Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muthia Sayekti
Yogyakarta: Psikologi Corner, 2023
302.2 MUT s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Faber, Joanna
"A must-have resource for anyone who lives or works with young kids, with an introduction by Adele Faber, coauthor of How to Talk So Kids Will Listen &​ Listen So Kids Will Talk, the international mega-bestseller The Boston Globe dubbed "The Parenting Bible." For over thirty-five years, parents have turned to How to Talk So Kids Will Listen &​ Listen So Kids Will Talk for its respectful and effective solutions to the unending challenges of raising children. Now, in response to growing demand, Adele's daughter, Joanna Faber, along with Julie King, tailor How to Talk's powerful communication skills to children ages two to seven. Faber and King, each a parenting expert in her own right, share their wisdom accumulated over years of conducting How To Talk workshops with parents and a broad variety of professionals. With a lively combination of storytelling, cartoons, and fly-on-the-wall discussions from their workshops, they provide concrete tools and tips that will transform your relationship with the young kids in your life. What do you do with a little kid who'won't brush her teeth'screams in his car seat'pinches the baby ... refuses to eat vegetables'throws books in the library ... runs rampant in the supermarket' Organized according to common challenges and conflicts, this book is an essential emergency first-aid manual of communication strategies, including a chapter that addresses the special needs of children with sensory processing and autism spectrum disorders. This user-friendly guide will empower parents and caregivers of young children to forge rewarding, joyful relationships with terrible two-year-olds, truculent three-year-olds, ferocious four-year-olds, foolhardy five-year-olds, self-centered six-year-olds, and the occasional semi-civilized seven-year-old. And, it will help little kids grow into self-reliant big kids who are cooperative and connected to their parents, teachers, siblings, and peers."
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2020
306.874 FAB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibrahim al-Nughaimish
Jakarta: Zaman, 2011
153.68 MUH at (1);153.68 MUH t (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuni Kurniasih
"
ABSTRAK
Masa Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa,
dimana terjadi berbagai perubahan yang cepat dan dramatis dalam berbagai aspek
kehidupan individu. Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah perubahan
fisik, yaitu tercapainya kematangan organ-organ seksual yang menuntun pada
perubahan beberapa aspek yang lain, seperti aspek sosial, emosional , dan
kepribadian.
Kematangan organ seksual menyebabkan perubahan perilaku seksual,
yaitu mulai terjalinnya hubungan khusus antar jenis atau yang lazim disebut
?pacaran?. Pacaran pada remaja, meskipun mempunyai dampak yang positif
(merupakan salah satu tugas perkembangan remaja), seringkali juga membawa
masalah-masalah bagi remaja itu sendiri. Masalah yang dihadapi remaja
berpacaran tidak jarang menimbulkan tekanan bagi remaja yang bersangkutan
yang menuntut mereka untuk dapat mengatasinya. Masalah pacaran pada remaja
akhir, memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan pada masa remaja
sebelumnya karena pada masa ini pacaran merupakan masalah yang serius bagi
remaja dengan telah dilibatkannya komitmen ke arah pernikahan. Kegagalan dan
keberhasilan remaja akhir dalam mengatasi masalah pacaran, selain dapat
mempengaruhi kesehatan mental remaja pada masa ini, juga dapat mempengaruhi
interaksi sosial atau hubungan dengan lawan jenis pada masa selanjutnya. Dengan
demikian, perilaku coping remaja dalam mengatasi masalah pacaran merupakan
hal yang perlu mendapatkan perhatian.
Carver (1989) membagi coping dalam tiga jenis, yaitu coping ?terpusat
pada masalah? , coping ?terpusat pada emosi, dan coping yang maladaptif (tidak
efektif). Ada berbagai faktor yang mempengaruhi efektivitas coping yang
dilakukan individu, salah satunya adalah dengan tersedianya dukungan sosial bagi
remaja yang sedang mengalami masalah/tekanan. Melalui dukungan sosial remaja
dapat belajar bagaimana cara mengatasi masalah. Selain itu, dukungan sosial itu
sendiri juga dapat meningkatkan perasaan positif pada diri remaja karena remaja
merasa dihargai dan diperhatikan oleh orang lain. Perasaan positif ini telah terbukti membantu individu dalam menghadapi dan mengatasi situasi yang
membangkitkan stres.
Dalam kehidupan sehari-hari, dukungan sosial ini dapat terwujud melalui
suatu komunikasi interpersonal yang efektif karena komunikasi ini mengandung
empat aspek, yaitu sikap asertif, empati, kemampuan mendengar aktif, dan
kesediaan untuk membuka diri (Pearson, 1983). Keempat aspek komunikasi ini
jika dapat terjalin antara remaja dengan orang tuanya dapat menciptakan
kedekatan remaja pada orang tua dan menimbulkan perasaan berharga, berarti dan
disayangi pada diri remaja. Komunikasi yang efektif antara remaja dengan orang
tua mengenai masalah pacaran, dapat membantu remaja dalam menghadapi
situasi yang menekan akibat masalah pacaran yang mereka hadapi sehingga
diharapkan remaja dapat memilih perilaku coping yang efektif.
Komunikasi Interpersonal dan perilaku coping tersebutlah yang akan
diteliti dalam peneltian ini. Penelitian ini dilakukan terhadap 55 orang remaja
akhir yang dipilih secara insidental. Alat yang digunakan berupa kuesioner
"Coping Scale " dari Caver, et.al. (1989) dan kuesioner yang menggali keempat
aspek komunikasi interpersonal seperti tersebut di atas.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa komunikasi remaja-ayah cenderung
kurang efektif kecuali pada aspek ?sikap asertif? (tergolong cukup baik).
Sedangkan komunikasi antara remaja-ibu cenderung cukup efektif kecuali pada
aspek ?mendengar aktif' (tergolong kurang efektif). Coping yang sering digunakan
remaja untuk mengatasi masalah masalah pacaran merupakan jenis coping yang
efektif, yaitu coping ?terpusat pada masalah? dan coping ?terpusat pada emosi.
Sedangkan coping yang maladaplif (tidak efektif) merupakan perilaku coping
yang jarang dipilih remaja untuk mengatasi masalah pacaran. Komunikasi remaja-
ibu mempunyai hubungan yang signifikan dengan ketiga jenis coping yang
dilakukan remaja untuk mengatasi masalah pacaran. Sebaliknya., komunikasi
remaja-ayah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ketiga jenis coping
yang dilakukan remaja untuk mengatasi masalah pacaran.
Berkenaan dengan hasil penelitian tersebut maka diharapkan orang tua
(ayah dan ibu) untuk lebih meningkatkan kemampuan mendengar aktif, bersedia
meluangkan waktu untuk mendengar keluhan anak, tidak mendominasi
pembicaraa. Dan untuk ayah, diharapkan untuk lebih meluangkan waktu, lebih
mengakrabkan diri dengan anak remajanya dan mencoba untuk lebih memahami
serta mengerti apa yang dirasakan dan diinginkan anak dan menerima anak apa
adanya.
Pada penelitian selanjutnya, ada baiknya dilakukan penelitian serupa pada
sampel anak bermasalah. Untuk kuesioner komunikasi ada baiknya diteliti pula
persepsi orang tua mengenai komunikasi remaja-orang tua untuk mendapatkan
perbandingan persepsi orang tua dan remaja terhadap komunikasi remaja-orang
tua. Selain itu, baik pada coping maupun komunikasi pengambilan data sebaiknya
dilengkapi pula dengan wawancara agar diperoleh gambaran yang lebih
mendalam dan terinci pada ke dua variabel tersebut.
"
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steward, John
New York: McGraw-Hill, 1993
302 STE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chicester: John Wiley & Sons, 2000
153.6 COM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Knapp, Mark L.
Boston: Allyn and Bacon, 1996
302 KNA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Julia T., 1950-
Singapore : Wadsworth and Cengage Learning, 2013
153.6 WOO i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>