Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119093 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didi Hertanto
"Angka kejadian fraktur yang masih cukup tinggi, diikuti komplikasi berupa nonunion akan menimbulkan berbagai masalah selama proses penyembuhan yang berujung pada tingginya biaya kesehatan. Berbagai tindakan pencegahan perlu diberikan berdasarkan faktor-faktro yang dapat mempengaruhi penyembuhan tulang. Penelitian ini adalah studi eksperimental dengan pemberian soybean pada tikus sparaque dawley dengan patah tulang femur yang terbagi atas kelompok A/kontrol, kelompok B/25 mg, dan kelompok C/50 mg. Evaluasi dilakukan dengan radiologi dan histopatologi. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada evaluasi radiologi pada ketiga kelompok. Didapatkan perbedaan yang bermakna pada evaluasi histopatologi pada kelompok C dibandingkan kelompok lainnya"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013;
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Tombe
"Latar Belakang: IBD saat ini merupakan epidemi global. Prevalensi IBD di Indonesia adalah 1,16% hingga 26,5%. Mucin-1 melindungi permukaan epitel usus besar. Namun inflamasi menyebabkan terjadinya overekspresi Mucin-1 dan berkontribusi pada progresi kanker. Lunasin dari kedelai telah terbukti dapat mengurangi inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah Lunasin dapat menurunkan kadar Mucin-1. Metode: Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster, jantan, usia 12 minggu, BB 25 g yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu Normal, Negatif (Terinduksi DSS 2%), Kelompok Perlakuan 1 dan 2 merupakan kelompok yang diinduksi DSS dan diberi terapi Lunasin 12,5 mg atau 25 mg/hari. Setelah 6 minggu perlakuan, mencit dimatikan dan jaringan usus besarnya diambil. Pewarnaan imunohistokimia akan memberikan coklat kekuningan untuk Mucin-1. Kemudian pewarnaan ini akan difoto menggunakan mikroskop cahaya dan program Indomikromme. Setelah itu, kadar Mucin-1 akan dianalisis menggunakan plugin profiler IHC ImageJ. ‘ Hasil: Uji ANOVA p<0,05. Tes post hoc kelompok normal dengan tiga kelompok lainnya nilai p<0.05. Kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan 1 menunjukkan nilai p=0.168 dibanding pada kelompok perlakuan 2 dengan nilai p=0.045. Kelompok perlakuan 1 dan 2 memperlihatkan nilai p=0.872. Kesimpulan: Lunasin dosis menurunkan konsentrasi dan kuantitas Mucin-1 pada sel epitel kolon Crypts of Lieberkühn , namun tidak terlalu berpengaruh pada dosis yang diberikan.

Background: IBD is a global epidemic. Indonesia has a 1.16-26% IBD prevalence. IBD can cause colorectal cancer. Mucin-1 protects the large intestine epithelium. However, inflammation overexpresses Mucin-1, which promotes malignancy. Soybean rich-lunasin decreases colitis. This study measures Mucin-1 levels to see if Lunasin reduces colon Mucin-1. Methods: Swiss Webster mice, 12 weeks old, 25 g, were utilised as experimental animals and separated into four groups: Normal, Negative (2 % DSS-induced), Treatment Groups 1 and 2, induced by DSS and administered Lunasin, 12.5 mg or 25 mg/day respectively. The lege artist method uses mice with large intestinal tissue on glass slides. Mucin-1 positive, H&E-stained slides are yellowish-brown. Next, we will photograph the staining with a light microscope and Indomicromme. Next, the IHC ImageJ plugin profiler will check Mucin-1 levels. Result: This study used unpaired numerical comparison. Normality, ANOVA, and post hoc tests were used on the four groups. Shapiro-Wilk normality test p>0.05. P<0.05 in ANOVA. The post hoc test compared the standard group to the other three groups with a p<0.05. The negative group's p-value for treatment group 1 was 0.168, whereas group 2's was 0.045. p=0.872 for treatment groups 1 and 2. Conclusion: Lunasin dose lowered Mucin-1 expression in Crypts of Lieberkühn colonic epithelial cells but did not significantly affect the dose."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Danindra Andri Hidayat
"ABSTRAK
Kanker kolorektal merupakan kanker dengan insiden peringkat ke-3 di Indonesia dan di dunia secara global yang saat ini memiliki tingkat mortalitas yang cukup tinggi dengan tingkat keberhasilan terapi yang bervariasi. Ekstrak kedelai hitam diketahui berpotensi sebagai antikanker karena memiliki beberapa zat metabolit sekunder seperti flavonoid dan alkaloid yang memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak etanol kedelai hitam terhadap sel kanker kolorektal HCT-116. Metode: Pada penelitian ini dilakukan uji KLT, uji analisis fitokimia dan MTT assay. Hasil dan Pembahasan: Hasil uji KLT menunjukkan terdapat enam komponen senyawa berbeda pada ekstrak etanol kedelai hitam. Uji penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol kedelai hitam mengandung enam golongan senyawa kimia yaitu alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, triterpenoid dan glikosida. Uji MTT assay ekstrak etanol kedelai hitam terhadap sel HCT-116 menunjukkan nilai IC50 sebesar 97.56 g/ml dengan sifat sitotoksik moderat. Adapun cisplatin sebagai kontrol positif memiliki nilai IC50 sebesar 55.51 g/ml dengan sifat sitotoksik moderat. Berdasarkan statistik, antar kelompok konsentrasi menunjukkan perbedaan nilai absorbansi yang bermakna p = 0.001 . Kesimpulan: Ekstrak etanol kedelai hitam memiliki efek sitotoksisitas terhadap pertumbuhan sel HCT-116.

ABSTRACT
Colorectal cancer is a cancer with a 3rd rank incidence in Indonesia and globally that currently has a high mortality rate with varying degrees of therapeutic success. Extract of black soybean is known to be potential as an anticancer because it has some secondary metabolite substances such as flavonoids and alkaloids that have cytotoxic effects on cancer cells. This study aims to determine the effect of cytotoxicity of ethanolic extract of black soybean on colorectal cancer cells HCT 116. Method In this study, TLC, phytochemical test and MTT assay were performed. Result and Discussion The TLC test showed that there were six components of different compounds in ethanolic extract of black soybean. Phytochemical screening tests showed that ethanolic extract of black soybean contained six classes of chemical compounds namely alkaloids, tannins, flavonoids, saponins, triterpenoids and glycosides. The MTT assay of ethanolic extract of black soybean on HCT 116 cells showed IC50 value of 97.56 g ml with moderate cytotoxic properties. Whereas, cisplatin as a positive control has an IC50 value of 55.51 g ml with moderate cytotoxic properties. Based on statistics, between groups of concentrations showed significant differences in absorbance values p 0.001 . Conclusion Ethanolic extract of black soybean has a cytotoxicity effect on the growth of HCT 116 cells."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Maruli
"Penyembuhan fraktur masih merupakan masalah besar. Banyak hal dilakukan
untuk mempercepat penyembuhan fraktur dan menghindari komplikasi
penyembuhan fraktur. Pemberian vitamin C salah satunya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peran vitamin C dalam mempercepat penyembuhan fraktur
pada fraktur dengan periosteal stripping di femur tikus putih Spague Dawley
Evaluasi percepatan penyembuhan fraktur dilakukan secara radiologis dengan
skor RUST dan histologis dengan histomorphometri. Penelitian ini adalah
penelitian eksperimental. Penilaian dilakukan terhadap 32 ekor tikus dengan
dosis vitamin C yang berbeda-beda dan dievaluasi pada minggu ke 2 dan minggu
ke 4. Terdapat percepatan penyembuhan fraktur pada kelompok dengan dosis
besar pada skor RUST di minggu ke-4. Secara histologis pada histomorphometri
didapatkan percepatan penyembuhan fraktur,tetapi secara statistik tidak bermakna.

Fracture Healing still became a problem. There are many things to do to enhance
and avoid the complication of fracture healing. Vitamin C is one of the way to
enhance the fracture healing.. The purpose of this study is to know the role of
vitamin C in enhancement the fracture healing in fracture with periosteal stripping
at white rats femur. The evaluation of enhancement of fracture healing used
radiograpic with RUST score and histologic with histomorphometry. This is an
experimental study. The study used 32 rats which were given vitamin C in
different dosage and was evaluated at the 2nd and 4th week. There is
enhancement of fracture healing in all dosage, especially the large dosage of
vitamin C in RUST score evaluation in the 4th week. In histomorphometry
evaluation there were enhancement of fracture healing but statistically no
significant
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amri Muhyi
"Pendahuluan: Fraktur akibat kecelakaan merupakan masalah kesehatan yang menduduki peringkat ke sembilan secara global dan diperkirakan akan menduduki peringkat ketiga pada tahun 2030. Dari seluruh kasus fraktur, kejadian delayed union berkisar antara 5-10%. Delayed union menimbulkan disabilitas, penurunan kualitas hidup, dan peningkatan biaya pengobatan. Saat ini, penanganan delayed union terbaik dengan bone graft masih terbatas persediaannya. Terapi mutakhir penanganan delayed union menggunakan sintesis osteoinduktif seperti BMP-2 sudah banyak diteliti dan digunakan namun biayanya sangat mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas citrus flavonoid dalam meningkatkan ekspresi BMP-2 dan VEGF sehingga dapat meningkatkan kualitas fracture healing pada model delayed union hewan coba tikus Sprague-Dawley.
Material dan Metode: Uji eksperimental ini menggunakan 30 tikus Sprague-Dawley yang menjadi model delayed union dengan perlakuan stripping periosteum. Tikus dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok yang diberikan citrus flavonoid 250 mcg, dan kelompok yang diberikan citrus flavonoid 500 mcg. Tikus dieuthanasia pada hari ke-15 dan hari ke-30 untuk melihat profil histomorfometrik, ekspresi BMP-2, dan ekspresi VEGF melalui aplikasi ImageScope.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan area penulangan yang secara bermakna lebih luas pada kelompok 250 mcg dibandingkan dengan kelompok kontrol (p = 0.047) dan juga pada kelompok 500 mcg dibandingkan dengan kelompok kontrol (p = 0.047) pada hari ke-15. Pembentukan kalus pada hari ke-15 juga ditemukan lebih cepat pada kelompok 250 mcg dan kelompok 500 mcg dibandingkan dengan kontrol (p = 0.009, p = 0.009). Ekspresi BMP-2 paling tinggi didapatkan pada kelompok 250 mcg. BMP-2 secara bermakna lebih besar pada kelompok 250 mcg dibandingkan dengan kelompok kontrol baik pada hari ke-15 maupun hari ke-30 (p < 0.05). Selain itu, ekspresi BMP-2 pada kelompok 500 mcg juga ditemukan secara bermakna lebih besar dibandingkan kelompok kontrol namun hanya pada hari ke-30. Ekspresi VEGF terbesar didapatkan pada kelompok 500 mcg dengan perbandingan yang secara signifikan lebih besar daripada kelompok kontrol dan 250 mcg (p < 0.05). Penelitian ini menunjukkan ekspresi BMP-2 yang memiliki dosis terapeutik terbaik di 250 mcg dengan penambahan dosis yang menimbulkan efek negative pada produksi BMP-2. Selain itu, ekspresi VEGF ditemukan paling baik pada dosis 500 mcg sehingga terdapat perbaikan penyembuhan fraktur baik pada kelompok 250 mcg maupun 500 mcg.
Kesimpulan: Citrus flavonoid meningkatkan penyembuhan fraktur melalui peningkatan ekspresi BMP-2 dan VEGF. Terjadi mekanisme negative feedback dari BMP-2 pada pemberian citrus flavonoid yang berlebihan.

Introduction: Fracture due to traffic accidents is ranked ninth among other problems in health sector and projected to be ranked third in 2030. Delayed union accounts for 5-10% of all fractures. It causes disability, lower quality of life, and increased cost of treatment. Currently, the ideal treatments of delayed union using bone graft application is still limited and sometimes inaccessible. Advanced alternative treatments using BMP-2 synthetics as osteoinductive factors is currently too expensive although it has been clinically proven by previous literatures. This study aimed to discover the effectivity of citrus flavonoid in increasing the expression of BMP-2 and VEGF to accelerate the fracture healing process of delayed union models of Sprague-Dawley rats.
Methods: This experimental study used 30 Sprague-Dawley rats that underwent periosteal stripping to create delayed union models. Subjects were allocated into three groups, namely control group, group with 250 mcg citrus flavonoid initial administration, and group with 500 mcg citrus flavonoid initial administration. The subjects were sacrificed in day 15 and day 30 to observe the histomorphometric profile, BMP-2 expression, and VEGF expression using ImageScope application.
Results: The area of lamellar bone was observed significantly higher in 250 mcg and 500 mcg groups compared to control group on day 15 (p = 0.047). The callus area showed similar result and significantly higher area were observed in 250 mcg and 500 mcg groups compared to control on day 15 (p = 0.009, p = 0.009). The highest BMP-2 expression was observed in 250 mcg group. Statistical test showed significant difference between 250 mcg with 500 mcg and 250 mcg with control groups (p < 0.05). The highest VEGF expression was seen in 500 mcg group, also with significant difference between 500 mcg group compared with 250 mcg and control on day 15. This study found the best therapeutic dose for BMP-2 was 250 mcg while the best therapeutic dose for VEGF was 500 mcg. Excessive addition of citrus flavonoid caused negative impact on BMP-2 expression. Markedly accelerated fracture healing was observed in both 250 mcg and 500 mcg groups.
Conclusion: Citrus flavonoid accelerated the fracture healing process by increasing the expression of BMP-2 and VEGF. There is a negative feedback mechanism of BMP-2 expression when excessive dose of citrus flavonoid was given.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunarwan Prihargono
"Delayed union adalah masalah besar pada penyembuhan fraktur. Bone Morphogenetic Protein (BMP) terbukti dapat mempercepat penyembuhan tulang dari 30 sampai 40 persen. Salah satu obat yang dapat digunakan untuk meningkatkan BMP2 dan BMP4 adalah pentoxyfillin. Pada studi eksperimental ini dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh pentoxyfillin oral terhadap percepatan penyembuhan tulang pada fraktur dengan periosteal stripping di femur tikus putih Spague Dawley sejumlah 24 ekor. Evaluasi dilakukan secara radiologis dengan skor RUST dan histologis dengan histomorphometri pada minggu ke 4. Terdapat percepatan penyembuhan fraktur pada skor RSUT maupun pada histomorfometri, namun tidak bermakna secara statistik. Namun didapatkan perbedaan bermakna pada area penulangan dan area tulang rawan pada kelompok dengan dosis obat tertentu. Pentoxyfillin oral berpengaruh pada percepatan penyembuhan fraktur pada delayed union, dengan dosis 100mg/KgBB/hari.

Delayed union is an important problem during fracture healing process. Bone Morphogenetic Protein (BMP) has shown to accelerate the bone healing from 30 to 40 percent. Pentoxyfilline is a drug used to increase BMP2 and BMP4. This experimental study was conducted to investigate the effect of oral pentoxyfilline accelerating bone healing process on fractured femur with periosteal strapping on 24 Sprague Dawley Rats. The evaluation of RUST score and histologically on histomorphometric analysis was done on the forth week. There was an enhancement of fracture healing in terms of RUST score and histomorphometric analysis, but statistically not significant. However, the significant difference was observed in area of osseous tissue and cartilage area in the dose group. Oral Pentoxyfilline accelerates the fracture healing process in delayed union model, with dosing of 100mg/KgBW/day.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
Sp-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Latar belakang : Delayed union merupakan salah satu komplikasi penyembuhan fraktur dengan insiden berkisar antara 4,4% hingga 31%. Penatalaksanaan delayed union dapat menimbulkan masalah ekonomi dan kesehatan pada pasien. Angiogenesis memiliki peran penting dalam penyembuhan fraktur. Sildenafil telah terbukti menjadi stimulator poten angiogenesis melalui peningkatan regulasi faktor pro-angiogenik atau yang dikenal sebagai vascular endothelial growth factor (VEGF). Studi ini akan menentukan apakah sildenafil juga mempengaruhi aktivitas angiogenesis dengan ekspresi VEGF dan mempercepat penyembuhan fraktur dengan delayed union.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only control group design, yang dilakukan pada model delayed union tikus Sprague dawley menggunakan analisis histomorfometri dan imunohistokimia. Penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan untuk menentukan model delayed union yang hasilnya akan digunakan sebagai kontrol pada penelitian selanjutnya. Tikus dibagi secara acak menjadi empat kelompok : kelompok delayed union (n=6), kelompok dengan pemberian sildenafil 3,5 mg/kgbb (n=6), sildenafil 5 mg/kgbb (n=6) dan sildenafil 7,5 mg/kgbb (n=6). Parameter yang dievaluasi meliputi luas total kalus, area tulang rawan, area penulangan, jaringan fibrosa dan ekspresi VEGF. Pengukuran dilakukan pada minggu ke-2 dan ke-4 setelah intervensi.
Hasil : Setelah dua minggu kondisi delayed union, sildenafil secara signifikan meningkatkan parameter penyembuhan fraktur. Terjadi peningkatan yang signifikan pada total luas kalus (p=0,004), area tulang rawan (p=0,015), area penulangan (p=0,001), jaringan fibrosa (p=0,005) dan ekspresi VEGF (p=0,037). Setelah empat minggu, perbedaan yang signifikan hanya terjadi pada area penulangan (p=0,015) dan jaringan fibrosa (p=0,001).
Diskusi : Analisis histomorfometri dan imunohistokimia menunjukkan peningkatan yang signifikan pada parameter penyembuhan fraktur dan ekspresi VEGF. Hal ini menunjukkan terjadinya percepatan penyembuhan fraktur dan peningkatan pembentukan pembuluh darah. Semakin sedikitnya area kalus dan berkurangnya area tulang rawan serta meningkatnya area penulangan menunjukkan percepatan proses penyembuhan fraktur. Sildenafil meningkatkan aktivitas angiogenesis dengan meningkatnya ekspresi VEGF dan perbaikan vaskularisasi. Perbaikan vaskularisasi pada fraktur tidak hanya memperbaiki oksigenasi dan nutrisi jaringan, tetapi juga menyediakan suplai mesenchymal stem cells (MSCs) pada jaringan fraktur.
Simpulan : Sildenafil terbukti mempercepat penyembuhan fraktur dan meningkatkan ekspresi VEGF pada fraktur dengan delayed union.

Introduction : Inspite of various methods of management to achieve optimum fracture healing, delayed union remains a major problem. The incidence of delayed union ranging from 4.4% to 31%. The management of such problem include secondary operative intervention, which results in economic impact and patient morbidity. Angiogenesis plays an important role in fracture healing. Sildenafil has been shown to be a potent stimulator of angiogenesis through upregulation of pro-angiogenic factors or known as vascular endothelial growth factor (VEGF). This study will evaluate whether sildenafil also influences VEGF expression and bone formation during the process of healing in delayed union fracture.
Method : This study was an experimental study with post test only control group design. It was performed ina delayed union femur fracture model of Sprague Dawley rats using histomorphometric and immunohistochemistry evaluation. A pilot study was initiated previously to determine the model for delayed union fracture healing, and the results were used as the control. Rats were randomized into four groups : delayed union (n=6), administration of sildenafil 3.5 mg/kgbw (n=6), sildenafil 5 mg/kgbw (n=6) and sildenafil 7.5 mg/kgbw (n=6). The parameters evaluated include total area of callus, cartilage area, total osseous tissue, fibrous tissue and VEGF expression. The measurement was carried out at 2 and 4 weeks after intervention.
Results : After two weeks of delayed union fracture healing, sildenafil significantly increased the parameter of fracture healing. The results showed a significant increase of total area of callus (p=0.004), cartilage area (p=0.015), total osseous tissue (p=0.001), fibrous tissue (p=0.005) and VEGF expression (p=0.037). After four weeks, the results were still significant in total osseous tissue (p=0.015) and fibrous tissue (p=0.001).
Discussion : Histomorphometric and immunohistochemistry analysis showed a significant increase of fracture healing parameter and higher expression of the proangiogenic factors (VEGF). Such result confirmed the increase of bone and vascular formation. A smaller callus area with a slightly reduced amount of cartilaginous tissue and increased osseous tissue indicated an accelerated healing process. Sildenafil improves the expression of VEGF and vascularization repair. The vascular invasion in a fracture not only provide oxygen and nutrients needed to repair the injured tissue cells, but also provide an additional source of MSCs.
Conclusion : Sildenafil is proven to effectively accelerate fracture healing and increase VEGF expression in delayed union fracture.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Troydimas
"Latar Belakang Hipertensi dan fraktur merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi ACE inhibitor telah dilaporkan dapat mempromosikan diferensiasi osteoblas meningkatkan mineralisasi dan sekresi matriks tulang sehinga konsumsinya diharapkan mampu mempercepat penyembuhan Tujuan Penelitian bertujuan mengetahui efek pemberian ACE inhibitor terhadap proses penyembuhan fraktur model delayed union Metode Enam belas femur tikus yang dibuat sesuai model delayed union dibagi secara acak menjadi kelompok kontrol kelompok perlakuan Captopril dosis 4 mg kgBB kelompok perlakuan Captopril dosis 8 mg kgBB dan kelompok Captopril dosis 16 mg kgBB Evaluasi dilakukan pada minggu ke 4 secara radiologis foto polos dan histomorfometri Hasil Pada histomorfometri minggu ke 4 didapatkan peningkatan area penulangan yang bermakna terhadap kontrol p 0 033 terutama pada pemberian Captopril dosis 8 mg kgBB p 0 008 dan dosis 16 mg kgBB p 0 015 Penurunan area fibrosa yang bermakna terhadap kontrol p 0 042 terjadi pada Captopril dosis 4 mg kgBB p 0 020 dan dosis 8 mg kgBB p 0 012 Secara radiologis didapatkan peningkatan skor RUST semua kelompok perlakuan yang bermakna terhadap kontrol p 0 021 Kesimpulan Pemberian Captopril dapat menstimulasi proses penyembuhan fraktur pada model delayed union secara radiologis dan histomorfometri Captopril dosis 8 mg kgBB menunjukkan efek yang paling signifikan dalam proses penyembuhan fraktur."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Giarena
"Seiring berkembangnya teknologi, paparan radikal bebas dari lingkungan semakin meningkat. Walaupun tubuh memiliki antioksidan untuk ?melawan? radikal bebas tersebut, namun jika terjadi ketidakseimbangan, maka dapat terjadi keadaan stres oksidatif yang dapat berlanjut menjadi kerusakan sel yang serius. Oleh sebab itu, dibutuhkan antioksidan yang berasal dari luar tubuh untuk membantu menjaga keseimbangan radikal bebas di dalam tubuh, salah satunya bersumber dari makanan. Jengkol merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia. Jengkol memiliki kandungan asam sistein dengan gugus sulfihdril (SH) yang memiliki efek antioksidan dengan mekanisme tertentu. Selain itu, terdapat kandungan polifenol, vitamin C, dan flavonoid pada biji jengkol yang juga memiliki efek antioksidan. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji jengkol terhadap aktivitas enzim antioksidan superoksida Bahasa Indonesia dismutase (SOD) dalam darah tikus yang dikondisikan mengalami stres oksidatif melalui intoksikasi CCl4. Sejumlah 28 ekor tikus jantan Sprague Dawley dibagi kedalam 4 kelompok, yaitu kelompok tanpa perlakuan, kelompok yang diberi ekstrak biji jengkol, kelompok yang diberi CCl4, dan kelompok yang diberi ekstrak biji jengkol selama 8 hari dan CCl4 pada hari ke-9 dan ke-10. Pada setiap kelompok, dilakukan pengukuran aktivitas enzim SOD darah. Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada perubahan aktivitas enzim SOD di darah tikus yang mengalami stres oksidatif melalui intoksikasi CCl4. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek jengkol sebagai antioksidan.

As the development of technology, exposure to free radicals from the environment is increasing. Although the body has antioxidants to "fight" free radicals, but if there is an imbalance, then it can be a state of oxidative stress that can progress to serious cell damage. Therefore, it takes an antioxidant that comes from outside the body to help maintain the balance of free radicals in the body, one of which is sourced from the food. Jengkol is one of Indonesia's natural resources. Jengkol acid contains cysteine with sulfihdril group (SH) which has antioxidant effects with a specific mechanism. In addition, there are polyphenol, vitamin C, and flavonoids in jengkol seeds which also have antioxidant effects. Therefore, this study was conducted to determine the effect of jengkol seed extract in the activity of the antioxidant enzyme superoxide dismutase (SOD) in blood of rats that were conditioned oxidative stress through CCl4 intoxication. A total of 28 male Sprague Dawley rats were divided into 4 groups, the group without treatment, the group which was given jengkol seed extract only, the group which was given CCl4 only, and the group which was given jengkol seed extract for 8 days then CCl4 on 9th and 10th , In each group, SOD activity was measured in the blood. Statistical analysis showed no significant difference (p> 0.05) on changes in SOD activity in blood of rats with oxidative stress through CCl4 intoxication. Thus, it is necessary to conduct further research on the effects of jengkol as antioxidants."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ade Wijaya Ramlan
"ABSTRAK
Pemakaian obat anestetika inhalasi sevofluran terbukti meningkatkan angka kejadian delirium emergens terutama pada anak. Delirium emergens yang terjadi pascapajanan dengan anestesia inhalasi merupakan kejadian tidak diharapkan yang dapat membahayakan keselamatan pasien dan pada akhirnya meningkatkan biaya perawatan. Mekanisme kerja sevofluran pada sel saraf menyebabkan kadar kalsium intrasel meningkat. Penelitian ini adalah penelitian invitro yang meneliti kejadian delirium emergens pada hewan coba dan invivo dengan mengkaji fisiologi kelistrikan sel, konsentrasi kalsium intrasel dan peran magnesium.Setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian FKUI, anak tikus Sprague-Dawley berusia 2 ndash;5 minggu yang memenuhi kriteria penerimaan diberikan pajanan dengan obat anestetika sevofluran. Satu kelompok mendapatkan suntikan magnesium sulfat intraperitoneal setelah induksi anestesia. Setelah pajanan anestesia dihentikan diamati kejadian hipereksitasi yang terjadi, kemudian tikus didekapitasi dan dibuat sediaan irisan jaringan otak tikus untuk diperiksa menggunakan patch clamp dengan metode cell-attached current clamp dan voltage clamp. Sebagian irisan jaringan otak tikus juga diberikan pewarna sensitif kalsium Fura-Red AM, yang memiliki sifat rasiometri sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengukuran kadar kalsium intrasel secara kuantitatif. Sisa jaringan otak tikus diproses menjadi homogenat untuk pemeriksaan reaksi inflamasi NF?B dan stress oksidatif Malondialdehyde.Angka kejadian perilaku eksitasi pascapajanan sevofluran pada hewan coba sebesar 9 dari 15 ekor tikus dan tidak terdapat perilaku eksitasi pada kelompok yang mendapatkan magnesium sulfat. Hasil pemeriksaan reaksi inflamasi dan stres oksidatif menunjukkan nilai rerata normal. Hewan coba yang mengalami delirium emergens memiliki kadar kalsium sitosol yang lebih tinggi dibandingkan kelompok yang tidak mengalami delirium emergens dan kelompok yang mendapat magnesium sulfat, namun perbedaannya tidak memiliki kemaknaan statistik. Hasil perekaman dengan menggunakan patch clamp metode cell attached current clamp dan voltage clamp memperlihatkan angka yang lebih tinggi pada kelompok yang mengalami delirium emergens, walaupun masih dalam rentang normal.Terdapat peningkatan konsentrasi Ca2 sitosol sel neuron neokortikal anak tikus Sprague-Dawley dengan potensial membran istirahat yang lebih tinggi pada saat pajanan dengan gas anestetika sevofluran dihentikan dan mengalami delirium emergens. Pemberian magnesium sulfat terbukti mencegah terjadinya delirium emergens pada hewan coba.
Sevoflurane has been proven to increase the event of emergence delirium. The increase in cytosol calcium level post sevoflurane anaesthesia may play role in emergence delirium. This study reviews the level of intracellular calcium in rats experiencing hyperexcitatory behaviour after being exposed to sevoflurane; also the role of magnesium in preventing hyperexcitatory behaviour after sevoflurane exposure in rats.After ethical approval, 2 ndash;5 week old Sprague-Dawley mice were insufflated with sevoflurane in a modified anaesthesia chamber. A group of rats were randomnly chosen to receive MgSO4 administration intraperitoneally. After the exposure to sevoflurane was stopped, we observe the event of hyperexcitation. Preparations from the rats rsquo; brain tissue were done for measurement of its cell membrane electricity using patch clamp method, intracellular calcium level quantitatively using Fura Red AM, and the presence of inflammation or oxidative stress reaction using NF?B and MDA.The incidence of hyperexcitatory behaviour post sevoflurane exposure was 52.6 in the observation group and none in the group receiving MgSO4. The assay for inflammation and oxidative stress were averaging normal. Rats showing hyperexcitation showed a statistically significant higher level of cytosol calcium concentration compared to other groups. The recording for cell attached patch clamp method showed a higher resting membrane potential in group with hyperexcitatory behaviour, though still within normal range.There is an increase in neurocortical neurons calcium concentration with a higher resting membrane potential in Sprague-Dawley rats experiencing hyperexcitatory behaviour after being exposed to sevoflurane. The administration of MgSO4 can prevent the event of hyperexcitation in experimental animals. "
2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>