Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Sarah
"Diperkirakan 300 juta orang setiap tahunnya terinfeksi oleh S. scabiei. Tingginya prevalensi skabies terutama di pesantren disebabkan santri tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang skabies yaitu siklus hidup, gejala, penularan, pengobatan, dan pencegahannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan mengenai manifestasi klinis skabies pada santri di Pesantren X Jakarta Selatan sebelum dan sesudah penyuluhan. Penelitian menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode pre-post study. Pengambilan data dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 9 Mei 2013 terhadap 100 orang santri yang diminta untuk mengisi kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan. Kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai manifestasi klinis infeksi skabies. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebelum penyuluhan santri yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah 6% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 42% berpengetahuan sedang, dan 52% berpengetahuan kurang. Hanya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan usia. Setelah penyuluhan, sebanyak 77% memiliki tingkat pengetahuan baik, 9% berpengetahuan sedang, dan 14% berpengetahuan kurang, perubahan ini sangat signifikan (p<0,05). Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan santri mengenai manifestasi klinis skabies.

About 300 million people infected by S. scabiei.. Founded high prevalence of scabies, especially in boarding schools because students do not have sufficient knowledge about the life cycle of scabies, symptoms, transmission, treatment, and prevention. The purpose of this study was to determine the level of knowledge about the clinical manifestations of scabies at X boarding school students in South Jakarta before and after counseling. Research using experimental research design with pre-post study method. Data collection was conducted in Jakarta on May 9, 2013 to 100 students who were asked to fill out questionnaires before and after counseling. The questionnaire contained five questions regarding the treatment of scabies infection. Results of this study showed that prior to counseling students who have a good knowledge level is 6% of respondents, 42% were knowledgeable moderate, and 52% less knowledgeable. Only there is a relationship between knowledge level and age. After counseling, 77% had a good level of knowledge, knowledgeable moderate 9%, and 14% less knowledgeable, this change was highly significant (p <0,05). Concluded that counseling is effective in improving students knowledge about the clinical manifestations of scabies"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizani Putri Iman
"Skabies adalah penyakit kulit dengan prevalensi tinggi di Indomesia, terutama di tempat tinggal dengan penghuni yang padat seperti pesantren. Sebuah pesantren di Jakarta Timur diketahui memiliki prevalensi skabies yang tinggi sehingga dilakukan intervensi pada beberapa tahun terakhir. Riset ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi skabies pada tahun 2014 dibandingkan 2011 dan 2012. Studi repeated cross-sectional ini dilakukan pada tanggal 8 Maret 2014 dengan subjek 189 orang. Diagnosis skabies ditetapkan melalui anamnesis dan pemeriksaan dermatologis. Data dianalisis menggunakan program SPSS 20 dengan uji chi-square. Pada tahun 2014 diperoleh prevalensi skabies 23,8 , lebih rendah dibandingkan tahun 2011 51,6 dan 2012 51.6 . Dengan uji chi-square didapatkan nilai p=0,000 yang berarti terdapat perbedaan signifikan terhadap prevalensi skabies pada santri tahun 2011, 2012 dan 2014. Penurunan prevalensi skabies disebabkan pengobatan masal dan penyuluhan kesehatan mengenai pola hidup bersih dan sehat yang dilakukan oleh peneliti beserta bantuan dari dokter spesialis kulit.

Scabies is a disease with a high prevalence particularly in crowded residencies such as boarding school. In Jakarta Timur there is Islamic boarding schools known with its high rate of scabies prevalence for the last several years, in which certain intervention has been done during those of years. This research is conducted with the aim to observe the prevalence of scabies in the year of 2014 and the previous years 2011 and 2012, in which similar study had been done. This repeated cross sectional study was conducted on March 8th 2014, involving 189 subjects. Diagnosis of scabies was made by anamnesis and dermatology examination. The data collected was analyzed using SPSS 20 with chi square test. The scabies prevalence in the year of 2014 was 23.8, which is lower compared to the year of 2011 51.6 and 2012 51.6. Using chi square test, the p value obtained is 0.000, meaning that there's a significant difference of scabies prevalence in the year of 2011, 2012 and 2014. The decline of scabies prevalence among those periods of years is due to the massive treatment and education regarding healthy and hygienic lifestyle conducted by the researcher along with the help of dermatologists involved.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luddwi Achmad Rizky
"Skabies adalah penyakit kulit yang banyak terdapat di pesantren karena lingkungan padat penghuni dan kebersihan yang kurang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui asosiasi perilaku hidup bersih sehat dan luas lesi skabies. Penelitian cross sectional ini dilakukan di sebuah pesantren di Jakarta Selatan pada bulan Juli-September 2013. Semua santri 98 orang dijadikan subyek penelitian. Subyek diminta mengisi kuesioner berisi pertanyaan mengenai perilaku hidup bersih sehat. Diagnosis didapatkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan dermatologis. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 20 dan diuji dengan Chi Square Test. Didapatkan bahwa prevalensi skabies di pesantren adalah 68,4 . Lesi luas pada santri yang berperilaku baik terdapat pada 9 dan pada santri berperilaku buruk sebanyak 53.7 . Lesi terbatas pada santri yang berperilaku baik terdapat pada 10.4 dan pada santri berperilaku buruk sebanyak 26.9 . Tidak ada perbedaan bermakna antara perilaku hidup bersih sehat dan lesi skabies Chi square test, p=0.170.

Scabies is an infectious skin disease which is common in pesantren because of overcrowded area and less hygienic environment. The purpose of this research was to find out the association between healthy behavior and scabies lesion. This cross sectional research is conducted in a pesantren Jakarta Selatan on July September 2013. All students 98 people became the research subjects. The subjects were asked to fill out the questionnaires regarding the healthy behavior. The diagnosis can be determined by anamnesis and dermatological examination. The data was analyzed by using SPSS version 20 and tested by Chi Square Test. Based on the data analysis, the prevalence of scabies in this pesantren is 68.4 . The percentage of positive scabies students with wide lesion in bad and good behavior students reached 53.7 and 9 respectively, while the located lesion in bad and good behavior students accounted 26.9 and 10.4 respectively. There is no significant difference between healthy behavior and scabies lesion Chi square test, p 0.170."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenneth Gunawan
"Skabies merupakan penyakit kulit yang memiliki prevalensi cukup tinggi di pesantren Karena itu perlu adanya tindakan pemberantasan skabies salah satunya dengan diadakannya penyuluhan Penyuluhan diharapkan dapat mencegah terjadinya skabies maupun rekurensinya Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan santri mengenai penularan skabies Penelitian ini menggunakan metode pre post study Pengambilan data dilakukan pada tanggal 9 Juni 2013 dengan cara total sampling terhadap 100 orang santri kemudian santri diminta untuk mengisi kuesioner mengenai penularan skabies sebelum dan sesudah penyuluhan Hasil pengambilan data menunjukkan sebaran responden terbanyak pada kelompok usia 17 tahun 69 jenjang pendidikan Tsanawiyah 53 memperoleh informasi dari 3 sumber informasi 76 dan telah menderita skabies 3 bulan 61 Sebelum penyuluhan santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah 10 28 berpengetahuan sedang dan 62 berpengetahuan kurang Setelah penyuluhan sebanyak 24 memiliki tingkat pengetahuan baik 38 berpengetahuan sedang dan 38 berpengetahuan kurang Uji Chi square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan usia tingkat pendidikan dan sumber informasi p 0 05 namun terdapat hubungan dengan lama menderita skabies p 0 05 Uji marginal homogeneity menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan santri sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan p 0 05 Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan santri mengenai penularan skabies.

Scabies is a skin disease that has high prevalence in pesantren Therefore scabies needs to be eradicated by doing counseling Counseling was expected to prevent scabies and its reccurence The objective of this research was to know the effectivity of counseling to the level of knowledge about scabies transmission This research used pre post study method Data was collected on June 9 2013 with total sampling method to 100 students who were asked to fill out questionnaires about scabies transmission before and after counseling The results from data collection showed that most respondents were 17 years old 69 in Tsanawiyah education level level 35 got information about scabies from 3 sources 76 and had suffered from scabies 3 months 61 Before the counseling was given 10 of the respondents had good knowledge 28 had moderate knowledge and 62 had poor knowledge After counseling 24 subjects had good knowledge level 38 had moderate knowledge and 38 had poor knowledge Chi square tests showed that there is no relation between the level of knowledge and age education level and source of information p 0 05 However there is relation between level of knowledge and duration in which the subjects suffered from scabies p 0 05 Moreover marginal homogeneity tests showed that there is significant difference between the level of knowledge before and after the counseling p 0 05 In conclusion counseling is effective in improving students rsquo level of knowledge about the transmission of scabies."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Dani Martiwi
"Skabies merupakan penyakit kulit yang banyak ditemukan di pesantren dengan gejala rasa gatal yang hebat sehingga mengganggu aktivitas santri. Untuk itu perlu dilakukan pengobatan serentak yang diikuti penyuluhan sebagai upaya pencegahannya.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies di pesantren X, Jakarta Timur. Desain penelitian ini adalah pre-post study menggunakan teknik total sampling sejumlah 140 orang. Pengambilan data pada tanggal 22 Januari 2010 dengan cara responden mengisi kuesioner mengenai gejala klinis skabies sebelum dan sesudah penyuluhan.
Hasilnya menunjukkan 56,4% berusia <15 tahun, 57,9% laki-laki, 51,4% santri tsanawiyah, 36,4% santri mendapatkan sumber informasi kurang sama dengan tiga, dan 62,8% menyatakan dokter sebagai sumber informasi paling berkesan. Sebelum penyuluhan, 2,9% santri tingkat pengetahuannya tergolong baik dan 71,4% kurang. Setelah penyuluhan 28,6% santri tingkat pengetahuannya tergolong baik dan 27,1% kurang.
Uji marginal homogeneity menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan (p<0,001). Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan dengan karakteristik santri (p>0,05). Uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan responden setelah penyuluhan dengan karakteristik santri (p>0,05).
Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies tidak dipengaruhi karakteristik santri, namun dipengaruhi penyuluhan.

Scabies is skin disease that cause severe itching that disrupts activity of students in pesantren. For that we need to concurrent treatment and health promotion followed as prevention efforts.
The research objective is to determine the effect of education on the level of knowledge for students about the clinical manifestation of scabies. This pre-post study were taken using total sampling(140). Data is collected on January 22, 2010 by respondents fill out questionnaires before and after health promotion.
The results before health promotion showed 2,9% of students classified as good levels of knowledge and 71.4% less. After the health promotion 28,6% students classified as good and 27,1% less. Marginal homogeneity test showed there were significant differences between the level of knowledge before and after health promotion (p<0.001).
Kolmogorov-Smirnov test showed no significant differences between respondents level of knowledge before education with their characteristic. Chi-Square test showed no significant differences between respondents level of knowledge after health promotion with their characteristic.
It was concluded that the students’s knowledge level about clinical manifestation of scabies didn’t influenced by their characteristic, but influenced by the health promotion.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Azka Adriansyah
"Skabies adalah penyakit kulit yang sering dijumpai di pesantren. Untuk meningkatkan kewaspadaan, santri perlu diberikan pengetahuan mengenai skabies. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan mengenai penyebab dan gejala klinis skabies pada santri pesantren X, Jakarta Timur. Penelitian menggunakan desain pre-post study. Data diambil tanggal 10 Juni 2012 dengan kuesioner berisi 10 pertanyaan mengenai penyebab dan gejala klinis scabies. Data diolah menggunakan SPSS versi 20; dianalisis dengan uji chi-square dan marginal homogeneity.
Dari 181 responden, sebagian besar berusia <15 tahun (64,6%), laki-laki (60,8%), pendidikan tsanawiyah (60,8%), informasi skabies dari 3 sumber informasi (43,1%), dan pengetahuan paling berkesan dari dokter (71,4%). Sebelum penyuluhan 10,5% santri berpengetahuan baik, 59,1% berpengetahuan sedang, dan 30,4% berpengetahuan buruk untuk penyebab skabies. Sebanyak 24,9% santri berpengetahuan baik, 53,6% berpengetahuan sedang, dan 21,5% berpengetahuan kurang untuk gejala klinis skabies.
Uji chi square menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai penyebab dan gejala klinis dengan jenis kelamin dan sumber informasi (p>0,05) namun berbeda bermakna pada usia dan pendidikan (p<0,05). Uji marginal homogeneity memperlihatkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,05). Disimpulan tingkat pengetahuan santri umumnya tergolong sedang dan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan santri mengenai penyebab dan gejala klinis skabies.

Scabies is a common disease in boarding school. To increase the students awareness, they need to have knowledge on scabies. Objective of this research is to find out effectiveness of health promotion on etiology and clinical features of scabies on X boarding school students. This research design was pre-post study. Data collected on 10 June 2012 using 10 questions on etiology and clinical features of scabies. Data was analyzed using SPSS 20th version using chi-square and marginal homogeneity.
From 181 respondents most students are <15 years old (64.6%), male (60.8%), tsanawiyah (60.8%), 3 information sources of scabies (43.1%), and most memorable information from doctor (71.4%). Before the health promotion, students knowledge level are 10.5% good, 59.1% moderate, and 30.4% poor on scabies etiology and 24.9% good, 53.6% moderate, and 21.5% poor on clinical features of scabies.
Statistical result found that there is no significant result on gender and information sources (p>0.05) but significantly different on age and level of education (p<0.05). Marginal homogeneity shows there is significant difference between before and after health promotion (p<0.05). In conclusion that mostly students have moderate knowledge and the health promotion is effective to increase students? knowledge on etiology and clinical feature of scabies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pascal Komala
"Di negara berkembang prevalensi skabies sekitar 6 27 dari populasi umum dan lebih tinggi pada anak anak dan remaja Pengetahuan mengenai pencegahan berperan penting dalam menanggulangi skabies Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan usia tingkat pendidikan sumber informasi lama sakit skabies dengan tingkat pengetahuan santri akan pengobatan skabies di Pesantren X Jakarta Selatan dan peran penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan santri akan pengobatan skabies di Pesantren X Jakarta Selatan Pada dasarnya penelitian ini menggunakan desain ekperimental yang diimplementasikan dengan mekanisme pre post study Data diambil di Jakarta anggal 9 Mei 2013 pada 100 santri yang sebelum penyuluhan diberikan kusioner dan sesudahnya Kuesioner terdiri atas 5 pertanyaan yang mengaju kepada pengobatan skabies Pada penelitian didapatkan data sebelum penyuluhan santri yang memiliki pengetahuan baik 7 orang 7 pengetahuan sedang 25 orang 25 dan buruk 68 orang 68 Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara usia jenjang pendidikan sumber informasi dan lama menderita skabies dengan pengetahuan mengenai pengobatan skabies Setelah penyuluhan guru dengan tingkat pengetahuan baik adalah 23 orang 23 cukup 37 orang 37 dan kurang 40 orang 40 Berdasarkan uji marginal homogeneity didapatkan perbedaan bermakna p 0 01 pada tingkat pengetahuan yang dimiliki santri sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan Disimpulkan bahwa penyuluhan memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan pengetahuan santri mengenai pengobatan skabies guna hasil pengobatan yang lebih baik.

In developing countries the prevalence of skabies approximately 6 27 of the general population and is higher in children and adolescents Knowledge about prevention plays an important role to eradicate scabies Aim of this study is to acknowledge the relationship of age level of education resources history of previous scabies with knowledge level of students in the boarding school would be the treatment of skabies X South Jakarta and the role of education on the level of knowledge of students will be the treatment of skabies in Pesantren X South Jakarta This research be made basicly by experimental research implemented with pre post study mechanism The collection of data was organized in Jakarta May 9th 2013 About 100 students participated to fill out questionnaires before and after counseling This quessionaire contained 5 questions regarding the treatment of scabies The result of the pre counseling quessionnaire showed that students who have a good knowledge level is 7 7 mild 25 students 25 and poor 68 students 68 There is no significant relationship in age level of education resources and long suffering with the knowledge of the treatment of scabies After being given counseling the teacher with good knowledge level 23 people 23 mild 37 people 37 and poor 40 people 40 Based on the marginal homogenity test it was concluded that there is significant differences p 0 01 at the level of knowledge of students before and after health education In conclusion counseling served effectivity in upgrading students knowledge about the treatment of scabies to improve the outcome of the disease"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan, Aditya
"Pedikulosis merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak yang tinggal di lingkungan padat dengan tingkat kebersihan yang kurang. Pengetahuan mengenai pedikulosis penting dimiliki masyarakat agar dapat melakukan pemberantasan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan mengenai pemberantasan pedikulosis. Penelitian dilaksanakan di pesantren X Jakarta Timur pada tanggal 22 Januari 2012. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-post study, dengan kuesioner mengenai pemberantasan pedikulosis yang diisi oleh responden sebelum dan sesudah penyuluhan.Data diuji menggunakan uji marginal homogeneity dengan program SPSS versi 11.5. Hasilnya menunjukkan responden terdiri atas 88(58,3%) orang santri laki-laki dan 63(41,7%) santri perempuan,santri tsanawiyah (50,3%) dan aliyah (49,7%) yang berada dalam rentang umur 13-18 tahun. Sebelum penyuluhan,terdapat 70 responden (46,7%) yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang dan 81 responden (53,3%) rendah. Setelah penyuluhan, terdapat 88 responden (58,3%) yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang dan 63 (41,7%) rendah. Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,01) pada tingkat penyuluhan sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan santri mengenai pemberantasan pedikulosis.

Pediculosis is a disease that commonly infest childrens that live in crowded and poorly hygiened environment. Knowledge about pediculosis is an important factor to combat this disease. This study aims to identify the effectiveness of health promotion inpromotingknowledge about pediculosis eradication. The experiment was conducted on islamic boarding school (pesantren) X in East Jakarta, January 22, 2012. The method used in this study is pre-post study, using questionnaires about pediculosiseradication. Respondents aswered the questionnaires before and after the health promotion held. Data were tested using the marginal homogeneity test with SPSS version 11.5. Demographic data showsrespondents consisted of 88 (58.3%) male students and 63 (41.7%) female students, that spread in junior high (50.3%) and senior high (49.7%) within the age range of 13 -18 years. Before the health promotion held, there were 70 respondents (46.7%) with moderate knowledge rate and 81 respondents (53.3%) with lower knowledge rate. After the health promotion held, there were 88 respondents (58.3%) having moderate knowledge rate and 63 (41.7%) lower knowledge rate. Marginal homogeneity test showed significant differences (p<0.01). It was concluded that the health promotion is effective in improving students’spediculosis knowledge rate."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anry Umar
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan perbandingan tingkat usia, pendidikan, jumlah sumber informasi, serta sumber informasi paling berkesan dengan tingkat pengetahuan santri tentang pencegahan penyebaran parasit Sarcoptes scabiei sebelum dan sesudah penyuluhan. Para santri pesantren X di Jakarta Selatan dikumpulkan untuk kuesioner pretest, selanjutnya diberi penyuluhan tentang pencegahan scabies, dan kemudian diberi kuesioner posttest setelah penyuluhan. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam komputer kemudian diuji dan dianalisa dengan program SPSS 21. Subjek penelitian ini didominasi oleh siswa SD/Imtihan dan SMP/tsanawiyah (89%), berusia ≥17 tahun (81%), mendapat informasi dari ≤3 Sumber (90%), dan informasi berasal dari petugas kesehatan/dokter (68%). Dari variabel-variabel yang dinilai dalam penelitian ini (usia, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, serta sumber informasi paling berkesan), terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pretest mengenai pencegahan skabies yang bermakna antara sampel dengan sumber informasi paling berkesan berasal dari petugas kesehatan dengan non petugas kesehatan (p=0,004), serta terdapat perbedaan tingkat pengetahuan posttest mengenai pencegahan skabies yang bermakna antara sampel dengan jumlah sumber informasi >3 dan ≤3 (p=0,032). Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan setelah penyuluhan (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan tentang pencegahan Sarcoptes scabiei pada para santri di pondok pesantren X di Jakarta Selatan dinilai cukup efektif.

This study was conducted to determine the distribution and comparison of age, education, number of information resources, and the most impressive information resources about the prevention of scabies before and after counseling in the student of pesantren X at South Jakarta. The students were collected to be given pretest questionnaire, then counseling of scabies prevention, and posttest questionnaire after counseling. The data obtained were entered into a computer and then tested and analyzed with SPSS 21. The subjects of this study were dominated by elementary school/Imtihan and junior high school/Tsanawiyah students (89%), aged ≥17 years (81%), being informed from ≤3 sources (90%), and information derived from the health officer (68%). Of the variables assessed in this study, there are level of knowledge differences about the prevention of scabies in pretest among a sample with the most memorable information from health officers and non-health officers (p=0.004), and there were level of knowledge differences about the prevention of scabies in posttest between samples with a amount of information resources >3 and ≤3 (p=0.032). There were significant knowledge differences between pretest and posttest (p=0.000). Education about prevention awareness against Sarcoptes scabiei to the student of pesantren X in South Jakarta was quite effective."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aslambotilangih
"Skabies merupakan penyakit kulit yang banyak terdapat di pesantren. Santri yang menderita skabies merasakan gatal di telapak, sela jari, pergelangan tangan, dan tempat predileksi lainnya terutama pada malam hari sehingga prestasinya menurun. Oleh karena itu skabies perlu diberantas dan santri perlu diberikan penyuluhan mengenai skabies lalu dievaluasi. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2011. Metode yang digunakan adalah pre-post study. Responden diambil secara total sampling, sebanyak 140 orang. Hasilnya menjukkan sebaran responden terbanyak pada kelompok usia ≤ 15 tahun (56,4%), sebagian besar laki-laki (57,9%) dan tingkat pendidikan Tsanawiyah (51,4%). Responden paling banyak mendapatkan informasi tentang skabies dari 3 sumber informasi (36,4%) dengan sumber informasi paling berkesan dari dokter (62,8%). Sebelum penyuluhan, sebanyak 2,9% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 71,4% berpengetahuan sedang, dan 25,7% berpengetahuan kurang. Setelah penyuluhan, sebanyak 28,6% memiliki tingkat pengetahuan baik, 44,3% berpengetahuan sedang, dan 27,1% berpengetahuan kurang. Uji chi-square dan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tingkat pengetahuan responden tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, sumber informasi, dan sumber informasi paling berkesan sebelum dan setelah penyuluhan (p>0,05). Uji marginal homogeneity menunjukkan hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan santri sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,05). Kesimpulannya adalah tingkat pengetahuan responden mengenai penularan skabies tidak dipengaruhi oleh karakteristik namun dipengaruhi oleh penyuluhan.

Scabies is prevalent among students of pesantren as skin disease. Students who are infected with scabies feel itch in palms, fingers, wrists, and other predilection place especially at night. That condition can decrease student?s achievement . Therefore scabies should be eradicated and students should be given health promotion about scabies and than evaluated. This research was was pre-post studies method. Data was collected on January 22, 2011 with total sampling. Total respondent was 140 students. Result of the study showed distribution of respondent in <15 years (56.4%), mostly male (57.9%), and education level of Tsanawiyah (51.4%). Most respondents took information from 3 sources (36.4%) with the most trace source from a doctor (62.8%). Before health promotion, 2.9% of respondents had good level of knowledge, 71.4% were enough, and 25.7% were less. After health promotion, 28.6% respondents had a good level of knowledge, 44.3% were enough, and 27.1% were less.The chi-square and Kolmogorov-Smirnov tests showed the level of knowledge of respondents was not relate with age, gender, source of information, and the most impressive source of information (p>0.05). The marginal homogeneity tests showed that there was a significant relationship between level of the knowledge before and after health promotion. In conclusion the level of the knowledge of students about transmission of scabies were not influented with their characteristic but related with health promotion."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>