Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arini Cyndwiana Prastiwi
"Setiap fasilitas kesehatan diwajibkan melakukan pengukuran dan evaluasi mutu sesuai dengan indikator secara rutin. Menurut PMK No. 129 tahun 2008, SPM waktu tunggu di unit rawat jalan yaitu ≤ 60 menit. RSUI merupakan RS-PTN kelas B yang berlokasi di Depok. Hasil capaian indikator waktu tunggu rawat jalan RSUI masih dibawah 80% dan berdasarkan studi pendahuluan data rekam medik, waktu tunggu di poli penyakit dalam yaitu 122 menit. Poli penyakit dalam termasuk kedalam Indikator minimal ketersediaan pelayanan di unit rawat jalan dan memiliki jumlah pasien yang besar di RSUI namun sering mendapat keluhan waktu tunggu. Penelitian dilakukan secara time motion di poli penyakit dalam dengan membagi jenis pembayaran yaitu BPJS Kesehatan, Asuransi, dan Umum. Pengambilan data melalui observasi, wawancara, telaah dokumen, dan CDMG. Kriteria inklusi pasien yaitu pasien accidental jam 07.00-14.00 yang sudah membuat perjanjian dan bersedia diikuti selama pelayanan. Analisis data menggunakan metode Lean Six Sigma dengan tahapaan DMAI dan RCA Hasil penelitian yaitu perhitungan terbesar berada pada proses pelayanan registrasi pasien BPJS dengan VA 7,88% dan NVA 92,12%, serta pelayanan di ruang konsul dokter penyakit dalam dengan VA 14,20% dan NVA 85,80%. Rekomendasi yang dapat diberikan kepada rumah sakit dibagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang.

Every health facility is required to carry out quality measurements and evaluations according to indicators on a regular basis. According to PMK No. 129 of 2008, the SPM waiting time in the outpatient unit is ≤ 60 minutes. RSUI is a class B PTN Hospital located in Depok. The achievement indicator for outpatient waiting time at RSUI is still below 80% and based on a preliminary study of medical record data, the waiting time at the internal medicine polyclinic is 122 minutes. Internal medicine poly is included in the minimum indicator of service availability in the outpatient unit and has many patients at RSUI but often gets complaints of waiting time. The research was carried out in time motion in the internal medicine polyclinic by dividing the types of payments, namely BPJS Health, Insurance and General. Data collection through observation, interviews, document review, and CDMG. The patient inclusion criteria were accidental patients at 07.00-14.00 who had made an appointment and were willing to be followed during the service. Data analysis used the Lean Six Sigma method with DMAI and RCA stages. The results of the study showed that the largest calculation was in the BPJS patient registration service process with VA 7.88% and NVA 92.12%, as well as services in the consulting room of internal medicine doctors with VA 14.20% and NVA 85.80%. Recommendations that can be given to hospitals are divided into short term and long term."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Arimby
"Waktu tunggu merupakan salah satu indikator dari mutu pelayanan di rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pelayanan rawat jalan poli penyakit dalam di RS Simpangan Depok melalui pendekatan Lean Six Sigma (LSS). Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan data yang didapatkan melalui pengamatan dan pencatatan waktu (time motion) dalam setiap tahapan proses rawat jalan, penggalian informasi secara mendalam kepada informan dan pertanyaan terbuka kepada tiga puluh enam responden serta telaah dokumen. Pemilihan informan dilakukan menggunakan teknik purposive sampling dan dilakukan wawancara terbuka kepada pasien untuk mendapatkan value dari perspektif customer. Data yang didapatkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan faktor penyebab lamanya waktu tunggu pelayanan di rawat jalan dengan menggunakan fishbone diagram sehingga dapat diberikan rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan oleh rumah sakit. Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Juni-Juli 2023 didapatkan rata-rata waktu tunggu pelayanan di rawat jalan adalah 03:05:23 (dengan nilai VAR 10%) yang berarti masih kurang dari 30% dan dikategorikan sebagai Un-Lean. Beberapa faktor penyebab terjadinya waste adalah keterlambatan dokter, keterbatasan SDM, prosedur rawat jalan kurang praktis, belum ada penerapan e-resep, dan keterbatasan sarana prasarana.

Waiting time is one indicator of the quality of outpatient services. This study aims to analyze the process of outpatient internal medicine services at Simpangan Depok Hospital through the Lean Six Sigma (LSS) approach. The design of this study was qualitative with data collection obtained through observation and recording of time (time motion) in each stage of the outpatient process, in-depth exploration of informants and open-ended questions to thirty-six respondents as well as document review. Informants were selected using a purposive sampling technique and open interviews were conducted with patients to obtain value from a customer perspective. The data obtained is then analyzed to obtain the factors causing the long waiting time for outpatient services using a fishbone diagram so that recommendations for improvements can be given by the hospital. The results of research conducted in June-July 2023 found that the average waiting time for outpatient services was 03:05:23 (with a VAR value of 10%), which means that it is still less than 30% and is categorized as Un-Lean. Some of the factors that cause waste are delays in doctors, limited human resources, less practical outpatient procedures, no e-prescription implementation, and limited infrastructure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elina Waiman
"Rumah sakit perlu menjaga mutu layanan yang diberikan kepada pasien. Waktu tunggu rawat jalan merupakan salah satu indikator mutu yang diukur oleh rumah sakit. Rerata waktu tunggu di Klinik Penyakit Dalam Charitas Hospital Palembang yang mencapai target hanya sebesar 54%. Penelitian ini merupakan penelitian operasional eksperimental untuk melihat bagaimana upaya perbaikan dengan penerapan Metode Lean Six Sigma (LSS) dapat mereduksi waktu tunggu pasien rawat jalan. Upaya perbaikan berupa penerapan sistem perjanjian dan simplifikasi alur pasien rawat jalan sesuai future state map dilakukan rumah sakit pada April 2021 sampai dengan Januari 2022. Data waktu tunggu pasien rawat jalan sebelum upaya perbaikan diambil dari sistem informasi dan manajemen rumah sakit (SIMRS) pada Maret 2021, sedangkan data sesudah upaya perbaikan diambil dari Februari sampai Maret 2022, dengan 222 subjek pada masing-masing kelompok. Terdapat reduksi waktu tunggu pasien rawat jalan sesudah upaya perbaikan, yaitu secara keseluruhan subjek sebesar 11% dari 79 menit menjadi 69 menit meskipun tidak bermakna secara statistik (p=0,110). Pada subjek tanpa pemeriksaan penunjang terdapat reduksi waktu tunggu pasien rawat jalan sebesar 16% dari 77 menit menjadi 65 menit (p=0,016), pada subjek dengan pemeriksaan laboratorium dari 151 menit menjadi 124 menit (p=0,176), dan pada subjek dengan pemeriksaan radiologi dari 120 menit menit menjadi 90 menit. Terdapat reduksi waktu tunggu rawat jalan berdasarkan definisi SPM sebesar 29%, yaitu dari 58 menit menjadi 41 menit (p=0,002). Terdapat 26% subjek dengan sistem perjanjian yang datang terlambat. Subjek yang datang terlambat dilakukan relokasi slot, yaitu mengisi slot kosong sesuai antrian pasien yang sudah datang. Apabila dilakukan analisis terhadap subjek yang datang tepat waktu saja, didapatkan adanya reduksi median waktu tunggu pasien rawat jalan sebesar 13%, yaitu dari 79 menit menjadi 69 menit (p=0,014) dan reduksi waktu tunggu rawat jalan berdasarkan SPM sebesar 36%, yaitu dari 58 menit menjadi 37 menit (p=0,000). Khusus pada kelompok pasien dengan pemeriksaan laboratorium, terjadi pengurangan variasi alur cabang dan proporsi pasien yang menjalani alur cabang (p=0,000), serta pengurangan frekuensi kunjungan ke kasir lebih dari satu kali. Rancangan upaya perbaikan yang disusun berdasarkan metode LSS bermanfaat dalam mereduksi waktu tunggu pasien rawat jalan, mengurangi variasi alur cabang di rawat jalan, dan menurunkan defek, dengan komitmen dari pimpinan rumah sakit, dokter, staf, dan pasien. Evaluasi berkala dan perbaikan berkesinambungan perlu dilakukan agar kontinuitas reduksi waktu tunggu pasien rawat jalan dapat berlangsung.

Hospital should maintain good quality of care for its patients. Outpatient waiting time is a quality indicator measured by hospital. Only 54% of outpatient waiting time in Internal Medicine Clinic of Charitas Hospital Palembang meets the standard. An experimental study was conducted to examine how Lean Six Sigma (LSS) Methodology would reduce outpatient waiting time. Improvement project comprised of appointment system and outpatient flow simplification was conducted from April 2021 to January 2022. Pre-implementation data was taken from hospital information system on March 2021 and post- implementation data from February to March 2022, with a sample size of 222 subjects in each group. There was an 11% reduction in overall median outpatient waiting time i.e, from 79 minutes to 69 minutes eventhough statistically insignificant (p=0.110), with 16% reduction from 77 minutes to 65 minutes in subjects without ancillary examination (p=0.016), 18% reduction from 151 minutes to 124 minutes in those with laboratory examination (p=0.176), and 25% reduction from 120 minutes to 90 minutes in those with radiology examination. There was a 29% reduction from 58 minutes to 41 minutes in median outpatient waiting time as defined by government minimal standard of care (p=0.002). As many as 26% subjects with appointment system came late, which were then relocated to the available slots. Comparison was conducted between waiting time before intervention and after intervention in groups of appointment patients who came on-time and resulted in a 13% reduction of median outpatient waiting time from 79 minutes to 69 minutes (p=0,014) as well as a 36% reduction in waiting time as defined by government minimal standard of care from 58 minutes to 36 minutes (p=0,000). In subjects with laboratory examination, there was a reduction in the number of patients undergoing branch lines flow (p=0.000). Improvement project designed using LSS methodology is beneficial in reducing outpatient waiting time, variation in outpatient flow, and defect, especially when supported by commitment of hospital leaders, doctors, staffs, and patients. Regular evaluation and continuous improvement are needed to ensure sustainable reduction of outpatient waiting time."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfrida Rooslanda Putri Venesha
"Lamanya waktu tunggu pelayanan pasien pulang rawat inap di RSUD KiSA Kota Depok mengakibatkan lamanya perpindahan pasien dari IGD yang diindikasi perlu rawat inap, serta lamanya proses pulang dapat meningkatkan infeksi nosokomial. Hal ini merupakan alasan pentingnya pemantauan proses pemulangan pasien yang selama ini belum pernah dilakukan, dan perlunya ditentukan target waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap. Tujuan penelitian adalah mengetahui implementasi Lean Six Sigma pada proses pasien pulang rawat inap dalam upaya perbaikan mutu pelayanan rawat inap di RSUD KiSA, dengan tahapan Define, Measure, Analyze, Improve dan Control berfokus pada penurunan aktivitas non value added serta pemborosan dengan meningkatkan aktivitas value added. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain action research, menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen, serta implementasi perbaikan proses pemulangan pasien rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan pendekatan Lean Six Sigma dapat diidentifikasi pemborosan tertinggi adalah waste waiting dan selanjutnya dilakukan upaya perbaikan waktu tunggu pelayanan pasien pulang rawat inap berfokus pada pengurangan kegiatan pemborosan. Kondisi awal proses pemulangan pasien diketahui ratio VA hanya 23,9% dan ratio NVA sebesar 76,1% dengan Lead Time 315,08 menit. Sehingga terjadi penurunan Lead Time menjadi 192,50 menit dengan peningkatan rasio VA menjadi 30,6%. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya penetapan alur proses pemulangan pasien serta dilakukan pemantauan waktu tunggu melalui indikator mutu unit rawat inap. Proses evaluasi dilakukan untuk menilai mutu layanan yang diberikan sudah memberikan manfaat bagi pasien dan operasional pelayanan rumah sakit.

The long waiting time for inpatient discharge services at the KiSA Hospital in Depok City results in a long transfer of patients from the emergency room who are indicated to need hospitalization, and the length of the discharge process can increase nosocomial infections. This is the reason for the importance of monitoring the patient discharge process which has never been done before, and the need to set a target waiting time for the inpatient discharge process. The research objective was to determine the implementation of Lean Six Sigma in the process of inpatient discharge in an effort to improve the quality of inpatient services at KiSA Hospital, with the Define, Measure, Analyze, Improve and Control stages focusing on reducing non-value added activities and waste by increasing value added activities. This study used a qualitative approach with an action research design, using in-depth interviews, observation and document review, as well as implementation of improvements to the process of inpatient discharge. The results showed that after the Lean Six Sigma approach was carried out, it was identified that the highest waste was waste waiting and further efforts were made to improve the waiting time for inpatient services focusing on reducing wasteful activities. The initial condition of the patient's discharge process is that the VA ratio is only 23.9% and the NVA ratio is 76.1% with a lead time of 315.08 minutes. So that there is a decrease in Lead Time to 192.50 minutes with an increase in the VA ratio to 30.6%. The recommendation from this study is the need to determine the flow of the patient discharge process and monitor waiting time through inpatient unit quality indicators. The evaluation process is carried out to assess the quality of services provided that have benefited patients and hospital service operations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Putri Utama
"Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien yang dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi. Salah satu standar mutu di Instalasi Farmasi berdasarkan SPM adalah waktu tunggu pelayanan obat. Standar waktu tunggu pelayanan obat yang ditetapkan oleh RS Hermina Bogor adalah obat jadi ≤10 menit dan obat racik ≤20 menit. Dalam pelaksanaannya, standar tersebut masih belum tercapai. Lean Six Sigma merupakan salah satu metode untuk memperbaiki suatu proses dalam berbagai industri salah satunya rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa waktu tunggu pelayanan obat dengan menggunakan metode Lean Six Sigma di Instalasi Farmasi rawat jalan RS Hermina Bogor. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja DMAIC. Analisis dilakukan dengan sampel 30 resep obat jadi dan 30 resep obat racik. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan observasi waktu tunggu pelayanan resep obat dan secara kualitatif dengan wawancara dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat jadi 21 menit dengan 37,4% kegiatan value added dan 62,6% kegiatan non value added, serta waktu tunggu pelayanan resep obat racik 48 menit dengan 36,2% kegiatan value added dan 63,8% kegiatan non value added. Dilakukan analisis akar penyebab masalah dan usulan perbaikan. Usulan perbaikan yang diberikn antara lain, perhitungan kebutuhan tenaga di tiap shift, menghitung beban kerja, merevisi kembali minimal stok apotek, dan menerapkan 5S pada area kerja.

Pharmacy services are direct and responsible services to patients related to pharmaceutical preparations which aim to improve the quality of life of patients carried out by Pharmacy Installation. One of the quality standards in Pharmacy Installation based on SPM is the waiting time for medicine services. The standard waiting time for drug services set by the Hermina Bogor Hospital for the non coction prescription is ≤10 minutes and for the concoction prescription is ≤20 minutes. In its implementation, these standards have not yet been reached. Lean Six Sigma is one method to improve a process in various industries, one of them is a hospital. This study aims to analyze the waiting time for prescription using the Lean Six Sigma method in the Pharmacy Installation Hospital Hermina Bogor. This study uses the DMAIC framework. The analysis was carried out with the non concotion and the concoction prescription each 30 sample. The study was conducted quantitatively by observing the waiting time for prescription and qualitatively by interviewing and reviewing documents. The results showed that the average waiting time for the non concoction is 21 minutes with 37.4% of value added and 62.6% activities for non value added activities, as well as waiting time for the concoction is 48 minutes with 36.2% value added and 63.8% of non value added activities. Analyze the root cause of the problem and the proposed improvements. Proposed improvements include the calculation of labor requirements in each shift, calculating workloads, revising a minimum of the pharmacy stock, and implementing 5S in the work area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosinta Magdalena
"Tahun 2017 rata-rata waktu tunggu penyelesaian administrasi pasien pulang rawat inap di RS Eka Pekanbaru 246 menit (> 2 jam), yang meyebabkan ketidakpuasan pasien sehingga perlu dilakukan analisa terkait penyebab lamanya waktu tunggu tersebut dengan pendekatan Lean-Six Sigma untuk dapat melihat pemborosan yang terjadi. Penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan proses diawali dengan instruksi dokter bahwa pasien boleh pulang sampai pasien menerima bukti pembayaran administrasi.
Hasil penelitian digambarkan dengan value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pengurusan administrasi pasien pulang selama 356,42 menit dengan value added 70,49 menit (22,58%), dan aktivitas yang tergolong non value added sebesar 285,93 menit (77,42%). Proses paling lama terjadi di keperawatan karena menunggu obat pasien, dan kasir (administrasi rawat inap) karena menunggu finalize dari farmasi dan jawaban asuransi / perusahaan penanggung biaya pasien. Waste paling besar yaitu waiting sebesar 193,33 menit (69,44%) dari total seluruh waste yang ada. Berdasarkan analisis fishbone diagram diketahui bahwa akar penyebab masalah paling banyak berasal dari kategori man. Usulan perbaikan berupa pembuatan standarisasi kerja, rapat koordinasi, meningkatkan pengawasan, dan menerapkan heijunka.

In 2017 the average waiting time for the process of Discharged Patients Administration at Eka Pekanbaru Hospital is 246 minutes (> 2 hours), it causes patient complaint so it is necessary to analyze the causes of the long waiting time with the Lean-Six Sigma approach to be able to see the waste that occurs. This is operational research that uses quantitative and qualitative design. The result of this research showed that the Discharged Patients Administration in hospital begins from the instruction of the doctor that the patient can go home until the patient receives an administrative payment receipt.
The results of this research were also described with the value stream mapping that showed lead time of discharged patients administration process is 356,42 minutes, with value added 70,49 minutes (22,58%), and non value added 285,93 minutes (77,42%). The longest process occurs on nursing unit and inpatient administration unit. The longest waste is waiting waste of 193,33 minutes (69,44%) of the total waste that found. Based on fishbone diagram analysis it is known that most of the root cause of discharged patients administration process problem come from man category. Based on that analysis, improvements proposed are work standardization, coordination meeting, increase of supervision, and implementation of heijunka.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Muthi Manahan
"Proses pelayanan pasien rawat jalan di poliklinik spesialis RS Hermina Daan Mogot masih belum optimal, ditunjukan dengan beberapa penyelenggaraan yang belum sesuai dengan peraturan, serta waktu tunggu pasien poli spesialis belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis proses pelayanan pasien rawat jalan di poliklinik spesialis dengan metode lean six sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian digambarkan dengan value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pelayanan pasien rawat jalan sebesar 149,66 menit dengan value added 17,87 menit (11,94%) dan non value added 141,54 menit (88,06%). Proses paling lama (bottleneck) yaitu kegiatan menunggu dipanggil masuk ke ruang poli. Waste paling besar yaitu waste waiting sebesar 91,84 menit atau 69,69% dari total waste yang ditemukan. Berdasarkan analisis fishbone diagram diketahui bahwa akar penyebab masalah yang paling banyak berasal dari kategori man. Berdasarkan analisis tersebut diberikan usulan berupa pembuatan standarisasi kerja, perhitungan pola ketenagaan, memaksimalkan ketepatan datang dokter, dan pemberian reward.

The process of outpatient service at specialist polyclinic RS Hermina Daan Mogot is not optimal enough, indicated by the process is not in accordance with existing regulations, and the waiting time of specialist polyclinic patients is not in accordance with the prescribed standards. The aim of this research is to get an analysis result of outpatient service at specialist polyclinics with lean six sigma method. This type of research is operational research, with quantitative and qualitative research design. The results of this research are described with the value stream mapping that showed lead time of outpatient service process for 149,66 minutes, with value added 17,87 minutes (11,94%) and non value added 141,54 minutes (88,06%). The longest process occurs on waiting to be called into the polyclinic room. The biggest waste is waiting for amount 91,84 minutes or 69,69% of the total waste. Based on fishbone diagram analysis, it is known that the root causes of the problem are mostly from the man category. Based on the analysis, an improvement proposal will be given in the form of work standardization, calculation of workforce patterns, maximize the accuracy of coming doctors and giving rewards."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Parulian Thomas Habuktian
"Latar Belakang : Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah jantung dari sebuah pelayanan rumah sakit dan memainkan peran penting dalam menyelamatkan pasien nyawa pasien. Emergency Departement Length of Stay (ED LOS) atau yang lebih dikenal dengan waktu tunggu merupakan waktu yang diukur saat pasien diputuskan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk masuk ke IGD hingga pasien pulang atau pindah ke ruangan.
Tujuan : Tesis ini menganalisis dan melakukan intervensi terhadap lamanya length of stay pasien IGD ke rawat inap di RSUD Kembangan dengan metode lean six sigma.
Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah Explanatory Sequential Mixed Methods. Desain penelitian ini menggabungkan metode penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif (mixed methods).
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menemukan bahwa akar masalah lamanya length of stay pasien IGD ke rawat inap adalah menunggu konsul DPJP, menunggu obat di apotik, dan menunggu hasil laboratorium. Peneliti melakukan perbaikan dengan metode lean six sigma dan didapatkan penurunan lead time aktivitas non-value added sebesar 60% dan penurunan lead time dari length of stay pasien IGD ke rawat inap sebesar 38,3%.

Background: Emergency Department (ED) services are at the heart of hospital services and play an important role in saving patients' lives. Emergency Department Length of Stay (ED LOS) or better known as waiting time is the time measured when the patient is decided by a doctor or other health worker to enter the emergency room until the patient goes home or moves to the room.
Objective: This thesis analyzes and intervenes in the length of stay of ED patients to inpatients at Kembangan Hospital using the lean six sigma method.
Research Methods: The research design used is Explanatory Sequential Mixed Methods. This research design combines quantitative research methods with qualitative research (mixed methods).
Research Results: The results of the study found that the root cause of the length of stay of emergency room patients to hospitalization was waiting for DPJP consul, waiting for drugs at the pharmacy, and waiting for laboratory results. Researchers made improvements using the lean six sigma method and obtained a decrease in non-value added activity lead time by 60% and a decrease in lead time from the length of stay of emergency room patients to hospitalization by 38.3%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Annisa Firdaus
"Indikator Standar Pelayanan Minimal waktu tunggu pelayanan obat pada di depo farmasi rawat jalan RSUD Koja belum mencapai standar. Selisih terbesar antara pencapaian dengan standar terjadi pada pelayanan obat jadi pasien BPJS. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis waktu tunggu pelayanan obat jadi di depo farmasi rawat jalan dengan pendekatan Lean Six Sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menyatakan rata-rata waktu tunggu adalah 1 jam 21 menit 48 detik dengan kegiatan value-added sebesar 7,40% dan non- value-added sebesar 92,60%. Kategori waste terbesar ada pada kategori waiting, dan disusul oleh kategori lainnya yaitu motion, defects, overprocessing, human potential, dan inventory. Proses yang menjadi bottleneck adalah proses persiapan obat. Akar penyebab utama pada bottleneck yang dianalisis dengan fishbone adalah kategori man.
Usulan perbaikan terdiri dari realisasi perhitungan beban kerja, 5S, standarisasi pekerjaan, visual management, kaizen, perbaikan sistem, counter nomor antrian obat, perluasan ruangan, serta poli cepat dan perubahan layout. Dari usulan perbaikan, didapatkan hasil future state map yang menunjukkan waktu tunggu mengalami penurunan menjadi 49 menit 8 detik dengan value-added sebesar 12,38% dan non-value-added sebesar 87,62%.

The waiting time for medicine services in outpatient pharmacy RSUD Koja has not reached the standard. The biggest difference between achievement and standard occurs in the service of noncompounding medicine for BPJS patients. This study was conducted to analyze the waiting time of outpatient medicine services using Lean Six Sigma approach. This research is operational research with qualitative and quantitative approaches.
The results of this research that the average of waiting time is 1 hour 21 minutes 48 seconds with 7.40% of value-added and 92.49% of non-value-added. The biggest waste category is waiting, followed by other categories, such as motion, defects, overprocessing, human potential, and inventory. The bottleneck of medicine service is the process of medicine preparation with the root cause of problem using fishbone diagram is man category.
The suggestion for process improvements consist of realization of workload calculations, 5S, standardization of work, visual management, kaizen, software repairs, machine for queue number, room expansion, poli cepat and layout changes. Based on that suggestions, future state map results show that waiting time decreased to 49 minutes 8 seconds with 12.38% of value-added and 87.62% of non-value- added.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahavira Annisa Suyatman
"Waktu tunggu merupakan indikator yang mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. Dari hasil observasi dan survey di lapangan didapatkan waktu tunggu rawat jalan ≥ 60 menit sehingga ditemukan banyak keluhan pasien dalam keterlambatan pelayanan serta mengakibatkan mutu pelayanan menurun. Tujuan penelitian melakukan analisis dan usulan perbaikan mutu proses pelayanan di instalasi rawat jalan RS Mata BEC dengan metode Lean. Penelitian kualitatif dengan analisis data metode lean hospital. Pendekatan kuantitatif untuk menghitung waktu tunggu secara aktual. Populasi penelitian adalah jumlah kunjungan pasien instalasi rawat jalan bulan Juni 2023 sebesar 1704 pasien dan didapatkan jumlah sampel sebesar 323 pasien. Alat yang digunakan data kuantitatif dengan lembar observasi dan stopwatch. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan Current State Map untuk pelayanan rawat jalan RS Mata BEC didapatkan setiap pasien akan membutuhkan waktu untuk dapat dilayani oleh dokter dengan (lead time) sebesar 158,2 menit dan didapatkan 134,2 menit atau prosentase 80% merupakan kegiatan yang dianggap waste (non-value added), serta 24 menit non-value added atau hanya 15% yang merupakan kegiatan yang benilai. Faktor penyebab terbesar waktu tunggu adalah faktor man. Hasil perhitungan menunjukkan belum terpenuhinya standar waktu tunggu pelayanan di rawat jalan yaitu ≤ 60 menit.

Waiting time is an indicator that affects service quality and patient satisfaction. From the results of observations and surveys in the field, it finds that the lead-time outpatient is ≥ 60 minutes, so that many patient complaints were found regarding delays in service and resulted in a decrease in service quality. The aim of the study is to analyze and propose to improve the quality of the service process in the BEC Eye Hospital outpatient installation using the Lean method. Qualitative research with data analysis using the lean hospital method. Quantitative approach to calculate the actual of leading time. The study of population is the number of outpatient patient who visits in June 2023 is 1704 patients and the number of samples is 323 patients. The tools that used in quantitative data is observation sheets and stopwatches. Based on the results of the study it can be concluded that the calculation results of the Current State Map for BEC Eye Hospital outpatient services tell that each patient will need time to be served by a doctor with a (lead time) of 158.2 minutes and obtained 134.2 minutes. It can be called that a percentage of 80% activities are considered waste (non-value added), and 24.4 minutes of non-value added or only 15% which are valued activities. The biggest factor causing waiting time is the man factor. These ratio shows that BEC Eye Hospital is included in Un-Lean and the results of these calculations indicate that the standard leading time for outpatient services has not been standardized, in this case ≤ 60 minutes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>