingkat kematangan diukur dengan menggunakan kerangka kerja Test Maturity Model Integration (TMMi) dan metode panduan penilaian TMMi Assessment Method Application Requirement (TAMAR). Penentuan prioritas area untuk meningkatkan proses pengujian ditetapkan dengan menggunakan analisis Pareto. Berdasarkan hasil penilaian, BPJS Kesehatan mencapai tingkat kematangan proses pengujian pada level 1 TMMi (initial). Hanya area Test Design and Execution yang mencapai tingkat kematangan yang baik. Sementara itu, empat area lainnya masih mendapat penilaian yang belum optimal. Penentuan prioritas perbaikan berdasarkan analisis Pareto menghasilkan urutan prioritas area peningkatan yaitu Test Planning, Test Environment, dan Test Policy and Strategy dengan total terdapat 13 rekomendasi. Rekomendasi tersebut mengacu pada TMMi yang dikombinasikan dengan ISO/IEC/IEEE 29119 dan disajikan dalam format siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act), sehingga proses perbaikan dapat berkelanjutan. Rekomendasi yang telah disusun kemudian dilakukan validasi oleh Asisten Deputi Bidang Jaminan Kualitas Teknologi Informasi BPJS Kesehatan dan menunjukkan bahwa semua rekomendasi dapat diterapkan untuk memperbaiki proses pengujian perangkat lunak di BPJS Kesehatan.

The National Health Insurance Program (JKN) is a strategic national program managed by BPJS Kesehatan to provide health coverage to all citizens of Indonesia, as well as a requirement for accessing public services under Presidential Instruction Number 1 of 2022. With the continuous growth of JKN participants, BPJS Kesehatan faces challenges in developing information systems that support this program. High levels of complaints related to bugs or defects can undermine participant satisfaction. Despite the establishment of a specialized department to control information system quality, the number of software defects in operational areas continues to increase annually. This research aims to evaluate the maturity level of software testing processes at BPJS Kesehatan and provide recommendations for improvement. The research employs a qualitative approach, with data collection through interviews and document observations. Maturity levels are measured using the Test Maturity Model Integration (TMMi) framework and the TMMi Assessment Method Application Requirement (TAMAR) assessment method. Prioritization of areas for improving testing processes is determined using Pareto analysis. Based on the assessment results, BPJS Kesehatan achieves a maturity level of level 1 TMMi (initial) in the testing process. Only the Test Design and Execution area reaches a good maturity level, while the other four areas receive suboptimal ratings. Determining improvement priorities based on Pareto analysis produces a priority order for improvement areas: Test Planning, Test Environment, and Test Policy and Strategy, with a total of 13 recommendations. These recommendations refer to TMMi, combined with ISO/IEC/IEEE 29119, and are presented in the PDCA (Plan, Do, Check, Act) cycle format, ensuring a continuous improvement process. The recommendations are then validated by the Deputy Assistant for Information Technology Quality Assurance at BPJS Kesehatan, indicating that all recommendations can be implemented to improve the software testing process at BPJS Kesehatan."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Budiman
"PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam pengembangan Human Resource Information System. Perusahaan memiliki target dimana major bugs tidak ditemukan di lingkungan produksi. Major bugs merupakan bugs yang mengganggu pengguna sehingga pengguna tidak dapat melanjutkan proses bisnis mereka sampai bugs tersebut diperbaiki. Pada kenyataannya major bugs masih ditemukan di lingkungan produksi. Berdasarkan analisis akar masalah, ditemukan bahwa hidden problem yang paling signifikan adalah kurangnya proses pengujian secara menyeluruh dan tidak sesuai dengan prosedur pengujian sehingga perlunya kajian mengenai tingkat kematangan proses pengujian sekarang untuk mendapatkan gambaran proses pengujian secara menyeluruh. Untuk menyelesaikan masalah ini, penilaian tingkat kematangan proses pengujian dilakukan dengan menggunakan Test Maturity Model Integration (TMMi). Penilaian dimulai dengan menggunakan TMMi tingkat 2. Penilaian menggunakan focus group discussion dengan tiga anggota tim pengembang dan studi dokumen internal sebagai metode pengumpulan data. Berdasarkan hasil penilaian, praktik yang belum terpenuhi akan dimasukkan ke dalam usulan perbaikan proses pengujian yang disusun dengan menggunakan model IDEAL (initiating, diagnosing, establishing, acting, learning). Hasil penilaian tingkat kematangan menunjukkan bahwa PT XYZ mendapatkan tingkat kematangan 1 / initial yang dapat disimpulkan bahwa beberapa praktik masih belum dilakukan. Area proses yang perlu ditingkatkan adalah pemantauan dan kontrol pengujian (PA 2.3) serta lingkungan pengujian (PA 2.5).

PT XYZ is a company that develops human resource information system. The company has a target where major bugs are not found in production environment. Major bugs are bugs that block users to do their business processes until the bugs are fixed. In fact, major bugs are still found in production environments. Based on the root cause analysis, it was found that the most significant hidden problem was the lack of an overall testing process and not in accordance with the testing procedures, so it is necessary to study the maturity level of the current testing process to get an overview of the overall testing process. To solve this problem, an assessment of the maturity level of the testing process is carried out using the Test Maturity Model Integration (TMMi). The assessment began using TMMi level 2. The assessment used a focus group discussion with three members of the development team and internal document studies as a data collection method. Based on the results of the assessment, practices that have not been fulfilled will be included in the proposed improvement of the testing process which is prepared using the IDEAL model (initiating, diagnosing, establishing, acting, learning). The results of the maturity level assessment show that PT XYZ has maturity level 1 / initial which can be concluded that some practices have not been carried out yet. Process areas that need improvement are test monitoring and control (PA 2.3) and test environment (PA 2.5)."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Graha Adityatama
"Perangkat lunak dalam operasional sebuah bank mengambil peranan yang sangat signifikan. Seluruh kegiatan operasional sepenuhnya didukung oleh perangkat lunak yang berkualitas. Untuk menjaga kredibilitasnya di mata nasabahnya diperlukan sistem yang tanpa cacat. Proses pengujian sebagai salah satu proses terpenting dalam pengembangan perangkat lunak memiliki peranan dalam menjamin kualitas perangkat lunak yang baik. Saat ini banyak model perbaikan proses pengembangan perangkat lunak, sebagai contoh CMMI. Namun model perbaikan proses yang ada sampai saat ini hanya membahas sedikit mengenai proses pengujian itu sendiri.
Testing Maturity Model (TMM) yang memfokuskan pada perbaikan proses pengujian adalah suatu model yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemapanan proses pengujian pada suatu organisasi. Model ini juga dilengkapi dengan metode pengukuran (TMM Assessment Model), alat pengukuran, dan juga langkah-langkah (Activities, Tasks dan Responsibilities) untuk memperbaiki proses pengujian dan mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Pada penelitian ini penulis akan melakukan pengukuran tingkat kemapanan proses pengujian pada sebuah bank dan membuat prioritas perbaikan berdasarkan area-area yang lemah. Dan pada akhirnya memberikan usulan perbaikan yang dapat diterapkan untuk memperbaiki proses pengujian pada organisasi tersebut. Untuk memberikan perencanaan yang konkrit, penulis menggunakan metode Plan, Do, Check, and Action (PDCA) Cycle untuk menyusun rencana aksi perbaikan proses pengujian.
Hasil dari penelitian adalah penulis berhasil mengukur tingkat kemapanan proses pengujian pada Bank XYZ yaitu tingkat kemapanan 1. Penulis juga berhasil menemukan dua area yang lemah pada kondisi proses pengujian saat ini dan perlu diperbaiki untuk mencapai tingkat kemapanan 2. Dua area lemah yang harus diperbaiki adalah pembuatan sasaran dan kebijakan pengujian dan debugging dan melembagakan teknik dan metode dasar pengujian. Penelitian ini juga menghasilkan rencana aksi untuk membantu organisasi khususnya Bank XYZ untuk memperbaiki dua area yang lemah dan mencapai tingkat kemapanan 2. Dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas proses pengujian dan produk perangkat lunak.

In the daily operations of a bank, softwares used are taking a very significant role. The entire operations should be fully supported by good quality softwares. This is to ensure that the bank gives the best services to their customers while increase its credibility. As one of the most important processed in software development life cycle, a thorough testing process can ensure the quality of the software. Thus, the testing process itself becomes the main focus in many software development life cycles.
Nowadays, there are many models of the software development process improvement. For example, Capability Maturity Model Integration or known as CMMI. Unfortunately, the existing models only address less specific discussion about the testing process where people need more improvement of the testing process. Testing Maturity Model (TMM), which focuses on improving the testing process, is a model that can be used to measure the maturity of the testing process in an organization. It comes with a measurement method known as TMM Assessment Model, measurement tools, and ways (Activities, Tasks, and Responsibilities) where the combination of these three can improve and achieve a higher level of maturity.
Through this study, author will measure the maturity level of the testing process in a bank and gives recommendation on prioritizing the improvement based on the weak areas founded in the field. In the end, author proposes improvements that can be applied by the organization to the entire process of testing. Author uses PDCA (Plan, Do, Check, and Action) Cycle method to create action plans for improving the testing process.
The result of maturity level of the testing process at XYZ Bank is maturity level 1. The author also found two weak areas in the current conditions of the testing process which needs to be improved to achieve maturity level 2. Two weak areas that should be improved are Develop Testing And Debugging Goals And Policies and Institutionalize Basic Testing Techniques And Methods. The study also produced action plans to help the organization in particular XYZ Bank to fix two weak areas, achieve maturity level 2, and improve the quality of the test process and software product.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Tri Laksono
"PT XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia produk dan layanan pembayaran elektronik menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture) di Indonesia. Salah satu spesialisasi PT XYZ adalah menyediakan produk perangkat lunak aplikasi untuk kebutuhan pembayaran elektronik menggunakan mesin EDC. Pengembangan berbagai produk aplikasi untuk pembayaran elektronik menggunakan mesin EDC dilakukan oleh PT XYZ. Namun, ketika produk aplikasi tersebut sudah dilakukan deployment atau release ke pelanggan, masih ditemukan adanya bug yang menyebabakan aplikasi tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Berdasarkan data internal bug aplikasi setelah deployment atau release, menunjukkan terdapat berbagai bug aplikasi EDC yang ditemukan dari beberapa klien PT XYZ. Permasalahan ini disebabkan oleh kelemahan pada proses pengujian perangkat lunak yang dilakukan di PT XYZ sehingga masih ditemukannya bug yang berdampak pada fungsional aplikasi EDC setelah proses deployment.
Pada penelitian ini, dilakukan penilaian tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak di PT XYZ menggunakan kerangka kerja TMMi. Penilaian berdasarkan pada tingkat 2 TMMi yang terdiri dari 5 proses area. Penulis melakukan penentuan prioritas peningkatan proses pengujian berdasarkan hasil penilaian. Penentuan prioritas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis diagram pareto terhadap kategori kelemahan beserta jumlah weak specific practices yang terdapat di dalamnya. Selanjutnya, rekomendasi peningkatan proses pengujian disusun menggunakan metode PDCA (Plan, Do, Check, Act) berdasarkan prioritas yang telah ditentukan.
Dari hasil penilaian, tingkat kematangan proses pengujian yang dicapai PT XYZ adalah maturity level 1 TMMi. Pada penelitian ini, dihasilkan juga urutan prioritas peningkatan sesuai dengan kategori kelemahan. Terdapat sejumlah weak specific practices dari setiap kategori kelemahan yang harus dipenuhi untuk meningkatkan proses pengujian di PT XYZ. Rekomendasi yang disusun pada penelitian ini ditujukan pada setiap weak specific practices tersebut. Selain itu, rekomendasi disusun sesuai dengan urutan prioritas peningkatan sehingga dapat digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan proses pengujian di PT XYZ.

PT XYZ is one of the companies providing electronic payment products and services using EDC (Electronic Data Capture) machines in Indonesia. One of the specialties of PT XYZ is to provide application software products for electronic payment needs using EDC machines. The development of various application products for electronic payments using EDC machines is performed by PT XYZ. However, when the application product has been deployed or released to the customer, there are still bugs that cause the application can not function properly. Based on the internal data of the application bugs after deployment or release, it shows there are various EDC application bugs found from several clients of PT XYZ. This problem is caused by weaknesses in the software testing process carried out at PT XYZ so that bugs are still found that affect the functional EDC application after the deployment process.
In this research, the maturity level of the software testing process at PT XYZ was assessed using the TMMi framework. Assessment is based on level 2 TMMi which consists of 5 process area. The authors determines the priority of the testing process improvement based on the results of the assessment. Priority determination in this study was conducted by pareto diagram analysis of the weaknesses category along with the number of weak specific practices contained in it. Furthermore, recommendations for improving the testing process are composed using the PDCA method based on predetermined priorities.
From the results of the assessment, the maturity level of the testing process achieved by PT XYZ is TMMi`s maturity level 1. In this research, the priority order of improvement was also produced according to the category of weaknesses. There are a number of weak specific practices from each category of weaknesses that must be met to improve the testing process at PT XYZ. The recommendations compiled in this study are aimed at each of these weak specific practices. Moreover, recommendations are arranged in accordance with the priority order of improvement so it can be used as a solution to improve the testing process in PT XYZ."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>