Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Meuthia Arifin
"Penggunaan obat rasional (POR) adalah proses peresepan yang tepat, dan pengeluaran obat untuk pasien yang tepat untuk diagnosis, pencegahan, dan pengobatan penyakit. Beberapa kriteria yang menyatakan apabila suatu penggunaan obat sudah rasional adalah jika pengobatan yang diterima oleh pasien sudah tepat diagnosis, tepat indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, dan tepat cara pemberian. Tetapi, masih terdapat fasilitas kesehatan yang belum menerapkan penggunaan obat rasional dalam prakteknya. Untuk memastikan bahwa pengobatan yang diberikan kepada pasien telah sesuai / rasional, dapat dilakukan Evaluasi Penggunaan Obat yang merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat untuk menjamin obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau yang dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Laporan praktik kerja ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada tahun 2022 secara kuantitatif dengan metode ATC/DDD dan Drug Utilization (DU) 90% dan secara kualitatif berdasarkan indikator Penggunaan Obat Rasional (POR). Hasil evaluasi penggunaan obat terbanyak secara kuantitatif adalah golongan obat antihipertensi, suplemen kesehatan, antidiabetes, antipiretik, antihistamin, hiperlipidemia, antibiotik, analgesik, obat pencernaan, serta pereda flu dan batuk. Hasil secara kualitatif sudah rasional dengan indikator capaian kinerja POR sebesar 104,48%.

Rational drug use is the process of prescribing, and dispensing drugs to appropriate patients for the diagnosis, prevention, and treatment of disease. Some criteria state if a drug use is rational are if the treatment received by the patient is the right diagnosis, right indication of the disease, right drug selection, right dose, and right method of administration. However, there are still health facilities that have not implemented rational drug use in their practice. To ensure that the treatment given to patients is appropriate, Drug Use Evaluation can be carried out which is an activity to evaluate the use of drugs to ensure that they are used according to indications, effective, safe and affordable which can be done qualitatively or quantitatively. This work practice report aims to determine the profile of drug use at the Kalideres District Health Center in 2022 quantitatively using the ATC / DDD method and Drug Utilization (DU) 90% and qualitatively based on indicators of Rational Drug Use (POR). The results of the evaluation of the use of the most drugs quantitatively are antihypertensive drugs, health supplements, antidiabetics, antipyretics, antihistamines, hyperlipidemia, antibiotics, analgesics, digestive drugs, and cold and cough relievers. Qualitative results are rational with a POR performance achievement indicator of 104.48%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Theresa
"Puskesmas merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berfokus pada pelayanan atau upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Dalam rangka upaya pembangunan kesehatan, puskesmas diharapkan untuk menerapkan kegiatan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) dan Penggunaan Obat Rasional (POR) yang merupakan salah satu implementasi dari Rencana Aksi Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian tahun 2020-2024 oleh Direktorat Pelayanan Kefarmasian. Salah satu capaian dari kegiatan ini meliputi gambaran terkait pola penggunaan obat pada suatu kasus atau suatu waktu tertentu misalnya untuk mencegah timbulnya Anti-Microbial Resistance (AMR) akibat adanya penggunaan antibiotik yang tidak rasional sehingga upaya dalam POR ini masih terus ditingkatkan. Oleh karena itu, pembuatan tugas khusus PKPA ini dilakukan berkaitan dengan evaluasi penggunaan obat (EPO) yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif untuk melihat profil penggunaan obat rasional (POR) di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada periode Januari – Juni 2021 yang diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas. Penelitian ini dilakukan terkait Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD serta DU90%, dan kualitatif untuk menilai Penggunaan Obat Rasional (POR). Berdasarkan pengamatan dan pengerjaan laporan tugas khusus Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Kalideres diperoleh bahwa profil penggunaan 5 obat teratas pada pasien di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada periode Januari – Juni 2021 adalah Kaptopril tab 25 mg, Metformin tab 500 mg, Vitamin C tab 50 mg, Parasetamol tab 500 mg, dan Omeprazol kapsul 20 mg dengan penggunaan obat yang sudah rasional dengan target capaian kinerja POR > 70%.

Public Health Centre is a first-level health service facility that focuses on promotive and preventive services or efforts in its working area. In the framework of health development efforts, Public Health Centre are expected to implement Drug Use Evaluation and Rational Drug Use activities which are one of the implementations of the Action Plan for Pharmaceutical Service Improvement Activities 2020-2024 by the Directorate of Pharmaceutical Services. One of the achievements of this activity includes an overview regarding the pattern of drug use in a particular case or at a certain time, for example to prevent the emergence of Anti-Microbial Resistance (AMR) due to irrational use of antibiotics so that efforts in this Rational Drug Use are still being improved. Therefore, the creation of this apothecary internship special task was carried out in relation to the evaluation of drug use which was carried out quantitatively and qualitatively to see the profile of rational drug use at the Kalideres Public Health Center in the period January - June 2021 which is expected to be used as an evaluation in improve health services in the their area. This research was conducted regarding the Evaluation of Drug Use quantitatively using the ATC/DDD method and DU90%, and qualitatively to assess Rational Drug Use. Based on observations, it was found that the profiles of the top 5 drug use in patients at the Kalideres Public Health Center in the period January - June 2021 are Captopril tab 25 mg, Metformin tab 500 mg , Vitamin C tab 50 mg, Paracetamol tab 500 mg, and Omeprazole capsule 20 mg with the use of drugs that are already rational with the target of Rational Drug Uses > 70%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
"Evaluasi penggunaan obat (EPO) diperlukan untuk menilai apakah obat telah digunakan secara rasional. Evaluasi penggunan obat dapat dilakukan dengan metode kualitatif ataupun kuantitatif. EPO kualitatif digunakan untuk melihat ketepatan penggunaan obat berdasarkan kesesuaian kriteria penggunaan obat yang berhubungan dengan peresepan dan indikasi peresepan. Sementara, EPO kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD) dan Drug Utilization 90% (Kemenkes RI, 2017). Di Indonesia, perbaikan pola penggunaan obat salah satunya diwujudkan melalui upaya startegi peningkatan persentase penggunaan obat rasional di fasilitas kesehatan masyarakat seperti puskesmas dan klinik pratama. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan primer bagi masyarakat harus menerapkan penggunaan obat rasional agar dapat mencapai tujuan kesehatan nasional. Peran apoteker di puskesmas tidak hanya berfokus pada pelayanan dan pengelolaan sediaan farmasi, namun juga dalam pelaksanaan pemantauan penggunaan obat. Pemantauan penggunaan obat bermanfaat untuk mendeteksi adanya ketidakrasionalan dalam peresepan seperti peresepan obat yang berlebih (over prescribing), kurang (under prescribing), boros (extravagant prescribing), atau penggunaan obat yang tidak tepat (incorrect proscribing). Tujuan tugas khusus ini antara lain, mengetahui profil penggunaan obat rasional di Puskesmas Kecamatan Kalideres periode Januari - Juni 2020 secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode ATC/DDD dan DU90%.

Evaluating Drug Utilization is essential to assess whether medications have been used rationally. This evaluation can be qualitative or quantitative in nature. Qualitative DU assessment focuses on the appropriateness of drug use based on prescribing criteria and prescription indications. On the other hand, quantitative DU evaluation involves methods such as Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD) and Drug Utilization 90% (Ministry of Health Indonesia, 2017). In Indonesia, improving drug usage patterns includes strategies aimed at increasing the percentage of rational drug use in public healthcare facilities such as health centers (puskesmas) and primary clinics. Puskesmas, as a primary healthcare facility for communities, must implement rational drug use to achieve national health goals. Pharmacists in puskesmas play a role not only in pharmaceutical services and management but also in monitoring drug usage. Monitoring drug usage helps detect irrational prescribing practices like over-prescribing, under-prescribing, extravagant prescribing, or incorrect proscribing. The specific objective of this paper is to understand the profile of rational drug usage at the Kalideres District Health Center between January and June 2020, using both qualitative and quantitative methods such as ATC/DDD and DU90%. This evaluation aims to provide insights into how medications are being prescribed, dispensed, and utilized within this specific healthcare facility during the mentioned period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kadzia Nazhiva Fikra
"Evaluasi penggunaan obat (EPO) merupakan salah satu program dari standar pelayanan kefarmasian dan perlu dilakukan secara rutin. Lebih lagi, dengan pandemi COVID-19, terdapat rujukan tatalaksana baru yang perlu diperhatikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pola penggunaan obat di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19, yaitu Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Metode evaluasi yang digunakan adalah ATC/DDD sebagai analisis kuantitatif dan perbandingan kesesuaian terhadap Formularium Nasional. Penelitian yang dilakukan memiliki desain cross-sectional dengan analisis deskriptif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah resep pasien rawat inap RSUI tahun 2020-2022, dengan inklusi pasien merupakan orang dewasa (18 tahun atau lebih tua) dan obat yang digunakan terdapat pada indeks ATC/DDD. Hasil analisa data menunjukkan obat dengan nilai DDD/100 hari rawat terbesar pada tahun 2020 dan 2021 adalah asam askorbat dengan nilai berturut-turut 826,83 dan 1437,21 DDD/100 hari rawat. Sementara itu, pada tahun 2022 obat dengan nilai DDD/100 hari rawat terbesar adalah asam folat, yaitu sebesar 279,67 DDD/100 hari rawat. Kesesuaian penggunaan obat yang terhadap Fornas selama tahun 2020-2022 secara berturut-turut adalah sebesar 66,17%; 63,25%; dan 69,09%.

Drug Utilization Evaluation (DUE) is one of the programs of pharmaceutical service standards and needs to be carried out routinely. Furthermore, with the COVID-19 pandemic, there are new management references that need to be considered. This study was conducted to evaluate the drug utilization patterns in one of the COVID-19 referral hospitals, namely the University of Indonesia Hospital. The evaluation method used was ATC/DDD for quantitative analysis and a comparison of appropriateness against the National Formulary. The research was conducted with a cross-sectional design and descriptive analysis. The sample used in this study consisted of inpatient prescriptions at RSUI from 2020 to 2022, including adult patients (18 years or older), and the prescribed drugs were included in the ATC/DDD index.The data analysis results showed that the drug with the highest DDD/100 bed-days value in 2020 and 2021 was ascorbic acid, with values of 826.83 and 1437.21 DDD/100 bed-days, respectively. Meanwhile, in 2022, the drug with the highest DDD/100 bed-days value was folic acid, with a value of 279.67 DDD/100 bed-days. The appropriateness of drug use with Fornas during the years 2020-2022 was 66.17%, 63.25%, and 69.09%, respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pavita Rena Anarizta
"Standar pelayanan kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi standar pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), dan pelayanan farmasi klinik. Perencanaan kebutuhan termasuk salah satu poin dalam pengelolaan sediaan farmasi. Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi di puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh ruang farmasi di puskesmas. Proses seleksi sediaan farmasi dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi sediaan farmasi periode sebelumnya, data mutasi sediaan farmasi, dan rencana pengembangan. Perencanaan sediaan obat, permintaan obat, dan pendistribusian obat dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Duren Sawit untuk puskesmas-puskesmas kelurahan yang berada di Kecamatan Duren Sawit. Oleh karena itu dilakukan studi mengenai evaluasi terhadap pola konsumsi dan pola penyakit berdasarkan pemakaian sediaan farmasi sebagai bahan pertimbangan dalam proses perencanaan kebutuhan sediaan farmasi untuk puskesmas-puskesmas yang berada di Kecamatan Duren Sawit. Metode penelitian yang digunakan antara lain studi literatur dan observasi. Kedua metode tersebut dilakukan untuk mendapatkan data mengenai pola konsumsi sediaan farmasi yang ada di puskesmas se-Kecamatan Duren Sawit. Data tersebut diharapkan dapat berguna untuk menentukan perencanaan sediaan farmasi di periode mendatang. Setelah melakukan kegiatan penelitian tugas khusus terkait dengan evaluasi pola konsumsi sediaan farmasi di puskesmas se-Kecamatan Duren Sawit di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, maka dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah sediaan farmasi terbanyak dalam peringkat sepuluh besar yang dikonsumsi oleh puskesmas se-Kecamatan Duren Sawit selama periode Januari 2022 – September 2022 adalah tablet parasetamol 500 mg, tablet vitamin C 50 mg, tablet tambah darah, tablet vitamin B kompleks, tablet klorfeniramin maleat 4 mg, tablet deksametason 0,5 mg, tablet gliseril guaiakolat 100 mg, tablet amoksisilin 500 mg, tablet kalsium laktat 500 mg, dan tablet multivitamin.

Pharmaceutical service standards are benchmarks used as guidelines for pharmaceutical personnel in administering pharmaceutical services. Pharmaceutical service standards at puskesmas include pharmaceutical preparation and consumable medical material (BMHP) management standards, and clinical pharmacy services. Needs planning is one of the points in the management of pharmaceutical preparations. Planning for the need for pharmaceutical preparations at the puskesmas each period is carried out by the pharmacy room at the health center. The selection process for pharmaceutical preparations is carried out by considering disease patterns, consumption patterns for pharmaceutical preparations for the previous period, mutation data for pharmaceutical preparations, and development plans. Planning for drug supply, drug requests, and drug distribution is carried out by the Duren Sawit District Health Center for village health centers in Duren Sawit District. Therefore, a study was conducted regarding the evaluation of consumption patterns and disease patterns based on the use of pharmaceutical preparations as a material consideration in the process of planning the need for pharmaceutical preparations for community health centers in Duren Sawit District. The research methods used include literature studies and observation. Both of these methods were carried out to obtain data regarding consumption patterns of pharmaceutical preparations in the Duren Sawit District Health Centers. The data is expected to be useful in determining the planning of pharmaceutical preparations in the coming period. After carrying out special task research activities related to evaluating the pattern of consumption of pharmaceutical preparations in health centers in the Duren Sawit District, it can be concluded that the highest number of pharmaceutical preparations in the top ten rankings were consumed by health centers in the Duren Sawit District during the period January 2022 – September 2022 are 500 mg paracetamol tablets, 50 mg vitamin C tablets, blood supplement tablets, vitamin B complex tablets, 4 mg chlorpheniramine maleate tablets, 0.5 mg dexamethasone tablets, 100 mg glyceryl guaiacolate tablets, 500 mg amoxicillin tablets, calcium lactate tablets 500 mg, and multivitamin tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Friscilia Nindita Pamela
"Formularium nasional didefinisikan sebagai daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Indikator utama dari penggunaan obat adalah kesesuaian resep dengan formularium dan pedoman terapi. Daftar obat yang terdapat di formularium nasional Puskesmas Kecamatan Palmerah sesuai acuan formularium nasional melalui Keputusan Menteri Kesehatan. Obat-obatan yang telah diseleksi untuk Rencana Kebutuhan Obat (RKO) tahun 2022 dan tahun 2023 diperoleh bahwa terdapat obat-obatan yang termasuk ke dalam RKO 2022 namun tidak termasuk dalam RKO 2023. Leaflet merupakan suatu media penyampaian informasi yang berisi pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Penyuluhan menggunakan media leaflet memberikan dampak positif bagi masyarakat mengenai edukasi cara penggunaan obat dan vaksin ketika berpuasa.

The national formulary is defined as a list of selected drugs that are needed and available in health service facilities as a guide in implementing the National Health Insurance. The main indicator of drug use is the conformity of the prescription with the formulary and therapy guidelines. The list of drugs contained in the national formulary of the Palmerah District Health Center is in accordance with the national formulary reference through the Decree of the Minister of Health. The medicines that have been selected for the 2022 and 2023 Drug Needs Plan (RKO) show that there are medicines that are included in the 2022 RKO but are not included in the 2023 RKO. Leaflets are a medium for conveying information containing health messages through folded sheet. Counseling using leaflet media has a positive impact on the community regarding education on how to use drugs and vaccines when fasting. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sulastri Dakhi
"Penggunaan antibiotik yang tinggi dapat menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak rasional sehingga meningkatkan insiden resistensi antibiotik, peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik di Klinik Satelit UI pada tahun 2018. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan metode Anatomi Terapeutik Kimia/Dosis Harian Dosis (ATC/DDD), dan kesesuaian antibiotik dengan Formularium Nasional untuk Level I Fasilitas Kesehatan dinilai. Desain penelitian adalah cross sectional dengan mengumpulkan data secara retrospektif. Data yang dianalisis adalah semua data resep yang mengandung antibiotik dengan total sampling. Total sampel penelitian ini adalah 2.886 resep. Jenis antibiotik yang banyak diresepkan adalah amoksisilin 32,27%, cefadroxyl 19,30% dan sefiksim 15,29%. Banyak pasien yang diresepkan antibiotik adalah wanita 60,2%, pasien berusia 18- <25 adalah 84,37% dan siswa adalah 83,68%. Penggunaan antibiotik adalah 1,146 DDD/1000 pasien/hari. Kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat I adalah 47%. Penggunaan antibiotik di Klinik Satelit UI cenderung rendah dan tidak sesuai dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat I

High antibiotic use can lead to irrational use of antibiotics thereby increasing the incidence of antibiotic resistance, increasing patient morbidity and mortality. This study aims to evaluate the use of antibiotics at the UI Satellite Clinic in 2018. This research was conducted quantitatively by the Chemical Therapeutic Anatomy/Daily Dose (ATC/DDD) method, and the antibiotic suitability with the National Formulary for Level I Health Facilities was assessed. The study design was cross sectional by collecting data retrospectively. Data analyzed were all prescription data containing antibiotics with total sampling. The total sample of this study was 2,886 recipes. The most prescribed types of antibiotics are amoxicillin 32.27%, cefadroxyl 19.30% and cefixime 15.29%. Many patients who were prescribed antibiotics were 60.2% women, patients aged 18- <25 were 84.37% and students were 83.68%. The use of antibiotics is 1,146 DDD/1000 patients/day. The suitability of antibiotic use with the National Formulary for Level I Health Facilities is 47%. The use of antibiotics in the UI Satellite Clinic tends to be low and not in accordance with the National Formulary for Level I Health Facilities."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Marina Intansari
"Tesis ini membahas tentang pandangan dokter, staf farmasi, dan staf IT di RS Awal Bros Pekanbaru mengenai pelaksanaan penggunaan resep elektronik di RS Awal Bros Pekanbaru. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD), Wawancara Mendalam, dan Observasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembuatan resep elektronik ditentukan dari kemauan, kemampuan adaptasi dan sikap dari pengguna sistem tersebut. Komponen utama yang menunjang hal tersebut adalah kemudahan sistem yang
digunakan, kelengkapan informasi yang dibutuhkan, dan kesesuaian dengan proses/alur kerja yang berlangsung

This study focus on the evaluation of electronic prescription utilitation at Awal Bros Hospital Pekanbaru from the doctors, pharmacy staff, and IT Staffs point of
view. This Study used qualitative study with descriptive analitycal approach. Data collection methods used are Focus Group Discussion (FGD), Indepth Interview,
and Observation. Results of this study shows that the utilitation of Electronic Prescribing depends on the user?s willingness, user?s ability to adapt with the
systems, and the users attitude towrds the systems. The main component that support it are the systems that is easy to use, completeness of the information provide, and the how the systems goes along with the working proscess at the hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T53666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Ananda
"Evaluasi Penggunaan Obat atau EPO adalah kegiatan yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan obat dalam rangka menjamin obat yang digunakan sesuai dengan infikasi, efektif, aman, serta rasional sehingga dapat memberikan manfaat dalam rangka perbaikan pola pada penggunaan obat berkelanjutan dengan berdasarkan bukti. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) secara kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk melihat ketepatan penggunaan obat yang dilakukan berdasarkan kriteria penggunaan obat, sehingga EPO yang dilakukan secara kualitatif dapat dilakukan dengan adanya evaluasi Penggunaan Obat Rasional (POR) yang merupakan upaya untuk melakukan evaluasi kerasionalan penggunaan obat di Puskesmas dengan pedoman indikator peresepan pada WHO sedangkan secara kuantiatif dilakukan dengan metode ATC/DDD dan DU90% yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Kalideres dengan penggunaan data obat periode Juli – Desember 2021 dengan hasil yang telah memenuhi target pemerintah dengan persentase >70% dan obat-obatan yang berada pada segmen DU 90%, yaitu Kaptopril tablet 25 mg, Metformin tablet 500 mg, Parasetamol tab 500 mg, Omeprazol kapsul 20 mg, dan Asam askorbat tablet 500 mg.

Evaluation of Drug Use or EPO is an activity used to evaluate drug use in order to ensure that the drug used is in accordance with the indications, effective, safe, and rational so that it can provide benefits in order to improve patterns of sustainable drug use based on evidence. Quantitative Drug Use Evaluation (EPO) is a method used to see the accuracy of drug use which is carried out based on the criteria for drug use, so that EPO which is carried out qualitatively can be carried out with an evaluation of Rational Drug Use (POR) which is an attempt to evaluate the rationality of drug use at the Health Center with guidelines on prescribing indicators at WHO while quantitatively carried out using the ATC/DDD and DU90% methods carried out by the Kalideres District Health Center using drug data for the period July - December 2021 with results that have met the government's target with a percentage of > 70% and drugs drugs that are in the 90% DU segment, namely Captopril tablets 25 mg, Metformin tablets 500 mg, Paracetamol tablets 500 mg, Omeprazole capsules 20 mg, and Ascorbic Acid tablets 500 mg. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>