Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199965 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bangun, Ernalem
"Disertasi ini merupakan studi mengenai variasi identitas etnik di dalam sebuah komunitas sosial di mana tiap-tiap anggotanya menampilkan kesamaan sekaligus keberagaman dalam merepresentasikan identitas mereka. Komunitas yang menjadi subjek penelitian ini mengidentifikasi diri mereka sebagai “Cina Pondok Cina”. Mereka tinggal di Depok, Jawa Barat. Dengan menggunakan etnografi, penelitian ini menyelisik Imlek sebagai pintu untuk memahami konstruksi identitas orang Cina Pondok Cina. Adapun teori strukturasi Giddens yang dilengkapi dengan teori populasonal kebudayaan Durham dan pemikiran Ross tentang pengaruh lingkungan terhadap transmisi informasi, digunakan sebagai kerangka pemikiran. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa di balik variasi dalam perayaan Imlek, ikatan kekerabatan dan bakti (xiao) dalam bentuk pemujaan leluhur tetap bertahan dan menjaga keberlangsungan tradisi Cina pada komunitas Cina Pondok Cina. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi dan kontinuitas telah terjadi secara bersamaan. Lebih dari itu, transformasi memungkinkan kontinuitas pada aspek-aspek esensial dari identitas Cina Pondok Cina, dan pada waktu yang sama, kontinuitas memungkinkan aspek-aspek yang berubah tetap memiliki makna.

This is a study of ethnic identity variation of a Chinese community whose members display both similarities and heterogeneity in representing their identities. The community identifies themselves “Cina Pondok Cina” (literally the Chinese of Pondok Cina, who settled in Depok, West Java). Employing ethnographic approach, this study focuses on Imlek, the Chinese New Year celebration, to understand the construction of Chinese identity among them. Imlek is the most visible representation of their “Chinese-ness”. This study uses Giddens’ theory of structuration, Durham’s populational theory of culture, and Ross’ thought abouut environmental influences to transmission of information, as theoretical frameworks. This study found that in spite of the variation of Imlek celebration, kinship ties and devotion (xiao) to ancestor worship continue to hold and preserve the so-called Chinese tradition. It shows that transformation and continuity has been occurring together. Furthermore, transformation makes possible the continuity of essential aspects of Cina Pondok Cina identity, and at the same time, continuity makes the changed aspects meaningful."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Akmal Kurnia Ramadhan
"Transportasi publik, khususnya kereta api, merupakan kendaraan yang banyak digunakan masyarakat sebagai alat transportasi dan, pada umumnya, berjalan kaki menjadi pilihan pergerakan dalam penggunaan transportasi publik. Keberadaan ruang gerak pejalan kaki menjadi penting sebagai penghubung antar moda transportasi maupun tempat tujuan. Tulisan ini membahas pengaruh aksesibilitas dan permeabilitas ruang gerak tersebut dalam mobilitas kawasan stasiun. Aksesibilitas dan permeabilitas ruang gerak merupakan kemudahan dan kontinuitas ruang yang dilengkapi dengan fasilitasnya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan lingkungan menghadirkan kondisi yang ramah pejalan kaki (walkability). Walkability mengakomodasi lingkungannya dengan beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam faktor lingkungan.

Public transportation, especially trains, is widely used by the community as a mean of transportation and, generally, people walk as a part of using public transportation modes. The existence of pedestrian space is important as a connector between modes of transportation or destinations. This writing discusses the effect of space accessibility and permeability in mobility of train stations. Space accessibilty and permeability is the convenience and continuity of space equipped with its facilities. This is related to the ability of the environment to present a pedestrian-friendly environment known as walkability. Walkability accommodates its environment with several aspects considered in environmental factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Marhamatunnisa
"Menarche merupakan istilah untuk menstruasi pertama kali. Dewasa ini, banyak anak yang mengalami menarche pada usia 9 tahun. Tujuan umum penelitian ini adalah menggambarkan respon psikologis saat menarche pada anak usia sekolah. Penelitian dilaksanakan dengan desain kuantitatif pada bulan April hingga Mei 2012 di 4 Sekolah Dasar di Kelurahan Pondok Cina, Kota Depok. Kriteria sampel penelitian ini adalah murid kelas 4,5, dan 6 SD yang sudah mengalami menarche. Total sampel penelitian adalah 58 anak yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Gambaran respon psikologis saat menarche dilihat dari setiap variabel respon, yakni bahagia, takut, cemas, malu, biasa saja, sedih, dan marah yang kemudian dikategorikan menjadi positif dan negatif. Hasil nalisis univariat menunjukkan bahwa 53,4% responden menunjukkan respon positif dan 46,6% menunjukkan respon negatif terhadap menarche.

Menarche is the onset of menstruation. Nowadays, many children has period of menarche at age 9 years. The general objective of this research was to describe the psychological response at first menstruation (menarche) of female school age children. The research was conducted using quantitative design from April to May 2012 in 4 Elementary School and 1 in Pondok Cina, Depok. Sample criteria was: post menarche students in 4,5, and 6 grade of Elementary School. A total of 58 students was choosen by purposive sampling. Psychological response at menarche was described with some variables, happy, fear, anxiety, shame, neutral, sad, and angry, that was categorized by positive and negative. Univariate analysis shows that 53,4% sample has positive response and 46,6% has negative response at menarche."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43390
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Dewinta Chairani
"Tesis ini membahas mengenai upaya pemberantasan petty corruption pada pelayanan public khususnya di Kelurahan dan Kepolisian. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif, yang merupakan penelitian berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Data-data yang diperoleh kemudian diolah secara kualitatif dan diuraikan dalam bentuk kalimat sistematis. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat 2 (dua) bentuk petty corruption yang terjadi pada pelayanan publik di Kelurahan dan Kepolisian: uang yang diberikan untuk mempercepat proses birokrasi dan uang yang diberikan untuk menghilangkan suatu proses dalam serangkaian proses dan bahkan dilakukan untuk membuat pegawai tingkat rendah melakukan pelanggaran terhadap kewenangan jabatannya.Namun dalam praktek, bentuk-bentuk petty corruption ini sulit diberantas karena terdapat beberapa faktor penghambat dalam pemberantasan petty corruption, yaitu faktor ketidakpaduan subsistem-subsistem pada tahap pra-adjudikasi dalam sistem peradilan pidana, faktor persepsi atau kebiasaan masyarakat yang membuat petty corruption semakin mengakar, faktor birokrasi dalam pelayanan publik yang kurang responsif, kurang informatif, kurang accessible, kurang koordinasi, birokratis atau birokrasi yang berbelit-belit, kurang mau mendengar keluhan atau saran atau aspirasi masyarakat, inefisien, dan juga faktor peraturan perundang-undangan yaitu Pasal 12A Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Oleh karena terdapat empat faktor penghambat pemberantasan petty corruption, peneliti mengajukan empat alternatif solusi dalam pemberantasan petty corruption: yaitu mengkategorikan petty corruption sebagai tindak pidana ringan, menindak para pelaku petty corruption dengan Afdoening Buiten Process.dengan reformasi birokrasi dan pengawasannya, menjadikan birokrasi berbayar.

This thesis discusses about eradicating petty corruption in public services, especially in the Sub-district office and the Police station. The research method using normative juridical research method, which is a research based primary legal materials in a way to examine the theories, concepts, principles of law as well as legislation related to this research. The data is obtained then processed qualitatively and described in a systematic form of the sentence. Results of this study conclude there are two forms of petty corruption that occurs on public services in the Sub-district office and the Police station: money given to speed up the bureaucratic process and the money given to eliminate a process in a series of processes and even made to make employees low-level offenses against his authority. But in practice, forms of petty corruption are difficult to combat because there are some inhibiting factors in eradicating petty corruption, which is a factor disagreement subsystems at the preadjudication in the criminal justice system, factors of perception or habits of the people who make petty corruption increasingly entrenched, factor bureaucracy in public services that are less responsive, less informative, less accessible, less coordination, bureaucratic or cumbersome bureaucracy, less willing to hear a complaint or suggestion or aspirations of the people, inefficient, and also factors of legislation, namely Article 12A Regulation No. 20 of 2001. Therefore, there are four factors inhibiting eradicating petty corruption, researchers found four alternative solutions in the fight against petty corruption: categorize petty corruption as a misdemeanor, crack the perpetrators of petty corruption with Afdoening Buiten Process,bureaucratic reform and supervision, petty corruption as bureaucratic cost."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jajanan yang mengandung zat-zat yang sebenarnya tidak layak makan dan mengandung
berbagai jenis kuman dapat menjadi salah satu faktor penyebab kejadian sakit pada anak
sekolah. Menurut hasil penelitian yang pernah dilakukan IPB (2001/2002), sebagian
besar jajanan anak sekolah - berupa makanan dan minuman - tidak memenuhi syarat
kesehatan. Dari 34 sampel makanan dan 13 sampel minuman yang diteliti di
laboratorium ditemukan 58,8% makanan dan 73,3% minuman mengandung bakteri
ecoli, enterobacter, pemakaian zat warna pengawet atau sakarin. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi kebiasaan jajan siswa/i SDN PONDOKCINA IV,
mengidentifikasi kejadian sakit yang berhubungan dengan pola jajan yang tidak sehat
pada siswa/i SDN PONDOKCINA IV serta mengetahui hubungan antara kebiasaan
jajan dengan kejadian sakit pada anak sekolah, khususnya di SDN PONDOKCINA IV.
Penelitian dilakukan di SDN PONDOKCINA IV dengan jumlah responden sebanyak 50
anak. Data-data yang ada diolah dengan menggunakan uji korelasi dengan tes Chi-
Square. Hasil yang didapatkan menyatakan bahwa 10 anak yang suka jajan juga sering
sakit dan 16 anak yang juga suka jajan tetapi tidak sakit. Sementara itu terdapat 16 anak
yang tidak suka jajan namun sering sakit dan sisanya 8 anak yang tidak suka jajan juga
jarang sakit. Berdasarkan nilai hitung Chi-Square didapatkan bahwa pvalue > nilai alpha,
sehingga dapat diinterpretasikan Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara kebiasaan jajan dengan kejadian sakit pada anak sekolah di SDN
PONDOKCINA IV."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5298
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Banyaknya anak yang menjadi korban kekerasan di Indonesia terlihat dari tingginya angka kekerasan pada anak. Jika anak mempunyai kesadaran tentang kekerasan yang terjadi pada dirinya maka hal ini akan dapat membantu anak untuk menghindari kekerasan. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi anak usia 10-12 tahun terhadap perilaku kekerasan yang menimpanya. Teknik pengambilan sampel penelitian random sampling. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Sebagian besar anak usia sekolah (10-12 tahun) di SDN Pondok Cina IV Depok mempunyai persepsi negatif (51%) tentang kekerasan pada anak. Hal ini bertentangan dengan tingkat pengetahuan yang tinggi (65,2%). Berdasarkan penelitian ini diketahui angka kejadian kekerasan emosional yang tinggi, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi yang rendah. Rekomendasi penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dan konseling bagi korban kekerasan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5535
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>