Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147478 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gaezza Trikas Frendianto
"Tulisan ini adalah kajian tentang interpretasi simbol omnipoten atau kemahakuasaan Tuhan dan kaitannya dengan evil atau kejahatan. Atribut omnipoten yang disematkan pada Tuhan merupakan sifat yang masih menimbulkan paradoks. Interpretasi konsep omnipoten atau kemahakuasaan yang tersedia masih banyak meninggalkan pertanyaan, terutama keraguan bahwa Tuhan dapat melakukan segalanya termasuk melakukan evil atau kejahatan. Manusia secara intuitif cenderung lebih percaya pada Tuhan yang Maha Baik daripada Tuhan yang jahat, tetapi alasan mengapa Tuhan meng'ada'kan kejahatan di dunia belum sepenuhnya dapat dijawab. Dengan menggunakan metode hermeneutika Paul Ricoeur, artikel ini menjelaskan konsep omnipoten dan definisi evil dengan refleksi kritis, supaya maknanya tidak hanya dipahami utuh sebagai makna literal, tetapi memberi kebermaknaan hidup bagi penafsir, karena interpretasi yang ada selama ini kurang menjelaskan keterhubungan konsep kemahakuasaan Tuhan dengan makna refleksi kritisnya. Sehingga Tuhan yang Mahakuasa tidak hanya dapat dipahami dalam ranah teologi dogmatis, namun filosofis. Evil yang selama ini disematkan kepada Tuhan dijawab jika evil merupakan kekurangan, bukan kelemahan Tuhan. Jika Tuhan Mahakuasa tidak mungkin Tuhan sekaligus tidak berkuasa, karena melanggar hukum logika yang konsisten. Lebih lanjut, pemaknaan pada kemahakuasaan Tuhan tidak hanya dimaknai dalam bentuk pengetahuan, tetapi refleksi kritis.

This paper is a study of the interpretation of the omnipotent symbol or the omnipotence of God and its relation to evil. The omnipotent attribute attached to God is a human trait that is constrained to cause paradoxes. The available interpretation of the concept of omnipotence still leaves many questions, especially doubts that God can do everything including evil. Humans intuitively tend to believe in a God who is good rather than God who is evil, but the reason why God creates evil in the world cannot be fully answered. Using Paul Ricoeur's hermeneutic method, this article explains the concept of omnipotence and the definition of evil with critical reflection, so that the meaning is not only fully understood as a literal meaning but gives meaning to life for interpreters because the existing interpretations so far do not explain the connection between the concept of God's omnipotence and meaning critical reflection. So that God Almighty can not only be understood in the realm of dogmatic theology but also philosophical. The evil thrown at God is answered if evil is a deficiency, not God's weakness. If God is all-powerful, it is impossible that He is not powerful simultaneously, because it violates the laws of consistent logic. Furthermore, the meaning of God's omnipotence is not only interpreted in the form of knowledge, but also in critical reflection."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wirda Wirdiyana
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang uang digital sebagai bentuk uang baru yang sebelumnya hanya dimiliki
bentuk fisik. Dengan menggunakan hermeneutika Paul Ricoeur, penulis mencari implikasi sosial
dari uang digital pada konsumsi pola individu di dunia sosial. Dengan melihat tiga aspek;
relasi kuasa, relasi kelas, dan kesadaran individu. Tesis ini akan menunjukkan perubahan
uang fisik menjadi uang digital tidak hanya berubah pada tingkat materi. Uang digital tidak terbatas
hanya dengan fungsi, seperti untuk membuat transaksi lebih mudah, tetapi juga ada makna lain, yang bisa dilakukan
memiliki implikasi yang mengubah konsumsi derai individu di dunia sosial.

ABSTRACT
This thesis discusses digital money as a new form of money that was previously only owned
physical form. By using Paul Ricoeur's hermeneutics, the writer looks for social implications
from digital money to the consumption of individual patterns in the social world. By looking at three aspects;
power relations, class relations, and individual awareness. This thesis will show change
physical money into digital money doesn't just change at the material level. Digital money is unlimited
only with functions, such as to make transactions easier, but there are also other meanings, which can be done
has implications that change the consumption of individual patter in the social world."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Qalam, 2005
231 OTH t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Sobary
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995
297.211 MOH k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Nurul Syifa
"Tulisan ini dibuat atas dasar kekhawatiran penulis terhadap berkembangnya persepsi tentang Islam radikal di masyarakat Indonesia. Persepsi ini menjadi penting dibahas untuk mencegah pembenaran bahwa radikalisme adalah wajah Islam sesungguhnya. Untuk itu perlu ada upaya pemurnian terhadap persepsi-persepsi yang telah melekat pada Islam. Dalam melakukan upaya pemurnian diperlukan upaya pemahaman kembali terhadap persepsi yang berkembang, hingga faktor lain yang mempengaruhi perkembangan persepsi itu. Hermeneutika menjadi pendekatan yang tepat untuk mencapai tujuan pemurnian dan melakukan upaya pemahaman kembali terhadap persepsi yang berkembang terhadap Islam. Di sini terlihat fungsi negatif dari ideologi, yaitu (1) melegitimasi kekuasaan dan (2) mendistorsi pengetahuan dan kesadaran. Penulis menggunakan pendekatan hermeneutika dari Paul Ricoeur, karena bagi Ricoeur hermeneutika tidak hanya sebagai cara pemahaman kembali, tapi menekankan fungsinya sebagai kritik ideologi. Temuan penulis bahwa adanya persepsi tentang Islam radikal karena terdapat peran dari gerakan sosial Islam radikal dan diframing oleh media massa.

This paper is based on the author's concern about the growth perceptions of radical Islam in Indonesia. This perception becomes important to be discussed to prevent the justification that radicalism is the true face of Islam. For this reason, there needs to be an effort to purify perceptions that are inherent in Islam. In purifying efforts, it is necessary to re-understand the growth perception, to other factors that influence the growth of that perception. Hermeneutics is the right approach to achieve purification goals and make efforts to re-understand the perceptions that growth towards Islam. Here we see the negative function of ideology, namely (1) legitimizing power and (2) distorting knowledge and awareness. The author uses the hermeneutic approach of Paul Ricoeur, because for Ricoeur hermeneutics is not only a way of re-understanding, but emphasizes its function as an ideological criticism. The authors find that there is a perception of radical Islam because there is a role for radical Islamic social movements and is being framed by the mass media.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Copeland, Rita
"Translation played a crucial role in the emergence of vernacular literary culture in the Middle Ages. This is the first book to consider the rise of translation as part of a broader history of critical discourses from classical Rome to the late Middle Ages, and as such adds significantly to our understanding of the development of European culture"
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2009
e20528339
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Masykur
"Dewasa ini hermeneutika menjadi permasalahan yang menarik untuk dieksplorasi dan dianalisis. Hermeneutika pertama muncul berkaitan dengan kata hermeneia yang diungkapkan oleh Plato, Aristoteles, dan Philo. Signifikansi dan urgensi hermeneutika diperlukan sekali ketika ingin menjelaskan dan memahami realitas yang berkaitan dengan mitos dan agama. Untuk keperluan itu, interpretasi teks Ricoeur ini memberikan alternatif yang berbeda dengan hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial.
Dengan permasalahan di atas, penulis mengambil judul Interpretasi Teks dalam Hermeneutika Paul Ricoeur. Dengan judul ini, ada tiga masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu: Pertama, apa yang dimaksud dengan interpretasi teks Ricoeur tersebut? Kedua, apa yang dimaksud dengan teks Ricoeur tersebut? Ketiga, bagaimana penerapan interpretasi teks Ricoeur dalam hubungannya dengan hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial? Kerangka teori yang digunakan adalah bahwa teori interpretasi teks Ricoeur haaya dapat dipahami dengan memahami teks yang difiksasi dengan tulisan.
Tesis ini bersifat deskriptif-analitis yang tampak pada metode-metode yang digunakan. Tesis ini merupakan studi pustaka. Pustaka primer yang digunakan adalah The Conflict of Interpretations: Essays in Hermeneutics, Interpretation Theory: Discourse and the Surplus Meaning, dan From Text to Action: Essays in Hermeneutic. Sedangkan, pustaka sekunder yang digunakan adalah pustaka yang menjelaskan hermeneutika dan interpretasi teks Ricoeur. Persoalan interpretasi teks dalam hermeneutika Ricoeur dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretaslkan dengan metode deskripsi, metode pemahaman,dan metode hermeneutika Ricoeur yang didasarkan pada interpretasi teks.
Pada akhir pembahasan, penulis berefleksikan secara kritis dengan metode refleksi kritis. Inti sari dari tesis ini membahas pemikiran hermeneutika fenomenologis Ricoeur yang meletakkan interpretasi teks sebagai dasar metode hermeneutikanya. Interpretasi teks Ricoeur dapat digunakan untuk membaca makna yang tersembunyi dalam teks yang mengandung makna yang tampak. Interpretasi teks Ricoeur ini merupakan distingsi antara hermeneutika Romantis dan hermeneutika ontologis-eksistensial. Distingsi antara kedua hermeneutika itu tampak pada ontonomi teks dengan konsep apropriasi-distansiasi, erklaren-verstehen, dan tindakan penuh makna sebagai teks. Dengan demikian, sebagai refleksi kritis ada dua temuan dalam tesis ini. Pertama, bahwa interpretasi teks Ricoeur merupakan mediasi antara hermeneutika Romantis sebagai kutub obyektif dan hermeneutika ontologis-eksistensial sebagai kutub subyektif. Kedua, bahwa hermeneutika fenomenologis Ricoeur merupakan mediasi antara fenomenologi Husserl dan strukturalisme Saussure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilen, Osman
Washington, D.C.: The Council for Research in Values and Philosophy, 2000
121.686 BIL h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Mujiburrahman
"Penelitian ini membahas ajaran Islam Wetu Telu, sebuah kelompok aliran kepercayaan lokal yang mensinkretisasi kepercayaan Hindu, Sasak Boda, dan Islam. Aliran ini berkembang di Desa Bayan, Lombok Utara. Kelompok ini memiliki keunikan serta ciri khas tersendiri dalam memahami konsep kehidupan dan ketuhanan. Penelitian ini merefleksikan 2 hal: Pertama, apa makna filosofis Islam Wetu Telu berdasarkan pemikiran hermeneutika fenomenologi Paul Ricoeur., Kedua, bagaimana simbol – simbol pada upacara Gawe Urip dan Gawe Pati dapat dimaknai sebagai simbol kejahatan: noda, dosa, dan kebersalahan. Dengan menggunakan metode hermeneutika fenomenologi Paul Ricoeur dan refleksi filosofis, peneliti menerapkan 3 model interpretasi yaitu: a) Interpretasi Primer, b) Interpretasi Literal, dan c) Interpretasi Filosofis. Peneliti menyimpulkan bahwa ajaran Islam Wetu Telu sebagai filosofi hidup yang terus dipatuhi dan dijaga kemurnian ajarannya. Simbol – simbol pada upacara kehidupan dan kematian dapat diinterpretasikan sebagai upaya penebusan simbol kejahatan: noda, dosa, dan kebersalahan yang digunakan untuk mengungkap pengalaman hidupnya. Sebagaimana yang disebutkan Ricoeur pengalaman eksistensial manusia dapat diakui dengan memahami keadaannya yang berhadapan dengan kebersalahan.

This research discusses the teachings of Islam Wetu Telu, a local syncretic belief system that combines elements of Hinduism, Sasak Boda, and Islam. This sect has developed in the village of Bayan, North Lombok. The group has unique characteristics and distinct features in understanding the concepts of life and divinity. This study reflects on two main points: First, what is the philosophical meaning of Islam Wetu Telu based on the hermeneutic phenomenology of Paul Ricoeur., Second, how can the symbols in the Gawe Urip and Gawe Pati ceremonies be interpreted as symbols of evil: stain, sin, and guilt. By employing Paul Ricoeur's hermeneutic phenomenology method and philosophical reflection, the researcher applies three models of interpretation: a) Primary Interpretation, b) Literal Interpretation, and c) Philosophical Interpretation. The researcher concludes that the teachings of Islam Wetu Telu serve as a life philosophy that is continuously adhered to and maintained in its purity. The symbols in the life and funeral ceremonies can be interpreted as efforts to atone for the symbols of evil: stain, sin, and guilt, which are used to reveal life's experiences. As Ricoeur mentioned, the existential human experience can be acknowledged by understanding its confrontation with guilt.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1991
194 PAU
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>