Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125932 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shifa Anindya Hartono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan komposisi dan teknik yang tepat dalam proses sintesis kopolimer dari stirena dan metil metakrilat (MMA) untuk menghasilkan produk cat yang paling layak untuk pelapisan material. Fokus dari penelitian ini adalah sintesis kopolimerisasi emulsi antara monomer stirena dan monomer metil metakrilat (MMA) dengan teknik semi kontinu yang komposisinya divariasikan untuk membuat aplikasi cat dengan penambahan APS dan SDS. Pada variasi penelitian ini surfaktan juga divariasikan sehingga terdapat satu variasi yang tidak menggunakan surfaktan. Sintesis dilakukan dengan teknik semi kontinu pada temperatur sekitar 70॰C - 78॰C dan kecepatan agitator 300 rpm dalam waktu 4 jam. Setelah cat terbentuk dari proses sintesis kopolimerisasi emulsi tersebut, dilakukan beberapa karakterisasi antara lain temperatur, pH, kandungan padatan, densitas, dan viskositas. Dari karakterisasi tersebut didapatkan hasil antara lain temperatur antara 70॰C - 72॰C, pH antara 6 - 1, densitas antara 1,08 - 1,163 g/mL, kandungan padatan antara 0,0595 - 15,7895% dan viskositas antara 0,904 - 1,408 mPa.s. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini diuji dengan menggunakan sinar UV untuk melihat perubahan warna guna membuktikan kualitas untuk menahan kerusakan dari sinar UV dari tiap produk untuk aplikasi cat. Dari pengujian tersebut didapatkan hasil bahwa produk sampel ketiga adalah produk paling layak karena dapat menahan kerusakan akibat sinar UV dan nilai densitas, viskositas serta solid content-nya paling tinggi.

This study aims to determine the composition and the right technique in the copolymer synthesis process from styrene and methyl methacrylate (MMA) to produce the most suitable paint product for coating materials. The focus of this research is the synthesis of emulsion copolymerization between styrene monomer and methyl methacrylate (MMA) monomer using a semi-continuous technique whose composition is varied to make paint applications with the addition of APS and SDS. In this variation, the surfactants are also varied so that there is one variation that does not use surfactants. The synthesis was carried out using a semi-continuous technique at a temperature of around 70°C - 78°C and an agitator speed of 300 rpm within 4 hours. After the paint was formed from the emulsion copolymerization synthesis process, several characterizations were carried out including temperature, pH, solids content, density, and viscosity. From this characterization, the results obtained included temperature between 70॰C - 72॰C, pH between 6 - 1, density between 1.08 - 1.163 g/mL, solids content between 0.0595 - 15.7895% and viscosity between 0.904 - 1.408 mPa.s. The products produced in this study were tested using UV light to see color changes in order to prove the quality to resist damage from UV rays of each product for paint applications. From these tests, it was found that the third sample product was the most feasible product because it could withstand UV damage and had the highest density, viscosity and solid content values."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Azzahra
"Polimerisasi emulsi banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, pada tahun 1998 penggunaan polimer emulsi mencapai 7,4 juta metrik ton, dan bertambah seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 2007 penggunaan polimerisasi emulsi meningkat menjadi 10,1 juta metrik ton, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 3,6%. Penelitian ini berfokus pada sisntesis kopolimerisasi emulsi dua monomer Stirena dan Asam metakrilat (MAA) dengan penambahan APS sebagai larutan inisiator dan SDS sebagai larutan surfaktan, dengan tujuan mempelajari karakteristik pada proses kopolimerisasi Stirena dan Asam Metakrilat menggunakan ammonium persufat sebagai insiator dengan media polimerisasi di dalam fasa air. Sebagian dibedakan berdasarkan penggunaan monomer Asam Metakrilat (MAA) yaitu, 17,5 g, 25 g, dan 32,5 g. Selama reaksi polimerisasi berlangsung temperatur berada pada suhu 70-80℃, kecepatan agitator 300 rpm, dan menggunakan teknik semi-kontinu selama 4 jam. Beberapa karakterisasi Stirena/MAA antara lain pH bernilai 3 dan 4, densitas antara 0,9 - 1,1 g/mL, kandungan padatan yang memiliki nilai berkisar 15,7-28,9%, viskositas antara 7,96-16,9 mPa.s. Sintesis Stirena/MAA pada spektrum FTIR menunjukan hilangnya peak pada gelombang yang berkisar diantara 900 cm-1 sampai dengan 3082 cm-1 sehingga dapat ditetapkan kopolimer pada Stirena/MAA sudak terbentuk. Efek penambahan penggunaan surfaktan SDS mempengaruhi viskositas kekentalan dari proses selama polimerisasi. Pada aplikasi kekuatan daya rekat dapat dipengaruhi penggunaan SDS pada produk.

Emulsion polymerization is widely used for daily needs, in 1998 the use of emulsion polymers reached 7.4 million metric tons, and increased over time, in 2007 the use of emulsion polymerization increased to 10.1 million metric tons, with an annual growth of 3.6%. This research focuses on the copolymerization synthesis of two monomer Styrene and Methacrylic Acid (MAA) emulsions with the addition of APS as an initiator solution and SDS as a surfactant solution, with the aim of studying the characteristics of the copolymerization process of Styrene and Methacrylic Acid using ammonium persulfate as an initiator with polymerization media in the phase water. Some are differentiated based on the use of methacrylic acid monomer (MAA), namely, 17.5 g, 25 g, and 32.5 g. During the polymerization reaction, the temperature was at 70-80 ℃, the agitator speed was 300 rpm, and used a semi-continuous technique for 4 hours. Several characterizations of Styrene/MAA include a pH value of 3 and 4, a density between 0.9-1.1 g/mL, a solids content that has a value ranging from 15.7-28.9%, viscosity between 7.96-16.9 mPa. s. The synthesis of Styrene/MAA in the FTIR spectrum shows the loss of peaks in waves ranging from 900 cm-1 to 3082 cm-1 so that it can be determined that the copolymer in Styrene/MAA has not been formed. The effect of adding the use of SDS surfactant affects the viscosity of the process during polymerization. In the application of adhesive strength can be affected by the use of SDS in the product."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Alfieri Widyatmoko
"Limbah elektronik merupakan sebuah masalah yang timbul dalam skala nasional dan internasional. Diperlukan upaya untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut agar pengolahan limbah dapat memiliki manfaat jangka panjang untuk berbagai sektor. Nanofluida adalah fluida penghantar panas yang mengandung partikel berukuran nano (1-100 nm). Penelitian yang dilakukan membahas karakterisasi nanofluida yang menggunakan micro-dispersed partikel nonlogam yang didominasi oleh kandungan SiO2. Karakterisasi berfokus kepada pengaruh konsentrasi partikel (0; 0,1; 0,3; dan 0,5%) dan surfaktan SDBS (0, 3, 5, dan 7%) terhadap viskositas, zeta potensial, dan konduktivitas termal nanofluida. Hasil pengujian Particle Size Analyzer (PSA) pada partikel menunjukkan terjadinya peningkatan ukuran partikel dari 268,7 d.nm menjadi 1035,6 d.nm (milling 10 jam) dan 572,6 d.nm (milling 20 jam), sehingga partikel tidak mencapai ukuran nano dan tergolong kedalam thermal fluid. Nilai viskositas mengalami peningkatan linear seiring meningkatnya konsentrasi partikel dan surfaktan dengan nilai tertinggi pada sampel D4 sebesar 2,34 mPa.s. Nilai zeta potensial mengalami penurunan seiring meningkatnya konsentrasi partikel dan surfaktan setelah melewati titik optimum konsentrasi. Nilai konduktivitas termal mengalami penurunan seiring meningkatnya konsentrasi partikel dan surfaktan setelah melewati titik optimum konsentrasi pada sampel C4 sebesar 0,82 W/mK.

Electronic waste is a problem that arises on a national and international scale. Nanofluids are heat transfer fluids that contain nanoparticles ranging in size from 1 to 100 nm. Nanofluids are developed because they have superior capabilities compared to conventional fluids due to their larger surface area and suitability for use as a quenching medium in heat treatment. This research discusses the characterization of nanofluids using micro-dispersed non-metallic particles dominated by SiO2 content. The characterization focuses on the influence of particle concentration (0, 0.1, 0.3, and 0.5%) and SDBS surfactant (0, 3, 5, and 7%) on the viscosity, zeta potential, and thermal conductivity of the nanofluid. Particle Size Analyzer (PSA) testing results showed an increase in particle size from 268.7 d.nm to 1035.6 d.nm (10 hours of milling) and 572.6 d.nm (20 hours of milling), indicating that the particles did not reach the nano size range and were classified as thermal fluid. The viscosity value linearly increased with increasing particle and surfactant concentrations, with the highest value in sample D4 being 2.34 mPa.s. The zeta potential value decreased with increasing particle and surfactant concentrations after passing the optimum concentration point. The thermal conductivity value decreased with increasing particle and surfactant concentrations after passing the optimum concentration point, with a value of 0.82 W/mK in sample C4."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nitri Arinda
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kondisi optimum homopolimer etil akrilat berupa ukuran partikel berkisar 100nm dengan distribusi ukuran partikel monodisperse dan mendapatkan nilai solid content percobaan sesuai dengan nilai solid contentteoritis. Kondisi optimum tersebut nantinya dapat digunakan dalam pembuatan shell pada polimer emulsi coreshell.
Optimasi po|i(eti| akrilat) menggunakan variasi dari konsentrasi surfaktan yaitu 0.5 CIVIC, 2CMC, 5CMC, 10CIV|C, 20 CMC SLS, variasi konsentrasi inisiator APS yaitu 1%, 2%, 3% dari berat monomer, variasi teknik polimerisasi yaitu teknik semikontinu, batch, seeding dan variasi waktu feeding yaitu 3 dan 5 jam.
Dari berbagai variasi yang dilakukan untuk mendapatkan optimasi dari po|i(eti| akrilat) maka diperoleh ukuran partikel 123nm dan distribusi ukuran partikel yang monodisperse pada teknik batch 20CIV|C SLS dan 3% APS dari berat monomer dengan waktu polimerisasi 5jam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrurrozi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Maynarno
"Polistirena merupakan bijih plastik yang banyak dibutuhkan untuk industri elektronik, industri makanan ringan dan kebutuhan rumah tangga. Sejak beberapa tahun lalu, produksi akan polistirena PT. DOW Plastic mengalami peningkatan cukup tinggi. Peningkatan produksi tersebut telah melampaui kapasitas. Salah satu alat pendingin air untuk mendinginkan polistirena. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu Studi tentang pra rancangan alat pendingin air untuk membantu meningkatkan kapasitas produksi polistirena di PT. DOW Plastic.
Alat pendingin air dengan media pendingin udara (Air Cooler Heat Exchanger) merupakan salah satu penukar kalor yang penting pada industri ini. Untuk itu dilakukan perhitungan kapasitas alat pendingin air pada sistim pendinginan polistirena dan perhitungan pra rancangan alat pendingin air dengan media pendingin udara pada kondisi yang sesuai dengan kapasitas produksi. Perhitungan tersebut untuk merancang kapasitas alat pendingin; lebar alat pendingin ; jumlah tube yang ada di dalam alat pendingin; diameter kipas dan daya kuda motor penggerak kipas.
Alat pendingin air dengan media pendingin udara yang direncanakan dengau tipe Induced Draft akan mempunyai kapasitas sebesar 2.250.880 Btu/jam untuk mendapatkan suhu pendinginan yang optimal. Alat pendingin air dengan media pendingin udara tersebut mempunyai spesifikasi : 2 phasa, 124 buah tube dengan panjang 32 ft dan lebar 6,5 ft."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natanael Suranta
"Penelitian ini menggambarkan proses polimerisasi semi-kontinyu untuk pembuatan kopolimer stiren/asam akrilat (St/AA) dengan menggunakan metode polimerisasi emulsi. Tahapan kegiatan percobaan melibatkan persiapan larutan inisiator dan pre-emulsi monomer, diikuti oleh pemanasan dan penambahan larutan inisiator dan pre-emulsi selama 5 jam , pada temperatur reaksi suhu 70-80°C, dan kecepatan pengadukan polimerisasi emulsi 300 rpm. Karakterisasi polimerisasi berupa transisi temperatur gelas, kandungan padatan, kekentalan, dan identifikasi gugus fungsi menggunakan spektrofotometer FTIR. Bahan-bahan yang digunakan monomer stirena, inisiator amonium persulfat, surfaktan sodium lauril sulfat, dan air demineral. Lima variasi formulasi yang berbeda yaitu polimerisasi stirena tanpa surfaktan, penambahan surfaktan, dan dengan penambahan asam akrilat pada rasio yang berbeda yaitu stiren dengan asam akrilat (20%) dengan komposisi 9:1, 8:2, 7:3. Diperoleh nilai transisi temperatur gelas kopolimer St/AA menurun pada komposisi kopolimer Jika dilakukan penambahan asam akrilat pada rasio tersebut. Nilai temperatur transisi gelas pada komposisi kopolimer St/AA 9:1, 8:2, dan 7:2 secara berturut-turut adalah 64,24 °C, 50,97 °C, dan 37,28°C. Studi ini berguna untuk pemahaman lebih baik terkait kontrol polimerisasi dan karakteristik produk akhir dalam sintesis lateks terstruktur.

This study details a semi-continuous polymerization process approach employed in copolymerization reaction of styrene/acrylic acid (St/AA) copolymers through the emulsion polymerization technique. The method encompasses several stages: preparing the initiator solution and monomer pre-emulsion, then subjecting them to a 5-hour process of heating and initiator solution and pre-emulsion addition within the temperature range of 70-80°C, with continue stirring of reaction maintained at 300 rpm. Polymerization characterization entails assessing glass transition temperature, solids content, viscosity, and finger print identification by FTIR spectrophotometer. Key components include styrene monomer, ammonium persulphate as the initiator, sodium lauryl sulfate as the surfactant, and demineralized water. There are five of distinct formulations were explored, spanning styrene without surfactant, with surfactant, and incorporating varying ratios of acrylic acid, specifically styrene with acrylic acid (20%) in compositions of 9:1, 8:2, and 7:3. Results indicate a reduction in the glass transition temperature value of the St/AA copolymer with the inclusion of acrylic acid at these ratios. Specifically, the glass transition temperature values for the St/AA copolymer compositions of 9:1, 8:2, and 7:2 stand at 64.24°C, 50.97°C, and 37.28°C, respectively. This study provides valuable insights into polymerization control and resultant product characteristics in latex synthesis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Rahmadini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S50835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>