Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Alif Abhinaya
"Kabupaten Pangandaran merupakan satu dari 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Potensi terbesar pariwisata yang dimiliki Kabupaten Pangandaran adalah wisata alam baik objek wisata pantai maupun sungai. Objek wisata di Kabupaten Pangandaran yang bervariasi memicu terbentuknya pola pergerakan wisatawan. Namun, dari banyaknya objek wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran, kunjungan wisatawan hanya terkonsentrasi di beberapa wisata saja. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pola pergerakan wisatawan dan hubungannya dengan faktor pengaruhnya yaitu motivasi wisatawan, pengalaman berkunjung, aksesibilitas, dan daya tarik wisata. Analisis yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis statistik menggunakan metode crosstab. Hasil didapatkan bahwa di Kabupaten Pangandaran terbentuk empat jenis pola pergerakan wisatawan yaitu single point, base site, stopover, dan chaining loop. Pola pergerakan chaining loop merupakan yang paling banyak terbentuk sedangkan pola pergerakan single point yang paling sedikit. Dari hasil pengolahan dan analisis data, motivasi wisatawan, pengalaman berkunjung, aksesibilitas, dan daya tarik wisata memiliki hubungan dengan pola pergerakan wisatawan yang terbentuk di Kabupaten Pangandaran.

Pangandaran Regency is one of the 88 National Strategic Tourism Areas (KSPN) located in West Java Province. The greatest tourism potential of Pangandaran Regency lies in it’s natural attractions, including both beach and river tourism destinations. The diverse range of tourist attractions in Pangandaran Regency has led to the formation of various tourist movement patterns. However, despite the numerous tourist attractions available in Pangandaran Regency, tourist visits are only concentrated in a few specific destinations. This research aims to examine the patterns of tourist movement and their relationship with influencing factors, namely tourist motivation, visiting experience, accessibility, and tourist attractions. The analysis employed spatial analysis and statistical analysis using the crosstab method. The results revealed that four types of tourist movement patterns were formed in Pangandaran Regency: single point, base site, stopover, and chaining loop. The chaining loop movement pattern was the most commonly observed, while the single point pattern was the least frequent. From the data processing and analysis, it was found that tourist motivation, visiting experience, accessibility, and tourist attractions are related to the formation of tourist movement patterns in Pangandaran Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhisky Anastasya
"Pariwisata tidak hanya sebatas tentang objek dan daya tarik wisata, namun juga tentang perpindahan wisatawan dari daerah asal menuju daerah tujuan wisata. Perpindahan wisatawan menunjukkan adanya pergerakan dari satu objek wisata menuju objek wisata lainnya yang dapat mengindikasikan adanya interaksi antar objek wisata. Ketidakmerataan pergerakan wisatawan disebabkan oleh faktor dari wisatawan dan faktor dari karakteristik objek wisata. Wisatawan yang mengunjungi objek wisata memiliki karakteristik berbeda-beda. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola pergerakan wisatawan dan hubungannya dengan karakteristik wisatawan di Kabupaten Boyolali. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasi crosstab. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari pergerakan wisatawan, daerah asal wisatawan, dan karakteristik wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan di Kabupaten Boyolali didominasi oleh wisatawan yang berasal dari Kabupaten Boyolali dengan rentang usia 17 – 25 tahun dan berstatus sebagai mahasiswa. Wisatawan umumnya sudah pernah mengunjungi Kabupaten Boyolali sebelumnya (repeaters), menggunakan motor sebagai moda transportasi, dan memiliki motivasi fisik dalam melakukan perjalanan wisata. Pola pergerakan yang mendominasi wisatawan di Kabupaten Boyolali adalah tipe single pattern. Objek wisata alam umumnya dikunjungi oleh wisatawan dengan tipe pergerakan single point dan base site. Objek wisata minat khusus umumnya dikunjungi oleh wisatawan dengan tipe pergerakan stop over dan chaining loop. Sementara itu, tidak terdapat tipe pergerakan wisatawan yang dominan pada objek wisata budaya karena minimnya kunjungan wisatawan pada objek wisata budaya di Kabupaten Boyolali. Terdapat hubungan antara daerah asal wisatawan dan pemilihan moda transportasi dengan tipe pergerakan wisatawan di Kabupaten Boyolali. Wisatawan yang berasal dari Kabupaten Boyolali cenderung memiliki tipe pergerakan single pattern dan wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Boyolali cenderung memiliki tipe pergerakan multiple pattern. Wisatawan dengan pilihan moda transportasi motor cenderung memiliki tipe pergerakan single pattern dan wisatawan dengan pilihan moda transportasi mobil dan bus sewaan cenderung memiliki tipe pergerakan multiple pattern. Sementara itu, tidak terdapat hubungan antara motivasi wisatawan dan pengalaman berkunjung dengan tipe pergerakan wisatawan di Kabupaten Boyolali.

Tourism is not only about objects and tourist attractions, but also about tourist movement from their areas of origin to tourist destinations. The tourist movement shows a movement from one tourist attraction to another which can indicate an interaction between tourist attractions. The uneven movement of tourists is caused by factors from tourists and factors from tourist attractions’ characteristic. Tourists who visit tourist attractions have different characteristics. The purpose of this study is to determine the pattern of tourist movement and its relationship with the tourist characteristics in Boyolali Regency. This study used quantitative approach with crosstab correlation analysis. The variables in this study consisted of tourist movements, area of origin of the tourists, and tourism characteristics. The results showed that tourists in Boyolali Regency were dominated by tourists from Boyolali Regency with an age range of 17-25 years and status as a student. Tourists generally have visited Boyolali Regency before (repeaters), use motorbikes as a mode of transportation, and have physical motivation to travel. The movement pattern that dominates tourists in Boyolali Regency is the single pattern type. Natural tourism objects are generally visited by tourists with single point and base site movement types. Special interest attractions are generally visited by tourists with stop over and chaining loop types of movement. Meanwhile, there is no dominant type of tourist movement in cultural tourism objects because of the lack of tourist visits to cultural tourism objects in Boyolali Regency. There is a relationship between the area of origin of tourists and the choice of transportation mode with the type of tourist movement in Boyolali Regency. Tourists from Boyolali Regency tend to have a single pattern movement type and tourists from outside Boyolali Regency tend to have multiple pattern movement types. Tourists with a choice of motorized transportation modes tend to have a single-pattern type of movement and tourists with a choice of rental car and bus transportation modes tend to have multiple-pattern movement types. Meanwhile, there is no relationship between tourist motivation and visiting experience with the type of tourist movement in Boyolali Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Poppy Marlina Monica
"[ABSTRAK
Pariwisata tidak hanya sekedar objek dan daya tarik wisata tetapi juga tentang perpindahan wisatawan dari tempat tinggal menuju tempat wisata. Ketidakmerataan pergerakan wisatawan disebabkan oleh faktor karakteristik objek wisata yang dikunjungi dan faktor wisatawan itu sendiri. Penelitian ini mengkaji pola keruangan pergerakan wisatawan dan faktor yang mempengaruhi pergerakan wisatawan dengan analisis keruangan dan analisis korelasi chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola keruangan wisatawan single pattern tidak bergerak ke berbagai arah dan pergerakannya paling terbatas dibandingkan dengan wisatawan multiple pattern. Sedangkan pola keruangan wisatawan multiple pattern tidak hanya mampu bergerak ke berbagai arah objek wisata alam dengan jarak fisik yang bervariasi tetapi juga berbagai jenis objek wisata alam. Wisatawan dengan sub-tipe stopover paling luas bergerak dibandingkan chaining loop dan base site dengan menjangkau hampir seluruh objek wisata alam pada jarak yang dekat hingga jauh. Sedangkan wisatawan dengan sub-tipe base site memiliki luas ruang gerak yang paling terbatas dibandingkan stopover dan chaining loop dengan bergerak pada jarak yang dekat. Faktor yang mempengaruhi pergerakan wisatawan di Kabupaten Malang adalah aksesibilitas, atraksi objek wisata, daerah asal wisatawan, lama kunjungan di objek wisata, pilihan moda transportasi, motivasi wisatawan dan pengalaman berkunjung. Sedangkan faktor jumlah teman seperjalanan tidak mempengaruhi pergerakan wisatawan di Kabupaten Malang.

ABSTRACT
Tourism is not just objects and tourist attraction but also tourist movement from their homes to tourist attractions. Inequality tourist movements caused by characteristic of tourist attraction and tourist itself. This study examines the spatial pattern of tourist movement and the factors that affect the movement of tourist with spatial analysis and statistical correlation analysis. The results showed that the spatial pattern of single type is not moving in different directions and the most limited movement than the multiple pattern. While the spatial pattern of multiple type is not only able to move into different directions with varying physical distances but also various types of natural attractions. Sub-type of the multiple: stopover, tourist with sub-type stopover not only has the most widely move than chaining loop and base site but also reach almost all the natural attractions in near and far distance. While tourist with sub-type base site has the most limited space than stopover and chaining loop also moving in near distance. Tourist movement in Malang influenced by accessibility of natural destination, attraction of natural destination, origin of tourists, duration of visits in natural attractions, modes of transportation, tourist motivation and experience of visited. Meanwhile the number of tourist companion is a factor that not affect a tourist movement in Malang.
, Tourism is not just objects and tourist attraction but also tourist movement from their homes to tourist attractions. Inequality tourist movements caused by characteristic of tourist attraction and tourist itself. This study examines the spatial pattern of tourist movement and the factors that affect the movement of tourist with spatial analysis and statistical correlation analysis. The results showed that the spatial pattern of single type is not moving in different directions and the most limited movement than the multiple pattern. While the spatial pattern of multiple type is not only able to move into different directions with varying physical distances but also various types of natural attractions. Sub-type of the multiple: stopover, tourist with sub-type stopover not only has the most widely move than chaining loop and base site but also reach almost all the natural attractions in near and far distance. While tourist with sub-type base site has the most limited space than stopover and chaining loop also moving in near distance. Tourist movement in Malang influenced by accessibility of natural destination, attraction of natural destination, origin of tourists, duration of visits in natural attractions, modes of transportation, tourist motivation and experience of visited. Meanwhile the number of tourist companion is a factor that not affect a tourist movement in Malang.
]"
2015
S60763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmadea Ghafari
"Kota Bogor merupakan kota yang pariwisatanya sedang dikembangkan pada saat ini. Dalam upaya pengembangan pariwisata di Kota Bogor, diperlukan penelitian yang mengkaji tentang pola pergerakan wisatawan di Kota Bogor, dan faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif keruangan untuk mengetahui pola pergerakan, analisis statistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan, dan analisis cross tabulation untuk mengetahui hubungan antara pola pergerakan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi objek wisata di Kota Bogor bergerak dengan 4 jenis pergerakan, yaitu pola single point, base Site, stop over, dan chaining loop, dengan mayoritas wisatawan yang bergerak dengan jenis pergerakan single pattern. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan, mayoritas wisatawan yang berwisata ke Kota Bogor berusia 18-25 tahun, berasal dari wilayah Jabodetabek, berjenis kelamin perempuan, merupakan repeater atau wisatawan yang sebelumnya telah mengunjungi Kota Bogor, memiliki motivasi restorasi, dan berwisata bersama keluarga. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan sendiri seperti faktor geografis, demografis, dan perilaku, didapatkan bahwa, walaupun seluruh wisatawan yang dikaji pada penelitian ini mewakili seluruh kategori yang tercantum pada semua faktor yang mempengaruhi pola pergerakan, tetapi tetapi hampir keseluruhan dari mereka tetap bergerak dengan pola single point  dan Base Site.

Bogor City is a city whose tourism is currently being developed. In an effort to develop tourism in the City of Bogor, research is needed that examines the patterns of tourist movements in the City of Bogor, and the factors that influence tourist characteristics. This study uses descriptive spatial analysis to determine movement patterns, statistical analysis to determine the factors that influence tourist characteristics, and cross tabulation analysis to determine the relationship between movement patterns and the factors that influence the factors that influence tourist characteristics. The results of this study indicate that tourists visiting tourist attractions in Bogor City move with 4 types of movement, namely single point, base site, stop over, and chaining loop patterns, with the majority of tourists moving with a single pattern type of movement. From the factors that influence the characteristics of the tourists, the majority of tourists visiting Bogor City are aged 18-25 years, come from the Greater Jakarta area, are female, are repeaters or tourists who have previously visited Bogor City, have restoration motivation, and are traveling with family. For the factors that influence the tourist characteristic such as geographic, demographic, and behavioral factors, it was found that, although all tourists studied in this study represent all categories listed on all factors that influence movement patterns, almost all of them still move with single point pattern and base site."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
"ABSTRACT
Mangrove merupakan vegetasi yang hidup di daerah pesisir dan berhubungan langsung dengan keadaan dan kondisi perairan laut. Umumnya, tumbuh di daerah tepi pantai, muara, dan sungai. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sebaran mangrove berdasarkan kondisi fisik perairan dan melihat luasan mangrove, serta mengaitkannya dengan kondisi hutan mangrove. Penelitian ini menggunakan Landsat 8 dengan software ArcMap 10.1 untuk mengindetifikasi sebaran mangrove dan metode yang digunakan adalah Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk melihat kerapatan vegetasi mangrove. Kondisi fisik perairan yang digunakan antara lain: salinitas, suhu permukaan air laut, pH air, substrat tanah, dan pasang surut, sedangkan kondisi hutan mangrove yang diteliti antara lain: kerapatan, ketebalan, dan spesies mangrove. Sehingga dengan demikian, penelitian ini dapat mengaitkan kondisi fisik perairan dan kondisi hutan mangrove dengan sebarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hutan mangrove Bojongsalawe memiliki suhu permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan mangrove di Batukaras dan Nusawiru karena populasi mangrove yang lebih sedikit dibandingkan dengan kedua hutan mangrove lainnya, namun hutan mangrove Bojongsalawe dan Nusawiru memiliki pH yang lebih tinggi dengan nilai kisaran antara 6,6-6,9 dibandingkan dengan hutan mangrove Batukaras yang memiliki nilai kisaran antara 6,3-6,6. Hal ini dikarenakan hutan mangrove Bojongsalawe dan hutan mangrove Nusawiru berada di muara yang mengalir menuju Sungai Cijulang dan anak sungai Cialit.

ABSTRACT
Mangrove is a vegetation that live in the coastal region and directly related to the circumstances and condition of the waters of the sea. Generally, growing in coastal areas, estuaries, and rivers. This research aims to understand the distribution of mangroves on the basis of the physical condition of waters and view the mangrove area, as well as associated it with the conditions of the mangrove forests. This research uses Landsat 8 with ArcMap software 10.1 for mangrove and distribution mengindetifikasi method used is the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) to see mangrove vegetation density. The physical condition of waters which are used, among others: salinity, surface temperature of sea water, the pH of the water, the soil substrate, and ups and downs, while the condition of the mangrove forests that are examined include: density, thickness, and mangrove species. This study can relate the physical condition of the waters and the condition of the mangrove forest to its distribution. The results of this study indicate that Bojongsalawe mangrove forest has a higher surface temperature compared to mangrove forests in Batukaras and Nusawiru because the mangrove population is less than the other two mangrove forests, but the mangrove forests of Bojongsalawe and Nusawiru have a higher pH with a range between 6,6-6,9 compared to Batukaras mangrove forest which has a range between 6.3-6.6. This is because the mangrove forests of Bojongsalawe and Nusawiru mangrove forests are in the estuary which flows towards the Cijulang River and the Cialit tributary."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisyah Rahmadini
"ABSTRAK
Pariwisata tidak hanya sekedar objek dan daya tarik wisata tetapi juga tentang perpindahan wisatawan dari tempat tinggal menuju tempat wisata. Wisata minat khusus merupakan kegiatan wisata yang memiliki fokus kegiatan yang lebih spesifik. Di Kabupaten Sukabumi sendiri terdapat dua sungai yang sudah terkenal untuk dijadikan destinasi wisata minat khusus arung jeram yaitu Sungai Cicatih dan Sungai Citarik. Penelitian ini mengkaji pola keruangan pergerakan wisatawan dan factor apa yang mempengaruhi pergerakan wisatawan dengan analisis keruangan dan analisis korelasi chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola keruangan terbentuk karena perbedaan dimensi ruang yang dimiliki kedua sungai. Tipe pergerakan wisatawan single pattern tidak bergerak ke berbagai arah dan pergerakannya paling terbatas dibandingkan dengan wisatawan multiple pattern dan complex. Tipe pergerakan wisatawan ini terbentuk karena dipengaruhi oleh factor pengaruh. Dari nilai yang dihasilkan atraksi objek wisata, motivasi wisatawan serta lamanya kunjungan wisatawan di suatu atraksi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pergerakan wisatawan, sedangkan daerah asal dan jumlah teman seperjalanan tidak mempengaruhi pergerakan wisatawan di Sungai Citarik dan Cicatih.

ABSTRACT
Tourism is not just a tourist attraction and attraction but also about the movement of tourists from places of residence to tourist attractions. One category that is quite popular with tourists today is rafting. In Sukabumi Regency, there are two rivers that are well-known for being a special tourist destination for white water rafting, namely Cicatih River and Citarik River. This study examines the pattern of tourist movements and how factors influence tourist movements by spatial analysis and chi-square correlation analysis. The results showed that the spatial pattern are formed due to differences in the dimensions of the space owned by the rivers. Type of single pattern travelers did not move in various directions and the movement was the most limited compared to tourists multiple pattern and complex. This type of tourist movement is formed because it is influenced by influence factors. From the value of tourist attraction attractions, tourist motivation and the length of tourist visits at an attraction have a considerable influence on the movement of tourists, while the area of ​​origin and number of traveling companions does not affect the movement of tourists in the Citarik and Cicatih Rivers.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Syahrani
"ABSTRAK
Tunawisma akan mencari lokasi tempat tinggal/shelter yang nyaman bagi dirinya. Dari tempat tinggal tersebut juga akan mempengaruhi pergerakan yang mereka hasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang karakteristik lokasi yang dipilih tunawisma sebagai tempat tinggal dan bagaimana pergerakan dihasilkan. Dengan metode kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam kepada informan tunawisma, dan juga disertai dengan pengamatan. Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pola pergerakan tunawisma dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lokasi dan keadaan shelter, kelompok, cuaca, dan jenis pekerjaan tunawisma. Tunawisma akan memilih lokasi yang banyak diakses masyarakat agar penghasilannya lebih besar, dan akan tinggal di penggunaan lahan berupa perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana pendidikan dan di sekitar jalan arteri dan kolektor. Pola pergerakan yang dihasilkan pun beragam, dipengaruhi oleh kelompok dan jenis pekerjaan tunawisma.

ABSTRACT
Homeless will be looking for a place of shelter that is comfortable for them. Their shelter will also affect the movement that they produce. This research aims to acknowledge the characteristics of choosing a location to stay and the movement that they produce. The analytical methods used in this research is qualitative methods, which is done by in-depth interview to the informant (homeless), and also observation. The results of this research explains that the condition of a location to stay, weather, peer group and also type of homeless?s job determine their movement and the choice of their shelter. They will choose a busy place to make a higher income, and they will live in a commercial, office, education centre, and around the artery and colector road in choosing the location to stay. A movement produced vary depending on their peer group and type of their activity and job."
2016
S65296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Heriyadi
"Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang rawan bencana tsunami, BPBD Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Ciamis menyelenggarakan fasilitasi desa tangguh bencana di Desa Pangandaran dan Desa Panajung. Penelitian ini menganalisis lima aspek dari Twigg (2007) mengenai masyarakat tangguh bencana, yaitu: pemerintah, asesmen resiko, pendidikan dan pengetahuan, manajemen resiko dan pengurangan kerentanan, serta kesiapsiagaan dan respon bencana. Temuan penelitian menunjukkan bahwa lima aspek tersebut tidak sepenuhnya terlaksana karena adanya kesenjangan antara dokumen-dokumen perencanaan dan kebijakan desa. Selain itu, FKDM bentukan dari hasil fasilitasi tersebut intensitas kegiatannya semakin berkurang, sehingga upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi resiko bencana tidak dapat terlaksana.

Ciamis regency belongs to the riskiest tsunamy area so that BPBD of West Java and Ciamis organize to facilitate disaster resilient villages in Pangandaran and Pananjung. This research is trying to analyze Twigg's (2007) five aspects of disaster resilient community i.e., governance, risk assessment, knowledge and education, risk management and vulnerability reduction, disaster preparedness and response. The research found that not all of the five aspect implement due to the gap between document planning and local government policy. Additionally, the activity of FKDM which was formed through facilitating process is decreasing so that the community empowering can not be accomplished."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T42726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Heriyadi
"Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang rawan bencana tsunami, BPBD
Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Ciamis menyelenggarakan fasilitasi
desa tangguh bencana di Desa Pangandaran dan Desa Panajung. Penelitian ini
menganalisis lima aspek dari Twigg (2007) mengenai masyarakat tangguh
bencana, yaitu: pemerintah, asesmen resiko, pendidikan dan pengetahuan,
manajemen resiko dan pengurangan kerentanan, serta kesiapsiagaan dan respon
bencana. Temuan penelitian menunjukkan bahwa lima aspek tersebut tidak
sepenuhnya terlaksana karena adanya kesenjangan antara dokumen-dokumen
perencanaan dan kebijakan desa. Selain itu, FKDM bentukan dari hasil fasilitasi
tersebut intensitas kegiatannya semakin berkurang, sehingga upaya pemberdayaan
masyarakat dalam mengurangi resiko bencana tidak dapat terlaksana.

Ciamis regency belongs to the riskiest tsunamy area so that BPBD of West Java
and Ciamis organize to facilitate disaster resilient villages in Pangandaran and
Pananjung. This research is trying to analyze Twigg's (2007) five aspects of
disaster resilient community i.e., governance, risk assessment, knowledge and
education, risk management and vulnerability reduction, disaster preparedness and
response. The research found that not all of the five aspect implement due to the
gap between document planning and local government policy. Additionally, the
activity of FKDM which was formed through facilitating process is decreasing so
that the community empowering can not be accomplished.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T42726
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Ainun Mi`raj
"Wilayah Pantai Pangandaran, Jawa Barat terletak di zona subduksi antara dua lempeng yang menyebabkan rawan terhadap bencana tsunami. Wilayah Pantai Pangandaran pernah mengalami gempa bumi besar pada 17 Juli 2006 silam yang menyebabkan tsunami. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kerentanan desa-desa pesisir Kecamatan Parigi terhadap tsunami berdasarkan kepadatan penduduk, penduduk rentan, dan kelompok umur rentan dan menganalisis efektivitas jalur evakuasi tsunami di desa-desa pesisir Kecamatan Parigi berdasarkan persepsi masyarakat. Metode analisis weighted overlay digunakan dalam penelitian ini untuk melihat kerentanan sosial terhadap bencana tsunami. Analisis deskriptif digunakan untuk menilai efektivitas jalur evakuasi tsunami berdasarkan persepsi masyarakat setempat. Desa dengan tingkat kerentanan sosial terendah adalah Desa Cibenda dengan nilai 279,1. Desa dengan tingkat kerentanan sosial tertinggi adalah Desa Parigi dengan nilai 966,0. Jalur evakuasi di Desa Cibenda yang paling efektif adalah jalur 4, Desa Ciliang adalah jalur 7, dan Desa Karangjaladri adalah jalur 10 dan 12 berdasarkan pendapat masyarakat setempat.

Pangandaran coast region, West Java located in subduction zone between two plates which makes it prone to tsunami disaster. On 17th July 2006, Pangandaran coast region experienced an earthquake that led to tsunami. The purpose of this research is to analyze social vulnerability of villages in Parigi subdistrict coast and the effectiveness of tsunami evacuation route. Overlay analysis method is used to determine the value of social vulnerability. Descriptive analysis is used to determine the effectiveness of tsunami evacuation route. Cibenda village has the lowest social vulnerability value with 279.1. Parigi village highest social vulnerability value with 966.0. The most effective evacuation route in Cibenda village is evacuation route number 4, while in Ciliang village is evacuation route number 7, and in Karangjaladri village is evacuation route number 10 and 12."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>