Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Ananda
"Evaluasi Penggunaan Obat atau EPO adalah kegiatan yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan obat dalam rangka menjamin obat yang digunakan sesuai dengan infikasi, efektif, aman, serta rasional sehingga dapat memberikan manfaat dalam rangka perbaikan pola pada penggunaan obat berkelanjutan dengan berdasarkan bukti. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) secara kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk melihat ketepatan penggunaan obat yang dilakukan berdasarkan kriteria penggunaan obat, sehingga EPO yang dilakukan secara kualitatif dapat dilakukan dengan adanya evaluasi Penggunaan Obat Rasional (POR) yang merupakan upaya untuk melakukan evaluasi kerasionalan penggunaan obat di Puskesmas dengan pedoman indikator peresepan pada WHO sedangkan secara kuantiatif dilakukan dengan metode ATC/DDD dan DU90% yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Kalideres dengan penggunaan data obat periode Juli – Desember 2021 dengan hasil yang telah memenuhi target pemerintah dengan persentase >70% dan obat-obatan yang berada pada segmen DU 90%, yaitu Kaptopril tablet 25 mg, Metformin tablet 500 mg, Parasetamol tab 500 mg, Omeprazol kapsul 20 mg, dan Asam askorbat tablet 500 mg.

Evaluation of Drug Use or EPO is an activity used to evaluate drug use in order to ensure that the drug used is in accordance with the indications, effective, safe, and rational so that it can provide benefits in order to improve patterns of sustainable drug use based on evidence. Quantitative Drug Use Evaluation (EPO) is a method used to see the accuracy of drug use which is carried out based on the criteria for drug use, so that EPO which is carried out qualitatively can be carried out with an evaluation of Rational Drug Use (POR) which is an attempt to evaluate the rationality of drug use at the Health Center with guidelines on prescribing indicators at WHO while quantitatively carried out using the ATC/DDD and DU90% methods carried out by the Kalideres District Health Center using drug data for the period July - December 2021 with results that have met the government's target with a percentage of > 70% and drugs drugs that are in the 90% DU segment, namely Captopril tablets 25 mg, Metformin tablets 500 mg, Paracetamol tablets 500 mg, Omeprazole capsules 20 mg, and Ascorbic Acid tablets 500 mg. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Nur Aura Islami
"Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif wilayah kerjanya. Laporan tugas khusus ini memiliki tujuan untuk mengetahui tujuan dan sistem pelaporan Penggunaan Obat Rasional dan memperoleh serta mengevaluasi data Penggunaan Obat Rasional bulan Agustus 2022 pada Puskesmas Kelurahan Tengah yang berada di wilayah Kecamatan Kramat Jati. Penggunaan Obat Rasional (POR) merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk memastikan efektivitas, keamanan, dan biaya yang terjangkau untuk pengobatan yang didapatkan masyarakat pada fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya pada puskesmas. Indikator pencapaian POR di puskesmas meliputi persentase penggunaan antibiotik pada pasien ISPA non pneumonia dan diare non spesifik, persentase penggunana injeksi pada pasien myalgia, serta rerata jumlah item obat yang diresepkan untuk ketiga diagnosis tersebut. Berdasarkan hasil rekapitulasi data POR di Puskesmas Kelurahan Tengah periode Agustus – Oktober 2022, dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik untuk pasien ISPA non pneumonia dan pasien myalgia dianggap rasional karena masing-masing persentase penggunaannya dibawah nilai maksimal persyaratannya, yaitu masing-masing ≤20% dan ≤ 1%. Sedangkan penggunaan antubiotik untuk diare non spesifik dianggao tidak rasional karena persentase penggunaannya tidak memenuhi persayaratan penggunaannya, yaitu ≥ 8%.

Puskesmas is a health service that organizes community health efforts and individual health efforts at the first level, with more priority on promotive and preventive efforts in their working areas. This special assignment report has the aim of knowing the goals and reporting system for Rational Drug Use and obtaining and evaluating data on Rational Drug Use for August 2022 at the Puskesmas Kelurahan Tengah in the Kramat Jati District area. Rational Drug Use (POR) is a policy that aims to ensure effectiveness, safety, and affordable costs for treatment that the community gets at health care facilities, one of which is at the puskesmas. Indicators for achievement of POR at puskesmas include the percentage of antibiotic use in patients with non-pneumonic ARI and non-specific diarrhea, the percentage of injection users in myalgia patients, and the average number of drug items prescribed for the three diagnoses. Based on the results of the recapitulation of POR data at the Puskesmas Kelurahan Tengah for the period August – October 2022, it can be concluded that the use of antibiotics for non-pneumonic ARI patients and myalgia patients is considered rational because the percentage of use for each is below the maximum requirement, namely ≤20% and ≤ respectively 1%. Meanwhile, the use of antibiotics for non-specific diarrhea is considered irrational because the percentage of use does not meet the requirements for use, namely ≥ 8%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Audrew Johnson Budianto
"Puskesmas berperan sebagai penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia dengan program-program seperti Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan, termasuk Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan untuk memelihara kesehatan peserta BPJS Kesehatan dengan penyakit kronis. Penelitian ini mengevaluasi data resep pasien Poli PTM di Puskesmas Kecamatan Kalideres selama Januari dan Februari 2023 untuk memperoleh pola penggunaan obat dan pemenuhan obat pada pasien PROLANIS, dengan fokus pada pasien lanjut usia dan polifarmasi. Evaluasi menunjukkan penurunan penggunaan obat dan tekanan darah yang menandakan perbaikan kondisi pasien, serta tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan dianggap memuaskan.

The Public Health Center (Puskesmas) is a primary healthcare provider system in Indonesia, offering comprehensive healthcare services and government-mandated health programs such as Public Health Efforts and Individual Health Efforts. One of its managed programs is the Chronic Disease Management Program (PROLANIS), aimed at maintaining the health of BPJS Kesehatan participants with chronic diseases to achieve optimal quality of life while ensuring effectiveness and efficiency in healthcare service expenditures. This study evaluates prescription data from the Non-Communicable Disease (PTM) Clinic at Kalideres District Health Center during January and February 2023 to analyze medication usage patterns and compliance among PROLANIS patients, focusing on elderly patients and polypharmacy. The evaluation reveals a decrease in medication usage and blood pressure, indicating patient improvement, with satisfactory medication adherence observed among patients at Kalideres Public Health Center.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- CoV-2) (Shereen, Khan, Kazmi, Bashi, & Siddique, 2020) Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya Kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotive dan preventif, untuk mencapai derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Tatalaksana pengobatan pasien COVID-19 di Indonesia mengacu pada Pedoman Tatalaksana COVID-19 edisi 4 yang diterbitkan pada bulan Januari 2022. Puskesmas Ps. Rebo memiliki 320 pasien COVID-19 pada bulan Januari hingga Maret 2022. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan penggunaan antimikroba, mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam alur penanganan pasien COVID-19, dan mengevaluasi penatalaksanaan pasien COVID-19 di Puskesmas Ps. Rebo. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa 1. Antimikroba yang digunakan pada pasien COVID-19 di Puskesmas Ps. Rebo adalah favipiravir (80,3%); azitromisin (9,8%); oseltamivir (0,8%); ciprofloxacin (0,8%); amoxicillin (0,8%).

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus (Shereen, Khan, Kazmi, Bashi, & Siddique, 2020) Community Health Centers are health care facilities which organizes community health efforts and individual health efforts at the first level, by prioritizing promotive and preventive efforts, to achieve the highest degree of public health in their working area (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2014). The management of the treatment of COVID-19 patients in Indonesia refers to the 4th edition of the Guidelines for the Management of COVID-19 which was published in January 2022. The Ps. Rebo had 320 COVID-19 patients from January to March 2022. This research was conducted to describe the use of antimicrobials, identify problems that occur in the flow of handling COVID-19 patients, and evaluate the management of COVID-19 patients at the Ps Health Center. Rebo. Based on the research, it can be concluded that 1. Antimicrobials used on COVID-19 patients at the Ps. Rebo is favipiravir (80.3%); azithromycin (9.8%); oseltamivir (0.8%); ciprofloxacin (0.8%); amoxicillin (0.8%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Peningkatan persentase resistensi antimikroba (AMR) yang cukup tinggi di Indonesia disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang tidak tepat, terutama dalam pelayanan kesehatan. Salah satu cara untuk mengatasi AMR adalah dengan mengoptimalkan penggunaan antibiotik. Maka dari itu, diperlukan evaluasi penggunaan antibiotik di fasilitas pelayanan kesehatan untuk memastikan optimalisasi penggunaan antibiotik tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi penggunaan antibiotik secara kuantitatif dengan metode ATC/DDD di Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu pada periode 2021. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder berupa Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) periode 2021 milik Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu yang diperoleh dari arsip LPLPO di Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2022 berdasarkan jenis antibiotik, rute pemberian, dan klasifikasi ATC yang telah ditetapkan oleh WHO. Setelah itu dihitung total kekuatan antibiotik yang digunakan, serta analisis kuantitatif menggunakan metode DDD/1000 penduduk/hari. Berdasarkan persentase pemakaian dan nilai DDD/1000 penduduk/hari, lima antibiotik yang paling banyak digunakan yaitu Amoksisilin (52,78%; 0,4284 DDD), Azitromisin (18,86%; 0,1531 DDD), Siprofloksasin (8,08%; 0,0655 DDD), Sefadroksil (5,85%; 0,0475 DDD), dan Doksisiklin (5,09%; 0,0413 DDD). Jumlah total penggunaan antibiotik di Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu selama tahun 2021 yaitu sebesar 6228,80 DDD dan 0,8116 DDD/1000 penduduk/hari.

The increase in the percentage of antimicrobial resistance (AMR) in Indonesia is relatively high and primarily caused by inappropriate use of antimicrobials, especially in healthcare services. One way to address AMR is by optimizing the use of antibiotics. Therefore, it is necessary to evaluate the use of antibiotics in healthcare facilities to ensure their optimal use. This study quantitatively evaluated antibiotic usage using the ATC/DDD method at the Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu during the period 2021. Data collection was done retrospectively using secondary data, specifically the Drug Use and Request Form (LPLPO) for 2021, obtained from the archives of the Puskesmas Kecamatan Jatinegara. The data were processed using Microsoft Excel 2022, categorized by antibiotic type, administration route, and WHO-established ATC classification. Subsequently, the total antibiotic strength used was calculated, and quantitative analysis was performed using the DDD/1000 inhabitants/day method. Based on the percentage of usage and DDD/1000 inhabitants/day values, the five most commonly used antibiotics were Amoxicillin (52.78%; 0.4284 DDD), Azithromycin (18.86%; 0.1531 DDD), Ciprofloxacin (8.08%; 0.0655 DDD), Cefadroxil (5.85%; 0.0475 DDD), and Doxycycline (5.09%; 0.0413 DDD). The total amount of antibiotics used at the Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu in 2021 was 6228.80 DDD and 0.8116 DDD/1000 inhabitants/day."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shellinna Kurniawati
"Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Penggunaan obat dapat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik yang dapat dicapai dengan melakukan penulisan resep obat sesuai dengan Formularium Nasional ataupun Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). Dengan adanya evaluasi kesesuaian peresepan obat, fasilitas kesehatan dapat mengetahui tingkat kepatuhan peresepan obat yang dapat membantu fasilitas pelayanan kesehatan dalam memaksimalkan anggaran perencanaan dan pengadaan obat secara efektif sehingga dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif. Kesesuaian peresepan obat terhadap Formularium Nasional untuk pasien rawat jalan Puskesmas Kecamatan Kalideres pada bulan Januari hingga Februari 2023 dapat dikatakan baik dengan dicapainya persentase kesesuaian sebesar 94,02%. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian peresepan obat antara lain tidak adanya ketersediaan atau alternatif obat lain yang dapat digunakan, kurangnya pengetahuan dokter mengenai obat-obat dan aturan peresepan yang terdapat di dalam Formularium Nasional, dan adanya kemungkinan pasien dengan keadaan darurat yang membutuhkan obat di luar dari Formularium Nasional. Beberapa obat yang diresepkan tidak sesuai dengan Formularium Nasional untuk pasien rawat jalan Puskesmas Kecamatan Kalideres pada bulan Januari hingga Februari 2023 adalah Gliseril Guaiakolat 100 mg; Ambroksol 30 mg; Loratadin 10 mg; Piroksikam 10 mg; Gentamisin Salep Kulit 0,1%; Deksametason 0,5 mg; Vitamin C 1000 mg; Asiklovir Krim 5%; Borak Gliserol (GOM); Klorfeniramin Maleat 4 mg; dan Asetilsistein 200 mg.

The Public Health Center is the first level health facility that prioritizes promotive and preventive efforts. Drug use can be said to be rational if the patient receives the right drug for clinical needs, in a dose that meets the needs for a sufficient period of time, and at an affordable cost, which can be achieved by writing a drug prescription in accordance with the National Formulary or the National List of Essential Medicines. With the conformity evaluation of drug prescriptions, health facilities can determine the level of compliance with drug prescriptions which can assist health service facilities in maximizing the budget for planning and procuring drugs effectively. This research was conducted using a retrospective descriptive method. The suitability of drug prescriptions against the National Formulary for outpatients at the Kalideres District Health Center from January to February 2023 is categorized as good with a percentage of 94.02%. Some factors that cause drug prescription discrepancies include the unavailability or alternative drugs, doctor's lack of knowledge about drugs and the prescribing rules contained in the National Formulary, and patients' emergencies that need drugs outside the National Formulary. Some of the drugs prescribed are not in accordance with the National Formulary for outpatients at the Kalideres District Health Center from January to February 2023 are Glyceryl Guaiacolat 100 mg; Ambroxol 30 mg; Loratadine 10 mg; Piroxicam 10 mg; Gentamicin Skin Ointment 0.1%; Dexamethasone 0.5 mg; Vitamin C 1000mg; Acyclovir Cream 5%; Borax Glycerol; Chlorpheniramine Maleate 4 mg; and Acetylcysteine 200 mg."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Theresa
"Puskesmas merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berfokus pada pelayanan atau upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Dalam rangka upaya pembangunan kesehatan, puskesmas diharapkan untuk menerapkan kegiatan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) dan Penggunaan Obat Rasional (POR) yang merupakan salah satu implementasi dari Rencana Aksi Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian tahun 2020-2024 oleh Direktorat Pelayanan Kefarmasian. Salah satu capaian dari kegiatan ini meliputi gambaran terkait pola penggunaan obat pada suatu kasus atau suatu waktu tertentu misalnya untuk mencegah timbulnya Anti-Microbial Resistance (AMR) akibat adanya penggunaan antibiotik yang tidak rasional sehingga upaya dalam POR ini masih terus ditingkatkan. Oleh karena itu, pembuatan tugas khusus PKPA ini dilakukan berkaitan dengan evaluasi penggunaan obat (EPO) yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif untuk melihat profil penggunaan obat rasional (POR) di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada periode Januari – Juni 2021 yang diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas. Penelitian ini dilakukan terkait Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD serta DU90%, dan kualitatif untuk menilai Penggunaan Obat Rasional (POR). Berdasarkan pengamatan dan pengerjaan laporan tugas khusus Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Kalideres diperoleh bahwa profil penggunaan 5 obat teratas pada pasien di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada periode Januari – Juni 2021 adalah Kaptopril tab 25 mg, Metformin tab 500 mg, Vitamin C tab 50 mg, Parasetamol tab 500 mg, dan Omeprazol kapsul 20 mg dengan penggunaan obat yang sudah rasional dengan target capaian kinerja POR > 70%.

Public Health Centre is a first-level health service facility that focuses on promotive and preventive services or efforts in its working area. In the framework of health development efforts, Public Health Centre are expected to implement Drug Use Evaluation and Rational Drug Use activities which are one of the implementations of the Action Plan for Pharmaceutical Service Improvement Activities 2020-2024 by the Directorate of Pharmaceutical Services. One of the achievements of this activity includes an overview regarding the pattern of drug use in a particular case or at a certain time, for example to prevent the emergence of Anti-Microbial Resistance (AMR) due to irrational use of antibiotics so that efforts in this Rational Drug Use are still being improved. Therefore, the creation of this apothecary internship special task was carried out in relation to the evaluation of drug use which was carried out quantitatively and qualitatively to see the profile of rational drug use at the Kalideres Public Health Center in the period January - June 2021 which is expected to be used as an evaluation in improve health services in the their area. This research was conducted regarding the Evaluation of Drug Use quantitatively using the ATC/DDD method and DU90%, and qualitatively to assess Rational Drug Use. Based on observations, it was found that the profiles of the top 5 drug use in patients at the Kalideres Public Health Center in the period January - June 2021 are Captopril tab 25 mg, Metformin tab 500 mg , Vitamin C tab 50 mg, Paracetamol tab 500 mg, and Omeprazole capsule 20 mg with the use of drugs that are already rational with the target of Rational Drug Uses > 70%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Kurniawati
"Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, dewasa ini masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2007), Angka kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup. penyebab AKI di Indonesia dikelompokan ke dalam penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan penyebab mendasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Komponen yang di evaluasi meliputi: komponen input (kompetensi bidan, sarana dan prasarana), proses (pelaksanaan 11T oleh bidan, masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal ) serta komponen output (meningkatnya kepatuhan dan cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan).
Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang, Kalimantan Barat pada tahun 2012. Sebagai informan penelitian adalah bidan yang memberikan pelayanan antenatal.Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, Diskusi Group Terarah dan Observasi.

Maternal mortality is one of health indicator,that still high if it be compared with maternal mortality in ASEAN countries. According to Demography and Indonesian Health Survey 2007, maternal mortality rate is 228/100.000 live births and infant mortality rate 34/1000 live births, The cause of maternal mortality in Indonesia consist of direct causes and indirect causes.
This research aims is to know the implementation of 11-T in antenatal care by midwives that use qualitative research. The component that will be evaluated are input components (Midwives competency, infrastructure), Process components (Implementation of 11-T of midwives, problem encountered in 11-T implementation) and output components (increased compliance and coveraged the pregnant women visit in health care service).
The location of this research in working area of Middle Singkawang Public Health Center Singkawang city West Kalimantan in year 2012. The informant of this research are midwives that give antenatal care.The Data aggregation are by depth interviews, Focus group discussion and observation."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Roesdiana
"Banyaknya pasien yang datang ke IGD pada masa pandemi COVID-19 dan adanya perubahan Panduan Praktik Klinis yang cepat dapat mempengaruhi pola penggunaan obat di IGD RSUI sehingga perlu dilakukan evaluasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan melihat gambaran deskriptif dari perubahan pola penggunaan obat di Instalasi Gawat Darurat untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien di IGD RSUI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif. Studi dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD WHO (DDD/100 hari rawat) dan secara kualitatif dengan melihat profil DU90% serta kesesuaiannya dengan Formularium Nasional. Sampel penelitian diambil dari data rekapitulasi pengeluaran obat di IGD periode Januari 2020 - Desember 2022. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah data pengeluaran obat pasien dewasa usia ≥ 18 tahun yang tercatat sebagai pasien IGD dan obat yang memiliki kode ATC/DDD. Jumlah keseluruhan sampel penelitian adalah 15.981 data pengeluaran obat. Jenis obat yang banyak digunakan di IGD RSUI yaitu parasetamol, omeprazol dan asetilsistein. Penggunaan obat untuk pasien di IGD RSUI pada tahun 2020, 2021 dan 2022 secara berturut-turut sebesar 387,59 DDD/100 hari rawat; 316,81 DDD/100 hari rawat dan 349,35 DDD/100 hari rawat. Jumlah obat yang menyusun segmen DU90% pada tahun 2020, 2021 dan 2022 secara berturut-turut sebanyak 36, 42 dan 35 jenis obat. Kesesuaian penggunaan obat di IGD RSUI pada tahun 2020-2022 dengan Formularium Nasional belum memenuhi standar (≥80%) dengan rata-rata kesesuaian sebesar 74,66%. 

The large number of patients who visit Emergency Department (ED) during COVID-19 pandemic and rapid changes in Clinical Practice Guideline can affect the pattern of drug use in ED of RSUI so that it needs to be evaluated. This study was conducted to evaluate and see a descriptive overview of changes in drug use patterns in ED to improve quality of patient care. This study used a cross sectional study design with retrospective data collection. The study was conducted quantitatively using WHO ATC/DDD method (DDD/100 patient days) and qualitatively using DU90% profile and its suitability with the National Formulary. The research sample was taken from recapitulation data of drug dispensing in ED for January 2020 - December 2022. The inclusion criteria in this study were drug dispensing data for adult patients aged ≥ 18 years and drugs that had ATC / DDD codes. Total number of research samples was 15.981 data. The types of drugs that are commonly used in ED of RSUI are paracetamol, omeprazole and acetylcysteine. The use of drugs for patients in ED of RSUI in 2020, 2021 and 2022 amounted to 387,59 DDD/100 patient days; 316,81 DDD/100 patient days and 349,35 DDD/100 patient days, respectively. The number of drugs that make up the DU90% segment in 2020, 2021 and 2022 are 36, 42 and 35 types of drugs, respectively. The suitability of drug use in ED of RSUI in 2020-2022 with National Formulary has not reached the standard (≥80%) with an average suitability of 74,66%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrah Puspita
"Penggunaan obat yang tidak rasional banyak terjadi di fasilitas kesehatan, terlebih pada masa pandemi Covid-19. Rumah Sakit Universitas Indonesia yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 berpotensi mengalami penggunaan obat yang tidak rasional. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan obat dan melihat gambaran deskriptif dari penggunaan obat guna meningkatkan kualitas pelayanan pasien rawat inap di RSUI.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif. Studi dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) dan secara kualitatif dengan melihat profil DU 90% serta kesesuaiannya dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat II. Sampel penelitian diambil dari rekapitulasi pengeluaran obat rawat inap periode Januari – November 2020.
Kriteria inklusi dari penelitian ini ialah data pengeluaran obat usia dewasa (18-60 tahun), jenis obat dengan sediaan oral dan parenteral, dan obat yang memiliki kode ATC/DDD. Jumlah sampel penelitian ini adalah 341 data pengeluaran obat. Jenis obat yang banyak diresepkan yaitu omeprazol (24,21%) dan asetilsistein (12,72%). Pasien yang banyak diresepkan yaitu laki-laki sebanyak 54,52% dan pasien berusia 45 – 60 tahun 32,42%. Penggunaan obat untuk pasien rawat inap di RSUI Januari - November 2020 sebesar 4.420,92 DDD/100 hari rawat. Jumlah obat yang menyusun segmen 90% sebanyak 16 obat.

Irrational use of drugs has occurred in many health facilities, especially during Covid-19 pandemic. Rumah Sakit Universitas Indonesia which is one of the Covid-19 referral hospitals, has potential for irrational of drug use This research was conducted to evaluate drug use and see a descriptive overview of drug use in order to improve the quality of inpatient services at RSUI.
This research used a cross-sectional study design with retrospective data collection. The quantitative method used in this research is the Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) method and also use the qualitative method by looking at the 90% DU profile and observed the suitability of drug use with the National Formulary for Level II Health Facilities. The research sample was taken from the recapitulation of inpatient dispensed drugs for period January - November 2020.
The inclusion criteria of this study were data on dispensed drug for adult age (18-60 years old), drugs with oral and parenteral route of administration, and drugs that have ATC/DDD code. The number of samples used in this research is 341 dispensed drugs. Types of drugs that were mostly prescribed are omeprazole (24,21%) and acetylcysteine (12,72%). Patients who were mostly prescribed are male for 54.52% and patients aged 45-60 years old for 32.42%. The use of drugs for inpatients at the RSUI for period January – November 2020 is 4.420,92 DDD/100 days of hospitalization. The number of drugs that make up the 90% segment is 16 drugs.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>