Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9550 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bie Novirenallia Umar
"Penelitian ini menganalisis hubungan kejadian burnout syndrome pada perawat di unit rawat inap dan unit rawat jalan RS “X” Bandar Lampung tahun 2013. Disain penelitian ini potong lintang dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dari 239 perawat serta 5 orang informan. Kuesioner yang digunakan adalah Maslach Burnout Inventory dan survei diagnosis stres. Hasil penelitian didapatkan 21,8% perawat unit rawat inap dan 10,8% perawat rawat jalan mengalami burnout syndrome dan menunjukan tingginya kelelahan emosional dan rendahnya depersonalisasi. Kesimpulan : Sebagian besar perawat mengalami burnout syndrome derajat tinggi. Pengurangan kejadian burnout syndrome dapat dilakukan dengan cara peningkatan SDM, berupa peningkatan pendidikan dan pelatihan serta pengaturan jam kerja.

This research analyzed burnout syndrome on nurses worked in in-patient units and out-patient units in “X” Hospital in Bandar Lampung in 2013. This was cross-sectional study with quantitative and qualitative approaches. Data were collected through a questionnaire survey of 239 nurses and 5 informant. This research used Maslach Burnout Syndrome and Survey Diagnostic Stress questionnaire. The results showed 21,8% nurses in in-patient units and 10,8% nurses in out-patient units having burnout syndrome and exhibited higher emotional exhaustion and lower depersonalization. Conclusion: Majority nurses were experienced high level of burnout. To reduced burnout syndrome can be solved by increasing resources, such as improving training and skills also providing reasonable work hour."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Sagung Alit Pradnyani Prameswari
"Perilaku kerja tidak produktif (PKTP) masih banyak ditemukan di perusahaan, padahal PKTP dapat membawa dampak yang buruk baik itu bagi perusahaan maupun bagi karyawan dalam perusahaan. Burnout merupakan salah satu faktor yang membuat karyawan melakukan PKTP. Menggunakan JD-R Model yang dikemukakan oleh Demerouti et al. (2001) sebagai kerangka penelitian, dalam penelitian ini melakukan dua studi. Studi pertama, peneliti berfokus untuk mengetahui peran burnout sebagai mediator dalam hubungan antara dukungan sosial dengan PKTP. Studi kedua, peneliti berfokus untuk mengetahui peran burnout sebagai mediator dalam hubungan antara resiliensi dengan PKTP. Penelitian ini menggunakan metode survei pada sampel karyawan yang berusia 18-40 tahun dan telah bekerja di perusahaan selama minimal 1 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Counterproductive Work Behavior Checklist (CWB-C), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), dan Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12). Melalui analisis mediasi menggunakan PROCESS Hayes Model 4 terhadap 312 karyawan, ditemukan bahwa burnout memediasi hubungan antara dukungan sosial dengan PKTP. Burnout juga memediasi hubungan antara resiliensi dengan PKTP. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk membantu perusahaan dalam mengurangi atau mencegah PKTP dengan mengembangkan sumber daya kerja.

Counterproductive work behavior (CWB) is still found in many organizations, even though it can bring a bad impact either on the organization or the people in the organization. Burnout is one of the factors that make employees do CWB. Using the JD-R Model proposed by Demerouti et al. (2001) as the research framework, this research conducted two studies. The first study focuses on finding out the role of burnout as a mediator in the relation between social support and CWB. The second study focuses on finding out the role of burnout as a mediator in the relation between resiliency and CWB. This study uses a survey method on employees aged 18-40 years who had worked in the company for a minimum of one year. The instruments used in this study are: Counterproductive Work Behavior Checklist (CWB-C), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), and Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12). Through mediation analysis using PROCESS Hayes Model 4 among 312 employees, this study found that burnout mediates the relationship between social support and CWB. Burnout also mediates the relationship between resiliency and CWB. The implication of this study is to assist the company in reducing or even preventing CWB by developing job resources."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyantoro
"osttraumatic Growth adalah suatu proses bentuk adaptasi akibat adanya trauma yang menjadikan seorang individu lebih positif serta konstruktif dari hitungan hari sampai tahun. Permasalahan pada penyintas Covid-19 adanya tindakan diskriminasi, stigma, pengucilan sosial, kecemasan, depresi, perasaan bersalah, takut, marah, kelemahan otot, kesulitan tidur, gangguan penciuman, gangguan pengecapan.Tujuan penelitian kualitatif fenomenologi ini untuk mengeksplorasi Posttraumatic Growth (PTG) pada Perawat Penyintas Covid-19 di RS X Bandar Lampung. Partisipan dalam penelitian ini adalah perawat penyintas Covid-19 yang berjumlah 10 orang dengan kriteria inklusi perawat yang terkonfirmasi Covid-19 di RS X Bandar Lampung pada Oktober 2020-Desember 2021 yang sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, perawat yang dinyatakan lolos menjadi partisipan berdasarkan dari skrining PTG dengan nilai ≥ 1, perawat yang tidak mengalami gejala PTSD , perawat yang bersedia menjadi partisipan, perawat yang bekerja di dalam pelayanan dengan minimal pendidikan D3, perawat yang sudah aktif bekerja kembali. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan memperhatikan etika penelitian. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan Colaizzi. Hasil penelitian didapatkan ada 6 tema yaitu: 1) sikap perawat penyintas Covid-19 terhadap peristiwa yang membuat hati menjadi lebih tenang, 2) keinginan perawat penyintas Covid-19, 3) perubahan pola hidup dalam menjaga kesehatan, 4) dampak Covid-19 pada aspek spiritual, 5) dampak Covid-19 dalam melakukan asuhan keperawatan, 6) dampak Covid-19 pada aspek sosial. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar fasilitas pelayanan kesehatan dapat memberikan dukungan kepada perawat penderita Covid-19 berupa skrining tingkat stres ataupun membantu masalah yang dialami perawat, sehingga apabila ada gangguan kejiwaan pada perawat dapat segera diberikan pendampingan ataupun pemberian dukungan.

Posttraumatic Growth is a process of adaptation due to trauma that makes an individual more positive and constructive from days to years. Problems with Covid-19 survivors are discrimination, stigma, social exclusion, anxiety, depression, feelings of guilt, fear, anger, muscle weakness, difficulty sleeping, olfactory disorders, taste disorders. The purpose of this qualitative phenomenological study is to explore Posttraumatic Growth (PTG). to the Covid-19 Survivor Nurse at RS X Bandar Lampung. Participants in this study were 10 Covid-19 survivor nurses with the inclusion criteria of nurses who were confirmed to be Covid-19 at RS X Bandar Lampung in October 2020-December 2021 who had been declared cured by doctors, nurses who were declared qualified to be participants based on screening. PTG with a value of 1, nurses who do not experience PTSD symptoms, nurses who are willing to be participants, nurses who work in services with a minimum of D3 education, nurses who have been actively working again. Data were collected through in-depth interviews with regard to research ethics. The data obtained were then analyzed with Colaizzi. The results of the study found that there were 6 themes, namely: 1) the attitude of nurses who survived Covid-19 towards events that made the heart calmer, 2) the wishes of nurses who survived Covid-19, 3) changes in lifestyle in maintaining health, 4) the impact of Covid-19 on health. spiritual aspects, 5) the impact of Covid-19 in carrying out nursing care, 6) the impact of Covid-19 on social aspects. The results of this study recommend that health care facilities can provide support to nurses with Covid-19 in the form of screening stress levels or helping with problems experienced by nurses, so that if there are psychiatric disorders in nurses, they can immediately be given assistance or support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Radityaputra
"Latar Belakang Bekerja dapat menimbulkan beberapa efek negatif seperti burnout. Burnout layak mendapat perhatian khusus karena dampaknya cukup signifikan terhadap kehidupan pekerja. Penelitian ( dalam Schabracq, Winnubst, & Cooper, 2003) telah menunjukkan bahwa orang yang mengalami burnout akan terlihat sedih dan memperlihatkan mood yang depresif, merasa tidak berdaya, tidak memiliki kekuatan, keluhan - keluhan psikosomatis, bolos kerja, keluar dari pekerjaan, performa kerja yang menurun, dan kehilangan motivasi intrinsik seperti gairah, antusiasme, minat, dan idealisme.
Wawancara yang pernah peneliti lakukan terhadap seorang staf pada lembaga penelitian X, menyatakan bahwa kemungkinan burnout yang dialami oleh beberapa karyawan dan peneliti yang bekerja disana. Beberapa keluhan dari karyawan menunjukkan indikasi burnout seperti kelelahan dan sikap negatif terhadap pekerjaan khususnya terhadap atasan. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi burnout adalah mengembangkan keterampilan coping dan mengembangkan metode relaksasi (Maslach & Goldberg, 1998). Pengembangan keterampilan coping dan metode relaksasi dapat diwujudkan dengan pendekatan modifikasi perilaku. Modifikasi perilaku dapat digunakan untuk pengembangan coping terhadap stresor (Moller, Milinski, & Slater; Taylor dalam Martin & Pear, 2007). Salah metode modifikasi perilaku adalah program self-control (Martin & Pear, 2007).
Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi-eksperimental dengan tipe one groupprettest ? posttest design (Kerlinger & Lee, 2000) yang dilakukan pada 2 orang karyawan lembaga penelitian X. Intervensi dengan program self-control dilakukan selama 8 hari sebanyak 4 sesi pertemuan.
Hasil Kedua partisipan mengalami penurunan skor burnout, khususnya penurunan pada dimensi exhaustion, diketahui dari perbaikan skor Maslach Burnout Inventory - General Survey.
Kesimpulan Program Self-Control dapat membantu menurunkan burnout pada 2 orang peneliti lembaga penelitian X. Teknik self-control yang dianggap membantu adalah self-recording dan mastery criteria.

Background Working can cause negative effect on people, such as burnout. Burnout deserves special attention because of its significant effect to the worker's life. Researches (Schabracq, Winnubst, & Cooper, 2003) have shown that people who experienced burnout will look sad, feel helpless, powerless, show depressive mood, psychosomatic symptoms, absenteeism, decreasing work perfomance, and loss of intrinsic motiovation such as passion, enthusiasm, interest, and idealism.
Researcher has taken an interview with one worker in X research institution, the worker stated that there are possibilities that some workers dan researchers in the institution are experiencing burnout. Some of the workers? complaints are exhaustion and negative attitude towards the job especially the supervisors. There are several strategies that can be used to decrease burnout, such as developing coping skills and a relaxed lifestyle (Maslach & Goldberg, 1998). Developing coping skills and a relaxed lifestyle can be done through behavior modification. Behavior modification can be used to develop the ability to cope with stressor (Moller, Milinski, & Slater; Taylor in Martin & Pear, 2007). One method of behavior modification is self-control program (Martin & Pear, 2007).
Method This research use quasi-experimental method with one group pretestpostest design (Kerlinger & Lee, 2000) which is done to two X research institution workers. The self-control program range eight days with four sessions.
Result The two participants experienced a decrease in burnout, especially in the exhaustion dimension. This result is known through change of score in Maslach Burnout Inventory - General Survey.
Conclusion Self-Control Program is useful to decreased burnout in two X research institution researchers. The techniques that are considered useful are selfrecording and mastery criteria."
2012
T31194
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmatul Hidayah
"Pandemi Covid-19 telah menyebar secara global, sistem pelayanan kesehatan dihadapkan pada tantangan besar dan perawat sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 berisiko mengalami burnout. Burnout adalah kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental yang disebabkan oleh stres yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat selama masa pandemi covid-19 di RS X Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan desain cross-sectional dan dilakukan pada 12 Juli - 20 Juli 2022. Sampel pada penelitian ini sebanyak 171 perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap RS X Kota Bogor. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) dan analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 43,9% perawat mengalami burnout rendah dan 56,1 perawat mengalami burnout sedang. Variabel yang berhubungan dengan burnout yaitu jenis kelamin (p=0,037), stres kerja (p=0,000), beban kerja (p=0,036), dan kondisi kerja (p=0,003), sedangkan umur (p=0.490), pendidikan (p=0,170), lama bekerja (p=0,356), status pernikahan (p=0,751), dan dukungan sosial (p=0,408) tidak berhubungan dengan burnout. Kesimpulan penelitian ini adalah perawat mengalami burnout rendah dan sedang sehingga diperlukan upaya preventif untuk mengurangi risiko burnout pada perawat.

The Covid-19 has spread globally and healthcare system faced major challenges in terms of human resources. Nurses, as the front line of handling Covid-19 are at risk of having burnout. Burnout is defined as physical exhaustion, emotional exhaustion, and mental exhaustion caused by prolonged stress. This study aims to determine factors that potentially associated with burnout in nurses during the Covid-19 pandemic at RS X Bogor City. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and was conducted in 12 July – 20 July 2022. The sample in this study was 171 nurses who worked in the Inpatient Room of RS X Bogor City. Data collection using the Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) questionnaire and data analysis using the chi-square statistical test. The results showed that 43.9% of nurses experienced low burnout and 56.1% nurses experienced moderate burnout. Variables related to burnout were gender (p=0.037), work stress (p=0.000), workload (p=0.036), and working conditions (p=0.003), while age (p=0.490), education (p=0.170), length of work (p=0.356), marital status (p=0.751), and social support (p=0.408) were not associated with burnout. In conclusion, preventive efforts are required to handling the burnout risks, particularly for nurses with low and moderate burnout’s level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Sulastri
"Asuhan Keperawatan (Aske merupakan suatu pendekatan yang dilakukan seorang perawat terhadap kliennya. Motu Asuhan keperawatan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung masih diternokan pendokumentasian asuhan keperawatan pada rekam medik pasien yang asih belum terisi; masih adanya masyarakat yang merasa belum puas terhadap pelayanan yang dibe ·kan oleh perugas diruangan (20,3%); kelohan tentang pelayanan sebanyak 21,9%; 70% dari 20 pasien mengatakan perawat yang kurang ramah dalam menangani pasien, 75% dari 20 pasien merasa tidak diperhatikan oleh perawat. Hal ini perlu sekali mendapat perhatian dari semua pihak terkait:; dan menempatkan Pemantauan Motu Askep (PMA) sebagai kegiatan yang penting dilaksanakan secara berkesinambungan.
Dalam pelaksanaannya, PMA belum didukung dengan sistem informasi pengolahan data yang masih dilakukan secara manual, belum ada analisis tiap penelitian adalah Ruang Rawat Inap yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung.
Sebagai hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya prototipe Sistem lnformasi Pemantauan Mutu Asuhan Keperawatan yang diharapkan dapat effektif dan effisien dalam penyediaan informasi yang dibutuhkan. lnformasi yang diperoleh akan dirancang agar benar-benar relevan. cepat, tepat dan akurat, serta dapat lebih bennanfaat. terutama untuk kepentingan perencanaan peningkatan mutu pada umumnya, dan pemantauan Askep pada khususnya, sehingga dapat tercapai optimalisasi pemantauan mutu Askep di rumah sakit tersebut Agar pelaksanaan sistem infonnasi ini dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan, dibutuhkan pengembangan prototipe yang berbasis jaringan.

Asuhan Keperawatan (Askep) represent an approach to do a nurse to its clien. Quality of Askep in Dr. H. Abdul Moeloek :cam pung hospital still found documentation of asuhan keperawatan on IJ&.tient record which still not yet loaded; there is still of society which feel not et satisfied to service given in a hospital (03%); sigh about ice counted 2 J,goA,; 70% from 20 patient tell less friendly nurse in handling patient, 75% from 20 patient feel not be paid attend on by nurse. This matter very important to get attention from all related partieand place Monitoring Quality of Askep ( PMA) as activity which is important to be implementation chronically.
In its implementation, PMA not yet been supported with infonnation system. data-processing which still (done/cond ucted) manually. there is no analysis every treatment upbringing step and also monitoring instrument quality of standard not yet altogether used to assess quality o askep. For that require to develop of monitoring.
This research was result a prototype of Information System Monitoring Quality of Askep. This system is expected to supply any needed information effectively earn and effektif of efficient in is ready of required information. obtained infonnation will be designed to really relevant, quickly, precisely and is accurate, and also earn more useful, especially for planning of make-up of quality in general, and monitoring of Askep especially, so that can reach by monitoring quality of Askep. For implementation of this information system can walk better and have continuation, required by development of prototype being based on network.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20968
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Setiadi
"ABSTRAK
Semua bentuk tranportasi udara bagi publik membutuhkan pengawasan manajemen yang berkelanjutan, sebagaimana diketahui, kecelakaan masih tetap terjadi. Perusahaan penerbangan sipil di Indonesia seperti maskapai X mempunyai pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan maskapai lain dalam hal penerbangan di daerah perintis. Selama penerbang masih berada di kokpit, penerbang harus tetap mempunyai kontrol dan laik untuk terbang. Penerbang harus paham tentang implikasi keselamatan terhadap mesin di udara dan lingkungan mereka. Stres yang berlebihan bisa merupakan faktor utama terhadap kecelakaan dan insiden. Bumout merupakan sindrom kelelahan emosional, depersonalisasi, dan pengurangan pencapaian diri, yang terjadi pada individu yang bekerja dengan orang lain (Maslach, 1982). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran burnout pada penerbang maskapai X yang bertugas di daerah perintis Papua secara umum, yang diikuti saran praktis bagi maskapai dan penerbang, untuk mendeteksi psychological fitness dalam rangka mengurangi human error pada operasi penerbangan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Variabel dalam penelitian bumout ini diukur dengan Maslach Bumout Inventory (MBI) yang dikembangkan oleh Maslach dan Jackson pada tahun 1981 dan sudah pernah digunakan di Indonesia oleh Cicilia Yetiprawasti tahun 1991). Ada tiga dimensi yang diukur dalam MBI, yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, dan reduced personal accomplishment. Disimpulkan bahwa setidaknya sekali dalam satu tahun seorang penerbang maskapai X yang bertugas di daerah perintis Papua mengalami kondisi kelelahan emosional dan reduced personal accomplishment. Dimensi depersonalisasi tidak pernah dirasakan oleh penerbang maskapai X yang bertugas di daerah perintis Papua. Diharapkan hal ini dapat diikuti dengan asesmen oleh para ahli atau expert judge pada saat medical check up untuk memenuhi standar kesehatan guna memperpanjang lisensi penerbang, wawancara oleh pihak manajemen, dan partisipasi penerbang. Kesehatan psikis penerbang dapat dipulihkan dan karimya dapat diselamatkan jika didapat konseling yang tepat pada tahap awal sebelum terjadi gangguan mental."
2005
S3499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toki Himawati
"LATAR BELAKANG. Problem yang sangat mendasar dalam pemberian layanan kesehatan adalah
masalah pembiayaan kesehatan. Untuk itu pemerintah membuat skenario pembiayaan kesehatan melalui. Jaminan Kesehatan Nasional, yang pada hakekatnya merupakan lembaga asuransi untuk mengcover pembiayaan layanan kesehatan. Pelaksananya adalah Badan Pengelola Jaminan Kesehatan, sedangkan dasar pengenaan tarif untuk klaim ke BPJS oleh rumah sakit menggunakan Indonesian Case Base Groups
(INA CBG`s). Pada titik inilah mulai muncul persoalan bagi rumah sakit, dimana banyak layanan kesehatan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, biayanya jauh diatas paket INA CBG`s yang sudah ditetapkan (overbudget). Apabila ini yang terjadi maka rumah sakit akan mengalami defisit. Salah satu kebijakan yang paling tepat untuk mengatasi overbudget adalah dengan kendali mutu kendali biaya, yang instrumennya adalah clinical pathway.
METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan dipilih secara bertingkat sebanyak 35 orang, mulai dari Pemegang Saham, Direksi, Komite Medik, DPJP, Pemberian Asuhan Pelayanan dan Coder.
HASIL PENELITIAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum informan setuju dengan penerapan clinical pathway, karena dapat meningkatkan mutu pelayanan, adanya kepastian prosedur dan dapat mengatasi overbudget, namun para DPJP sebagian besar enggan untuk menerapkan clinical pathway karena menganggap membatasi ruang gerak mereka, bertentangan dengan keilmuan dan profesionalitas, serta nerupakan alat BPJS untuk mengekang tindakan medis yang dilakukan DPJP.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Rumah Sakit Urip Sumoharjo untuk menyusun dan mengimplementasikan clinical pathway sebagai alat kendali mutu kendali biaya.

BACKGROUND. A very basic problem in providing health care is the issue of health financing. To that end, we create a health financing scenario through the National Health Insurance, which is essentially an insurance agency to cover healthcare services, conducted by government hospitals or all Indonesian citizens. The health insurance management agency is implemented by BPJS Health, while the pricing of charges for claims to BPJS by hospitals uses Indonesian Case Base Groups (INA CBG`s). It is at this point that problems arise for hospitals, where many health services and medical measures are provided to patients, cost far above the over-budgeted INA CBG`s package. If this happens then the hospital will suffer losses, because it must cover the difference of less than the cost of claims paid by BPJS. One of the most appropriate policies to overcome the over budget is the quality control of cost control, the instrument is clinical pathway, so that the hospital can perform service functions well and quality without experiencing financial loss.
METHOD. This research was conducted at Urip Sumoharjo Hospital Bandar Lampung, using qualitative research method, that is seeing social reality that happened as it is. The informants were chosen in 35 stories, from Shareholders, Board of Directors, Medical Committee, DPJP, Provision of Care Services and Coder.
RESULT. The results showed that in general the informants agreed with the implementation of clinical pathway, because it can improve the quality of service, the certainty of procedures and can overcome the budget. Based on the results of this study suggested to Urip Sumoharjo Hospital to arrange and implement clinical pathway as a tool of quality control of cost control."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baikhati Cesariastevia Basuki
"Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan tersebut rumah sakit dituntut untuk menjaga keselamatan pasiennya. Dalam proses ini peran perawat dirasa sangat penting karena memiliki waktu yang lebih lama dalam perawatan pasien dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Pada tahun 2018 masih ada indikator keselamatan pasien yang belum mencapai standar meliputi ketepatan memasang gelas identitas pasien, verifikasi terhadap pelaporan melalui telepon dalam waktu 24 jam, penandaan sisi operasi, kepatuhan cuci tangan dan kejadian pasien jatuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan kinerja perawat dalam upaya keselamatan pasien rawat inap di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung Tahun 2019. Desain penelitian ini adalah crosssectional dan data dikumpulkan dari pengisian kuesioner terhadap 143 perawat ruang rawat inap.
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel motivasi (p-value = 0.001) dan status kepegawaian (p-value = 0.047) memiliki hubungan paling dominan dengan kinerja perawat. Motivasi yang baik mempunyai peluang 3.210 kali lebih besar memengaruhi kinerja perawat dibandingkan motivasi yang kurang baik dan status pegawai tetap mempunyai peluang 0.311 kali lebih besar memengaruhi kinerja perawat dibandingkan pegawai tidak tetap.

The hospital is an institution that organizes health services. In these health services hospitals are required to maintain the safety of their patients. In this process the role of the nurse is considered very important because it has a longer time in patient care than other health workers. In 2018 there are still patient safety indicators that have not reached the standards including the accuracy of installing patient identification glasses, verification of telephone reporting within 24 hours, marking the operation side, hand washing compliance and falling patient events.
This study aims to determine the factors most related to the performance of nurses in the effort of inpatient safety at Imanuel Bandar Lampung Hospital in 2019. The design of this study was cross-sectional and data were collected from questionnaires for 143 inpatient nurses.
The results of multivariate analysis showed that motivation variables (p-value = 0.001) and employment status (p-value = 0.047) had the most dominant relationship with nurse performance. Good motivation has a 3,210 times greater chance of affecting nurse performance than poor motivation and permanent employee status has a 0.311 times greater chance of affecting nurse performance than non-permanent employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T54961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baikhati Cesariastevia Basuki
"ABSTRAK
Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan tersebut rumah sakit dituntut untuk menjaga keselamatan pasiennya. Dalam proses ini peran perawat dirasa sangat penting karena memiliki waktu yang lebih lama dalam perawatan pasien dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Pada tahun 2018 masih ada indikator keselamatan pasien yang belum mencapai standar meliputi ketepatan memasang gelas identitas pasien, verifikasi terhadap pelaporan melalui telepon dalam waktu 24 jam, penandaan sisi operasi, kepatuhan cuci tangan dan kejadian pasien jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan kinerja perawat dalam upaya keselamatan pasien rawat inap di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung Tahun 2019. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan data dikumpulkan dari pengisian kuesioner terhadap 143 perawat ruang rawat inap. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel motivasi (p-value = 0.001) dan status kepegawaian (p-value = 0.047) memiliki hubungan paling dominan dengan kinerja perawat. Motivasi yang baik mempunyai peluang 3.210 kali lebih besar memengaruhi kinerja perawat dibandingkan motivasi yang kurang baik dan status pegawai tetap mempunyai peluang 0.311 kali lebih besar memengaruhi kinerja perawat dibandingkan pegawai tidak tetap.

ABSTRACT
The hospital is an institution that organizes health services. In these health services hospitals are required to maintain the safety of their patients. In this process the role of the nurse is considered very important because it has a longer time in patient care than other health workers. In 2018 there are still patient safety indicators that have not reached the standards including the accuracy of installing patient identification glasses, verification of telephone reporting within 24 hours, marking the operation side, hand washing compliance and falling patient events. This study aims to determine the factors most related to the performance of nurses in the effort of inpatient safety at Imanuel Bandar Lampung Hospital in 2019. The design of this study was cross-sectional and data were collected from questionnaires for 143 inpatient nurses. The results of multivariate analysis showed that motivation variables (p-value = 0.001) and employment status (p-value = 0.047) had the most dominant relationship with nurse performance. Good motivation has a 3,210 times greater chance of affecting nurse performance than poor motivation and permanent employee status has a 0.311 times greater chance of affecting nurse performance than non-permanent employees."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>