Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nofri Suriadi
Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran, 2003
T563420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisva Maryadi
Yogyakarta: Diva Press, 2018
390.598 36 SIS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Ilyas
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
617.755 SID k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Kariasa
2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Tidak dapat dipungkiri bahwa penglihatan merupakan hal yang amat
vital dalam kehidupan manusia terlebih-lebih jika dlkaitkan pekerjaan.
Hampir semua jenis pekerjaan memerlukan fungsi penglihatan yang
normal. Dengan demikian satu tujuan kerja yang paling utama yakni
untuk meningkatkan produktifitas dapat di capai secara optimal.
Masalahnya adalah ada satu jenis kelainan penglihatan yang
prevalensinya cukup besar yaitu kelainan refraksi. Hal ini umumnya
terjadi karena pengaruh keturunan (tidak dapat dirubah) dan pengaruh
Iingkungan. Bahkan ada data yang menunjukan bahwa kebutaan akibat
dari kelainan refraksi di Indonesia sebesar 0,06%. Jadi kalau dlilihat dari
jumlah penduduk Indonesia sekarang yang + 200 juta, maka kebutaan
karena ini berkisar 120.000 orang, jumlah yang cukup besar.
Efeknya adalah orang tidak blsa bekerja secara produktif dan sedikit
banyak akan menjadl beban baik individu bersangkutan ataupun negara
secara keseluruhan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vonny Ira Mayesti
"Kecamatan Jenamas berbatasan secara langsung dengan perairan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan penduduknya mempunyai kebiasaan yang sama, yaitu memakan tumbuhan air segar yang masih mentah dan menggunakan air yang berasal dari sungai, danau dan rawa untuk keperluan sehari-hari. Berdasarkan survei fasciolopsiasis tahun 1997/1998 pada kelompok anak usia sekolah di dua desa didapatkan 6,38% ; 2,74% dan lebih dari 50% murid kelas 4-6 Sekolah Dasar. Pada tahun 1998/1999 dilakukan di populasi diperoleh angka prevalensi 2,6%. Angka ini diduga akan semakin meningkat.
Lingkungan secara teori merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kesehatan. Pada kejadian fasciolopsiasis ini kondisi lingkungan tidak mengalami perubahan namun bagaimana perilaku masyarakat untuk menghadapi lingkungan tersebut menjadi penting.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih pada anak sekolah dasar dengan kejadian fasciolopsiasis di Desa Rantau Kujang dan Rantau Bahuang Kecamatan Jenamas Kabupaten Barito Selatan tahun 2002. Populasi penelitian adalah anak sekolah dasar di desa Rantau Kujang dan Rantau Bahuang Kecamatan Jenamas dengan jumlah sampel 194 yang diambil secara Simple Random Sampling dan menggunakan desain kros seksional.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian fasciolopsiasis pada anak sekolah dasar di dua desa Kecamatan Jenamas adalah 30,9%, berperilaku buruk 49% (yaitu tidak selalu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan 60,3%; tidak selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setelah BAB 35,1%; tidak selalu memotong dan membersihkan kuku 56,2%; tidak menggunakan air bersih untuk gosok gigi 52,1% pernah minum air mentah 25,3%; pernah berenang di sungai/danau/rawa 67,5%; makan tumbuhan air mentah 39,2% dan BAB di tempat yang mencemari lingkungan 63,9%).
Hasil analisis multivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara perilaku hidup bersih dengan kejadian fasciolopsiasis (Odds Ratio = 3,40). Setelah faktor sumber air minum sebagai faktor konfounding dikendalikan, maka hubungan perilaku hidup bersih dengan kejadian fasciolopsiasis sebesar 3,89.
Penelitian ini menyarankan agar pemberantasan kecacingan dilaksanakan sampai pada pengobatan massal selektif dilakukan intervensi perilaku anak berupa program pendidikan kesehatan, bagi Dinas Kesehatan untuk melakukan kerjasama dengan instansi terkait seperti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan upaya pemberantasan terutama pada anak sekolah yang jelas sangat merugikan. Perlu penelitian yang lebih lanjut dalam Skala yang lebih luas dengan menggunakan desain yang lebih baik antara lain kasus kontrol serta menilai komponen-komponen perilaku apa saja yang benar-benar menjadi faktor risiko kejadian fasciolopsiasis.

Kecamatan Jenamas is directly bordered through water with Kabupaten Hulu Sungai Utara whereas the occupant have the same habitually, that is eating uncooked fresh water plants and also using water for their daily necessity from river, lake and swamp. Based on surveyed of fasciolopsiasis on 1997/1998 among the student group of elementary school in the two villages was shown 6.38%; 2.74% and more than 50% were found among the student from class 4-6. During the year of 1998/1999 the prevalent rate was 2.6%. This rate supposes will be increased from time to time.
Theoretically health is influenced by some factor like environment problem. In the fasciolopsiasis problem, the environment condition is not changed but how the behavior of local population to face of that environment is very important.
The purpose of this research is to find out the relationship of hygienic behavior against the fasciolopsiasis occurrence among the elementary school student in the villages of Rantau Kujang and Rantau Bahuang, Kecamatan Jenamas, Kabupaten Barito Selatan in 2002. Research population like the student of elementary school in two villages of Rantau Kujang and Rantau Bahuang, Kecamatan Jenamas with amount of stool sample were 194 which was taken through Simple Random Sampling by using cross-sectional design.
Result of this research was shown prevalent of fasciolopsiasis among the elementary school student in that two villages of Kecamatan Jenamas were 30.9%, which have bad behavior 49% (rarely to washing hands with water and soap before eat 60.3%, rarely to washing hands with water and soap after mired 35.1%, rarely of cutting and cleaning fingernail 56.2%, not using clear water for teeth brushing 52.1%, ever drink uncooked water 25.3%, ever swimming in the river/lake/swamp 67.5%, eating uncooked water plants 39.2% and mired in the place which can contaminate of area 63.9%).
This research was suggest that elimination of worm disease must be done up to selective mass treatment, do intervention to children behavior such as healthy education program, for Health Service together with Cultural and Education Department for eliminating efforts in the student of elementary school. It is also needed to continue such research in the bigger scale by using another better design such as case control and to value what else behavior that really became the risk factor for fasciolopsiasis occurrence."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dental caries in an endemic disease that is suffered by lots of children. In Indonesia, dental caries has become a public disease where its prevalence tendency keeps on increasing. According to house-keeping health survey 1995 in Bali, 54.40% of the population were disturbed and could not work or go to school because of tooth pain.
The aim of this survey is to know the dental caries status of elementary school children in Buleleng Bali. This descriptive survey has been done to a sample with an amount of 2446 children from 26 elementary schools at 4 districts in Buleleng regency, which has a geographic situation of hills, mountains and a beach area. The technique of taking samples incidentally, when students were going their study services activity. Calibration among surveyors had been done before the survey to minimize mistakes. The result showed caries prevalence is 88.35%. DMF-T average 3.52 with Required Treatment Index: 65.53% and Performed Treatment Index: 1.52%. Dental caries prevalence to the boys are found to be more than girls."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is motivated by the fact that many elementary school teachers in the district of Sorong Selatan are still experiencing difficulties in implementing the teaching and learning activities. This study aims to: 1) determine the difficulties experienced by elementary school teachers in South Sorong Regency, 2) to know efforts made by teachers in overcoming the difficulties of learning implementation. The method used in this research is qualitative descriptive naturalistic. The Research steps are: 1) collecting source through a questionnaire, and technical documentation; 2) reducing the data with the aim to simplify and categorize the data; 3) presenting data in the form of a description of the memorial; 4) drawing conclusions as a result of interpretation; 5) preparing research reports. This research was conducted on elementary school teachers who take the Distance Learning Program, which amounted to 123 teachers. Data were collected by distributing questionnaires to teachers from elementary schools in South Sorong Regency. The results showed that teachers of elementary school (Sekolah Dasar) still have many difficulties in implementing the learning process. The difficulties experienced by teachers in teaching include difficulty in: 1) preparing learning activities, 2) developing lesson plans, 2) developing teaching materials, 3) implementing a variety of learning methods, 4) using of media 1 sources learning, 5) giving reflections to students, 6) comprehensively evaluating learning, and 7) implementing the learning of mathematics."
JPUKIA 6-7 (1-2) 2015 (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budhy Djayanto
"ABSTRAK
Asma telah dikenal sejak zaman Hipocrates (abad ke- 4-5 . SM). Pada saat itu sampai ditemukannya IgE sekitar 20 tahun yang lalu diagnosis asma terutama didasarkan pada timbulnya gejala klinis misalnya sesak dan mengi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang kedokteran, beberapa hal yang belum diketahui tentang timbulnya asma dan timbulnya serangan asma mulai tersingkap; antara lain aspek fisiologis, aspek patologis, aspek imunologis dan aspek psikologis (Wirjodiardjo, 1990).
Asma merupakan penyakit kronik yang tersering dijumpai pada anak. Penyakit asma dapat mudah dikenal bila ditemukan gejala yang berat misalnya serangan batuk dengan mengi setelah latihan berat atau timbul waktu udara dingin. Kadang-kadang dapat juga ditemukan gejala yang ringan seperti batuk kronik dan berulang tanpa mengi yang dapat menyulitkan dokter, pasien atau keluarga pasien. Gambaran klinik dan perjalanan penyakit asma berbeda pada bayi, anak kecil dan anak yang lebih besar sesuai pertambahan usia (Rahajoe H. H., 1983).
Asma dapat mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Asma yang merupakan penyakit kronik juga dapat memberikan masalah biologis, psikologis dan sosial pada penderita maupun keluarganya bila tidak ditanggulangi secara komprehensif antara penderita; orangtua; saudara kandung; dokter dan guru pada anak yang sudah sekolah (Steinhauer, 1974; Sudjarwo dan Suiaryo, 1990).
Dampak negatif asma yang utama pada anak sekolah adalah terganggunya pelajaran di sekolah. Di Amerika Serikat, sepertiga dari waktu absen di sekolah disebabkan oleh asma (Godfrey, 1983 b). Besar kecilnya angka absensi ini akan menjadi salah satu faktor yang menentukan intensitas gangguan terhadap tumbuh kembangnya dikemudian hari. Asma dapat timbul pada setiap umur, tetapi biasanya jarang timbul pada bulan-bulan pertama kehidupan. Delapan puluh persen asma pada anak mulai timbul pada usia di bawah 5 tahun (Blair,1977; Godfrey, - 1983 b).
Asma sangat erat hubungannya dengan hiperreaktivitas saluran nafas, hal ini dikemukakan oleh Boushey dkk (1980), Rahajoe dkk (1988), Gerritsen (1989) dan Pattemore dkk (1990).
Faktor alergi berperan pada asma anak. Sekitar 2/3 dari seluruh anak dengan asma mempunyai dasar alergi (Carlsen dkk, 1984). Bahkan menurut HcNicol dan Williams (1973), jika semua anak dengan asma diteliti sepanjang usianya; maka akan didapat bukti adanya faktor alergi yang berperan. Faktor alergi pada asma menyebabkan berbagai reaksi immunologik dengan hasil akhir berupa gejala asma. Keadaan atopi lebih banyak dijumpai pada penderita asma dan keluarganya dibanding kelompok kontrol (tidak asma). Asma juga lebih sering ditemukan pada keluarga penderita asma dibanding kelompok kontrol (Si.bbald dkk, 1980; Zimmerman dkk, 1988)"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>