Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teresa Anindya Wijaya
"Makalah ini mengulas bagaimana mekanisasi pertanian mempengaruhi Kamboja. Mekanisasi pertanian, lonjakan global mesin pertanian, muncul untuk mencukupi peningkatan permintaan produk pertanian akibat pertumbuhan populasi dan tingkat pendapatan dengan produksi pertanian yang efisien, lebih tinggi, dan produktif. Peningkatan inovasi teknologi yang sejalan dengan sektor pertanian menjadi perhatian penting di pasar pertanian Kamboja, yang mempunyai pengaruh positif dalam mendorong produksi yang lebih tinggi, kecukupan pangan, dan pertumbuhan ekonomi. Kapasitas pemanfaatan mekanisasi pertanian sangat penting untuk menentukan intensitas hasil produksi. Dengan volume ekspor pertanian yang tinggi, Kamboja produktif dalam memanfaatkan inovasi teknologi dalam produksi pertaniannya. Mekanisasi pertanian telah menggantikan input produksi manual, seperti sapi dan petani yang kurang terampil di Kamboja, dengan mesin untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian, yang berkontribusi pada berkurangnya lapangan kerja di sektor pertanian. Untuk melindungi tenaga kerja, menghilangkan inefisiensi pasar dan kerugian akibat mekanisasi pertanian, pemerintah dapat menerapkan kebijakan pengurangan upah minimum dan subsidi yang menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan berikut.

This study assess how Agricultural Mechanisation affects Cambodia. Agricultural mechanisation, the global surge of agricultural machinery, arises to suffice the increasing demand of agricultural products due to the growing population and income level with an efficient, higher, and productive agricultural production. Improvement of technological innovation that coincides with the agricultural sector is an important concern in the agricultural market of Cambodia, which has a positive influence to promote higher production, food- sufficiency, and economic growth. Utilisation capacity of agricultural mechanisation is crucial to determine production output intensity. With high agricultural exports volume, Cambodia is productive in utilising technological innovations in their agricultural production. Agricultural mechanisation has been substituting manual production inputs, such as cattle and less skilled farmers in Cambodia, with machineries to increase agricultural efficiency and productivity, which contributes to a lower employment in the agricultural sector. To protect labours, eliminate market inefficiencies and losses due to agricultural mechanisation, the government can enforce the policy of minimum wage reduction and subsidy which serve as the solution to solve the following concerns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Netherlands: Development Assistance, [date of publication not identified]
631.582 FAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1987
630 EKO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Deptan, 2007,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Wijianingsih
"Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah tingkat dua yang menjadi bagian dari wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi geografis yang strategis. Dipilihnya kawasan industri di Kabupaten Tangerang karena letak yang strategis tersebut menyebabkan Kabupaten Tangerang sebagai bagian dari pusat pertumbuhan industri wilayah Indonesia bagian barat. Analisa pada penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yang menjelaskan terjadinya peralihan potensi lahan menjadi kawasan industri. Potensi lahan di dapatkan dari hasil scoring dan overlay. Pemberian nilai ini mengacu pada variabel (topografi, litologi, kemampuan tanah dan hidrologi) yang di jumlah dan di kali dengan variabel pembatas (banjir, erosi, dan salinitas tanah) untuk selanjutnya di analisa mengenai peralihan potensi lahan, dimana lahan yang harusnya sangat baik untuk pertanian beralih fungsi menjadi kawasan industri.

Tangerang District is one of the two levels that are part of the Banten Province. Located in a strategic geographical position. Choosing the industrial area in Tangerang District as a strategic location in the Tangerang District as a central part of the growth industry of the western part of the Indonesian. Analysis on this research using descriptive analysis that describes the potential of a transition into industrial land. Potential land available in the scoring and results from the overlay. The provision of this value to the variables (topography, litologi, the ability to land and hydrology) and the number of times in the variable divider (floods, erosion, and soil salinity) for further analysis on the potential of the land, where the land should be very good for agricultural area of its functions into the industry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kajian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji tingkat perkembangan berbagai tipologi industri pertanian ;(2) mengindentifikasi permasalahan dlm peningkatan sistem pelayanan agribisnis dlm mendukung pengembangan industri pertanian dan (3)Menyusun strategi pengembangan industri pertanian melalui penguatan sistem pelayanan agribisnis. Industri pertanian skala kecil dan rumah tangga relatif banyak jumlahnya, namun berperan besar dlm penyerapan tenaga kerja, sementara nilai tambah yg diperoleh relatif kecil dibandingkan dengan industri besar dan sedang.Hasil kajian menunjukkan bahwa pengusahaan komoditas ubikayu, nenas, pisang dan kopi umumnya dilakukan secara sederhana sampai semi intensif. Dari analisis usahatani menunjukkan bahwa R/C dari empat komoditas tersebut berkisar antara 1,81 - 6,71, artinya tingkat penerimaan usahatani mencapai 1,81 - 6,71 dr total biaya yg dikeluarkan. Keempat komoditas di atas merupakan bhn baku industri pengolahan pd industri skala kecil dan rumahtangga, namun komoditas tsb sebagian besar hanya dipasarkan dlm bentuk segar. Hal ini antara lain disebabkan :(1) Pelaku industri pengolahan belem mampu mengakses pasar secara baik (2)Keterbatasan ketrampilan dan modal (3) penyuluhan masih bias ke usaha budidaya. Pada umumnya industri pengelohan masih berskala kecil, kecuali komoditas kopi. namun usaha kelompok terbentuk blm merupakan kelompok usaha bersama yg tumbuh secara mandiri sebagai suatu kebutuhan efisiensi usaha. Secara umum R/C industri pengolahan empat komoditas tsb berkisar antara 1.02 -2.03 artinya tingkat penerimaan usaha tani mencapai 1,02-2,03 dr total biaya yg di keluarkan. Untuk pengembangannya telah mulai dirintis kemitraan usaha dlm pemasaran hasil olahan, walaupun masih relatif terbatas. kemitraan usaha dpt memperpendek rantai peamasaran dan kepastian pemasaran hasil. Peranan subsistem pelayanan, seperti lembaga pembiayaan, penyuluhan dan penunjang lainnya masih relatif terbatas. Untuk itu kebijakan dan strategi yg dikembangkan diarahkan untuk : (1) Peningkatan akses pelaku agribisnis terhadap pembiayaan usaha agribisnis, (2) Peningkatan akses terhadap informasi pasar (3)Memperceapat penyampaian inovasi teknologi pertanian ke pelaku agribisnis, (4)Peningkatan kapasitas usaha pealaku agribisnis dan mutu produk, serta (5)Penguatan lembaga penyuluh pertanian."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Teddy Sutriadi
"ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan di Sub DAS Klakah DAS Serayu Kabupaten Wonosobo pada Musim Kemarau 2008 dan Musim Hujan 2008. Penelitian menggunakan pendekatan penelltian kuantitatif dengan fonnat deskriptif Ex Post Factr. Sebanyak 54 contoh air dari Sub OAS Klakah diamati kadar nitratnya dan sebanyak 75 petanl contoh diwawancarai. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Faktor pendorong petanl memupuk nitrogen dengan dosis berlebihan adalah untuk menlngkatkan produksi (0,39), kemudian berturut-turut peringkat kedua, ketiga, dan keempat adalah pendapatan (0,30), kesuburan tanah (0,22), dan harga sayuran (0,09); (2) Dosis pupuk N yang diterapkan petani lebih tlnggi 70%, dan 6% dari dosis rekomendasi untuk tanaman kentang dan kubis, sedangkan untuk tanaman jagung masih dl bawah dosls rekomendasi; (3) Produksi taliaman kentang, kubls, dan jagung pada wilayah studi lebih rendah dar! potensi hasllnya, tetapl maslh memberikan keuntungan usahatanl, dengan 13/C masing-masing 0,98; 1,44; dan 1,64; (4) Pemupukan N dosis tinggi menlngkatkan secara nyata konsentrasi nitrat dalam air sungai. Namun konsentrasl nitrat dl semua lokasl pengamatan masih menunjukkan nilai yang lebih rendah dan konsentrasi NOJ- yang diperkenankan untuk air mlnum ( 45 mgjl), dan (5) Sebanyak 58% petani menerapkan teknologi konservasl tldak sesual dengan kemiringan lerengnya; seria Upaya yang dapat dilakukan untuk memlnlmalkan dampak adalah a) penerapan pola tanam yang mengkomblnaslkan tanaman sayuran umbi, daun, dan blji (jagungkentang- kubls), b) penerapan dosis pemupukan sesual dengan rekomendasi, c) perbalkan teknologl konservasl tanah sesual dengan kemlringan lerengnya, d) penanaman tanaman tahunan atau tanaman legum pohon pacta batas kepemlikan lahan pada lahan dengan kemiringan kurang dari 15%, e) penanaman tanaman tahunan dan melarang penanaman tanaman semusim pada tanah dengan kemiringan lereng leblh besar dan 15%, dan f) peningkatan aktlvitas penyuluhan melalui kelompok tani secara berkala dan membuat demplot teknologl pemupukan dan konservasi tanah."
2009
T32836
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The are of tidal land in Indonesia is approximately 20.10 million ha,about 20-30% are suitable for agricultural development,and only about three million ha have been used for agricultur
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Collins, James T.
"One of the distinctive languages of Central Maluku, Naka’ela, was once spoken by a remnant language community on the north coast of Seram. Relying on data collected in Seram in 1978, Naka’ela has been among the Central Maluku languages included in studies of morphophonology (Collins 1983a, 1983b), areal phonology shift (1982, 2018a), and language classification (Collins 1983a). A fallacious, mechanistic classification of Naka’ela (Mahsun et al. 2008; Mukhamdanah 2015) was also published and has been recently disproven (Collins 2019a, 2019b). This essay will review some of the aspects of the Naka’ela language system by exploring what we can discern about verbal conjugation systems and genitive paradigms in this Central Maluku language. Based on contemporary reports from Seram (Sadrach Latue, p.c., 27-10-2018), the Naka’ela language, like so many others in Central Maluku, is no longer spoken; nor are there “rememberers” of this extinct language. In this setting of dead and forgotten languages, we recall the brutal genocides and culture murders in Australia (Daniel Nettle and Suzanne Romaine 2000). Recently, Dianne Biritjalawuy Gondarra, a Yolngu woman from northern Australia, explained that “culture is a shadow, it’s something that follows your everywhere, and part of culture is language, which connects me back to my land” (James Griffths 2020). This essay is intended to shed more light on Naka’ela and the complex setting of fading multilingualism in Central Maluku. The displaced, disregarded Naka’ela community survives in Seram, their land, but their language is only a shade, a ghostly memory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
909 UI-WACANA 22:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>