Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarigan, Chrisanta Veronica
"Peracikan obat merupakan salah satu bentuk praktik pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang membutuhkan perhatian khusus karena adanya risiko kontaminasi, ketidaksesuaian kekuatan, penyalahgunaan, serta peningkatan waktu tunggu pasien. Terkait hal ini, Klinik Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sebagai klinik dengan persentasi peresepan racikan yang signifikan membutuhkan perhatian khusus. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dengan resep obat racikan dan pola peresepan obat racikan, serta menyusun standardisasi formula peresepan obat racikan pada Klinik Rehab Medik RSUI selama tahun 2021.
Penelitian dilakukan secara deskriptif melalui pengolahan data yang diperoleh dari sistem informasi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Selain itu, dilakukan random sampling berdasarkan data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penilitian ini adalah mayoritas pasien merupakan perempuan berusia 45 s.d. 65 tahun dengan penjaminan berobat secara umum dengnan empat macam pola peresepan obat racikan. Penulis juga memberikan rekomendasi standarisasi formula peresepan obat racikan sesuai regimen terapi.

Drug compounding is a form of pharmaceutical service practice in hospitals that requires precise attention because of the risk of contamination, incompatible potency, mishandling, and increased patient waiting time. In this regard, the University of Indonesia Hospital Medical Rehabilitation Clinic (RSUI), a clinic with a significant percentage of extemporaneous prescriptions, requires special attention. Therefore, this study aims to determine the characteristics of patients with extemporaneous prescriptions and patterns of drug prescriptions and develop standardized formulas for prescribing concoction drugs at the RSUI Medical Rehab Clinic in 2021.
The research was carried out in alignment with retrospective data processing obtained from the information system at the University of Indonesia Hospital (RSUI). In addition, random sampling was carried out based on data that met the inclusion and exclusion criteria. This research concludes that most patients are women aged 45 to 65 with a general treatment guarantor, with four different patterns of prescribing concoction drugs. The author also recommends standardizing prescription formulas for concoction drugs according to therapeutic regimens.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Chrisanta Veronica
"Peracikan obat merupakan salah satu bentuk praktik pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang membutuhkan perhatian khusus karena adanya risiko kontaminasi, ketidaksesuaian kekuatan, penyalahgunaan, serta peningkatan waktu tunggu pasien. Terkait hal ini, Klinik Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sebagai klinik dengan persentasi peresepan racikan yang signifikan membutuhkan perhatian khusus. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dengan resep obat racikan dan pola peresepan obat racikan, serta menyusun standardisasi formula peresepan obat racikan pada Klinik Rehab Medik RSUI selama tahun 2021.
Penelitian dilakukan secara deskriptif melalui pengolahan data yang diperoleh dari sistem informasi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Selain itu, dilakukan random sampling berdasarkan data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penilitian ini adalah mayoritas pasien merupakan perempuan berusia 45 s.d. 65 tahun dengan penjaminan berobat secara umum dengnan empat macam pola peresepan obat racikan. Penulis juga memberikan rekomendasi standarisasi formula peresepan obat racikan sesuai regimen terapi.

Drug compounding is a form of pharmaceutical service practice in hospitals that requires precise attention because of the risk of contamination, incompatible potency, mishandling, and increased patient waiting time. In this regard, the University of Indonesia Hospital Medical Rehabilitation Clinic (RSUI), a clinic with a significant percentage of extemporaneous prescriptions, requires special attention. Therefore, this study aims to determine the characteristics of patients with extemporaneous prescriptions and patterns of drug prescriptions and develop standardized formulas for prescribing concoction drugs at the RSUI Medical Rehab Clinic in 2021.
The research was carried out in alignment with retrospective data processing obtained from the information system at the University of Indonesia Hospital (RSUI). In addition, random sampling was carried out based on data that met the inclusion and exclusion criteria. This research concludes that most patients are women aged 45 to 65 with a general treatment guarantor, with four different patterns of prescribing concoction drugs. The author also recommends standardizing prescription formulas for concoction drugs according to therapeutic regimens.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cyril Muhammad
"ABSTRAK
Apoteker memiliki peran yang penting di Apotek dan Rumah Sakit. Untuk menjalani praktik profesi, apoteker harus terlebih dahulu memenuhi standar kompetensi profesi. Terdapat 10 poin standar kompetensi apoteker Indonesia yang diharapkan menjadi kemampuan seorang apoteker saat lulus dan masuk ke dunia kerja untuk melaksanakan tugasnya. Praktik kerja profesi apoteker (PKPA) dilaksanakan di Apotek Kimia Farma No. 267. Bintaro dan Rumah Sakit Universitas Indonesia selama periode Bulan Februari-Mei 2020. Dengan adanya PKPA ini, diharapkan calon apoteker dapat menerapkan standar pelayanan kefarmasian di Apotek dan Rumah Sakit sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 dan 73 tahun 2016 serta dapat menambah ilmu dan pengalaman untuk menghadapi dunia kerja.
ABSTRACT
Pharmacists have an important role in community pharmacies and hospitals. To undergo professional practice, pharmacists must first meet professional competency standards. There are 10 standard competency points for Indonesian pharmacists that are expected to be the ability of a pharmacist when he graduates and enters the world of work to carry out his duties. The pharmacist professional work practice (PKPA) is carried out at Apotek Kimia Farma No. 267. Bintaro and Universitas Indonesia Hospital during the period February-May 2020. With this PKPA, it is hoped that prospective pharmacists can apply pharmaceutical service standards in pharmacies and hospitals in accordance with the Minister of Health Regulation No.72 and 73 of 2016 and can gain more knowledge and experience needed for work."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Nisya Zulkarnain
"Pelayanan farmasi klinik merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker yang bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan terapi pasien dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping obat sehingga keselamatan dan kualitas hidup pasien dapat terjamin. Apoteker diharapkan dapat terus meningkatkan kompetensinya agar dapat memenuhi hak pasien. Sebelum menjadi apoteker, mahasiswa apoteker harus memiliki keterampilan dan wawasan dibidang kefarmasian. Salah satu upaya agar mahasiswa apoteker mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional, legal, dan etik, yakni melalui kegiatan PKPA (Praktik Kerja Program Apoteker). Pelaksanaan praktik kerja profesi ini berlangsung selama dua bulan dengan tugas khusus, yakni Evaluasi Data Interaksi Obat pada Sepuluh Zat Aktif dengan Pemakaian Terbesar di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. Metode yang dilakukan dengan membandingkan data interaksi obat sebelumnya dengan literatur terpercaya untuk melihat apakah terjadi perubahan dalam kategori interaksi obat. Dari data interaksi sepuluh zat aktif pemakaian terbesar di RSUPN Cipto Mangunkusumo diperoleh total data interaksi sebanyak 1280 data, sebanyak 262 data kategori interaksi obat tidak perlu dilakukan revisi, sebanyak 264 data perlu dilakukan revisi karena perubahan kategori interaksi obat, sebanyak 739 data perlu dihapus dari daftar interaksi obat dikarenakan setelah dievaluasi tidak ditemukan interaksi.
Clinical pharmacy services are service activities carried out by pharmacists that aim to increase the success of patient therapy and minimize the risk of drug side effects so that the safety and quality of life of patients can be guaranteed. Pharmacists are expected to continue to improve their competence in order to fulfill patient rights. Before becoming a pharmacist, pharmacist students must have skills and insight in the pharmaceutical field. One of the efforts so that pharmacist students are able to practice pharmacy in a professional, legal and ethical manner is through internship.The implementation of this professional work practice lasts for two months with a special assignment, namely Evaluation of Drug Interaction Data for the Top Ten Most Frequently Used Active Substances at Cipto Mangunkusumo Government-run General Hospital. The method is carried out by comparing previous drug interaction data with reliable literature to see if there is a change in the category of drug interactions. From the interaction data of the ten active substances used the most at Cipto Mangunkusumo General Hospital, a total of 1280 interaction data was obtained, 262 data in the category of drug interactions did not need to be revised, 264 data needed to be revised due to changes in the category of drug interactions, 739 data needed to be removed from the list drug interactions caused after being evaluated no interactions were found."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Febrianti
"Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker baik dalam bentuk maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien. Resep dikatakan rasional apabila terdapat informasi terkait obat yang akan diberikan kepada pasien. Penyusunan tugas khusus ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi pada telaah peresepan. Penyusunan tugas khusus ini menggunakan metode studi literatur, dengan menggunakan resep yang diperoleh tahun 2022 di Apotek Atrika. Penulis menganalisis permasalah kelengkapan resep meliputi kelengkapan aspek administratif, aspek klinis, dan aspek farmasetik. Resep dikaji dengan menggunakan referensi Farmakope Indonesia edisi III, Info Spesialite Obat, PIONAS, dan MIMS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kekurangan pada kajian administratif seperti jenis kelamin pasien, berat badan pasien, alamat pasien, nomor telepon pasien, dan tanda tangan atau paraf dokter.

Prescription is a written request from a doctor, dentist or veterinarian to a pharmacist, either in form or electronically, to provide and deliver pharmaceutical preparations and/or medical devices to patients. A prescription is said to be rational if there is information relating to the drug to be given to the patient. The preparation of this special assignment aims to overcome problems that may occur in the recipe review. The preparation of this special assignment uses the literature study method, using recipes obtained in 2022 at the Atrika Pharmacy. The author analyzes the problem of prescription completeness including the completeness of administrative aspects, clinical aspects, and pharmaceutical aspects. Recipes were reviewed using references to the Indonesian Pharmacopoeia, Edition III, Drug Specialist Info, PIONAS, and MIMS. So it can be concluded that there are still deficiencies in administrative studies such as patient gender, patient weight, patient address, patient telephone number, and doctor's signature or initials."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firza Savira Fauzi
"Tenaga Kefarmasian terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Dalam menjalankan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian, hanya apoteker yang memiliki surat tanda registrasi yang bisa menjalankan dan menerapkan standar pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan. Hal inilah yang menjadi dasar Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dan Apotek Safa Bukit Duri untuk menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa sebagai calon Apoteker pada tahun 2020. Selama PKPA, mahasiswa diharapkan mampu memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit dan apotek sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan kesehatan dan pelayanan kefarmasian.


Pharmacy staff consists of pharmacists and pharmaceutical technical staff. In carrying out pharmaceutical practices in pharmaceutical service facilities, only pharmacists who have registration letters can carry out and apply pharmaceutical service standards in health service facilities. This is the basis of the University of Indonesias Pharmacy Faculty Pharmacist Professional Program collaboration with Pertamina Central Hospital and Apotek Safa Bukit Duri to organize internship during the February-May 2020 period for students as prospective pharmacists. During the internship, students are expected to able to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists in hospitals and pharmacies in accordance with the provisions and ethics of health services and pharmaceutical services."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nusaibah Muthiah
"Apoteker memegang peranan yang kompleks dan sangat penting dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian pada berbagai lini seperti pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit dan di apotek atau di pemerintahan seperti di Badan POM. Apoteker dituntut untuk dapat menguasai berbagai macam kegiatan pelayanan kefarmasian, tidak hanya mengenai pengelolaan perbekalan farmasi atau pelayanan farmasi klinik. Apoteker dituntut untuk mengembangkan kompetensinya pada semua aspek. Kompetensi yang dimiliki oleh apoteker menjadi kunci sukses pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan wadah pembelajaran bagi calon apoteker guna meningkatkan kompetensi apoteker. Kegiatan PKPA di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) dan Apotek Kimia Farma diharapkan dapat memberikan gambaran kepada calon apoteker mengenai peranan, tugas, maupun tanggung jawab apoteker secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian.

 


Pharmacists serve complex and important role in the implementation of pharmaceutical services in various lines such as health services for example hospital care and pharmacy community or in government for example Badan POM. Pharmacists are required to be able to master various kinds of pharmaceutical service activities, not only regarding the management of pharmaceutical supplies or clinical pharmacy services. Pharmacists are required to develop their competence in all aspects. Pharmacists' competence is the key to the successful implementation of pharmaceutical services. Internsip program is a learning chance for prospective pharmacists to improve pharmacist competence. Internship at Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) and Apotek Kimia Farma are expected to provide an overview to prospective pharmacists regarding the roles, duties, and responsibilities of pharmacists in particular in implementing pharmaceutical services."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Ayu Rafika Apriliani
"Seorang apoteker memiliki peran penting dalam praktek pelayanan kesehatan di rumah sakit dan apotek. Apoteker harus memenuhi standar kompetensi sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalani praktek keprofesiannya. Standar kompetensi apoteker di Indonesia terdiri dari sepuluh standar kompetensi sebagai kemampuan yang diharapkan oleh apoteker saat lulus dan masuk ke tempat praktek kerja profesi. Sebagai bekal dan pengalaman calon apoteker untuk dapat memahami peran apoteker dan meningkatkan kompetensi, maka dilaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di RSUP Fatmawati dan Apotek Dini selama periode bulan Februari-Juni 2020. Selama PKPA, calon apoteker diharapkan dapat memperluas wawasan, pemahaman, dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di tempat praktik kerja profesi.


A pharmacist has an important role in health services in hospitals and pharmacies. Pharmacists must meet competency standards as a requirement to enter professional work practice and undergo professional practice. Pharmacist competency standards in Indonesia consist of ten competency standards as the skills expected by pharmacists when they graduate and enter professional work practices. As a provision and experience for prospective pharmacists to be able to understand the role of pharmacists and improve competence, an internship was carried out at RSUP Fatmawati and Apotek Dini during the period February-June 2020. During internship, prospective pharmacists are expected to broaden their horizons, understanding, and experience doing pharmaceutical work in a professional work practices."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Andriani Lestari
"Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan praktik yang wajib dilaksanakan untuk memperoleh profesi apoteker. Pelaksanaan PKPA pada peminatan farmasi klinis wajib dilaksanakan di rumah sakit dan apotek. Tujuan pelaksanaan PKPA untuk memahami pekerjaan kefarmasian yang ada di lapangan masing-masing sesuai dengan peraturan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit dan apotek terbagi menjadi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, serta pelayanan farmasi klinik. Pelaksanaan PKPA dilakukan di Rumah Sakit Pusat Pertamina dan Apotek Roxy Pamulang. Secara umum selama pelaksanaan PKPA baik di rumah sakit dan apotek sudah memenuhi standar pelayanan kefarmasian sesuai yang tertera dalam PMK sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

Pharmacist Professional Work Practices is a practice that must be implemented to obtain a pharmacist profession. Implementation of Pharmacist Professional Work Practices in clinical pharmacy specialization must be carried out in hospitals and pharmacies. The purpose of implementing Pharmacist Professional Work Practices is to understand the pharmaceutical work in each field in accordance with the regulations in the Minister of Health Regulation No. 72 of 2016 concerning Pharmaceutical Services Standards in Hospitals and Minister of Health Regulation No. 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Services Standards at Pharmacies. Pharmaceutical services in hospitals and pharmacies are divided into the management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials, and clinical pharmacy services. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rezki Yuni Adelia
"Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan salah satu hal yang dapat menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu karena sifatnya yang langsung bertanggung jawab kepada pasien. Salah satu pelayanan kefarmasian yang penting di puskesmas yaitu pelayanan resep. Peresepan yang baik dapat meningkatkan penggunaan obat secara rasional sehingga pasien menerima obat sesuai dengan indikasi klinis, dalam dosis yang tepat, untuk jangka waktu yang cukup, serta dengan biaya yang rendah. Untuk itu, diperlukan suatu daftar (formularium) dari obat yang harus tersedia dalam fasilitas kesehatan tingkat pertama. Formularium Nasional berfungsi sebagai acuan atau pedoman bagi penyedia layanan kesehatan yang bertujuan untuk menyediakan obat-obatan yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan jumlah tertentu. Namun, pengelolaan obat yang tidak efisien dapat memberikan dampak negatif, baik secara medis maupun ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya seleksi obat yang tepat melalui sistem formularium puskesmas untuk meningkatkan mutu terapi obat dan menurunkan kejadian efek samping obat. Analisis formularium nasional dilakukan dengan cara mendata obat-obat untuk dimasukkan ke formularium puskesmas lalu membandingkannya dengan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) tahun 2022 dan tahun 2023. Daftar obat yang disusun sebagai formularium puskesmas didasarkan pada formularium nasional tahun 2021. Obat-obatan yang telah diseleksi dari formularium nasional lalu dibandingkan dengan RKO tahun 2022 dan tahun 2023. Dari hasil perbandingan, terdapat obat-obatan yang termasuk ke dalam RKO 2022 namun tidak termasuk dalam RKO 2023. Selain pelayanan resep, apoteker sebagai tenaga kesehatan di puskesmas memiliki tugas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan memberikan edukasi kesehatan kepada pengunjung puskesmas. Pemberian edukasi menggunakan alat bantu berupa leaflet dapat memudahkan peserta edukasi untuk memahami materi yang disampaikan. Pembuatan leaflet dilakukan dengan metode studi literatur, serta pelaksanaan edukasi kesehatan dilakukan dengan penyuluhan singkat serta penyebaran leaflet pada peserta penyuluhan. Pelaksanaan penyuluhan singkat menggunakan leaflet sebagai alat bantu sangat memudahkan materi sampai kepada peserta penyuluhan dan dipahami dengan baik.

Pharmaceutical services at Community Health Centers are one of the things that can support quality health services because they are directly responsible to patients. One of the important pharmaceutical services at community health centers is prescription services. Good drug prescribing can increase the rational use of drugs so that patients receive drugs according to clinical indications, in the right dose, for a sufficient period of time, and at a low cost. For this reason, a list (formulary) of drugs that must be available in first-level health facilities is needed. The National Formulary functions as a reference or guideline for health service providers whose aim is to provide safe, efficacious, quality and affordable medicines in certain types and quantities. However, inefficient drug management can have negative impacts, both medically and economically. Therefore, there is a need for appropriate drug selection through the health center formulary system to improve the quality of drug therapy and reduce the incidence of drug side effects. National formulary analysis is carried out by listing the drugs to be included in the health center formulary and then comparing it with the 2022 and 2023 Drug Needs Plans (RKO). The list of drugs compiled as a health center formulary is based on the 2021 national formulary. from the national formulary and then compared with the 2022 and 2023 RKO. From the comparison results, there are medicines that are included in the 2022 RKO but are not included in the 2023 RKO. Apart from prescription services, pharmacists as health workers at community health centers have the task of improving community welfare, one of which is by providing health education to health center visitors. Providing education using tools in the form of leaflets can make it easier for education participants to understand the material presented. Making leaflets was carried out using the literature study method, and the implementation of health education was carried out by providing short counseling and distributing leaflets to counseling participants. Carrying out short counseling using leaflets as a tool really makes it easier for the material to reach the counseling participants and be understood well.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>