Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11640 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rothenberg, Robert E
The Danbury Press, 1976
613 Rot g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shucksmith, Janet
London: Routledge, 1998
613.043 3 SHU h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sainal
"Perilaku kesehatan yang dijalankan oleh seseorang atau PUS dalam siklus reproduksi, merupakan tema perhatian dalam tulisan ini. Kondisi itu muncul karena didasarkan oleh adanya kenyataan, bahwa berbagai masalah gangguan kesehatan reproduksi yang dialami oleh masyarakat dewasa ini banyak ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor perilaku yang mereka wujudkan dalam menjalankan kegiatan dan proses reproduksi mereka.
Perilaku atau perilaku kesehatan yang ditunjukkan atau ditampilkan oleh seseorang atau suatu kelompok masyarakat tidak bersifat tunggal (berdiri sendiri), tetapi "ia" terlahir atau terwujud dari adanya gagasan-gagasan, harapan-harapan, keinginan-keinginan, nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan dan kepercayaan dengan kata lain kebudayaan yang dianut oleh individu atau kelompok masyarakat yang bersangkutan. Kebudayaan inilah yang mendasari sikap dan perilaku pendukungnya dalam menata kehidupan kesehatan reproduksinya.
Namun masalahnya, kebudayaan yang berkenaan dengan kesehatan reproduksi yang dianut oleh suatu komunitas pendukungnya, tidak selamanya berpengaruh baik (positif) terhadap kehidupan kesehatan reproduksi mereka. Bahkan sebaliknya, justru ada yang berpengaruh buruk (negatif). Demikian pula, bahwa tidak selamanya individu-individu bertindak atau berperilaku berdasarkan pada pola-pola kebudayaan ideal (normatif) yang ada dalam masyarakatnya. Implikasinya, bahwa penyimpangan perilaku, dalam hal ini adalah perilaku yang merugikan kesehatan adalah kenyataa-kenyataan empirik yang terdapat dalam suatu komunitas dan kebudayaan, sebagai akibat dan pengaruh dari proses sosialisasi dan enkulturasi nilai-nilai kebudayaan kesehatan modern yang berkenaan dengan kesehatan reproduksi tidak terpahami secara baik. Konsepsi kebudayaan yang mendasari munculnya perilaku kesehatan yang mereka jalankan dalam siklus reproduksi, tersebut, apakah itu dalam bentuk yang menguntungkan ataupun dalam bentuk yang merugikan, mereka sadari atau tidak, dan masalah kesehatan reproduksi yang diakibatkannya merupakan fenomena yang ditelusuri dalam tesis ini, dengan mengambil setting penelitian pada Komunitas Bugis Alitta di Sulawesi selatan.
Melalui studi ini ditemukan, bahwa masalah-masalah kesehatan reproduksi yang dialami oleh warga atau PUS dalam komunitas Bugis Alitta banyak ditentukan dan dipengaruhi oleh perilaku kesehatan yang mereka jalankan dalam siklus reproduksinya sebagai wujud dari kebudayaannya, baik yang mereka sadari/ketahui maupun yang mereka tidak sadari/tidak ketahui merugikan ataupun menguntungkan kondisi kesehatan reproduksi mereka."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrizal
"Lingkungan dan perilaku mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan selain faktor pelayanan kesehatan dan keturunan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Keluarga merupakan perwujudan Paradigma Sehat dalam budaya hidup keluarga yang berorientasi sehat dalam meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual maupun sosial. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) keluarga yang dipilih dalam penelitian ini adalah jamban, air bersih dan sampah.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Keluarga di Kabupaten Bungo Tahun 2002 serta faktor yang paling dominan berhubungan. Penelitian ini merupakan rancangan potong lintang (Cross Sectional) untuk melihat hubungan pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, pengetahuan sikap, status ekonomi, keterjangkauan terhadap sumber air bersih, sarana stimulan, keluarga binaan dan penyuluhan. Sebagai responden adalah ibu rumah tangga yang berjumlah 150 orang yang dipilih secara acak sederhana setelah dilakukan stratifikasi proporsional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jumlah anggota keluarga, pengetahuan dan penyuluhan berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga di Kabupaten Bungo Tahun 2002. Sementara faktor pendidikan, pekerjaan, sikap, status ekonomi, sarana stimulan keterjangkauan terhadap sumber air bersih dan keluarga binaan tidak berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga. Dari hasil analisis multivariat, ternyata pengetahuan yang paling erat hubungannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga, dimana ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berpeluang bagi keluarganya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat sebesar 6,4 kali dibandingkan dengan pengetahuan rendah
Guna meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga di Kabupaten Bungo, maka puskesmas perlu melakukan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama ibu rumah tangga melalui penyuluhan, seperti pemutaran film dan konseling. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten perlu pula menjalin hubungan kemitraan lintas program dan lintas sektoral dengan lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta untuk membantu penyebaran informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat, serta perlu secara terus-menerus dilakukan serta dikembangkan daerah pernbinaan keluarga seperti yang telah dilakukan melalui Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG).

Environment and Behaviour have the great effect to influence health grade, beside health services and genetic factors. The family's Clean and Healthy Behaviour (PHBS) is the implementation of Paradrgrna Sehat (Health Paradigm) in family's culture that has a health orientation in their live to increase, maintenance, and protect their physics, mental spiritual, and social's health. The indicator that use in this research of the family's Clean and Healthy Behaviour are toilet, clean water, and trash.
This research has an objective to gather the information of the big pictures and factors that related to the family's Clean and Healthy Behaviour in Kabupaten Bungo in 2002, and to figure the dominant factor. This research is a Cross Sectional research, to find out the connection between education backgrounds, numbers of family's members, occupation, attitude, economy status, the clean water's sources range, stimulant facilities, elucidation and well-train family. The writer had done some proportional stratification and using a simple randomly selected to choose 150 housewives to be respondents.
The result's shows that the numbers of family's members, knowledge, and health information is related to the family's Clean and Healthy Behaviour live (PHBS) in Kabupaten Bungo in 2002. Other factors, such as, education background, occupation, economy status, stimulant facilities, clean water's source range and elucidation family had no related to family's clean and health lives. From multi-variant analysis's results, we found out that the education and knowledge factors are the most influenced factors to family's clean and health lives, and high knowledge the housewives to clean and health behaviour lives 6,4 x from low knowledge.
To increasing the family's clean and health lives (PHBS) in Kabupaten Bungo, the public health center (Puskesmas) should conducts the activities that add and increase the society's knowledge, especially the housewives, by giving information through watching health's live movies and counselling. The Health Department of Kabupaten Bungo should conduct the partnership between cross-program and cross-sector with non-government organizations, and private to spread the family's clean and health lives program in continuing scale and also should conduct the family's elucidations program just like The Family Health and Nutrient Project (KKG) did.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Setiaji
"Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau disingkat PHBS sebagai operasionalisasi dari program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat atau sekarang lebih dikenal dengan istilah Promosi Kesehatan telah dijalankan diseluruh Indonesia sejak tahun 1996. Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah panduan PUBS dari Direktorat Promosi Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan PHBS. Dalam mengelola pelaksanaan kegiatan PHBS mengikuti 4 (empat) taliapan manajemen PHBS, dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, penggerakkan dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian menyangkut proses pelaksanaan kegiatan PHBS, padahal informasi mengenai hal ini sangat penting sekali khususnya bagi pengelola program PUBS sebagai masukkan dalam mengelola dan mengembangkan pelaksanaan kegiatan PHBS di masa yang akan datang. Tatanan dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada tatanan rumah tangga mengingat selain adanya keterbatasan sumber daya juga karena rumah tangga merupakan tatanan yang paling spesifik dibandingkan dengan tatanan lainnya.
Jenis penelitian dalam studi ini adalah kualitatif, dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam menyangkut proses pelaksanaan kegiatan program PHBS di daerah panduan PHBS kabupaten Bekasi. Sedangkan metode yang digunakan adalah melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah serta analisa data sekunder terhadap hasil laporan kegiatan program PHBS. lnforman yang diambil adalah pengelola program PHBS tingkat puskesmas dan kabupaten, tokoh masyarakat dan masyarakat (ibu rumah tangga).
Hasil dan kesimpulan dari penelitian dapat disampaikan sebagai berikut; Pengkajian sumber daya dilakukan tidak maksimal masih terbatas kepada lingkungan sendiri. Setiap tahunnya daerah pendataan PHBS terus mengalami perubahan kemudian ada beberapa hal yang tidak jelas maksudnya berkaitan dengan istilah, cara pengisian dan definisi operasional dari indikator. Sedangkan Cara mengklasifikasi PHBS sudah baik. Pengkajian PUBS secara kualitatif tidak dilakukan secara intensif setiap tahunnya.
Pengkajian terhadap masalah kesehatan setempat sudah dilakukan. Dalam menentukari prioritas masalah PHBS dengan cara melihat prosentase terkecil dari masing-masing indikator PHBS kemudian berdasarkan sumber daya yang ada bare ditentukan prioritas masalah PHBSnya. Dalam merencanakan kegiatan PHBS, rumusan tujuan tidak realistis dan dalam merencanakan kegiatan intervensi PHBS kurang mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan. DaIam melaksanakan kegiatan PHBS masih banyak yang bersifat empowerment. Sebagian besar pengelola program PHBS tidak sadar akan pentingnya pecan mereka dalam menggerakkan kegiatan PHBS. Dalam memantau kegiatan PHBS cenderung dilakukan pada saat pelaksanaan PHBS saja sedangkan kegiatan penilaian tidak dilakukan karena setiap tahunnya daerah yang didata selalu berubah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada beberapa saran yang penulis sampaikan, yaitu dalam mengkaji sumber daya agar juga mengkaji sumber daya dari lintas sektoral. Daerah pendataan PHBS agar tidak berubah-rubah dan untuk mengambil sampel pendataan PHBS agar mengacu kepada rekomendasi WHO. Istilah, cara pengisian maupun definisi operasional berkaitan dengan indikator PHBS perlu lebih dijelaskan.
Pengkajian PHBS secara kualitatif agar dilakukan intensif setiap tahun. kemudian rumusan tujuan dalam merencanakan kegiatan PHBS agar dibuat lebih realistis dan rencana kegiatan intervensi PHBS agar mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PHBS agar tidak hanya bersifat empowerment saja dan pengelolaan surnber daya manusia agar lebih ditingkatkan dalam upaya menggerakkan kegiatan PHBS.
Pemantauan kegiatan PHBS selain pada saat pelaksanaan juga perlu dilakukan pada saat lain dalam rangka membahas kegiatan PHBS yang akan dan sedang berjalan. Daerah pendataan PHBS agar tidak berubah-rubah setiap tahunnya sehingga penilaian PHBS dapat dilakukan.

Qualitative Study about Clean and Healthy Behavior (PUBS) Program on Family Setting Case Study: in PUBS Gulden Region Kabupaten Bekasi, West Java 2000Clean and Healthy Behavior Program or PUBS as operational of Public Health Education Program or now familiar as Health Promotion have been working in all region in Indonesia since 1996. Kabupaten Bekasi is one of the PHBS guiden from Health Promotion Directorate. In developing PUBS follows 4 (four) steps of management PHBS starting from prediction, planning, actuating, monitoring and evaluating. So far, there isn't research involving the process of PHBS accomplishment, although this information is very important especially for PHBS organizer as information to organize and to develop PUBS accomplishment in the nex future. This research focuses on family setting because we have limitation of the sources but also family setting as the specific part than others setting.
Type of this research is qualitative, and the purpose is to get information about PHBS accomplisment in Kabupaten Bekasi. The method is using indepth interview and focus group discussion and also secondary analyze data of result PHBS report. The Informant is provider from Puskesmas and Kabupaten who manage PHBS program, society figur and community (house wife).
Result and summary from this research can be informed like: the score prediction is not maximum and it is still limit to their own environment. Every years PHBS area always changing. There are unclear purpose in terminology, how to fill and operational definition from PHBS indicators. Instead of that how they classify PHBS already well. The PHBS prediction of qualitative did not running well every year. The site health problem prediction already running. In the priority of PHBS problem by using the smallest percentage from each PHBS indicator based on the available source than they can make the priority of PHBS problems. To plan PHBS activity, the purpose is not reality and in planning PHBS activity, it is not straight to the based purpose. In running PHBS activity still in empowerment. Most of the PHBS accomplisher did not realize how important they are in organize PHBS. In monitoring ORBS activity focuses only in PHBS activity even the evaluating is not doing every year in the region that have data always change.
According to that statement, so the writer has few suggests, to predict source it is need also to predict from other sources. The PHBS data should not be changing and to take the PHBS data sample it is right to follow WHO rules. Terminology, how they fill and also operational definition connect with PHBS indicator should be more clearly. Qualitative PHBS prediction should be running every year. And then the purpose of planning PHBS activity should be more reality and planning PHBS activity should be following to the rules. Running PHBS activity not only empowerment and developing sources but also increase to organize PHBS activity. Monitoring PHBS activity instead of the process but also discuss the next PHBS activity and PHBS activity that still running. PHBS data region should not be change every year so the evaluating PHBS can be done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Purwanto
"Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dengan perkataan lain masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, dengan demikian masyarakat mampu manjadi subjek dalam pembangunan kesehatan.
Sesuai dengan tuntutan reformasi pembangunan, maka sektor kesehatan juga mengalami perubahan yang sangat mendasar yaitu mengajak dan memotivasi masyarakat pada umumnya dan pelayanan kesehatan khususnya untuk mulai mengubah pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat yang lebih dikenal dengan istilah Paradigma Sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat,bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual maupun sosial. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pelaksanaan program PHBS tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta perlu didukung dengan informasi yang akurat, dari hasil pelaksanaan program PHBS untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program PHBS tatanan Rumah Tangga yang ada dipedesaan maupun perkotaan memakan waktu yang agak lama karena pengelolaannya dengan sumber daya manusia yang pengetahuannya tentang informasi masih kurang, dan masih menggunaaan sarana dan prasarana yang terbatas, sehingga untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan program PUBS memakan waktu yang agak lama.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk memberikan masukan dengan membuat otomatisasi Sistem Informasi PHBS tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta untuk mendukung Manajemen Kesehatan. Dalam otomatisasi Sistem Informasi PHBS tatanan Rumah Tangga ini dengan cepat dapat diketahui klasifikasi Desa Sehat, Kecamatan Sehat dan Kabupaten Sehat, kemudian informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk tindakan/intervensi perbaikan program PHBS tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta khususnya, maupun lintas program dan lintas sektor pada umumnya. Studi dilakukan di Puskesmas Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta dan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dengan pendekatan kualitatif.

Computerized Information System of Healthy and Clean Behavior in Household Setting, Purwakarta, 2001The goal of the National Health Development are empowered the people of Indonesia to maintain, improve and control over their health to reach the optimum health status in the community. This means that the community should be able to actively participate in maintaining and improving their own health status and being the subject of the health development itself.
With the recent push of political reformation; Indonesia has an important shifted in their basic policy. The government of Indonesia is committed to realizing the vision laid down in the Healthy Indonesia 2010 document to achieve health for all Indonesians by 2010 through the effective and efficient implementation of many programs that are more focusing on preventive and promotive interventions.
The Healthy and Clean Behavior program is a manifestation of Healthy Indonesia 2010 in culturally individual, household and community lifestyle that is healthy oriented in improving, maintaining and control over their physical , mental, spiritual and social aspect of their health, to monitor how far The Healthy and Clean Behavior program affecting the community in Purwakarta, particularly in hause hold setting, we need to set up an accurate and appropriate information system. The on going system is done manually, and it takes a very long time to collect, manage and executing the data in order to get an appropriate and necessary result that is important in the planning for intervention. The necessary result is more likely to be delayed in the process due to the limited competence of the available human resources and limited supporting equipment. Their fore a modification for this information system is really crucial to avoid the delay.
To overcome this problem the researcher propose a computerized information system of the Healthy and Clean Behavior in the household setting in Purwakarta to support their Health management. Through this system. the information needed for developing an appropriate intervention strategy for their community will be enhanced in both quality and time. Through this system, we also could get classification of healthy vilages, sub-district villages and districts/cities faster than it used to be. This information than could be the evidence based for father planning of the intervention, particularly in the management of The Healthy and Clean Behavior itself or for programs and sectors in general. The study is done in Bojong Health Center, Purwakarta, and District Health Office Purwakarta using the qualitative approach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Jubaedah
"Sumber daya manusia merupakan kekuatan utama pembangunan Indonesia sebagai negara berkembang, oleh sebab itu diperlukan sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan sosial, untuk itu diperlukan pola hidup sehat. keadaan ini sesuai dengan Paradigma sehat 2010. Melihat kompleknya permasalahan gaya hidup, mendorong penulis untuk mengetahui sejauh mana gambaran gaya hidup sehat mahasiswa, serta hubungan karakteristik mahasiswa (jenis kelamin, umur, pendidikan Ayah, pendidikan Ibu), pengetahuan mahasiswa tentang gaya hidup sehat, Sikap terhadap gaya hidup sehat, serta Lingkungan sosial (aktifitas dalam kelompok sebaya, status perkawinan orang tua, keaktifan komunikasi dalam keluarga, keaktifan komunikasi dalam kelompok sebaya, informasi media massa) dengan gaya hidup sehat.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah 314 sampel. Variabel yang diteliti sebagai variabel dependen yaitu gaya hidup sehat, sedangkan variabel Independen adalah jenis kelamin, umur, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pengetahuan, sikap, aktifitas dalam kelompok sebaya, status perkawinan orang tua, keaktifan komunikasi dalam keluarga, keaktifan dalam kelompok sebaya, informasi media massa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50 % mahasiswa memiliki gaya hidup sehat. Uji Chi-square menunjukkan ada hubungan bermakna antara jenis kelamin, umur, sikap, aktifitas dalam kelompok sebaya, status perkawinan orang tua, informasi media massa dengan gaya hidup sehat.
Berdasarkan analisis regresi logistik, variabel yang signifikan berhubungan dengan gaya hidup sehat adalah sikap, aktifitas dalam kelompok sebaya, status perkawinan orang tua, informasi media massa, sedangkan variabel yang paling berpengaruh terhadap gaya hidup sehat adalah sikap. Adapun peluang mahasiswa yang mempunyai sikap positif terhadap gaya hidup sehat sebesar 3,52 kali untuk mempunyai gaya hidup sehat dibandingkan dengan mahasiswa yang mempunyai sikap negatif terhadap gaya hidup sehat setelah dikontrol dengan variabel Aktiftas dalam kelompok sebaya status perkawinan orang tua dan informasi media massa.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada pengelola program kesehatan dan pendidikan agar mengantipasi gaya hidup mahasiswa melalui peningkatan kegiatan aktifitas olahraga kesehatan dan penyuluhan gizi serta diadakan pemeriksaan kesehatan, selain itu diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan rancangan metode yang berbeda agar dapat memprediksi peluang gaya hidup sehat.

Factors Associated to Health Life Style of University Student in Government University X, 2003The Human resources is a main power for development of Indonesia as a growth country. In connection that needs human resources in good health, phisicaly and social, for that needs a healthy life style, this condition appropriate with Paradigma Sehal 2010. See a complex problem of a life style, this motivated writer to knows as far as ilustrasion of a healthy life style in university student, and relation between carateristic university student (gender, age, parents education), acknowledge of a healthy life style, attitude for a healthy life style, a circel of social (activity in the same age group, status of parent marriage, activity communication in family and the same age group, information of mass media) with a healthy life style.
The design of study is cross sectional with total sample 314 respondent, The variable used a variable dependent is healthy life style and variabel independent is gender, age, parent education, acknowledge of a healthy life style attitude for a healthy life style, activity in the same age group, status of parent marriage, activity communication in family and the same age group, information of mass media. The result shows that 50% of university student have a healthy life style. Chi-square test shows a maning relation between sex, age, altitude, activity in the same age group, status parent marriage, information of mass media with a healthy life style.
Based on logistics regretion analysis, the significant variable correlation with a healthy life style is attitude, activity in the same age group, status parent merriage, information of mass media, while the most influential variable a bout a healthy life style is attitede. It so happens opportunity of university student which have positive attitude a bout a healthy life style as big as 3,25 times to have a healthy life style compare with university student which have negative about a healthy life style after controlled with the activity variable in the same age group, status parent marriage and information of mass media.
Based on result of research suggested to health program and education organizer in order to anticipation a life style university student throught increase activity health, sport, illumination of nutrition and needs research continuation with used the different methode design in order to prediction the opportunity a healthy life style.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 11149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Septalina
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat Berta meluas penyebarannya, sejalan dengan adanya peningkatan mobilitas dan kepadatan penduduk.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan SKD KLB DBD dengan menggunakan Model Time Series untuk dapar memprediksi KLB DBD di DKI Jakarta. Pengembangan sistem ini didapat dari analisa sistem yang ada di Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Beberapa masalah dari sistem yang ada adalah, Rumah Sakit melaporkan jumlah kasus ke Dinas Kesehatan namun tidak melaporkan ke PKM Kecamatan, sehingga membuat inkonsistensi data antara Dinas kesehatan dengan PKM Kecamatan. Proses analisis dilakukan oleh Tingkat Dinas Kesehatan, baru kemudian hasil analisanya diberikan pada Piniri Kecamatan. Hai itu membuat panjangnya waktu analisa. Program yang ada tidak mampu menampung data base dan data diinput tidak dengan konsisten sehingga mengalami kesulitan dalam pengolahan data dan tidak dapat mereport secara otomatis sehingga status wilayah baru dapat dilihat dan di analisa setelah report dicetak.
Untuk itu dirancang suatu program aplikasi basis data untuk pengembangan SKD KLB DBD, yang diharapkan dapat menjadi back up data di PKM Kecamatan dan Dinas Kesehatan, sehingga data hilang, tidak seragam dan inkonsistensi data dapat diatasi. Analisa dapat dilakukan setiap saat dengan cepat tanpa melihat laporan sebelumnya.
Kekuatan sistem ini adalah data terstruktur, pengolahan data lebih cepat dan dapat menyajikan jumlah kasus dengan statusnya : KLB, Naik, Menurun atau Tetap. Program ini juga dapat memprediksi jumlah kasus yang terjadi dimasa yang akan datang. Kelemahannya, prediksi dapat dilakukan bila ada angka ABI (Angka Bebas Jentik), kelemaban dan suhu setiap bulannya.
Dengan adanya model untuk dapat memprediksi jumlah kasus yang akan datang diharapkan Pengembangan SKD KLB DBD ini dapat diimpiementasikan di Dinas Kesehatan DKl Jakarta dan PKM Kecamatan. Hal ini untuk mendukung SKD KLB DBD. Tidak menutup kemungkinan basis data ini juga bisa dikembangkan lebih lanjut.

Development Of Early Warning System For The Outbreak Of Dengue Hemorrhage Fever Using Time Series At DKI JakartaDengue Hemorrhage Fever (DHF) is one of the public health problems in Indonesia, this disease tend to increase and spread out, following increase of population's mobility and population's density.
The purposed of this study is to develop Early Warning System (EWS) for the Outbreak of Dengue Hemorrhage Fever (DHF) using Time Series in order to be able to predict Outbreak DHF at DKI Jakarta. Developing this system based on the analysis system existed in the Provincial Health Department DKI Jakarta.
Results of the analysis system is found that there is a problem with the existing system, the hospitals sending their report only to the Provincial Health Department, they are not reporting to Sub-district Community Heath Center (CRC), then the data analysis was done by the Provincial Health Department, and after that the result of the analysis sent to Sub-district CHC. This system resulting on a tong time process of the data analysis and also introducing inconsistency data between Provincial Health Department with Sub-district Community Health Center. The other problem is the data was not entered consistently, resulting on some difficulties on the data processing, and the report was net processed automatically, therefore the status of new areas were not seen and could not be analyzed after report printed.
In order to solve the problems, it was developed a data-based computer software for the Early Warning System for the Outbreak of Dengue Hemorrhage Fever. This data-based expected could be as a back-up data-based in Sub-district Community Health Center and at the Provincial Heath Department, therefore the data lost or data inconsistency could be controlled, and the data analysis could be done every time quickly.
The strength of this system is the data was structured, the data processing can be done quickly, and the report can be shows the number of cases and the status of the area; outbreak, increasing cases, decreasing, or constant, This system could also be used to predict the number of cases in the future. However, the weaknesses of this system is the prediction could be done if only available the data about ABJ (Angka Bebas Jentik), humidity (kelembaban), and temperature (suhu) every month.
With the ability of the system to predict the number of cases in the future, it hopes that this Early Warning System (EWS) for the Outbreak of Dengue Hemorrhage Fever (DHF ) that has developed can implemented in the Provincial Health Department and Sub-district Community Health Center (CHC). However, this system especially the data-based could also be developed for the other analysis."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 12677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Sakreti Nawangsari
"Kesehatan ibu dan anak merupakan indikator kualitas kesehatan suatu bangsa yang ditunjukkan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dalam lingkup pembangunan sosial, kesehatan merupakan salah satu bidang utama dalam pencapaian kesejahteraan sosial dan unsur penyokong bagi suatu bangsa dalam pembangunan manusia. Program buku KIA di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1993 adalah salah satu bagian dari rangkaian upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu pemasyarakatan buku KIA sebagai produk tangible dan intangible yang memuat perilaku kesehatan ibu dan anak menjadi penting adanya.
Tesis tentang praktek pemasaran sosial buku Kesehatan Ibu dan Anak (KR) di RW 11 dan 14 Kelurahan Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Kota Depok ini merupakan deskripsi dan eksplanasi dari proses dan hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan distribusi buku KIA di Kota Depok yang diawali dengan diselenggarakannya Pelatihan Penggunaan Buku KIA pada bulan Januari 2004. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelanjutan program buku KIA pasca pelatihan tersebut. Menggunakan metode action research dan sejalan dengan tahap-tahap metode tersebut yakni pengamatan (look), berpikir (think), dan tindakan (action), permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana kelarjutan program buku KIA pasca pelatihan, (2) Berdasarkan basil pengamatan pada tahap itu, apakah upaya yang dilakukan untuk program buku KIA tersebut, dan (3) Bagaimana upaya tersebut jika diterapkan di lapangan.
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam tesis ini adalah gabungan dart konsep-konsep pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan perubahan perilaku kesehatan, sebagai rujukan literatur yang akan digunakan untuk membandingkan dengan proses dan hasil penelitian di lapangan. Sebagai bagian dari upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku sehat, pendidikan kesehatan dalam penelitian ini difokuskan pada upaya pemasaran sosial sebagai strategi untuk menyampaikan gagasan perilaku kesehatan ibu dan anak yang terkandung dalam buku KIA.
Dengan metode action research, dalam kurun waktu 8 minggu, penelitian terapan ini berhasil melakukan 2 siklus action research . Siklus pertama dengan tahapan yang lengkap yaitu tahap pengamatan, berpikir, dan bertindak, sedangkan siklus kedua hanya sampai tahap pengamatan. Melalui ketiga tahap look, think, action ini dicoba dipetakan, dirumuskan, dan dilakukan tindakan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku yaitu faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pendorong (reinforcing factor), dan faktor pendukung (enabling factor). Dari hasil pengamatan dan berpikir pada siklus pertama dihasilkan tiga tindakan yang meliputi (1) pendekatan individual berupa penyampaian informasi langsung kepada sasarani ibu hamil (dan pemilik balita), (2) pendekatan kelompok berupa pelatihan penggunaan buku KIA bagi kader, serta (3) penguatan jaringan yaitu pemasyarakatan buku KIA di kalangan aparat RT/RW dan membangun jaringan dalam organisasi lokal untuk pemasaran sosial buku KIA.
Dalam prosesnya di lapangan, penelitian ini dibiarkan mengikuti siklus penelitian terapan dan berjalan tanpa pedoman wawancara yang Baku. Namun dalam penulisannya, proses dan hasil penelitian terapan ini disajikan dalam dua kerangka besar, pertama dalam kerangka faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan berdasarkan perspektif informan/partisipan dan kedua dalam kerangka literatur rujukan yang dipakai yaitu mencakup pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan perilaku kesehatan. Hasilnya akhir penelitian ini adalah berupa perubahan perilaku antara lain (1) Melalui pendekatan individual hasil yang dicapai adalah pengetahuan sasaran meningkat dan bayi mendapatkan buku KiA dari ibunya. (2) Melalui pelatihan kader hasil yang dicapai adalah pengetahuan, ketrampilan tenaga kesehatan, dan peran serta masyarakat meningkat. (3) Melalui upaya penguatan jaringan hasil yang dicapai adalah aparat RT dan RW mengetahui keberadaan buku KIA. Selain itu dan ketiga komponen evaluasi terhadap buku KIA diperoleh hasil bahwa cakupan (coverage) buku KIA di RW 11 dan 14 adalah memenuhi kebutuhan sasaran, sasaran selalu membawa buku KIA ke tempat pelayanan kesehatan (bringing rate), dan tenaga kesehatan selalu mengisi buku KIA (filling rate).
Dengan kurun waktu penelitian selama 8 minggu, pemasaran sosial pada penelitian terapan ini memiliki kemampuan garap pada ranah kognisi dan afeksi, yaitu pengetahuan dan sikap. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa pemasaran sosial merupakan prkatek yang memiliki kompleksitas yang tinggi karena produk pemasaran sosial dalam hal ini perilaku kesehatan ibu dan anak yang terkandung dalam buku KIA cenderung lebih kompleks, berhadapan dengan permintaan lebih bervariasi dan kelompok target lebih menantang untuk dicapai, keterlibatan konsumen lebih intensif, serta kompetisi yang tidak kentara dan bervariasi. Dalam penelitian ini kompleksitas ini ditemukan sejalan dengan pengamatan akan faktor-faktor predisposisi, pendorong, dan pendukung yang kemudian diajukan acuan dalam merumuskan dan menentukan tindakan. Oleh karena itu maka tindakan (act) yang dilakukan pada penelitian terapan ini merupakan hasil prioritas dengan memperhitungkan kemampuan/sumber daya yang ada. Beberapa tindakan disarankan guna menghasilkan tindakan yang diharapkan mampu memecahkan faktor dan penyebab masalah yang muncul tersebut yaitu difokuskan pada tindakan peningkatan pengetahuan sasaran akan kesehatan ibu dan anak melalui penyuluhan di posyandu, peningkatan peran tenaga kesehatan (kader, bidan, dan dokter) dalam melakukan pendidikan kesehatan ibu dan anak kepada sasaran, serta upaya revitalisasi posyandu dan penguatan jaringan organisasi lokal tingkat RW guna mendukung upaya pemasyarakatan buku KIA.
187 halaman, 20 gambar, 29 tabel, 12 lampiran, 44 kepustakaan (16 buku, 11 jumal dan artikel, 2 tesis, 15 laporan, tahun 1971 - 2003)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Fitriwati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu pada tahun 1995 dan 2001 yang dipengaruhi oleh karakteristik demografi, sosial dan ekonomi. Penelitian ini penting karena investasi sumber daya manusia berkaitan dengan kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Upaya peningkatan derajat kesehatan penduduk secara langsung akan meningkatkan kualitas penduduk. Dampak kemiskinan memunculkan berbagai penyakit pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, balita, dan lanjut usia. Kemiskinan yang terjadi menyebabkan cakupan gizi rendah, pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan buruk, dan biaya untuk berobat tidak ada. Akibat terkena penyakit menyebabkan produktivitas rendah, penghasilan rendah, dan pengeluaran bertambah.
Kesehatan adalah investasi, sehingga untuk menanggulangi kemiskinan mutlak diperlukan peningkatan kesehatan penduduk miskin. Karakteristik program kesehatan "peduli orang miskin" mengutamakan penyelesaian masalah kesehatan/penyakit penduduk miskin, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan penduduk miskin, dan meringankan beban biaya berobat penduduk miskin. Untuk mencapai tujuan, penelitian ini menggunakan data Susenas 1995 dan 2001. Unit analisis yang digunakan adalah tingkat individu. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabel silang antara variabel terikat dan variabel bebas. Analisis lain yang dilakukan adalah analisis inferensial dengan menggunakan regresi logistik multinomial. Metode tersebut dianggap cocok karena dalam penelitian ini variabel terikat (status kesehatan) mempunyai tiga kategori/skor yaitu: (1) tidak ada keluhan (2) mempunyai keluhan sakit akut dan (3) mempunyai keluhan sakit kronis.
Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa (1) kelompok umur balita dan lansia mengalami keluhan sakit akut yang paling tinggi; (2) pada umumnya perempuan mengalami keluhan sakit akut dan sakit kronis yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki; (3) keluhan sakit kronis dan sakit akut lebih banyak dialami oleh orang yang berstatus kawin dibandingkan dengan orang yang berstatus tidak kawin; (4) pendidikan tidak langsung mempengaruhi status kesehatan, tetapi melalui jenis pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh sehubungan dengan pekerjaan; (5) orang yang bekerja mempunyai status kesehatan yang lebih buruk dibandingkan orang yang tidak bekerja; (6) orang yang kesulitan akses mengalami keluhan sakit akut dan sakit kronis yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang mudah akses ke fasilitas kesehatan; (7) orang yang memiliki jaminan pembiayaan kesehatan mempunyai kecenderungan untuk menderita keluhan sakit akut dan kronis yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki jaminan pembiayaan kesehatan; (8) kebiasaan merokok menyebabkan mereka memiliki keluhan sakit akut dan sakit kronis yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok; (9) orang yang tinggal di kota memiliki persentase yang tinggi untuk menderita keluhan sakit akut tetapi memiliki persentase keluhan sakit kronis lebih rendah daripada orang yang tinggal di desa."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>