Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eyota Wakanda
"Keaktifan dan keterlibatan mahasiswa dalam Learning Management System menarik perhatian peneliti dan praktisi di bidang e-Learning. Ketertarikan ini disebabkan adanya manfaat dalam penggunaan e-learning secara paralel dengan pembelajaran konvensional. Keaktifan mahasiswa tercermin dari kontribusi dalam aktivitas pembelajaran. Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi aktivitas mahasiswa di dalam Student Centered e-Learning Environment (SCeLE) terhadap capaian akademis mahasiswa; yaitu apakah ada perbedaan user journey mahasiswa yang capaian akademiknya tinggi dibandingkan mahasiswa yang capaian akademiknya rendah. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran secara daring yang dihadapi oleh mahasiswa. Data aktivitas mahasiswa diambil dari log Moodle yang dapat ditarik dari SCeLE kelas Aljabar Linier. Log yang diambil kemudian disunting dan diproses menggunakan spreadsheet Microsoft Excel dan process mining Disco. Untuk menggali persepsi mahasiswa mengenai pengalaman belajar mahasiswa ketika menggunakan LMS SCeLE, maka dilakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa sebagai partisipan penelitian. Hasil yang didapatkan menunjukkan data tren aktivitas mahasiswa serta penurunan jumlah aktivitas paruh kedua periode pembelajaran. Selain itu, diketahui juga dari sudut pandang mahasiswa bahwa penurunan aktivitas setelah periode pertengahan semester dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan penelitian ini, diajukan rekomendasi terhadap system dan kurikulum yang dapat memberikan gambaran karakteristik mahasiswa dalam beraktivitas di LMS.

The activity and involvement of students using Learning Management System has attracted the attention of researchers and practitioners in the field of e-learning. This attraction stems from the benefits from the usage of e-learning if applied with conventional teaching methods. The student’s activity is reflected in their contributions in learning activities. The background of this research is the exploration of student activities using Student-Centered e-Learning Environment (SCeLE) and comparing it to the academic achievements of the students: that is to find differences in the user journeys belonging to high achieving students and comparing it to low achieving students. This research also identifies problems that students might encounter. The activity data of students is taken from Moodle logs that is extracted from a Linear Algebra class in SCeLE. Extracted logs are filtered and processed using Microsoft Excel Spreadsheet and Disco Process Mining. To learn more on the student’s perception while using LMS SCeLE, interviews of several students is conducted as research participants. The result shows the trends of student activities as well as the decrease of such activities in the second half of the semester. The information gathered also explains the decrease in activity after the mid-terms period is explained by several factors. Based on this research, a recommendation for the system and curriculum is filed to give an image of the student’s characteristic while conducting activities in the LMS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Hamdani
"ABSTRAK
Universitas Indonesia telah menyadari pentingnya peran kemajuan teknologi dalam pengembangan sistem pembelajaran dengan membentuk sistem pendidikan digital berupa Student Centered e-Learning Environment (SCeLE UI) sebagai media pembelajaran untuk para peserta didiknya. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan standar pendidikan dalam lingkungan Universitas dengan media digital. Faktor-faktor yang mempengaruhi niat perilaku mahasiswa (BI) untuk menggunakan e-learning untuk tujuan pendidikan dalam lingkungan universitas layak untuk dipelajari. Penelitian ini menggunakan empat faktor yaitu, teaching materials, instructor characteristic, information quality, dan content quality yang dirangkum oleh Abdullah dan Ward (2016) untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi BI mahasiswa sarjana untuk menggunakan sistem e-learning sebagai media pembelajaran. Data dikumpulkan dari 388 mahasiswa sarjana menggunakan teknik pengambilan sampel kuota dari 14 fakultas dan tanggapan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil analisis mengindikasikan terdapat pengaruh dari teaching materials, dan content quality terhadap behavioral intention dari mahasiswa untuk menggunakan e-learning, behavioral intention terbukti memiliki pengaruh pada actual use dari e-learning.

ABSTRACT
Universitas Indonesia has realized the importance of technological advancements by establishing a digital education system in the form of a Student Centered e-Learning Environment (SCeLE UI). The main objective in this research is to improve the standard of education in the University environment with digital media. Factors that influence students' intention (BI) to use e-learning for educational purposes within a university environment are worth studying. This study uses four factors namely, instructional materials, instructor characteristics, information quality, and content quality summarized by Abdullah and Ward (2016) to determine the factors that influence BI undergraduate students to use e-learning systems as learning media. Data were collected from 388 undergraduate students using quota sampling techniques from 14 faculties and responses were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM). The results of the analysis indicate there is an influence of teaching materials, and content quality on the behavioral intention of students to use e-learning, behavioral intention is proven to have an influence on actual use of e-learning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Budi Santoso
"Proses belajar mengajar memiliki sejumlah tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan tujuan-tujuan inilah, semua kegiatan dirancang untuk memfasilitasi peserta didik dalam memperoleh pengetahuan dan keahlian. Dalam proses tersebut seringkali diasumsikan bahwa peserta didik memiliki gaya belajar (learning style) yang sama. Padahal dalam realitasnya tidaklah selalu demikian. Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terungkap bahwa pengabaian terhadap gaya belajar peserta didik yang berbeda tersebut justru tidak memfasilitasi peserta didik dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki dalam belajar.
Implementasi konsep personalisasi pembelajaran dalam konteks pembelajaran konvensional sulit dilakukan. Hal ini disebabkan beragamnya gaya belajar yang dimiliki peserta didik. Sementara di sisi lain, pengajar hanya menerapkan 1 tipe metode pembelajaran dalam 1 rentang waktu yang paling tidak sesuai dengan 1 tipe gaya belajar saja. Bila hal ini terjadi, maka peserta didik lain yang berbeda gaya belajar akan terabaikan. Namun dalam konteks pembelajaran online, personalisasi sangat memungkinkan untuk dilakukan, yaitu melakukan serangkaian perlakuan terhadap learning management system dan learning object yang adaptif terhadap berbagai tipe gaya belajar yang ada. Personalisasi mampu menghadirkan perlakuan yang berbeda terhadap sejumlah peserta didik dalam rentang waktu yang bersamaan (paralel).
Penelitian ini mengkaji dan menganalisis mekanisme rekomendasi personalisasi pembelajaran berdasarkan model gaya belajar peserta didik yang meliputi aspek motivasi, learning awareness, dan prior knowledge. Metodologi penelitian yang digunakan meliputi identifikasi dan perumusan masalah, pengumpulan data profil peserta didik, analisis profil peserta didik yang terdiri dari analisis evaluasi pengajar oleh siswa dan analisis korelasi penggunaan fasilitas SCELE berdasarkan preferensi (awareness) peserta didik terhadap prestasi belajar, perumusan tipe-tipe gaya belajar, dan pemodelan personalisasi pembelajaran yang terdiri dari disain arsitektur, pemetaan gaya belajar & fasilitas personalisasi, model proses, serta parameter keberhasilan.
Hasil akhir dari dari penelitian ini berupa model tipe gaya belajar dalam konteks pembelajaran online, disain arsitektur sistem, dan pemetaan personalisasi pembelajaran berdasarkan gaya belajar peserta didik yang nantinya mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Yulika Go
"Penggunaan E-learning pada Perguruan Tinggi ABC telah diterapkan sejak tahun 2017 khusus kelas blended. Sejak pandemi COVID-19 tahun 2020 E-learning diimplementasikan secara penuh bagi seluruh sivitas akademik. Namun, sejak tahun 2017 masih terdapat kendala yang saat ini masih terjadi seperti tidak adanya integrasi pada sistem akademik sehingga adanya proses redudansi, bug sistem yang masih terjadi dan fitur unggah video pada forum diskusi yang belum ada. Berdasarkan permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa E-learning belum secara maksimal digunakan dan berjalan efektif. Penelitian ini dimaksud untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penerimaan E-learning di Perguruan Tinggi ABC. Pengukuran efektivitas menggunakan teori ADUTAUT dikombinasikan dengan teori UTAUT2 serta penelitian – penelitian sebelumnya. Metode penelitian ini menggunakan mixed methods dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif menggunakan kuesioner sebanyak 47 dosen dan 138 mahasiswa. Data yang dikumpulkan diuji dan dianalisis menggunakan Partial Least Square  Structural Equation Modelling (PLS – SEM) dengan perangkat lunak SmartPLS 4.0. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas E-learning berdasarkan data kuantitatif, yaitu social influence, Habit, behavioral intention. Faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh siginifikan terhadap niat dalam memanfaatkan sistem E-learning. Faktor lain yang mendukung dari data kualitatif adalah facilitating conditions, performance expectancy. Penelitian ini memberikan lima rekomendasi yang dibagi menjadi empat sasaran yaitu bagi mahasiswa, dosen, Perguruan Tinggi ABC, pengembang sistem dengan skala prioritas dengan tujuan dapat berdampak positif pada pengguna dan mengambil keputusan.

The usage of E-learning at University of ABC has been implemented since 2017 specifically for blended classes. Since the COVID-19 pandemic in 2020, E-learning has been fully implemented for the entire academic community. However, since 2017, ongoing challenges have persisted, such as the lack of integration with the academic system, resulting in redundancy processes, persistent system bugs, and the absence of a video upload feature in the discussion forum. Based on these issues, it can be seen that E-learning has not been maximally utilized and is not running effectively. This study is intended to identify the factors that influence the effectiveness of E-learning acceptance at Perguruan Tinggi ABC. The measurement of effectiveness utilize the ADUTAUT theory combined with the UTAUT2 theory and previous research. This research method employs mixed methods, utilizing both quantitative and qualitative data. The quantitative data were collected through a questionnaire distributed to 47 lecturers and 138 students. The collected data were tested and analyzed using Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with the SmartPLS 4.0 software. The results of this research indicate the factors that influence the effectiveness of E-learning based on quantitative data, namely social influence, Habit, and behavioral intention. These factors significantly impact the intention to utilize the E-learning system. Another supporting factor identified through qualitative data is facilitating conditions, performance expectancy. This study provides five recommendations divided into four targets, namely for students, lecturers, ABC College, system developers."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dila Fitriza Rulevy
"Saat ini, bentuk pembelajaran baru yang mengkombinasikan teknologi meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan diproyeksikan akan meningkat lebih banyak di tahun-tahun mendatang. Tren pembelajaran baru ini telah digambarkan sebagai revolusi e-learning.  Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar program e-learning menunjukkan tingkat kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Mengingat semakin meningkatnya ketergantungan dan ketersediaan teknologi di dunia modern, dan potensi ekonomi yang tersedia untuk organisasi, sangat penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan peningkatan adopsi e-learning dalam konteks organisasi. Studi ini akan melihat intensi karyawan untuk menggunakan e-learning, dengan mengembangkan Technologycal Acceptance Model (TAM) dengan melihat pengaruh dari faktor-faktor berikut, seperti learning goal orientation, management support, computer self efficacy, dan enjoyment. Penelitian ini dilakukan terhadap 213 responden penelitian di sebuah perusahaan yang memiliki e-learning dengan menggunakan kuesioner. Data yang didapatkan dianalisa menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan software AMOS. Hasil menunjukkan bahwa dari empat variabel, learning goal orientation, dan enjoyment memiliki pengaruh positif signifikan terhadap perceived ease of use dan perceived usefulness yang berperan sebagai mediasi terhadap intention to use dalam Technologycal Acceptance Model (TAM). Selain itu, variabel tambahan yaitu satisfaction, yang diteliti langsung pengaruhnya terhadap intention to use juga menunjukkan pengaruh positif signifikan.

New form of learning that combines technology has increased in recent years and is projected to increase more in the coming years. This new learning trend has been described as an e-learning revolution. Some recent research shows that most e-learning programs show a higher failure rate compared to traditional learning methods. However, some researches proved that most e-learning programs showed a higher failure rate compared to traditional learning methods. Technology addiction and its availability in the modern world, and the economic potential for organizations, make it important to understand the factors that might lead to increase e-learning adoption in the organizational context. This study will see the intention of employees to use e-learning, by extending Technological Acceptance Model (TAM) using some other related factors, such as goal orientation learning, management support, computer self efficacy, and enjoyment. This study was conducted on 213 respondents in a company that owns e-learning using a questionnaire. Data obtained were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) using AMOS software. The results show that of the four variables, learning goal orientation, and enjoyment have a significant positive effect on perceived ease of use and perceived usefulness, which acts as mediation towards the intention to use in the Technological Acceptance Model (TAM). In addition, an additional variable, which is satisfaction, proved a significant positive effect to intention to use."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.C. Arsyady
"Setiap institusi pendidikan memiliki penerapan yang berbeda-beda dalam hal implementasi e-learning. Sebagai sebuah institusi yang telah mengimplementasikan e-learning selama kurang lebih 10 tahun, implementasi e-learning di Fasilkom UI diyakini memiliki karakteristik penerapan tersendiri. Untuk mengetahui karakteristik dan sejauh mana kematangan yang dihasilkan pada implementasi e-learning di Fasilkom UI sebagai sebuah institusi, maka diperlukan pengukuran terhadap implementasi e-learning dengan menggunakan sudut pandang organisasional.
Untuk mengukur kematangan suatu proses, sebuah model kematangan dapat digunakan sebagai tolak ukur penilaian. ACODE Benchmark adalah salah satu model kematangan e-learning yang dikembangkan dengan tujuan mengukur kematangan proses-proses organisasional pada implementasi e-learning di sebuah institusi. Terdapat 6 dari 8 topik benchmark pada ACODE Benchmark yang dibahas pada pengukuran kematangan, yakni tata kelola e-learning, perencanaan penjaminan mutu, peranan teknologi informasi, pelaksanaan proses pembelajaran, dan dukungan yang diberikan kepada staf pengajar dan peserta belajar. Setiap topik terdiri atas Performance Indicators dan Local Performance Indicators yang mengindikasikan kematangan berdasarkan Performance Measures yang terdapat di dalamnya. ACODE Benchmark selanjutnya dikombinasikan dengan e-Learning Maturity Model (eMM) untuk menghasilkan model kematangan yang digunakan pada penelitian ini.
Penelitian dilakukan dengan menyimpulkan hasil evaluasi kematangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat pada implementasi e-learning di lokasi penelitian. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai landasan penilaian berdasarkan Performance Indicators dan Local Performance Indicators yang terdapat pada ACODE Benchmark. Tingkat kematangan dinilai dengan menggunakan skala Likert 1-5, dengan nilai 5 menunjukkan Performance Measures paling baik.
Hasil penelitian menunjukkan Fasilkom UI memiliki rata-rata nilai kematangan implementasi e-learning sebesar 3,38 dari nilai maksimal 5. Nilai rata-rata terendah terdapat pada aspek penerapan e-learning pada kegiatan pedagogis sebesar 2,73 dan nilai tertinggi terdapat pada aspek perencanaan dan tata kelola dengan nilai rata- rata 4.

Every institution had different kind of e-learning implementation. Fasilkom UI, as an institution which has been implementing e-learning for about 10 years, was believed had its own characteristics. An assessment was held to discover how mature Fasilkom UI is, by using organizational perspective.
A maturity model could be used as a measuring instrument for institutional maturity. ACODE Benchmark is one kind of maturity model on e-learning nature developed to assess organizational processes in e-learning implementation on an institution. There are 6 of 8 benchmark topics included on ACODE Benchmark used to define e-learning maturity level at Fasilkom UI, consist of e-learning governance, quality assurance planning, the role of information technology, learning aspect, and support given to staffs and students. Each topic consists of Performance Indicators and Local Performance Indicators, indicating maturity level based on its Performance Measures.
This research was done by analyzing maturity assessment results filled by stakeholders where this research held. Information which has been extracted from the results was used to analyze maturity score on every Performance Indicators and Local Performance Indicators on the model. The score consists of 5 levels, with level 5 as the highest Performance Measures. The model then combined with e- Learning Maturity Model (eMM) to develop a modified model which is used in this research.
The results shows that Fasilkom UI scores 3,38 on average of maximum at 5. The lowest score lied on pedagogical application aspect with 2,73 on average. Planning and governance aspect gets the highest by scoring 4 on average.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Nadia Fatimah
"ABSTRAK
Pesatnya pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memungkinkan dan meningkatkan variasi dalam teknologi pembelajaran. Pembelajaran daring (e-learning) berkembang menjadi terminologi umum yang berlaku untuk pembelajaran termediasi teknologi baik yang berjenis formal maupun informal. Hal ini mengakibatkan munculnya komunitas pembelajaran virtual, sebagai salah satu varian pembelajaran daring informal. Dengan memanfaatkan metode campuran, desain konvergen, dan varian basis data paralel, penelitian ini berupaya mengeksplorasi dan menganalisis pengalaman pelajar daring di Indonesia dalam komunitas pembelajaran virtual, yaitu Komunitas Guru Belajar (KGB). Dalam penelitian ini, data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan dari melalui survei daring terhadap 365 responden dan wawancara semi terstruktur dengan sembilan orang informan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor untuk dataset kuantitatif dan analisis tematik untuk dataset kualitatif. Dalam fase interpretasi, data digabungkan dan dianalisis menghadirkan pengukuran yang lebih baik terhadap konsep dan pemahaman yang lebih baik terhadap konteks penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman pelajar dalam aktivitas pembelajaran daring di KGB cenderung positif. Hasil tersebut terkonfirmasi melalui kedua analisis dataset. Secara kuantitatif, 30 dari 32 indikator pengukur pengalaman pelajar terbukti memiliki skor tinggi, yakni di atas 5. Analisis faktor menunjukkan bahwa indikator yang digunakan dapat merepresentasikan sebesar 60% dari total variasi. Secara kualitatif, pengalaman pelajar dianggap menyenangkan, berkualitas baik, bermanfaat, efisien, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan peserta didik. Terdapat empat faktor yang berkontribusi terhadap hasil penelitian ini. Keempat faktor tersebut adalah faktor teknologi, faktor diri pembelajar, faktor sosial, dan faktor program pembalajaran. Di samping temuan terkait learner experience, penelitian ini juga menemukan bahwa media sosial potensial dioptimalkan untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran daring.

ABSTRACT
The rapid growth of information and communication technology (ICT) enables and enhances variation in learning technology. E-learning is now a common terminology, applicable for both formal and informal types of technology-mediated learning. This results in the emergence of virtual learning community, another informal type of e-learning. By applying mixed-methods approach, convergent design, and parallel databases variants, this study seeks to explore and analyse the learner experience in Indonesian context of virtual learning community, namely Komunitas Guru Belajar (KGB). In this study, qualitative and quantitative data are collected from online survey to 365 respondents and interview with 9 participants. Data are analyzed by using factor analysis for the quantitative dataset and thematic analysis for qualitative dataset. In the interpretation phase data are combined and analyzed to provide better measurement of concept and better understanding of the context of study. Result of the study shows that learner experience in KGB e-learning activity is inclined to be positive. This result is confirmed through both dataset analysis. Quantitatively, 30 of 32 indicators that measure learner experience are proven to have high scores, that is above the scale of 5. Factor analysis shows that instrument used in this study can explain 60% of the total variations. Qualitatively, learner experience is perceived as fun, good quality, useful, efficient, interactive, and relevant to the needs of the learners. There are four factors contribute to this result. Those factors are technological factor, learner factor, social factor, and course factor. Moreover, this study also shows that social media is can potentially be optimized as a proper medium to facilitate e-learning activity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frisca
"ABSTRAK
Perkembangan e-learning sebagai sistem belajar mandiri mengalami pertumbuhan yang pesat, tak terkecuali di Indonesia. Berbagai dampak positif yang diberikan oleh sistem e-learning membuat pentingnya dilakukan investigasi terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk menggunakan sistem tersebut secara berkelanjutan. Meskipun telah ada beberapa penelitian terkait perilaku dalam menggunakan sistem e-learning, sebagian besar analisis berfokus pada keinginan untuk menggunakan sistem tersebut, tanpa melakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui keinginan pengguna untuk menggunakan sistem itu kembali secara berkelanjutan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model yang menggambarkan faktor-faktor pembentuk keinginan mahasiswa di Indonesia untuk menggunakan sistem e-learning secara berkelanjutan. Analisis penelitian ini berfokus pada investigasi terhadap tingkat kepuasan, manfaat, dan efektifitas penggunaan e-learning dalam jangka panjang, dengan melihat dari empat aspek utama, yaitu materi/multimedia dalam sistem, kualitas layanan sistem, interaksi dalam sistem, dan karakteristik pengguna sistem. Pendekatan Structural Equation Modeling dilakukan untuk menganalisis data hasil kuesioner yang dilakukan terhadap 635 responden dari berbagai universitas di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruh faktor yang dianalisis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keinginan mahasiswa di Indonesia untuk terus menggunakan sistem e-learning, dengan e-learning satisfaction dan e-learning usefulness sebagai faktor utama yang berpengaruh secara langsung, serta navigation, reliability, tangibles, self-efficacy, dan learner-content interaction sebagai faktor utama yang berpengaruh secara tidak langsung
ABSTRACT
The development of e-learning as a self-learning system is experiencing rapid growth, including in Indonesia. Various advantages provided by the e-learning system make it important to investigate the influencing factors on e-learning continuance intention. Although there had been some research concerning behavior in using e-learning system, most of the analysis focuses on the students behavioral intention to use the system, without doing further analysis to find out their continuance intention to use it again. Therefore, this research aims to develop a model that describes the influencing factors on e-learning continuance intention of Indonesian students. Analysis in this research is focused on the investigations of the e-learning satisfaction, e-learning usefulness, and e-learning effectiveness, from the four main aspects: e-learning materials/multimedia, service quality, interaction, and learner's characteristics. By using Structural Equation Modeling approach, several analysis were conducted to 635 respondents' data, obtained from various university in Indonesia. This research found that almost all of the factors analyzed in this research have a significant influence on continuance intention of Indonesian students, with e-learning satisfaction and e-learning usefulness as the main factors that influence directly, and navigation, reliability, tangibles, self-efficacy, and learner-content interaction as the main factors that influence indirectly"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Suci Dian Martha
"Pembelajaran daring merupakan hal umum dalam pendidikan di perguruan tinggi. Namun, faktor-faktor seperti regulasi diri (SRL) dan kelompok (CoRL) yang rendah dapat mempengaruhi keterlibatan kognitif dan motivasi pemelajar dalam kegiatan belajar daring. Dukungan eksternal berupa instruksional scaffolding (perancah) dalam domain metakognitif dan motivasi berperan penting dalam pembelajaran daring di tingkat perguruan tinggi. Solusi yang ditawarkan penelitian ini adalah agen pedagogis. Agen pedagogis dengan strategi pembelajaran perancah berpotensi meningkatkan hasil pembelajaran. Penelitian dilakukan menggunakan kerangka mixed-methods sekuensial eksplanatori. Partisipan penelitian ini merupakan pemelajar semester dua mata kuliah Design Thinking yang diselengarakan secara daring. Hasil pengujian menunjukkan, agen pedagogis memberikan peningkatan yang signifikan dengan pengaruh sedang terhadap keterampilan SRL dan CoRL. Hasil tersebut didukung dengan data LMS. Pemelajar merasa terbantu dengan kehadiran agen pedagogis. Mereka menilai kehadiran agen pedagogis memberikan petunjuk yang jelas, mendorong mempelajari kembali materi dan mengevaluasi jawaban, serta mendorong pemelajar terlibat dalam diskusi dan menghargai pendapat orang lain. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan integrasi perancah metakognitif dan motivasi melalui agen pedagogis, menumbuhkan keterlibatan kognitif dan mengelola motivasi pemelajar. Agen pedagogis memainkan peran kunci dalam menyediakan bantuan untuk meningkatkan SRL dan CoRL pemelajar. Peningkatan SRL dan CoRL pemelajar mendorong keterlibatan kognitif dan motivasi, yang menghasilkan pemahaman yang lebih baik.

Online learning is common in higher education. However, low self-regulation (SRL) and co-regulation (CoRL) can affect learners' cognitive engagement and motivation in online learning activities. Instructional scaffolding in the metacognitive and motivational domains plays an essential role in online learning at the higher education level. This research offers a pedagogical agent as a solution. Pedagogical agents with scaffolding strategies have the potential to improve learning outcomes. The study was conducted using an explanatory sequential mixed-methods. The participants are second-semester students of the Design Thinking course, which is held online. The results showed that the pedagogical agent significantly increased with a moderate effect on SRL and CoRL skills. LMS data support these results. Learners feel helped by the pedagogical agent's presence. They assessed that the pedagogical agent provided clear instructions, encouraged reviewing the material and evaluating answers, and encouraged learners to engage in discussion and respect the other's opinions. This study showed that metacognitive and motivational scaffolding integration through pedagogical agents fosters cognitive engagement and manages learner motivation. Pedagogical agents play a crucial role in assisting to improve learners' SRL and CoRL. An increase in the learner's SRL and CoRL promotes cognitive engagement and motivation, which results in better understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agas Yanpratama
"Kemudahan pembelajaran daring saat ini membuat munculnya berbagai sistem pembelajaran daring di Indonesia dengan target pengguna yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan fokus pada sistem MOOC Paytren Academy karena tema pembelajaran yang dibawakan berfokus kepada peningkatan keterampilan dan pengetahuan pengguna pada kehidupannya sehari-hari yang dibutuhkan masyarakat luas terutama bagi orang dewasa yang sudah bekerja dan terkendala untuk mengambil kuliah secara tatap muka. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi aktivitas pembelajaran yang ada pada sistem tersebut berdasarkan prinsip Gagné nine events of instruction dan teori pembelajaran daring khususnya online collaborative learning dan teori constructivism dalam pembelajaran daring. Penelitian dilakukan dengan pendekatan metode campuran dengan menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk menganalisis data antarmuka dan data kuantitatif yang ada tentang sistem. Hasil penelitian menunjukkan perlu ada perbaikan minor dalam alur pembelajaran yang sudah ada dalam sistem dan dalam penerapan prinsip Gagné nine events of instruction. Penelitian memberikan rekomendasi perbaikan penerapan prinsip tersebut dan teori pembelajaran daring pada sistem Paytren Academy untuk meningkatkan tingkat penguasaan materi pembelajar. Evaluasi dan rekomendasi yang diajukan dapat digeneralisasi sehingga bisa menjadi alternatif evaluasi dan meningkatkan penerapan prinsip yang sama pada sistem yang serupa.

The ease of online learning is currently making the appearance of various online learning systems in Indonesia with different target users. The research conducted focusing on the MOOC platform Paytren Academy system because of the learning theme presented in the system focus on improving the skills and knowledge of users in their daily activity that needed in the society especially for an adult who is already working and unable to take face to face lectures. The research objective is to evaluate the learning in the system based on the Gagné nine events of instruction principle and online learning theory, especially online collaborative learning and constructivism theory in e-learning. The research conducted with a mixed-methods approach by combining quantitative methods and qualitative methods to analyze interface data and existing quantitative data about the system. The results indicate there needs to be a minor improvement in the learning flow that already exists in the system and application of Gagné nine events of instruction principle. The research also provides recommendations for improving the use of the mentioned principle and online learning theories to the Paytren Academy system to increase the level of understanding of the student. The evaluation and recommendations provided can be generalized and an alternative to evaluate and improve applying the same principles on a similar system."
Depok: Fakultas Ilmu Kompter Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>