Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 249240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Jessica Apulina
"Penyakit gigi dan mulut yang dialami oleh anak usia dini disebabkan oleh banyak faktor, namun kondisi kesehatan gigi dan mulut ini dapat dicegah serta diobati pada tahap awal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi ibu dalam melakukan upaya pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak usia dini berdasarkan Health Belief Models. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman pertanyaan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2022-Januari 2023 pada 16 informan meliputi 6 informan utama dan 2 informan dari Sekolah X, 6 informan utama dan 2 informan kunci dari PAUD Y. Hasil Penelitian menunjukkan perilaku pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan ibu kepada anaknya adalah menyikat gigi, mengurangi makanan dan minuman manis, dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/kesakitan terhadap penyakit gigi dan mulut, persepsi manfaat dan hambatan untuk melakukan perilaku tersebut, memiliki kemampuan melakukan perilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya yang berasal dari kesadaran diri, pengalaman terkena penyakit gigi, dukungan orang sekitar, dan program sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan perilaku ibu dalam mengupayakan pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak.

Oral diseases experienced by young children are caused by many factors, but these oral health conditions can be prevented and treated at an early stage. The purpose of this study was to analyze parent's perceptions in carrying out preventive actions for young children's oral health issues based on the Health Belief Models. This study used a qualitative approach with a case study design. Data collection was carried out by in-depth interviews using question guidelines carried out in December 2022-January 2023 on 16 informants including 6 main informants and 2 informants from School X, 6 main informants and 2 key informants from PAUD Y. The results showed that the preventive behavior of oral health issues carried out by parents to their children was brushing teeth, reducing sugary foods and drinks, and regular checks to the dentist. These behaviors are influenced by perceptions of susceptibility and perceptions of severity to oral and dental disease, perceptions of benefits and barriers to performing these behaviors, having the self-efficacy to perform these behaviors, and the presence of cues to action which come from self-awareness, experience of dental disease, support from surrounding people, and school’s programs. For this reason, it is necessary to improve parental behavior in seeking to prevent children's oral health issues."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiati Nur Wahyuni
"Tujuan : Mengetahui hubungan attitude, social normsm perceived behavior control terhadap kemauan intention ibu menyikat gigi anak usia 36-71 bulan.
Metode: Desain studi ini adalah eksperimental menggunakan kuesioner TPB yang sudah dilakukan uji reabilitas. Subjek penelitian ini adalah 172 pasangan ibu dan anak usia 36-71 bulan yang dipilih melalui metode purposive sampling. Status kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut anak dinilai berdasarkan pemeriksaan dmf-t, status perdarahan gingiva, dan pemeriksaan indeks plak. Selain itu, guru memberikan dental health education kepada ibu selama 4 sesi dalam 1 bulan dan sikat gigi bersama selama 3 bulan.
Hasil : reabilitas internal kuesioner TPB Cronbach?s alpha =0,735. Hasil korelasi positif antara social norms norms of family dan norms of expert terhadap intention ibu menyikat gigi anak r= 0,6; r=0,43 serta peningkatan status OHIS anak dan penurunan secara signifikan status perdarahan gingiva anak.
Kesimpulan : Adanya hubungan antara social norms terhadap intention ibu menyikat gigi anak usia 36-71 bulan. Dental health education yang diberikan oleh guru PAUD efektif dalam meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan gigi dan mulut serta kebiasaan baik dalam kebersihan gigi dan mulut serta pada siswa pendidikan anak usia dini.

Objective: Association between attitude, social norms, and perceived behavior control to mother s intention to brush teeth of child age 36 71 month.
Methods: The study is conducted through community trial. Subjects of the study are 172 mothers and children aged 36 71 months who are selected through purposive sampling. The subjects oral health and hygiene condition are assessed by measuring the dmf t index, plaque index and gingival bleeding state. The teachers give education to the mothers for 4 sessions in a month and joint tooth brushing program in three months.
Results: internal reability test of TPB questionnaire Cronbachs alpha 0,735. There is improvement of children s OHIS state and significant decrease in gingival bleeding. The main result is significant positive correlation between social norms norms of family and norms of expert with mothers intention to brush teeth of child age 36 71 month.
Conclusion: There is association between social norms and mothers intention to brush teeth of child age 36 71 month. dental health education given by teacher improving dental and oral health status and oral hygiene in children and improving mothers knowledge, attitude, and action.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Hartini Sundoro
"Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh minum air susu ibu dan minum susu dengan botol terhadap terjadinya karies pada gigi sulung, dengan subyek anak usia 3-5 tahun di Posyandu dari 5 wilayah di DKI Jakarta. Sebanyak 105 anak diperiksa gigi-giginya untuk mengetahui frekuensi, def-t dan def-s rata-rata, keparahan karies yang diukur dengan klasifikasi Ochiai (1963), serta urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies. Kebiasaan minum susu sejak lahir ditanyakan kepada ibu-ibu subyek. Ternyata 92.38% dari subyek menderita karies dengan def-t rata-rata 8.28 dan def-s rata-rata 19.62. Pada anak yang minum air susu ibu frekuensi karies dan rata-rata def-t dan def-s lebih tinggi dibandingkan dengan minuet susu dengan botol. Demikian pula ukuran keparahan karies, yang ditunjukkan dengan banyaknya penderita karies kelas 4. Namun dengan perhitungan statistik keparahan karies antara yang minum ASI, minum susu botol, dan kombinasi ASI dan botol, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Sedang urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies antara yang minum air susu ibu dan susu botol adalah sama; yaitu permukaan proksimal, kemudian permukaan halus, dan yang terakhir permukaan oklusal."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewanti
"ABSTRAK
Karies pada anak usia sekolah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan dan kesadaran pentingnya perawatan kesehatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada
anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif. Responden penelitian berjumlah 156 anak usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok. Pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak
usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok (p value: 0,013). Penelitian ini merekomendasikan institusi kesehatan, institusi pendidikan, dan orang tua untuk meningkatkan muatan informasi terkait kesehatan gigi dan perawatan gigi pada anak usia sekolah sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi

abstract
Caries in school-age children increases every year. One of the factors that affects the dental caries are knowledge and awareness of the importance dental health care. The aims of this study are to determine the relationship between the levels of dental health knowledge with the behavior of doing dental care. This study used descriptive correlative design. Sample of this study are 142 school age children in SDN Pondok Cina 4 Depok. Stratified random sampling is used as the sampling
techniques. The results of this study showed that there is a significant relationship between level of dental health knowledge with dental care behavior of school-age children in SDN Pondok Cina 4 Depok (p value: 0.013). The study recommends to health care institutions, educational institutions, and parents to enhance the information content related to dental health and dental care at school-age children to prevent the occurrence of dental caries."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42783
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana
"Pada anak usia sekolah, kesehatan gigi memerlukan perhatian khusus. Karena pada usia ini gigi susu digantikan oleh gigi permanen. Menurut Depkes (2006), derajat kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia tergolong rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan gigi pada anak sekolah.
Penelitian ini dilakukan di SDN Cikande Permai dengan jumlah responden 61 orang yang terdiri dari 30 anak kelas 5 dan 33 anak kelas 4. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan menggunakan instrumen kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini rnenyimpulkan bahwa anak yang memiliki perawatan gigi baik sebesar 54,l%. Ada hubungan bermakna antara motivasi anak dengan perawatan gigi anak (P value= 0,018; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara peran orangtua dengan perawatan gigi anak (P value= 0,225; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara cara menggosok gigi dengan perawatan gigi anak (P value= 0,693; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara frekuensi menggosok gigi dengan perawatan gigi anak (P value= 0,095; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara keterjangkauan pelayanan kesehatan dengan perawatan gigi anak (P value= 0,16; a=0,005). Dari pembahasan diketahui ada faktor lain yang mempengaruhi perawatan gigi anak, oleh karena itu sebaiknya penelitian yang mendatang meneliti faktor-faktor tersebut."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5584
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Bunga Annisa
"Latar Belakang: Karies gigi sulung atau Early Childhood Caries (ECC) merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak diderita anak-anak di dunia. Di Indonesia, karies diderita oleh 45,5% anak kelompok usia 3-4 tahun dan 90,2% oleh anak kelompok usia 5-9 tahun. Jika dibiarkan tidak dirawat, karies gigi sulung dapat menyebabkan sakit, bengkak, abses, gangguan mengunyah, dan meningkatkan risiko karies pada gigi tetap. Kondisi tersebut memerlukan perawatan di dokter gigi. Adanya pandemi COVID-19 yang ditransmisikan melalui aerosol dan droplet, membuat perawatan di dokter gigi jadi terbatas. Kondisi kesehatan gigi dan mulut anak tidak lepas dari peran orang tua sebagai pengasuh. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) bagi orang tua untuk meningkatkan pengetahuan terkait pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak di rumah sebagai upaya pencegahan karies gigi sulung. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, sebelum dan setelah pemberian KIE dengan media audiovisual secara daring. Metode: Dilakukan penelitian secara daring dengan desain studi eksperimental. Sebanyak 44 orang tua dengan anak usia 3-6 tahun yang terdaftar di TK di Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner sebelum dan setelah diberikan KIE dengan media audiovisual secara daring melalui aplikasi video conference selama 3 menit. Hasil: analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak setelah diberikan KIE dengan media audiovisual secara daring. Kesimpulan: Media audiovisual secara daring dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak pada masa pandemi COVID-19.

Background: Early Childhood Caries (ECC) represents as most common oral health
disease of children worldwide. In Indonesia, caries found in percentage of 45,5% of
children between 3 and 4 years of age, and 90, 2% of children between 5 to 9 years of
age. Dental caries can lead to pain, swelling, dental abscess, masticatory dysfunction, and
increase risk for caries development in permanent dentition if left untreated. Those
condition are necessary for dental treatment at dental practices. The emergence of
COVID-19 pandemic results in limitation of dental services. Parents as caregiver plays a
fundamental role in maintaining their children oral health care. Therefore, it is important
to provide an adequate communication, information, and education for the parents to raise
their knowledge on children oral health care at home as ECC prevention strategy.
Objectives: To assess the difference of parental knowledge on children oral health care,
before and after online communication, information, and education using audio visual
media. Methods: This experimental study comprised of 44 parents with children of age
3 to 6 years old kindergartens at Setia Budi, South Jakarta who were selected randomly
to fill out the questionnaire before and after online communication, information, and
education using audio visual media via video conference platform for 3 minutes. Results:
Data analysis showed significant differences of parental knowledge on children oral
health care after online communication, information, and education using audio visual
media. Conclusion: Online audio visual media could improve the parental knowledge
on children oral health care during COVID-19 pandemic.
Background: Early Childhood Caries (ECC) represents as most common oral health disease of children worldwide. In Indonesia, caries found in percentage of 45,5% of children between 3 and 4 years of age, and 90, 2% of children between 5 to 9 years of age. Dental caries can lead to pain, swelling, dental abscess, masticatory dysfunction, and increase risk for caries development in permanent dentition if left untreated. Those condition are necessary for dental treatment at dental practices. The emergence of COVID-19 pandemic results in limitation of dental services. Parents as caregiver plays a fundamental role in maintaining their children oral health care. Therefore, it is important to provide an adequate communication, information, and education for the parents to raise their knowledge on children oral health care at home as ECC prevention strategy. Objectives: To assess the difference of parental knowledge on children oral health care, before and after online communication, information, and education using audio visual media. Methods: This experimental study comprised of 44 parents with children of age 3 to 6 years old kindergartens at Setia Budi, South Jakarta who were selected randomly to fill out the questionnaire before and after online communication, information, and education using audio visual media via video conference platform for 3 minutes. Results: Data analysis showed significant differences of parental knowledge on children oral health care after online communication, information, and education using audio visual media. Conclusion: Online audio visual media could improve the parental knowledge on children oral health care during COVID-19 pandemic.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Herawati
"Data epidemiologi surveilan harus memiliki nilai validitas dan reliabilitas tinggi. Indek CAST berpotensi sebagai alat penilaian epidemiologi karies gigi. Perawat gigi termasuk tenaga pelaksana upaya kesehatan gigi dalam program skrining. Tujuan: mendapatkan tingkat kesesuaian antara perawat gigi dan dokter gigi dalam menilai kebutuhan perawatan karies gigi anak umur 6-12 tahun menggunakan indek CAST. Uji diagnostik pendekatan crossectional pada 95 anak 6-12 tahun, pemeriksaan klinik, analisis pearson korelasion, ICC dan ROC. Tingkat kesesuaian antar pengamat baik (ICC 0,59-0,97). Sensitivitas dan spesifisitas cukup baik (sensitivitas 70-100%), dan spesifisitas (51-100%). Perawat gigi dapat menjadi salah satu tenaga epidemiologi suveilans dalam penilaian kebutuhan perawatan karies menggunakan indek CAST.

Epidemiological surveillance data should have high values in validity and reliability. Index CAST were a potential epidemiology tools for dental caries assessment. Dental nurses are the executive personnel for screening programs in dental health care. To get the compatibility between dentists and dental nurses in assessing care needs of dental caries by using CAST index in children 6-12 years old.Diagnostic test with Cross Sectional approach, samples consists of 95 children between 6-12 years old, clinical examination, and all data analyzed by Pearson correlation, ICC and ROC tests respectively. There are good level of concordance between the observers (ICC 0.59 to 0.97) and the sensitivity and specificity values were good enough (sensitivity 70-100%) and specificity (51- 100%). Dental nurse can be one of the surveillance epidemiologists in the assessment of dental caries care needs by using CAST index.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Rahdelita
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kebiasaan NSB dengan dimensi lengkung gigi dan gangguan TMJ pada anak usia 3-5 tahun. Responden NSB dikelompokan dalam 2 kelompok, yaitu anak dengan durasi NSB kelompok kurang dari 3 tahun, dan anak dengan durasi NSB kelompok lebih dari 3 tahun. Kuesioner kwalitatif disampaikan kepada ibunya sebagai penetapan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi sehingga perhitungan kwantitatif dilakukan dengan pengukuran model cetakan lengkung gigi dan pemeriksaan auskultasi TMJ. Hasil perhitungan uji statistik menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara NSB dan dimensi lengkung gigi. Menunjukan terdapat hubungan bermakna antara NSB dan dimensi lengkung gigi pada LLGP rahang atas dengan kekuatan korelasi negatif sedang (0,400 < r < 0,600; p < 0,05), pada PLGP rahang atas dengan kekuatan korelasi positif sedang (0,400 < r < 0,600; p < 0,05) dan pada LLGP rahang bawah dengan kekuatan korelasi positif sangat kuat (0,8 < r < 1; p < 0,05). Hasil uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara NSB dan gangguan TMJ menunjukan terdapat hubungan bermakna antara NSB dan buka mulut dengan kekuatan korelasi positif sedang (0,400 < r < 0,600; p < 0,05), dan terdapat hubungan bermakna antara NSB dan bunyi sendi dengan kekuatan korelasi positif kuat (0,600 < r < 0,800; p < 0,05).

ABSTRACT
This research was conducted to acknowledge the NBS habits with dental arch dimension and TMJ disorders in children of 3-5 years. NSB respondents were grouped into 2 groups, which are children with NSB duration of less than 3 years, and children with the NSB duration of more than 3 years. The questionnaire was delivered to their mother as a qualitative determination of respondents who fit the criteria of inclusion. The quantitative measurement was done with dental arch model and TMJ auscultation. Statistical analyze was using Pearson correlation test to determine the relationship between NSB and the dimensions of the dental arch. The result showed there was a significant relation between NSB and the width posterior upper arch with moderate negative correlation strength (0.400 "
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karamoy, Youla
"Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah kesehatan gigi dan mulut. Keadaan gigi dan mulut anak usia 12 tahun sangat rentan. Tujuannya menganalisis status kesehatan gigi dan mulut dihubungkan dengan kualitas hidup anak menggunakan COHIP-SF versi Indonesia. Penelitian analitik dengan desain cross-sectional, pada 300 anak usia 12 tahun, wawancara dan pemeriksaan. Diketahui rerata DMF-T 2,51, rerata PUFA 0,49 gigi perorang, dan OHI-S 1,70. Terdapat hubungan yang bermakna antara DMF-T dengan COHIP-SF versi Indonesia(rs=-0,1, p=0,017), PUFA(rs=-0,16, p=0,005) dan OHI-S(rs=-0,16, p=0,004) dengan COHIP-SF versi Indonesia. Kesimpulannya semakin baik status kesehatan gigi anak maka kualitas hidup anak akan semakin baik.

One the factors that affect the quality of life is the dental oral health. Especially the condition of teeth and mouth child 12 years of age are particularly vulnerable. Objective:To analyze the dental health status linked to the quality of life of children using COHIP-SF Indonesian version. Methods:The study analytic with cross-sectional design, the 300 children, interview and examination. Results:The mean DMF-T 2.51, PUFA 0.49, OHI-S 1.70. There is a significant association between the DMF-T (rs=-0.1;p=0.017), PUFA(rs=-0.16;p=0.005), OHI-S (rs=- 0,16;p=0.004) with COHIP-SF Indonesian version. Conclusion:The better the dental health status of children, is the quality of life the children will be better.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harini Soemartono
"Gigi molar pertama tetap adalah gigi yang paling peka terhadap karies, sehingga pada anak sering di jumpai gigi molar pertama tetapnya telah mengalami kerusakan yang cukup berat. Sehubungan dangan hal tersebut telah diupayakan berbagai cara untuk mencegah karies pada gigi tetap, terutama pada gigi molar pertama, karena erupsinya paling awal. Salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan menutup pit dan fisur, karena biasanya karies dimulai dari daerah tersebut. Untuk penelitian ini digunakan semen glass ionomer.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana semen glass- ionorner dapat mencegah karies pit dan fisur gigi molar pertama tetap dan sejauh mana semen tersebut dapat bertahan di dalam fit dan fisur gigi molar tetap pertama. Subjek penelitian adalah gigi molar pertama tetap siswa sekolah dasar TRISULA Salemba Tengah kelas I, II. III. dengan- usia 6 - 9 tahun. Sejumlah 69 anak telah terpilih untuk diteliti. Setiap anak di lakukan penutupan pit dan fisur pada 2 gigi molar pertama tetap atas dan bawah secara silang, sehingga seluruh gigi perlakuan 138 buah. Sedang 2 gigi yang lain dipergunakan sebagai kontrol."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>