Ditemukan 140783 dokumen yang sesuai dengan query
Diandra Anindya Nugroho
"
Latar Belakang : Jus jeruk mengandung asam yang mengakibatkan erosi. Erosi pada permukaan email gigi dapat dilihat dengan mengukur kekasarannya.
Tujuan : Mengetahui perbedaan kenaikan kekasaran permukaan email antara perendaman jus jeruk kemasan dan segar.
Metode : 60 gigi premolar dibagi dalam 2 kelompok untuk direndam jus jeruk kemasan dan segar selama waktu tertentu.
Hasil : Perbedaan kenaikan kekasaran permukaan email pada perendaman jus jeruk kemasan dan segar berbeda bermakna dengan p<0.000
Kesimpulan : Terjadi peningkatan kekasaran permukaan email gigi yang lebih tinggi pada pemaparan dengan jus jeruk kemasan dibandingkan dengan pemaparan pada jus jeruk segar.
Background: Despite the health benefits, orange juice has acidic contents, which may cause tooth erosion. Objective: Know increase enamel roughness between submerge in commercial and fresh orange juice. Method: 60 premolar teeth are divided in 2 groups to be submerged in commercial and fresh orange juice at a certain point of time. Result: Different increasing levels of roughness in tooth’s enamel surface between the submergence in commercial and fresh juice has a significant value of p<0.000 Conclusion: Increase of roughness in tooth’s enamel submerge in commercial fruit juice are greater than submerge in fresh fruit juice."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mochammad Kiki Admui
"Erosi kavitasi menjadi satah satu moda kegagalan utama pada kepala silinder dump truck. Kegagalan tersebut terjadi akibat terdapat fluida dan fluktuasi tekanan pada ruang bakar yang memicu terbentuk dan meledaknya gelembung yang berasal dari cairan pendingin. Resistansi erosi kavitasi material meningkat ketika nilai kekerasan permukaan meningkt. Maka dari itu, untuk menanggulangi terjadinya erosi kavitasi, dilakukan rekayasa permukaan untuk meningkatkan nilai dengan melakukan pelapisan menggunakan proses wire arc spray yang dikenal sebagai proses pelapisan yang efisien secara energi dan tidak banyak mengubah sifat substrat. Proses pelapisan dilakukan dengan melakukan variasi pada voltase (26 V, 30 V, dan 32 V) dan variasi logam pengisi (baja paduan kromium dan baja karbon rendah) untuk mendapatkan parameter voltase dan logam pengisi yang optimal dalam meningkatkan resistansi erosi kavitasi. Penelitian ini menggunakan metode modified ultimate resilience dan composite modified resilience untuk menghitung nilai resistansi erosi kavitasi hasil pelapisan. Pengujian kekerasan dan komposisi juga dilakukan untuk menganalisis nilai resistansi kavitasi. Hasil menunjukkan bahwa baja paduan kromium memiliki nilai resistansi erosi kavitasi lebih baik dibandingkan baja karbon rendah karena memiliki kandungan kromium yang meningkatkan nilai kekerasan. Selain itu, didapatkan juga relasi bahwa semakin tinggi voltase (pada rentang 26 V- 32 V), maka semakin baik ketahanan erosi kavitasi.
Cavitation erosion is one of the main failure modes in the kepala silinder of a dump truck. The failure occurred due to fluid and fluctuations in pressure in the combustion chamber that triggered the formation and implosion of bubbles originating from the coolant. The cavitation erosion resistance of the material increases when the surface hardness value increases. Therefore, to enhance the materials' resistance of cavitation erosion, surface treatment is done to increase the value by coating using a wire arc spray process, the process that is known as an energy-efficient coating process. The coating process is done by varying the voltage ( 26 V, 30 V, and 32 V) and material types (chromium alloy steel and low carbon steel) to obtain optimal voltage and material parameters in order to increase cavitation erosion resistance. This study uses the modified ultimate resilience and composite modified resilience methods to calculate the cavitation erosion resistance value of the coating. Microvickers hardness and OES composition testing are also used to analyze the cavitation erosion resistance value. The results show that the chromium alloy steel material has a better cavitation erosion resistance value than low carbon steel because it has a chromium content that increases the hardness value. In addition, it was also found that the higher the voltage (in the range of 26 V-32 V), the better the cavitation erosion resistance.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Saindra Arsa G.
"Jus jeruk memiliki pH di bawah pH kritis email dan semakin mudah dikonsumsi dengan adanya bentuk kemasan.
Tujuan: Mengetahui pengaruh lama perendaman dan jenis jus terhadap kekerasan email.
Metode: 60 gigi premolar direndam di dalam jus jeruk segar dan kemasan (masing - masing n=30) selama 30 dan 60 menit.
Hasil: Hasil analisis Repeated ANOVA, Friedman, Mann-Whitney dan Independent T-test, menunjukan terjadinya penurunan kekerasan email yang bermakna (p<0,05) di setiap waktu pengukuran, serta gigi yang direndam jus jeruk kemasan penurunan kekerasan emailnya lebih besar (p<0,05).
Kesimpulan: Penurunan kekerasan email dipengaruhi pH dan kandungan asam sitrat jus jeruk serta lama perendaman.
Orange juice has pH below enamel critical pH and is getting easier to be consumed since commercial one is provided. Objective: to know effects of immersion time and juice types to enamel hardness. Method: 60 premolars were immersed in fresh orange juice and commercial one (each n=30) for 30 and 60 minutes. Result: Repeated ANOVA, Friedman, Mann-Whitney and Independent T-test results showed that enamel hardness decrease occured (p<0,05) in every measurement time and commercial juice immersion had significantly greater enamel hardness decrease (p<0,05). Conclusion: enamel hardness decrease was affected by juice pH, juice citric acid concentration, and immersion time."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adelia Caryabudi
"Latar belakang: Jus buah bersifat asam sehingga meningkatkan risiko karies dan erosi gigi. Sebaliknya, saliva dengan mekanisme buffering-nya berperan dalam menetralkan asam. Tujuan: Mengetahui perubahan pH saliva setelah mengonsumsi jus jeruk kemasan, jus jeruk segar, dan jus lemon segar. Metode: Subjek usia 18-22 tahun diberi perlakuan mengonsumsi ketiga jenis jus jeruk. Nilai pH saliva diukur setelah 1-30 menit. Hasil: Perubahan pH saliva setelah konsumsi ketiga jenis jus tidak melewati pH kritis 5,5. Kesimpulan: Mekanisme buffering saliva normal mampu menetralkan asam dari jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar sehingga pH saliva pada waktu 1-30 menit setelah konsumsi jus tidak melewati pH kritis.
Background: Fruit juices are acidic, thus increase the risk of dental caries and dental erosion. On the other hand, buffering mechanism of saliva has role in neutralizing acid. Objective: To find out changes in saliva pH after consumption of commercial orange juice, fresh orange juice and fresh lemon juice. Method: Subjects with age range of 18-22 are given 3 types of orange juice. Saliva pH is measured after 1-30 minutes. Result: Changes in saliva pH after consumption of all three juices didn’t reach the critical pH of 5.5. Conclusion: Normal saliva buffering mechanism can neutralize acid from commercial orange juice and fresh orange juice so that saliva pH in 1-30 minutes after consumption of juice did not reach critical pH."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andrew, Thomas
"Konsumsi jus jeruk terus meningkat dengan kehadiran jus jeruk dalam kemasan. Belum banyak penelitian yang dilakukan mengenai efek jus ini dibanding jus jeruk segar terhadap gigi.
Tujuan: Mengetahui perbedaan penurunan pH plak setelah konsumsi jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar.
Metode: Subjek diberikan 3 perlakuan: mengonsumsi jus jeruk kemasan, jus jeruk segar, jus lemon segar. Nilai pH plak kemudian diukur setelah 1-30 menit.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna penurunan nilai pH plak 1-10 menit setelah konsumsi jus jeruk kemasan, jus jeruk segar, jus lemon segar
Kesimpulan: Penurunan pH plak setelah konsumsi jus jeruk kemasan lebih besar dibandingkan dengan jus jeruk segar.
Orange juice consumption has been increased with the presence of commercially orange juice. There had been little study about the effect of this juice compared to fresh fruit juice on human teeth. Objective: To know the difference of pH dental plaque reduction, after consumption of commercially orange juice and fresh orange juice. Methods: Subjects were given three treatments: consuming commercially orange juice, fresh orange juice, and fresh lemon juice. pH dental plaque was measured after 1-30 minutes Results: The difference of pH dental plaque reduction is statistically significant after 1-10 minutes consuming commercially orange juice, fresh orange juice, fresh lemon juice. Conclusion: The reduction of pH dental plaque was greater after consumption of commercially orange juice than after fresh orange juice."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Almira Ayu Nadia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekerasan permukaan semen ionomer kaca saat perendaman dalam jus jeruk kemasan. Delapan belas spesimen semen ionomer kaca Fuji IX dibagi ke dalam tiga kelompok; tanpa CPP-ACP Kelompok A, dioleskan CPP-ACP selama 3 menit Kelompok B, dan dioleskan CPP-ACP selama 30 menit Kelompok C. Spesimen direndam dalam jus jeruk kemasan dan diuji kekerasannya menggunakan Vickers Hardness Tester. Data dianalisa menggunakan One-Way ANOVA.
This study aims to identify the effect of CPP ACP paste towards surface hardness of glass ionomer cement when immersed in orange juice. Eighteen specimens of Fuji IX Glass Ionomer Cement were divided into three groups without CPP ACP Group A, applied with CPP ACP for 3 minutes Group B, and applied with CPP ACP for 30 minutes Group C. Specimens were immersed in orange juice and tested for surface hardness using Vickers Hardness Tester. Data were analyzed using One Way ANOVA."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
JTH 3(1-2) 2012
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Dita Liesdi Nurmalisari
"Kayu manis dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan mengatasi bau mulut, namun memiliki pH asam yang dapat mempengaruhi kekasaran email. Penelitian ini menggunakan 12 gigi premolar yang direndam dalam larutan kayu manis 4% dan 12,5% (masing-masing n=6) selama 60 menit, 120 menit, dan 180 menit. Berdasarkan hasil analisa statistik Repeated ANOVA, perendaman gigi dalam larutan kayu manis 4% tidak menunjukkan perubahan kekasaran yang signifikan (p>0.05), sedangkan perendaman dalam konsentrasi 12,5% selama 120 menit dan 180 menit menunjukkan penurunan kekasaran yang signifikan (p<0.05). Perubahan kekasaran dipengaruhi oleh pH larutan, konsentrasi larutan serta lama pemaparan larutan terhadap permukaan email gigi manusia.
Cinnamon can be used to treat toothache and overcome bad breath but it has an acidic pH that affect the enamel surface roughness. This study used 12 premolars teeth immersed in a cinnamon solution of 4% and 12.5% (each n=6) for 60,120 and 180 minutes. Results analyzed by ANOVA showed teeth immersion in a solution of 4% cinnamon had no significant changes in surface roughness (Sig>0.05) while immersion in a concentration of 12.5% for 120 and 180 minutes showed a significant reduction in surface roughness (Sig<0.05). The changes were caused by pH,concentration and duration of exposure to cinnamon extract solution."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45004
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Meirdina Detara
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pasta gigi nano kalsium karbonat dan siwak terhadap kekasaran permukaan email yang mengalami demineralisasi. Spesimen gigi manusia yang telah didemineralisasi dengan asam sitrat disikat setara 6 minggu dengan pasta gigi nano kalsium karbonat dan siwak.
Kekasaran permukaan email diukur dengan Surface Roughness Tester, dan diamati melalui SEM, serta analisis unsur dengan EDS sebagai penunjang. Hasil menunjukkan bahwa terdapat penurunan kekasaran permukaan email yang terdemineralisasi setelah penyikatan setara 6 minggu dengan pasta gigi nano kalsium karbonat dan siwak (p<0,05). Penyikatan pasta gigi nano kalsium karbonat dan siwak dapat menurunkan kekasaran permukaan email gigi yang terdemineralisasi.
ABSTRACTThe aim of this study was to analyze the effect of nano calcium carbonate and siwak toothpaste to demineralized enamel surface roughness. Human tooth specimen which has been immersed in citric acid were brushed with nano calcium carbonate and siwak toothpaste for 6 weeks. Enamel surface roughness was tested with Surface Roughness Tester with supporting test SEM and EDS was taken.
The application of nano calcium carbonate and siwak toothpaste for 6 weeks can decrease surface roughness of demineralized enamel (p<0,05). Brushing with nano calcium carbonate and siwak toothpaste can decrease surface roughness of demineralized enamel."
Lengkap +
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Marina Hamadian
"Tujuan dan metode penelitian: Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jeruk siam bersama klaritromisin terhadap bioavailabilitas klaritromisin. Dilaporkan bahwa jus jeruk jika diminum bersama obat-obat tertentu dapat menurunkan bioavailabilitas obat-obat tersebut secara drastis karena jus jeruk merupakan penghambat paten transporter influks/uptake yang terdapat di brush border usus halus yaitu organic anion transporter polypeptide (OATP), dan obat-obat tersebut merupakan substrat OATP. Klaritromisin seringkali digunakan untuk pengobatan infeksi saluran napas, dan pasien yang menderita infeksi ini juga sering minum jus jeruk untuk tambahan vitamin C dan untuk rasa segar. Klaritromisin merupakan substrat/penghambat transporter efluks yang juga terdapat di brush border usus halus yaitu P-glycoprotein (P-gp). Terdapat tumpang tindih antara substrat/penghambat P-gp dan OATP. Penelitian ini merupakan studi menyilang dua kali pada 13 sukarelawan sehat. Klaritromisin dosis tunggal diminum bersama air dan bersama jus jeruk dengan urutan acak selang 2 minggu. Sampel darah diambil pada jam jam tertentu sampai dengan 12 jam, dan kadar klaritromisin dalam serum diukur secara mikrobiologis. Parameter bioavailabilitas yang dinilai adalah AUC0_12jam (area di bawah kurva kadar klaritromisin terhadap waktu dari 0-12 jam), Cmax (kadar puncak klaritromisin dalam darah) dan tmax (waktu untuk mencapai Cmax). Ketiga parameter tersebut dibandingkan antara klaritromisin yang diminum dengan air dan yang diminum dengan jus jeruk.
Hasil dan kesimpulan: Perbandingan bioavailabilitas (AIJCo-lz jam) tablet Abbotic® mengandung klaritromisin 500 mg, yang diminum bersama 200 ml jus jeruk siam dengan yang diminum bersama air, berkisar antara 20.6% sampai 527.4% dengan rata-rata 124.9%; peningkatan ini tidak bermakna secara statistik. Berdasarkan kriteria bioekivalensi jus jeruk siam dinyatakan tidak mempengaruhi bioavailabilitas klaritromisin jika perbandingan bioavailabilitas klaritromisin bersama jus jeruk berkisar antara 80-125% bioavailabilitasnya bersama air. Dari 13 subyek penelitian ini, jus jeruk siam tidak mempengaruhi bioavailabilitas klaritromisin pada 5 orang subyek. Jus jeruk siam menurunkan bioavailabilitas klaritromisin pada 4 subyek dan meningkatkan bioavailabilitas klaritromisin pada 4 subyek. Kadar maksimal klaritromisin dalam serum (Cmax) dari tablet klaritromisin yang diminum bersama 200 ml jus jeruk siam berkisar antara 15.6% sampai 429.8% dengan rata-rata 136.6% dibandingkan jika tablet tersebut diminum bersama air, tetapi peningkatan ini tidak bermakna secara statistik, Waktu untuk mencapai kadar maksimal klaritromisin dalam serum (tmax) dari tablet klaritromisin yang diminum bersama 200 ml jus jeruk siam secara rata-rata tidak berubah dibandingkan jika tablet tersebut diminum bersama air (2.08 jam dengan jeruk dan 2.04 jam dengan air). Waktu paruh eliminasi (t112) tablet klaritromisin yang diminum bersama 200 ml jus jeruk siam sedikit memanjang dibandingkan jika tablet tersebut diminum bersama air (rata-rata 5.43 dan 4.70 jam), tetapi tidak bermakna secara statistik.
Interaksi Klaritromisin Dengan Jus Jeruk Field and methodology: Orange juice can drastically decrease bioavailability of some medications that are taken together with orange juice because orange juice is a potent inhibitor of organic-anion transporting polypeptides (OATP), the uptake/influx transporter expressed on the enterocyte brush border and the medications are substrates of OATP. Clarithromycin is a substrate and an inhibitor of P-glycoprotein, the efflux transporter also expressed on the enterocyte brush border. There is an extensive overlap between substrate/inhibitor of OATP and P-gp. Clarithromycin is often used in the treatment of respiratory tract infections, and patients suffer from these infections often drink orange juice for extra vitamin C and roborants. The present study was performed to find out the effects of a local orange juice (slam orange) on the pharmacokinetics of clarithromycin. An open-label, randomized, 2-way crossover study was performed with an interval of 2 weeks. Thirteen healthy volunteers received 500 mg clarithromycin with both water and orange juice in a random order. Serum concentrations of clarithromycin were measured by simple microbiologic method.Results and conclusions: Bioavailability (AUCo.12 hours) of Abbotic® tablet containing 500 mg clarithromycin which was taken with 200 ml orange juice ranged from 20.6% to 527.4% with an average of 124.9% compared to that which was taken with water; this increase was not statistically significant. Based on the bioequivalence criteria, orange juice did not affect clarithromycin bioavailability if clarithromycin bioavailibility ranges from 80-125% of its bioavailability with water. Among 13 volunteers, only in 5 volunteers orange juice did not affect clarithromycin bioavailability. Orange juice decreased clarithromycin bioavailability in 4 subjects and increased clarithromycin bioavailability in 4 volunteers. Peak concentration (Cmax.) of clarithromycin with orange juice ranged from 15.6 to 429.8% with an average of 136.6% compared to that with water, and this increase was not statistically significant. Clarithromycin tmax was not changed by orange juice (averages 2.08 hours with orange juice and 2.04 hours with water), while tip of clarithromycin was slightly prolonged by orange juice (averages 5.43 hours with orange juice and 4.70 hours with water) but not statistically significant."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T2740
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library