Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fidela Eniraisa
"Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit harus mampu meningkatkan pelayanannya agar lebih bermutu dan terjangkau demi terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Oleh sebab itu rumah sakit diharapkan memiliki karakter mutu pelayanan prima sesuai dengan harapan pasien, serta memberikan pelayanan medis yang bermutu. RSAL Dr. Mintohardjo adalah salah satu rumah sakit milik pemerintah yang melayani pasien swasta maupun pasien JKN. Untuk meningkatkan kualitas pelayanannya, pada bulan Agustus 2017 RSAL Dr. Mintohadjo berinisiasi mengembangkan poli rawat jalan sore yang dibuka pada pukul 15.00 – 19.00 WIB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas implementasi program rawat jalan sore di RSAL Dr. Mintohardjo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di poli rawat jalan sore RSAL Dr. Mintohardjo pada bulan Juli – September 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program rawat jalan sore di RSAL Dr. Mintohardjo belum efektif. Beberapa kendala yang dihadapi adalah komitmen dari dokter pelaksana program yang masih kurang, promosi mengenai program dan komunikasi antar organisasi yang belum maksimal, jumlah dokter & perawat yang terbatas, serta belum dibentuknya struktur organisasi khusus yang mengatur pelaksanaan poli sore. Dibutuhkan suatu strategi yang dapat berjalan simultan, salah satu caranya adalah dengan melakukan promosi besar-besaran dan melakukan kerja sama dengan klien lain seperti asuransi swasta yang dilakukan bersamaan dengan pembenahan kualitas pelayanan poli sore di RSAL Dr. Mintohardjo.

The hospital is a health service institution that organizes individual health services in a comprehensive manner that is promotive, preventive, curative, and rehabilitative, which provides inpatient, outpatient, and emergency services. Hospitals must be able to improve their services to be more qualified and affordable for the sake of achieving the highest degree of health. Therefore hospitals are expected to have the character of excellent service quality in accordance with patient expectations, as well as providing quality medical services. RSAL Dr. Mintohardjo is one of the government-owned hospitals that serve private patients and JKN patients. To improve the quality of service, in August 2017 RSAL Dr. Mintohadjo took the initiative to develop an afternoon outpatient poly that was opened at 15.00 - 19.00 WIB. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the implementation of the afternoon outpatient program at RSAL Dr. Mintohardjo. This study used a qualitative method with a case study approach at the afternoon outpatient clinic RSAL Dr. Mintohardjo in July - September 2018. The results of the study showed that the implementation of the afternoon outpatient program at RSAL Dr. Mintohardjo has not been effective. Some of the obstacles faced were commitments from program administrators who were still lacking, promotion of programs and communication between organizations that were not optimal, the number of doctors & nurses was limited, and the formation of a special organizational structure that regulated the implementation of the afternoon poly. A strategy that can run simultaneously is needed, one of the ways is by conducting large-scale promotions and collaborating with other clients such as private insurance which are carried out simultaneously with improving the quality of afternoon poly services at RSAL Dr. Mintohardjo."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Wira Dharmayanti
"Penelitian ini membahas tentang gambaran utilisasi kunjungan rawat jalan tingkat pertama dan rujukan berdasarkan karakteristik peserta JKN di Puskesmas Tabanan III dan Puskesmas Pupuan I Periode Januari-Maret tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa angka kunjungan (9,32%) dan angka rujukan (9,67%) di Puskesmas Tabanan III (perkotaan) lebih tinggi dibandingkan angka kunjungan (5,04%) dan angka rujukan (3,81%) di Puskesmas Pupuan I (perdesaan). Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh akses ke pelayanan kesehatan yang lebih mudah di wilayah kerja Puskesmas Tabanan III dibandingkan Puskesmas Pupuan I.

This study discusses the overview of outpatient utilization and referrals based on the characteristics of National Health Insurance (JKN) participants in Puskesmas Tabanan III and Puskesmas Pupuan I from January until March 2016. This is a quantitative research with cross sectional study design. Based on this research, it is known that the number of outpatient visits (9,32%) and referral rates (9,67%) in Tabanan III PHC (urban area) was higher than the number of visits (5,04%) and referral rates (3,81%) in Pupuan I PHC (rural area). It can be caused by the Puskesmas Tabanan III is more accessible than Puskesmas Pupuan I."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Erawan, translator
"1 Januari 2014 Pemerintah mulai menerapkan program JKN bagi seluruh rakyat. Skripsi ini bertujuan mengetahui proporsi peserta, kunjungan, pengguna, Contact Rate dan Visite Rate peserta JKN berdasarkan jenis kelamin, umur, dan jenis peserta, serta hubungan antara variabel jenis kelamin, umur, dan jenis peserta dengan variabel utilisasi rawat jalan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional, mengolah data sekunder register kunjungan pasien JKN dan peserta JKN. Hasil penelitian yang diperoleh, peserta JKN di Puskesmas Cipageran pada April 2014 adalah 12.728 orang, peserta yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan (5,7%), Contact Rate berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih besar (6,9%) daripada laki-laki (4,6%), berdasarkan kelompok umur tertinggi kelompok umur ≥ 60 tahun (12,2%), berdasarkan jenis peserta JKN, BPBI lebih besar (6,5%) daripada PBI (5,4%). Visite Rate berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih besar (10,4%) daripada laki-laki (4,4%), berdasarkan kelompok umur tertinggi kelompok umur ≥ 60 tahun (15,0%), berdasarkan jenis peserta JKN, PBI lebih besar (7,8%) daripada BPBI (7,0%). Hasil uji hubungan variabel jenis kelamin, umur dan jenis peserta JKN dengan utilisasi rawat jalan, diperoleh nilai p untuk setiap variabel bebas ≤ α (0,05). Dengan demikian hasil bermakna, artinya ada hubungan antara jenis kelamin, umur dan jenis peserta JKN dengan utilisasi pelayanan rawat jalan.

1 January 2014 the Government began to implement National Health Insurance program for all people. The thesis aims to find out the proportion of participants, visit, Contact Rate, users, and Visite Rate based on gender, age, and type of participants NHI, and the relationship between the variables of gender, age, and type of participants with outpatient utilization variable. Research using quantitative approach design with cross sectional, secondary data processing register visit NHI patients and participants NHI. The results are obtained, participants NHI in April 2014 is 12.728 people, utilization rate (5.7%). Contact Rate by sex, more women (6.9%) than men (4.6%), based on the highest age group ≥ 60 years age group (12.2%), based on the type of participant , more BPBI (6.5%) than the PBI (5.4%). Visite Rate based on gender, women's greater (10.4%) than men (4.4%), based on the highest age group ≥ 60 years age group (15.0%), based on the type of participant, PBI greater (7.8%) than BPBI (7.0%). Test results variable relationship sex, age and type of participants with outpatient utilization, p values obtained for each independent variable is ≤ α (0.05). Thus significant results, the meaning there is a relationship between gender, age and type of participants NHI with outpatient care utilization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskalis Andrew Gunawan
"[Latar belakang : Pendekatan Paripurna Pasien Geriatri (P3G) telah menjadi standar pelayanan di RSCM karena terbukti menghasilkan luaran perawatan geriatri yang lebih baik. Semenjak awal tahun 2014, di Indonesia diberlakukan sistem pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional. Belum diketahui apa pengaruh penerapan JKN terhadap kesintasan dan efektifitas biaya pasien geriatri yang dirawat di RSCM.
Tujuan : Mengetahui perbandingan kesintasan dan efektifitas biaya pasien geriatri pada era JKN dan non JKN yang dirawat di RSCM.
Metode : Penelitian menggunakan metode kohort retrospektif dengan kontrol historis. Sampel dikumpulkan dari pasien geriatri yang dirawat di RSCM selama periode Juli 2013-Juni 2014 yang kemudian dibagi menjadi kelompok JKN dan kelompok non JKN sebagai kontrol. Akan dinilai perbedaan kesintasan dengan kurva kesintasan dan efektifitas biaya perawatan dengan menghitung incremental cost effectiveness ratio (ICER). Hasil : Dari total 225 subjek, 100 subjek berada di era non JKN dan 125 subjek di era JKN dengan karakteristik demografis dan klinis yang relatif sama. Tidak ada perbedaan mortalitas selama perawatan dan kesintasan 30 hari antara kelompok JKN dan non JKN (31,2% vs 28%, p=0,602 dan 65,2% vs 66,4%, p = 0,086). Kurva kesintasan 30 hari antara kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan bermakna. ICER memperlihatkan pada era JKN investasi biaya Rp. 1,4 juta,- terkait dengan penurunan kesintasan 1,2% dibandingkan kelompok non JKN, namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara klinis dan statistik.
Simpulan : Tidak ada perbedaan bermakna angka mortalitas antara pasien geriatri yang dirawat di RSCM pada kelompok JKN dan non JKN. Perhitungan ICER menunjukkan dibutuhkan investasi biaya untuk memperoleh penurunan kesintasan pada penerapan JKN, namun perlu dipertimbangkan implentasi JKN yang masih dalam tahap awal. Diperlukan penelitian lanjutan saat implementasi JKN telah berlangsung dalam kurun waktu lebih panjang., Background : Comprehensive Geriatrics Assesment (CGA) has been proven to improve the overall outcome of inpatient geriatric patients, and has been implemented in RSCM as the standard geriatric medical care. Since January 2014, a new insurance system called National Health Insurance Program (NHIP) was implemented in Indonesia. It is unclear how NHI will affect survival and cost effectiveness of geriatric inpatients receiving CGA.
Objectives : To compare the survival and cost effectiveness betewwn NHIP and non NHIP era in geriatric patients admitted in RSCM.
Method : This is a retrospective cohort study with hystorical control. The subject were geriatric inpatients ≥60 years old with one or more geriatrics giants between Juli to Desember 2013 (non NHIP) and Januari to Juni 2014 (NHIP). A survival analysis and determination of incremental cost effectivitveness ratio (ICER) was used to compare the survival and cost effectiveness between the two group.
Result : The clinical and demographics characteristics were relatively similar between the NHIP and non NHIP group. No difference in inhospital mortaliy rate and 30 day survival rate between NHIP and non NHIP group (31,2% vs 28%, p=0,602, 65,2% vs 66,4%, p = 0,086, respectively). No significant difference was found when comparing the survival curve between the two group. Calculation of ICER shows that
NHIP is associated with an increased cost of 1,4 million rupiah and 1,2 % higher mortality rate.
Conclusion: NHIP had no impact on survival in geriatric inpatients. ICER calculation shows NHIP implementation is associated with higher investment cost to yield lower survival rate. Further research is needed to evaluate this result when NHIP had been implemented for a longer duration.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarsih
"ABSTRAK
Rumah sakit berkembang melalui pasien yang puas di mana pasien tidak hanya akan kembali untuk membeli pelayanan tetapi juga dapat menjadi marketer yang dapat
membawa keluarga atau teman-teman lainnya. Minat konsumen untuk membeli atau memakai jasa dari pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh pengalaman kepuasanya terhadap pelayanan yang telah diperoleh sebelumnya. Kepuasan pasien
merupakan nilai subyektif terhadap mutu pelayanan yang diberikan dan diterima oleh pasien, meskipun nilai subjektif ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, keadaan emosional dan lingkungan pasien, kepuasaan pasien tetap akan didasari oleh kebenaran dan kenyataan objektif yang dialami oleh pasien pada saat
menerima pelayanan rumah sakit. Pelayanan rawat jalan sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan citra rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat variabel
karakteristik dan kepuasan pasien yang paling dominan berhubungan dengan minat kunjungan ulang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data primer,
pendekatan cross sectional, populasi adalah pasien rawat jalan, sampel dihitung
berdasar beda dua proporsi didapatkan 150 sampel pengambilan sampel dengan tekhnik Quota sampling. Di analisis komputer menggunakan regresi multivariat. Hasil tidak ada hubungan antara karakteritik pasien dengan minat kunjungan ulang nilai P value >0,05 :
jenis kelamin (p value=0,169), usia (p value= 0,539) pendidikan (p value=0,622),
pekerjaan (p value=0,319), pengalaman berkunjung sebelumnya (p value=0,352), ada hubungan antara kepuasan pasien dengan minat kunjungan ulang (p value=0,0001).
Variabel yang paling dominan berhubungan dengan minat kunjungan ulang adalah
kepuasan pasien dengan p value=0,0001, OR= 16,626. Artinya pasien yang memiliki
kepuasan baik akan mempunyai peluang sebesar 16,626 lebih tinggi melakukan kunjungan ulang dibandingkan pasien yang memiliki kepuasan kurang baik, setelah di kontrol oleh variabel jenis kelamin, variabel umur dan variabel pekerjaan.
"
2019
T52794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Ahmadi
"Skripsi ini membahas mengenai prosedur pelayanan kesehatan rawat jalan di RS PMI Bogor, mulai dari proses pendaftaran pasien, pengambilan dokumen rekam medis, pengisian resume medis, hingga pembuatan laporan yang digunakan untuk monitoring dan evaluasi kegiatan. Analisis menggunakan prosedur penilaian cepat dalam pengumpulan data primer, serta pendekatan sistem dan metode prototipe. Hasil analisis memberikan informasi yang dapat diartikan tidak efisien dan efektif sistem rekam medis yang berjalan di RS PMI Bogor, baik dalam input maupun pembuatan laporan.
Penggunaan dua sistem yang berbeda antara Poliklinik Reguler dan Poliklinik Afiat menciptakan dua database yang tidak terhubung sehingga dokumen rekam medis pasien menjadi terpisah diantara kedua sistem. Selain itu, dalam pembuatan laporan mengharuskan melakukan input ulang terhadap laporan-laporan dari Poliklinik Reguler dan Poliklinik Afiat sehingga memakan waktu lama dalam pembuatan laporan. Hasil akhir penelitian ini berupa rancangan prototipe pelaksanaan rekam medis untuk pelayanan rawat jalan terintegrasi yang dapat menjadi solusi dan diterapkan di RS PMI Bogor.

This thesis describe about outpatient health care procedures in PMI Bogor hospital, starting from patient registration, medical record document retrieval, writing medical resume, and creating reports used for monitoring and evaluation activities. The Analysis using rapid assessment procedures in primary data collection, as well as the approach and methods of the prototype system. The analysis results give an information that the existing medical record system on PMI Bogor hospital is not efficient and effective, both in input and creating report.
Using of two different systems between the Reguler Outpatient Department and Afiat Outpatient Departmen create two databases of patient’s medical records that are not connected to each other. In addition, in creating reports required to input again from the reports of the Reguler Outpatient Department and Afiat Outpatient Department, it takes more time in creating the report. The result of this research is design of a prototype of the integrated medical records for outpatient services that can be used as solution and applied in PMI Bogor hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Sutanto
"Latar Belakang: Pasien geriatri memiliki kompleksitas unik yang dapat meningkatkan beban dan biaya perawatan. Perbaikan status fungsional dan penurunan rehospitalisasi merupakan luaran keberhasilan pelayanan pasien geriatri yang dapat dicapai lebih baik dengan P3G (Pendekatan Paripurna Pasien Geriatri). Sejak implementasi sistem pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Januari 2014 belum diketahui perbandingan luaran perbaikan status fungsional, rehospitalisasi, dan efektivitas biaya pasien geriatri di RSCM dengan P3G.
Tujuan: Mengetahui perbandingan perbaikan status fungsional, kejadian rehospitalisasi, dan efektivitas biaya pasien geriatri yang dirawat di RSCM pada era sebelum dan sesudah penerapan JKN.
Metode: Kohort retrospektif dengan kontrol historis dilakukan pada pasien geriatri yang dirawat di RSCM pada periode Januari-Juni 2014 sebagai kelompok JKN dan Juli-Desember 2013 sebagai kelompok pra-JKN. Pengumpulan data dilakukan secara total sampling dari rekam medis. Pasien meninggal dieksklusi. Status fungsional dinilai dengan indeks ADL (activity of daily living) Barthel. Kemudian dilakukan analisis perbedaan proporsi rehospitalisasi, perbaikan status fungsional, dan perhitungan efektivitas biaya menggunakan incremental cost-effectiveness ratio (ICER).
Hasil: Dari total 158 pasien, 72 subjek berada di kelompok pra-JKN dan 86 subjek di kelompok JKN dengan karakteristik yang relatif tidak berbeda. Tidak ada perbedaan median perbaikan status fungsional dan kejadian rehospitalisasi antara kelompok pra-JKN dan JKN (1 [-5 to 13] vs 2 [-2 to 15], p=0,715 dan 21,7,1% vs 18,1%, p=0,603). Telaah efektivitas biaya menunjukkan dengan menginvestasikan 3,7 juta rupiah pada implementasi JKN menyebabkan peningkatan 1 skor ADL Barthel dan penghematan 600 ribu rupiah pada implementasi JKN menyebabkan penurunan rehopitalisasi 3,6%; namun secara klinis dan statistik perbedaan tersebut tidak bermakna.
Simpulan: Tidak ada perbedaan perbaikan ADL, kejadian rehospitalisasi, dan efektivitas biaya pasien geriatri yang dirawat di RSCM pada era JKN dan pra-JKN.

Background: Geriatric patients have unique characteristics with high burden of care and cost. Functional status improvement and reduction of rehospitalization are the outcome of health care that can be achieved better by implementation of CGA (Comprehensive Geriatric Assessment). Since January 2014, National Health Insurance Program (NHIP) has been implemented and there are no data that explain the comparison of fuctional status improvement, rehospitalization, and cost-effectiveness ratio in geriatric patients receiving CGA at RSCM.
Objectives: to determine the comparison of functional status improvement, rehospitalization, and cost-effectiveness ratio in patients admitted to RSCM acute geriatric ward before and after implementation of NHIP.
Method: Retrospective cohort with historical control was done toward geriatric patients in periode of January-June 2014 as NHIP group and periode of July-December 2013 as pra-NHIP group. Data was collected from medical record and enrolled by total sampling. Death cases were excluded. Functional status was measured using activity of daily living (ADL) Barthel index. Analysis the difference of activity of daily living score, rehospitalization, and incremental cost effectiveness ratio (ICER) were done to compare both groups.
Result : From 158 patients, 72 subjects are in pra-NHIP group and 86 subject in NHIP groups. Both group have similar characteristics. There are no difference of functional status improvement and rates of rehospitalization between pra-NHIP and NHIP group (1 [-5 to 13] vs 2 [-2 to 15], p=0,715 and 21,7% vs 18,1%, p=0,603). ICER shows that by investing 3,7 million rupiah on implementation of NHIP cause 1 score improvement of ADL Barthel index and by saving 600 thousand rupiah on NHIP cause 3,6% declining rehopitalization rates. Statistically and clinically both ICER are not significant.
Conclusion: There are no difference of functional status improvement, rates of rehospitalization, and cost-effectiveness ratio in geriatric patients between NHIP and pra-NHIP groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghamal Ahmad Pramana
"Unit rawat jalan adalah suatu bagian dari rumah sakit. Unit rawat jalan memiliki peran penting karena merupakan pintu atau media pertama untuk kontak dan berinteraksi dengan pengguna jasa atau pasien. Rawat jalan juga merupakan salah satu pintu masuk bagi layanan rawat inap lainnya. RSUD Kepulauan Seribu sebagai rumah sakit satu-satunya di wilayah Kepulauan Seribu masih belum mencapai standar pelayanan minimal rawat jalan yang diwajibkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu rawat jalan RSUD Kepulauan Seribu dengan kriteria Malcolm Baldrige. Kriteria  ini mengevaluasi organisasi berdasarkan tujuh kriteria yaitu kepemimpinan, perencanaan strategi, fokus pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, fokus staff, fokus proses, serta hasil kinerja. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil  yang dianalisis melalui data kuesioner, wawancara mendalam, dan telaah dokumen dengan menggunakan Malcolm Baldrige Criteria menunjukan bahwa unit rawat jalan RSUD Kepulauan Seribu meraih skor sebesar 379,83  dari maksimal 1000 berada pada predikat average dan termasuk dalam kategori Early Improvement (skala poin 376-475). Early improvement berarti berada dalam posisi peningkatan tahap awal di sektor layanan kesehatan. Untuk itu direkomendasikan agar RSUD Kepulauan seribu Kepulauan seribu membangun kepimpinan yang kuat dan kerjasama tim yang baik agar dapat menentukan rencana strategis yang tepat.

Outpatient Analysis of Seribu Islands Hospital. The outpatient unit is a part of the hospital. The outpatient unit has an important role because it is the first door or medium for contact and interaction with service users or patients. Outpatient care is also an entry point for other inpatient services. Seribu Islands Regional General Hospital as the only hospital in the Thousand Islands region has not yet reached the required minimum outpatient service standard. This study aims to analyze the quality of outpatient care at Seribu Islands Hospital with the criteria of Malcolm Baldrige. The criteria for evaluating organizations are based on seven criteria, namely leadership, strategic planning, customer focus, measurement, analysis, and knowledge management, staff focus, process management, and performance results. This study uses a descriptive analytic research design with quantitative and qualitative approaches. The data collected was obtained through questionnaires, in-depth interviews, and document review. The results of the study using the Malcolm Baldrige Criteria showed that Seribu Islands Hospital won a score of 379.83 out of a maximum of 1000. This means that for hospital performance assessment based on MBNQA, Kepulauan Seribu Hospital won the average title and was included in the Early Improvement category (point scale 376-475 ). Early improvement means that Seribu Islands Hospital is in a position of early stage improvement in the health service sector. For this reason, it is recommended that the Thousand Islands Hospital develop strong leadership and good teamwork in order to determine the right strategic plan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Duta Rahmawati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kunjungan rawat jalan di RS Ananda Bekasi pada tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kunjungan pasien rawat jalan di RS Ananda tahun 2017. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari tiga faktor eksternal pasien , hanya dua faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kunjungan rawat jalan di RS Ananda, yaitu faktor pendapatan p=0,010 dan faktor kepesertaan asuransi kesehatan p=0,006 . Sedangkan faktor internal rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan terbukti tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kunjungan rawat jalan di RS Ananda. Selain itu, didapatkan pula bahwa faktor pendapatan dapat mempengaruhi kepesertaan asuransi kesehatan p=0,000.

ABSTRACT
This thesis discusses the factors related to the level of outpatient visits at RS Ananda Bekasi in 2017.This research type is quantitative research with cross sectional design. This study aims to determinethe related factors of outpatient visit rates in Ananda Hospital in 2017. The results of this studyfound that from three external factors patients , only two factors have a significant relationshipwith the level of outpatient visits in RS Ananda, income factor p 0,010 and health insuranceparticipation factor p 0,006 . While the internal factors hospital as providers of health servicesproved not to have a significant relationship with the level of outpatient visits in RS Ananda. Inaddition, it was also found that income factors may affect the participation of health insurance p 0.000."
2017
S69041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Sri Mulya Wati
"ABSTRAK
Kepuasan pelanggan menjadi aspek yang sangat penting sehingga harus dikelola
dengan baik. Rendahnya kepuasan dalam suatu proses layanan rumah sakit dapat
berdampak tidak terselesaikannya pembayaran oleh pasien (minggat), yang berimbas
pada pasien tidak akan datang kembali atau terjadi kehilangan pelanggan. Beberapa
masalah yang masih sering dikeluhkan oleh pasien adalah lamanya waktu tunggu.
Waktu tunggu dicari dengan melakukan pengamatan terhadap pasien yang melakukan
proses pelayanan di rawat jalan, kemudian diukur kepuasannya, dan ditanyakan pula
mengenai niat kunjugan ulangnya. Disimpulkan bahwa waktu tunggu pelayanan
rawat jalan rata-rata masih diatas standar yang ditetapkan dan adanya hubungan
signifikan antara kepuasan dan niat kunjungan ulang

ABSTRACT
Customer satisfaction become a very important aspect so that it must be managed by
well, because it is as promotion media for hospitals (mouth to mouth).
Dissatisfaction in the process of hospital services have affect on do not completion of
the payment by the patient who run away, that it will have impact on patients will not
come back or losing customers. Some problems was still frequently complained by
the patient is the waiting time is too long. The waiting time was analyzed by observe
on the patients who was undergoing outpatient services, and then measured their
satisfaction, and also asked about their intentions to re-visit. It can be concluded that
the waiting time was still above average standards and there is significant correlation
between satisfaction and re-visit intentions"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>