Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riadinni Alita
"Indikator capaian dari SDG’s salah satunya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Indonesia akan berusaha menurunkan angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Kematian ibu dan bayi disebabkan terjadinya persalinan prematur. Persalinan prematur dapat disebabkan adanya kontraksi uterus sehingga terjadi dilatasi serviks pada usia kehamilan 20-36 minggu. Ancaman persalinan prematur akan mengakibatkan gawat janin dan komplikasi pada bayi baru lahir. Study kasus pada lima ibu hamil yang mengalami kontraksi dini dengan fokus mengimplementasikan teori need for help pada keadaan emergency dan penerapan teori comfort Kolcaba pada tahap pemulihan. Ibu hamil akan mendapatkan intervensi tatalaksana tokolitik dan terapi relaksasi dengan self-hypnosis yang membantu ibu untuk mengontrol ketidaknyamanan dan menurunkan kecemasan selama di rumah sakit. Aplikasi tersebut berhasil membantu ibu hamil melalui tahap kegawatan dan meningkatkan kenyamanan serta mencegah kontraksi uterus berulang sehingga ibu dapat mempertahankan kehamilan sampai usia kehamilan aterm.

The achievement indicators of SDG’s are one of them reducing maternal and infant mortality. Indonesia will try to reduce maternal mortality to less than 70 deaths per 100,000 live births by 2030. Maternal and neonatal deaths are caused by preterm labor. Premature labor can be caused by uterine contractions resulting in cervical dilatation at 20-36 weeks' gestation. The threat of preterm labor will result in fetal distress and complications in newborns. Case studies on five pregnant women who experienced premature contractions with a focus on implementing the need for help theory in an emergency and the application of the Kolcaba comfort theory in the recovery phase. Pregnant women will get a tocolytic management intervention and relaxation therapy with self-hypnosis that helps the mother to control discomfort and reduce anxiety during the hospital. The application is successful in helping pregnant women go through the emergency phase and increase comfort and prevent repeated uterine contractions so that the mother can maintain the pregnancy until the term gestational age."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Yeni Rahmawati
"Persalinan kala dua memanjang merupakan kondisi yang memerlukan penanganan perawat agar tidak terjadi dehidrasi atau kelelahan pada ibu dan mencegah gawat janin. Penatalaksanaan keperawatan pada ibu yang mengalami persalinan kala dua memanjang dengan memberikan asuhan keperawatan secara fisik dan psikologis. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan fokus penerapan teori need for help Wiedenbach dan comfort Kolcaba pada asuhan keperawatan ibu yang mengalami persalinan kala dua memanjang. Aplikasi teori need for help Wiedenbach dan comfort Kolcaba efektif diterapkan pada kelima kasus yang berfokus pada masa intranatal baik secara fisik dan psikologis, mencegah dampak persalinan kala dua memanjang terhadap kondisi ibu dan janin serta mengkaji pernyataan klien tentang bantuan yang dibutuhkan kepada perawat. Dengan intervensi keperawatan yang sesuai dengan bantuan yang dibutuhkan klien maka masalah klien dalam keadaan emergency teratasi dan kebutuhan rasa nyaman dapat terpenuhi.

Prolonged second stage of labor is a condition requiring nurse handling to avoid dehydration or fatigue of the mother and prevent fetal distress. Management of nursing in mother who experience prolonged labor by giving physical and psychological nursing care. The method used is case study with focus on the application of the theory of need for help Wiedenbach and comfort Kolcaba on nursing care in mother who experienced prolonged second stage of labor. The application of need for help Wiedenbach and comfort Kolcaba theories effectively applied to the five cases that focused on intranatal phase both physically and psychological, prevent the impact of prolonged second stage of labor in mother and fetus condition, as well as reviewing the clients statement about the assistance needed to the nurse. Appropriate nursing interventions can address client problems in an emergency and comfort needs can be met."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kurniawati
"ABSTRAK
Persalinan prematur dapat menimbulkan beberapa masalah pada ibu dan bayi. Salah satu penyebab persalinan prematur adalah kontraksi dini yaitu kontraksi yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu. Pengelolaan pada ibu hamil kontraksi dini dengan mengaplikasikan teori Konservasi Levine dan Kenyamanan Kolcaba bertujuan untuk mempertahankan kehamilan sampai aterm dan mengatasi ketidaknyamanan. Pendekatan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi diterapkan pada kelima ibu hamil kontraksi dini. Beberapa masalah keperawatan yang muncul adalah risiko cidera janin, risiko cidera maternal, kesiapan peningkatan kenyamanan, cemas, dan peningkatan support sistem. Melalui konservasi energi, konservasi integritas struktur, konservasi integritas personal dan konservasi integritas sosial kelima ibu bebas kontraksi dan pulang dengan perawatan konservatif. Hasil ini dapat digunakan untuk mengelola ibu hamil kontraksi dini pada area maternitas.

ABSTRACT
One of the causes of preterm labor is preterm uterine contractions, is defined as uterine contractions that occurs at less than 37 weeks gestational. Preterm uterine contractions is major of cause of morbidiby which can be reduced by role of maternity nursing specialist. Management of preterm uterine contractions by applied levine?s conservation and comfort theory aimed term gestasional dan made wholleness. This study used nursing process, was including assessing, diagnosing, planning, implementing, and evaluating. Some nursing diagnosis are risk for Injury: the fetus, risk of injury the maternal , Altered comfort: pain , anxiety, and improves support systems. the integrity were evidenced, based on Levine?s conservational principles, in terms of conservation of energy, structural, personal and social integrity, and comfort theory reduced preterm uterine contraction. These results can be used to manage preterm uterine contractions. "
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mintasih
"Perdarahan postpartum merupakan penyokong utama kematian ibu secara global, dan memiliki implikasi fisiologis dan psikososial bagi ibu, bayi, keluarga dan masyarakat serta penyedia pelayanan kesehatan. Laporan praktik residensi ners spesialis maternitas ini, menerapkan peran dan fungsi perawat dan teori model keperawatan Need for Help Wiedenbach dan Comfort Kolcaba pada kasus perdarahan postpartum. Penerapan teori Wiedenbach dan Kolcaba pada kelima kasus kelolaan dapat diterapkan dan memenuhi kebutuhan pertolongan segera dan kenyamanan klien sehingga pelayanan asuhan keperawatan sesuai dengan harapan klien. Kekuatan teori Wiedenbach pda fase akut berfokus pada kebutuhan "here and now" yang dibutuhkan klien dengan segera, fokus pengkajian adalah fisik dan psikologis.
Teori Comfort Kolcaba melengkapi dengan pengkajian aspek fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial, dengan intervensi yang dilakukan meliputi standart comfort intervention, coaching dan comfort food for thr soul. Perawat spesialis maternitas perlu meningkatkan peran dan fungsinya di tatanan pelayanan kesehatan, baik sebagai pemberi pelayanan, edukator, advokat, pengelola, kolaborator, dan komunikator.

Postpartum Haemmoragic and maternal mortality have physiological and psychosocial implications. This Reports residency practice nurses maternity specialist, is a report for one year by applying roles and functions of nurses and nursing model theory Need for Help Wiedenbach and Comfort Kolcaba in case of postpartum hemorrhage. The application of the theory Wiedenbach and Kolcaba in five cases under management can be applied and meet the immediate relief needs and comfort of the client so that the nursing care services in accordance with the expectations of its clients. The Strength of the theory Wiedenbach on acute phase focuses on the needs of "here and now" that takes the client immediately, the focus of the assessment is physical and psychological.
Comfort Kolcaba complements theory with an assessment of the physical, psychospiritual, environmental and social, with interventions include standard comfort intervention, coaching and comfort food for thr soul. Maternity specialist nurses need to enhance the role and functions in order of health care, both as service providers, educators, lawyers, managers, collaborators and communicators.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus Dimitri Haryo Prabowo
"Latar Belakang: Persalinan prematur merupakan salah satu penyebab kematian anak dibawah lima tahun terbesar di dunia dan penentu kesehatan jangka panjang pada anak. Di Indonesia rata-rata persalinan prematur setinggi 15,5 per seratus kelahiran bayi. Aktivitas fisik ibu hamil pada satu bulan terakhir merupakan faktor penting yang mempengaruhi kelahiran bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat aktivitas ibu hamil terhadap kejadian persalinan prematur.
Metode: Penelitian cross-sectional ini dianalisis dengan uji Chi-Square. Pemelitian ini menggunakan kuisioner Pregnancy Physical Activity Questionare yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan divaldasi pada penelitian sebelumnya yang serupa. Rasio Prevalensi dan Confiende Interval. Selain itu dilihat pula analisis bivariat dengan menambahkan hubungan kejadian persalinan prematur dengan faktor-faktor lainnya.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan sampel ibu melahirkan dengan hasil 36 ibu dengan persalinan prematur dan 24 ibu dengan persalinan aterm. Mayoritas sampel tergolong aktivitas sedenter. Analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan persalinan prematur tidak bermakna secara statistik p=0,957 dengan rasio prevalensi 0.933. Faktor-faktor lain yang juga diuji tidak memiliki hubungan bermakna.

Introduction: Preterm labor is one of the cause of death to children under five years in the world and one of the indicator of children health for a long term. In Indoneisa the rates of Preterm labor is 15.5 of a hundred birth. Physical activity at pregnant women for their last month is one of the important factor which can influence the outcome of the labor. This research purpose is to know if physical activity at pregnant women for their last month can affect preterm labor occurence.
Method: This cross sectional study used Chi Square test. This reseacrh are using Pregnancy Physical Activity Questionnaire that has been translated to Indonesia language and validated from another similar research. Prevalance Ratio and Confidence Interval. Along with physical activity,the other factor will be analyzed with bivariat technique.
Results: There are 36 mother with preterm labor and 24 mother with aterm labor. The most of sample categorized in sedentary activity. The analyzed result of relation between physical activty show that there are no statistical significant difference p 0,957 with Prevalence Ratio 0,933. Another factor which already tested are also no statistical significant difference.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Suryana
"Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu lengkap. Bayi prematur yang dilahirkan merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas . Di negara maju kelahiran preterm merupakan penyebab 70% kematian perinatal, dan 50% kelainan neurologi jangka panjang. Meskipun telah dilakukan penelitian selama hampir empat dekade namun penyebab dan alur mekanisme sesungguhnya persalinan preterm masih belum jelas seluruhnya. Dari serangkaian penelitian-penelitian yang dilakukan baik secara in vivo maupun secara in vitro disimpulkan bahwa persalinan preterm merupakan suatu sindrom akibat dari berbagai penyebab balk yang telah diketahui maupun yang tidak.
Suatu fenomena yang menonjol adalah bergesernya dominasi sitokin Yh2 (IL-10) ke dominasi sitokin Th1 pada interface koriodesidua yang pada akhimya mengaktifkan kaskade proinflamasi yang rnencetuskan proses persalinan. Angka kejadian persalinan preterm sandhi dari tahun ke tahun tidak mengalami penurunan, bahkan menurut beberapa penelitian ada kecenderungan meningkat. Kenyataan bahwa angka bertahan hidup bayi prematur telah jauh meningkat dibandingkan sebelumnya adalah berkat kemajuan perinatologi, manfaat pematangan paru dengan kortikosteroid dan pencegahan infeksi GBS dengan antibiotik. Masalah yang ditimbulkan oleh persalinan preterm ini setiap tahunnya menghabiskan sumber daya pelayanan kesehatan yang luar biasa besamya, dan merupakan beban tersendiri bagi negara berkembang.
Permasalahan dalam penanganan persalinan preterm: Yang menjadi fokus permasalahan dalam penanganan persalinan preterm dari dulu sampai sekarang adalah :
1. Masih belum dipahaminya sebagian penyebab dan alur mekanisme persalinan preterm. Dari penelitian-penelitian dekade terakhir timbul pemahaman bahwa kelangsungan suatu kehamilan, atau dengan kata lain kelangsungan keberadaan janin-plasenta sebagai semiallograf dalam badan ibu (uterus), sangat tergantung pada apa yang disebut Immunology privilege dari janin-plasenta, yang dicapai melalui pencapaian dominasi sitokin Th2 pada interface ibu-janin (koriodesidua). Persalinan akan terjadi bila terjadi "pembatalan" immunology privilege tersebut, yang ditandai dengan pergeseran dari dominasi sitokin antiinflamasi Th2 ke dominasi sitokin proinflamasi Th1. Sementara persalinan preterm terjadi bila terjadi "pembatalan dini" immunology privilege tersebut yang dipicu oleh berbagai sebab.
2. Sulitnya penegakan diagnosis persalinan prematur yang tepat. Umumnya dalam penelitian secara klinis dikatakan persalinan prematur terjadi bila (7.8'9)
a.Kontraksi uterus > 4 kali dalam 30 menit, dengan durasi > 30-40 detik dan
b.Perubahan servik berupa:
* Dilatasi 1-3 cm (0-3 cm untuk nullipara) dengan penipisan 75% atau
* Dilatasi 3 cm dengan penipisan > 50% atau
* Pemeriksaan servik berulang mendapati perubahan dilatasi 1 cm dan perubahan penipisan servik 50%.
Dalam kenyataannya dengan kriteria tersebut di atas didapatkan angka positif palsu yang tinggi, di mana 50-80% wanita yang didiagnosa mengalami persalinan preterm yang hanya diberi plasebo pada akhirnya melahirkan setelah 37 minggu lengkap. Angka positif palsu yang tinggi ini telah menyebabkan pengobatan yang tidak perlu dengan obat tokolitik yang potensial berbahaya bagi ibu dan janin.
3. Belum adanya pengobatan/pencegahan persalinan preterm. Hal ini dikarenakan persalinan preterm adalah suatu sindrom kejadian akhir bersama dari berbagai penyebab yang sangat bervariasi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusila Devia Rahayu
"Praktik residensi keperawatan maternitas diselenggarakan untuk menghasilkan perawat maternitas yang menguasai aplikasi teori keperawatan maternitas dan memiliki keterampilan khusus untuk melakukan perawatan maternitas baik di rumah sakit maupun di komunitas. Laporan residensi ini menjelaskan tentang pelaksanaan praktik residensi maternitas, peran dan fungsi perawat maternitas, pencapaian kompetensi praktik dan upaya untuk memodifikasi hambatan yang dihadapi. Laporan residensi ini fokus pada penerapan teori need for help Wiedenbach dan self care Orem pada ibu hamil dengan tuberculosis multi drug resistance. Perawat maternitas perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klinik secara berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan kualitas asuhan keperawatan maternitas.

Maternity nursing practice residency organized to produce nurse of maternity who master the application of nursing theory and have special skills to do a good maternity care in hospitals and in the community. This residency final report describes the implementation of the practice residency maternity, roles and functions of nurses maternity, the attainment of practice and attempts to modify the barriers. Focus of this final report is application of theory need for help Wiedenbach and self care Orem in pregnant women with tuberculosis multi drug resistance. Nurse maternity needs to improve knowledge and clinical skills on an ongoing basis to improve the quality of maternity nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Marlita Sari
"Prevalensi persalinan preterm di dunia terjadi sekitar 11,1 kelahiran hidup. Namun, persalinan preterm menyumbang angka kesakitan dan kematian neonatus sebesar 75-80 . Morbiditas bayi preterm dapat berlanjut sampai tahap perkembangan berikutnya sehingga menjadi beban secara fisik, psikologis dan ekonomi. Faktor yang diduga berperan dalam terjadinya persalinan preterm adalah ketuban pecah dini KPD. Penelitian sebelumnya memperlihatkan adanya hubungan ketuban pecah dini terhadap persalinan preterm, namun perlu dilakukan penelitian pada populasi berbeda seperti di RSUD kota Cilegon.
Tujuan: Penelitian. Mengetahui besar pengaruh ketuban pecah dini terhadap kejadian persalinan preterm di RSUD Cilegon periode Juli 2014-Desember 2015. Metode Penelitian. Desain adalah kasus kontrol menggunakan data sekunder rekam medik. Populasi kasus yaitu semua ibu hamil yang melahirkan dengan usia kehamilan < 37 minggu lengkap di RSUD Cilegon dan populasi kontrol adalah semua ibu hamil yang melahirkan dengan usia kehamilan > 37 minggu di RSUD Cilegon. Sampel diambil dalam periode Januari 2014-Desember 2015. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik.
Hasil: Penelitian. Pada analisis bivariat hubungan ketuban pecah dini dengan persalinan preterm diperoleh OR 2,97 95 CI: 1,92-4,59 sebelum dikontrol dengan variabel kovariat. Setelah dilakukan analisis multivariat diperoleh model akhir hubungan ketuban pecah dini dengan persalinan preterm dengan mengendalikan faktor pendidikan, riwayat persalinan preterm dan anemia didapatkan OR 2,58 95 CI: 1,68-3,98.
Kesimpulan: Ibu hamil dengan ketuban pecah dini berisiko 2,58 kali untuk mengalami persalinan preterm dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, riwayat persalinan preterm, dan anemia.

The prevalence of preterm labor in the world occurs approximately 11.1 of live births. However, preterm labor contributes a quite large of neonatal morbidity and mortality rates of 75 80. Morbidity preterm infants may continue to influence the next level of infant rsquo s development, so that it becomes the burden of physical, psychological and economic factors. One of the causal factors that may affect of preterm birth is premature rupture of membranes PROM. Previous studies have shown an association between premature rupture of membrane with preterm labor, but it still needs doing the study in different populations such as RSUD Cilegon.
Objective: To obtain the magnitude of the risk preterm labor caused by preterm rupture of membrane during pregnancy at RSUD Cilegon period July 2014 December 2015. Method. This case control research used data from medical record. Case population is whole mothers whom delivered 37 weeks completed of gestation, while control population is whole mothers whom delivered 37 weeks at RSUD Cilegon. Sample was taken from July 2014 to December 2015 and the data was analized with logistic regression.
Result: On bivariat analysis found OR 2.97 95 CI 1,92 4,59 before controlled by co variate variables. The fitted model on multivariate analysis after controlling education, history of preterm labor, and anemia maternal variable found OR 2.58 95 CI 1,68 3,98.
Conclusion: The mother who has preterm rupture of membrane during pregnancy having risk 2.58 times to have preterm labor after controlled by education, history of preterm labor and anemia maternal variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T46846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Sukyati
"Kematian ibu yang terjadi selama kehamilan sebagian besar disebabkan oleh perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus lama/macet dan abortus. Fenomena tersebut mendorong profesi keperawatan untuk terus mengembangkan ilmu sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Laporan ini bertujuan menggambarkan pelaksanaan praktek residensi keperawatan maternitas selama satu tahun meliputi asuhan keperawatan pada masa childbearing normal dan resiko tinggi, bayi baru lahir normal dan resiko tinggi, perempuan yang mengalami masalah reproduksi dan ginekologi ditatanan klinik maupun di komunitas. Residen juga melakukan asuhan keperawatan pada kasus dengan focus of interest yaitu abortus inkomplit dengan mengaplikasikan teori need for help yang dikombinasikan dengan teori unpleasant symtomps. Selain itu, laporan ini juga memaparkan tentang kegiatan pencapaian kompetensi perawat spesialis maternitas melalui penerapan peran sebagai pemberi perawatan, pendidik, konselor, koordinator, komunikator, advokat serta agen perubahan dan peneliti.

Maternal deaths that occur during pregnancy are mostly caused by bleeding, hypertension in pregnancy, infection, old / stuck particles and abortion. This phenomenon encourages the nursing profession to continue to develop knowledge in line with the demands of society to quality health services. This report aims to describe the implementation of a one-year maternity nursing residency practice covering normal and high-risk childbearing nursing care, normal and high-risk newborns, women with reproductive and gynecological problems in clinical and community settings. The resident also performs nursing care in a case with a focus of interest ie an incomplete abortus by applying the need for help theory in combination with the unpleasant symtomps theory. In addition, this report also describes the activities of the achievement of nursing specialist maternity competence through the application of roles as carers, educators, counselors, coordinators, communicators, advocates and agents of change and researchers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imma Nurliana
"Pendahuluan: Sampai saat ini, kelahiran preterm masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatal di dunia. Tingkat mortalitas dan morbiditas akibat kelahiran preterm dapat dikurangi dengan pencegahan persalinan preterm salah satunya dengan suatu prediktor yang akurat. Sebanyak 85% pasien dengan gejala persalinan preterm menjalani perawatan di rumah sakit yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Panjang serviks sebagai metode yang selama ini digunakan tergantung dengan operator dan jarang terdapat di pusat pelayanan kesehatan primer. Salah satu alat yang dapat digunakan oleh semua orang adalah uji biomarker dengan mendeteksi Placental Alpha Microglobulin-1 (PAMG-1). PAMG-1 sebagai salah satu prediktor persalinan preterm menunjukkan angka sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, dan nilai duga negatif berturut-turut 84%, 95%, 77%, dan 97%. Sayangnya, di Indonesia belum ada studi yang mengobservasi tingkat akurasi PAMG-1 sebagai prediktor kelahiran preterm.
Tujuan: Mengetahui peran PAMG-1 dalam meningkatkan tingkat akurasi panjang serviks dalam menilai risiko kejadian kelahiran preterm pada kasus persalinan preterm.
Metode: Studi ini merupakan studi kohort prospektif yang dilaksanakan di RSCM selama Maret 2019 –  Agustus 2021. Data klinis diperoleh melalui rekam medis dan wawancara pasien. Data PAMG-1 diperoleh melalui sampel cairan vagina yang diambil bersamaan setelah pemeriksaan panjang serviks. Sampel kemudian dikelompokkan menjadi kelompok kelahiran preterm dalam 7 hari dan 14 hari dengan kelompok panjang serviks ≤ 25 mm. Setelah itu data disajikan dalam tabel dan dianalisis dengan uji diagnostik untuk menilai sensitivitas spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif. Data dianalisis dengan SPSS 24.
Hasil: PAMG-1 meningkatkan tingkat akurasi panjang serviks dalam memprediksi kelahiran preterm dalam 7 dan 14 hari. Nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif kombinasi panjang serviks ≤ 25 mm dan PAMG didapatkan berturut turut 69%, 98%, 92%, 90% dalam memprediksi kelahiran pretrem dalam 7 hari.  Nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif kombinasi panjang serviks ≤ 25 mm dan PAMG didapatkan berturut turut 56%, 99%, 96%, 83% dalam memprediksi kelahiran pretrem dalam 14 hari. 

Kesimpulan: Tingkat akurasi panjang serviks meningkat dengan pemeriksaan PAMG-1 dalam memprediksi kelahiran preterm dalam 7 hari dan 14 hari.

Background: Preterm birth is the leading cause of neonatal morbidity and mortality globally. Mortality and morbidity rates due to preterm birth can be reduced by preventing preterm birth, one of the ways is to utilize an accurate predictor for preterm delivery. As many as 85% of patients with symptoms of preterm labor undergo unnecessary hospitalization Cervical length, one of the widely used predictors of preterm delivery, is operator-dependent and rarely found in primary health care facilities. Another predictor that can be universally used is a biomarker test by detecting Placental Alpha Microglobulin-1 (PAMG-1). PAMG-1 as a predictor of preterm delivery has shown sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value rates of 84%, 95%, 77%, and 97%, respectively. Unfortunately, no studies in Indonesia have observed the accuracy of PAMG-1 as a predictor of preterm delivery.
Aim: This study aims to investigate the role of PAMG-1 in increasing the accuracy of cervical length as a predictor of preterm delivery in cases of preterm labor.
Method: This study is a prospective cohort held in RSCM from March 2019 up to August 2021. Clinical data were acquired from medical records and patient interviews. PAMG-1 data were obtained from vaginal fluid samples taken right after measuring the patients’ cervical length. Samples are then categorized into groups of preterm delivery within 7 days and 14 days, also into groups of cervical length of ≤ 25 mm. Data were then presented in tables and analysed with diagnostic tests to calculate sensitivity, specificity, positive predictive value, and negative predictive value. SPSS 24 is used to analyse the data.
Result: PAMG-1 increased the accuracy rate of cervical length in predicting preterm birth for 7 and 14 days. The sensitifity, specificity, positive predictive value, and negative predictive value of combination of PAMG-1 and cervical length ≤ 25 mm were 69%, 98%, 92%, 90%, respectively to predict preterm delivery within 7 days. The sensitifity, specificity, positive predictive value, and negative predictive value of combination of PAMG-1 and cervical length ≤ 25 mm were 56%, 99%, 96%, 83%, respectively to predict preterm delivery within 14 days.
Conclusion: The accuracy rate of cervical length increases when combined with PAMG-1 examination to predict preterm deliveries within 7 days and 14 days.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>