Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahfi Muhammad
"Artikel ini membahas mengenai fungsi alat batu dari Situs Gua Arca, Pulau Kangean, Madura, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan fungsi dari alat batu melalui analisis tipe alat dan jejak pakai pada alat batu yang kemudian dibandingkan dengan hasil eksperimen para ahli. Pengetahuan mengenai fungsi diawali dengan mengklasifikasikan alat batu ke dalam tipe-tipe tertentu berdasarkan atribut tajaman yang meliputi letak tajaman dan sudut tajaman. Selanjutnya, dilakukan pemilahan alat yang memiliki indikasi jejak pemakaian yang berjumlah 142 alat. Berdasarkan pemilahan alat pakai yang dilakukan, dapat diketahui 10 alat memiliki jejak-jejak yang mengindikasikan pemakaian alat. Selanjutnya,dilakukan analisis jejak pakai pada 10 alat tersebut dengan mengamati dan merekam bentuk-bentuk jejak pakai, keletakan, dan distribusinya pada tajaman alat. Hasil analisis tipe alat dan jejak pakai selanjutnya dibandingkan dengan eksperimen para ahli yang menjelaskan keterkaitan antara jejak pakai dengan aktivitas penggunaan alat dan material yang dikerjakan. Kedekatan antara bentuk-bentuk jejak pakai hasil eksperimen para ahli dengan jejak pakai alat batu dari Situs Gua Arca digunakan untuk memperkirakan fungsi dari alat batu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperkirakan alat batu di Situs Gua Arca digunakan untuk aktivitas pengerjaan kayu dan pengolahan bahan makanan.

This article examines the functions of stone tools from Gua Arca site, Kangean Island, Madura, Province of East Java. This research aims to determine the functionality of the stone tools through tool-type and use-wear analysis and compare them with the experimental result from the experts. The knowledge of the stone tools functions was build by classifying the stone tools into a particular type that depends on edge attributes, including the edge localization and edge angle. Hereafter, the stone tools sorted to separate which of the 142 stone tools have a use-wear indication. The sorting result showed that ten stone tools have several traces that indicate the usage of the tools. Hereafter, the use-wear analysis conducted on these ten tools was observed and recorded according to the use-wear form, localization, and distribution on the tool edges. After that, the results on tool-type and use-wear analysis compared with the experts’ experiments. It explained the correlation between use-wear with the tools activities and the worked materials. The similarities between the use-wear forms from the experts’ experiments result and stone tools use-wear forms from the Gua Arca site used to interprate its functions. Based on the research conducted, it is estimated stone tools of Gua Arca were used for woodworking and food processing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasanuddin
"Kabupaten Nias merupakan suatu pulau yang terletak di pantai barat Sumatra. Sebagian besar daerah ini terdiri atas dataran-dataran rendah dan pegunungan kapur yang tingginya bervariasi. Peninggalan megalitik dalam berbagai bentuknya ditemukan pada ketinggian antara 100 - 800 meter dari permukaan laut, tersebar di Nias Selatan, Tengah, Barat, dan sebagian kecil di Nias Utara. Fokus penelitian ini mencakup Nias Selatan dan telah ditetapkan sebanyak lima situs. Bentuk-bentuk peninggalan megalitik yang ditemukan pada kelima situs tersebut seperti batu tegak (hehu), tempat duduk dari batu (osa-osa dan neogadi), meja batu (harefa) serta tempat persidangan (areosali). Keseluruhan bentuk peninggalan itu memperlihatkan bentuk yang spesifik dan tidak ditemukan di daerah lain di Nias. Kelima situs yang diteliti memperlihatkan keseragaman pola dalam hal bentuk, tata letak dan orientasi situs yang sama. Analisis yang digunakan meliputi analisis bentuk dan kontekstual serta dipadukan dengan studi etnografi terhadap daerah yang masih mempertahankan tradisi lamanya seperti Bawomataluwo dan Lolowa'u (Nias Selatan) Berta Mandrehe (Nias Tengah). Hasil analisis menunjukkan susunan keletakan benda yang teratur dan berteras. Masing-masing benda memiliki fungsi namun secara keseluruhan terikat oleh suatu sistem norma yang disepakati dalam masyarakat. Keseragaman pola mencerminkan aturan dan kesepakatan sosial dalam upacara pesta adat (owasa). Aspek budaya yang tercermin dalam pelaksanaan pesta (owasa) turut memberi wujud pada budaya materi yang dihasilkan, terutama peninggalan megalitik. Peninggalan megalitik di Nias Selatan erat kaitannya dengan pesta adat (owasa), sebab benda-benda tersebut tidak dapat dibangun sebelum diselenggarakan pesta. Tujuan pendirian megalit selain berkaitan dengan pesta pengukuhan stataus sosial juga sebagai tanda peringatan meninggalnya leluhur mereka. Studi etnografi menunjukkan bahwa situs-situs di Nias Selatan selain sebagai situs upacara (baik berkaitan dengan kemasyarakatan maupun religi) dan juga situs permukiman. Bentuk upacara dilaksanakan dengan mengerahkan orang dalam jumlah yang banyak dan turut dikorbankan puluhan hingga ralusan ekor babi.

Nias Regency is an island located on the west coast of Sumatra. Most of this area consists of lowlands and limestone mountains of varying heights. Megalithic relics in various forms are found at altitudes between 100 - 800 meters above sea level, spread across South, Central, West Nias, and a small part in North Nias. The focus of this research covers South Nias and has been determined as many as five sites. The forms of megalithic relics found at the five sites are upright stones (hehu), stone seats (osa-osa and neogadi), stone tables (harefa) and court places (areosali). All forms of these relics show specific forms and are not found in other areas in Nias. The five sites studied show uniform patterns in terms of the shape, layout and orientation of the same site. The analysis used includes form and contextual analysis and is combined with ethnographic studies of areas that still maintain their old traditions such as Bawomataluwo and Lolowa'u (South Nias) Berta Mandrehe (Central Nias). The results of the analysis show the arrangement of objects in a regular and terraced manner. Each object has a function but overall is bound by a system of norms agreed upon in society. The uniformity of the pattern reflects the rules and social agreements in the traditional party ceremony (owasa). The cultural aspects reflected in the implementation of the party (owasa) also give form to the material culture produced, especially megalithic relics. Megalithic relics in South Nias are closely related to the traditional party (owasa), because these objects cannot be built before the party is held. The purpose of establishing megaliths is not only related to the party to confirm social status but also as a sign of commemoration of the death of their ancestors. Ethnographic studies show that the sites in South Nias are not only ceremonial sites (both related to society and religion) but also settlement sites. The form of the ceremony is carried out by mobilizing people in large numbers and dozens to hundreds of pigs are also sacrificed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T2967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Hartati
"ABSTRAK
Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang berada pada zona
pertemuan antara tiga lempeng besar: lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik,
dan lempeng Eurasia. Perkembangan tektoniknya yang berlangsung sejak zaman
Tersier hingga sekarang membuat Pulau Sulawesi merupakan daerah teraktif di
Indonesia. Hal ini menyebabkan Pulau Sulawesi mempunyai fenomena geologi
yang kompleks dan rumit, sehingga banyak terdapat patahan-patahan besar yang
aktif. Untuk mengetahui keberadaan struktur patahan di bawah permukaan,
dilakukan analisis data gayaberat. Struktur patahan dapat diketahui dari peta
kontur anomali Bouguer, yang ditunjukkan dari adanya nilai anomali positif dan
negatif yang dibatasi dengan kontur yang rapat, seperti yang terindikasi pada
daerah Sulawesi Selatan, lengan Timur Sulawesi, dan Gorontalo. Analisa
spektrum dilakukan untuk mengetahui kedalaman anomali regional dan residual.
Filtering dengan metode polinomial orde 1, 2, dan 3 dilakukan untuk mengetahui
kemenerusan patahan. First horizontal derivative dan second vertical derivative
digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan serta jenis patahan, yang kemudian
dilakukan pemodelan 2D. Pengolahan data memperlihatkan bahwa, daerah
Sulawesi Selatan teridentifikasi adanya patahan normal yang diperkirakan
memiliki dip 18° dan strike N14°W, untuk daerah lengan Timur Sulawesi
teridentifikasi adanya patahan naik yang diperkirakan memiliki dip 10° dan strike
N74°E, sedangkan untuk daerah Gorontalo teridentifikasi adanya patahan naik
yang diperkirakan memiliki dip 12° dan strike N12°E.

ABSTRACT
Sulawesi Island is one of island in Indonesia that located at subduction zone
between 3 large plates: Indo-Australia plate, Pasific plate, and Eurasia plate. The
tectonic developments since Tertiary age until now causes the Sulawesi Island
become the active area in Indonesia. It makes Sulawesi Island have complex and
complicated geological phenomenon that many large active faults being there. In
order to know the presence of subsurface fault structure, gravity method was used.
Fault structure can be known from Bouguer anomaly contour map, that indicated
by anomaly positive and negative value which are limited by tightly contour, like
in Southern Sulawesi, Eastern arm Sulawesi, and Gorontalo. Spectrum analysis
was made to know the depth of regional and residual anomaly. Filtering using
first, second and third polynomial method was made to know the fault continuity.
First horizontal derivative dan second vertical derivative were used to identify the
presence and kind of fault, which is then performed by 2D modeling. Data
processing shows that South Sulawesi zone was identified as a presence of normal
fault with estimated of dip is 18° and strike is N14°W, for Eastern arm Sulawesi
zone was identified as a presence of thrust fault with estimated of dip is 10° and
strike is N74°E, then for Gorontalo zone was identified as a presence of thrust
fault with estimated of dip is 12° and strike is N12°E.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umbgrove, J.H.F.
Cambridge, UK: Cambridgeat the Univ. Press, 1949
550 UMB s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqy Irfanto
"Cadangan nikel laterit di nusantara tersebar pada wilayah Indonesia bagian tengah karena berasosiasi dengan jalur ultramafik. Pulau Pakal yang berada di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara menjadi salah satu daerah dengan prospek nikel laterit yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi batas antar zona laterit Pulau Pakal menggunakan korelasi metode resistivitas dengan konfigurasi Wenner dan data bor. Metode resistivitas digunakan untuk mengukur nilai tahanan jenis batuan laterit yang kemudian akan dikorelasikan dengan data bor untuk meningkatkan akurasi analisis yang akan dilakukan. Pengolahan data resistivitas dilakukan menggunakan perhitungan matematika inversi 2-D untuk menghasilkan penampang true resistivity 2-D. Selain itu dilakukan pengolahan data bor yang kemudian akan menghasilkan model penampang bor pada lintasan pengukuran. Hasil penelitian ini adalah integrasi penampang dari batasan antar zona laterit yang ditentukan berdasarkan respon resistivitas lintasan dan informasi litologi yang dihasilkan dari analisis unsur kimia pada data bor. Penampang integrasi lintasan 19 menunjukkan adanya perbedaan dalam menentukan batasan zona limonit dan saprolit berdasarkan nilai resistivitas dan data bor. Terdapat asosiasi air yang cukup signifikan pada zona limonit lintasan 19 yang membuat respon resistivitasnya menjadi lebih rendah daripada zona saprolit. Sebaliknya, penentuan batasan zona saprolit dan bedrock pada lintasan tersebut justru menunjukkan korelasi yang cukup baik. Penampang integrasi lintasan 20 menunjukkan korelasi yang baik antar respon resistivitas dan data bor di mana penentuan batasan zona laterit keduanya berada di kedalaman yang relatif sama.

The lateritic nickel reserves in the archipelago are distributed in the central part of Indonesia due to their association with ultramafic belts. Pulau Pakal, located in North Halmahera Regency, North Maluku Province, is one of the areas with good lateritic nickel prospects. This study aims to identify the boundaries between lateritic zones in Pulau Pakal using the correlation of resistivity methods with the Wenner configuration and borehole data. The resistivity method is used to measure the resistivity values of laterite rocks, which are then correlated with the borehole data to improve the accuracy of the analysis. The processing of resistivity data is done using 2-D inversion mathematical calculations to generate 2-D true resistivity sections. Additionally, the borehole data is processed to create a borehole cross-sectional model along the measurement path. The result of this study is the integration of cross-sections indicating the boundaries between lateritic zones, which are determined based on the resistivity response along the profile and lithological information obtained from the chemical analysis of the borehole data. The integration cross-section of profile 19 shows differences in determining the boundaries between the limonite and saprolite zones based on resistivity values and borehole data. There is a significant water association in the limonite zone of profile 19, which causes its resistivity response to be lower than that of the saprolite zone. Conversely, the determination of the saprolite and bedrock boundaries in that profile shows a fairly good correlation. The integration cross-section of profile 20 shows a relatively good correlation between resistivity response and borehole data, where the boundaries of both lateritic zones are at a similar depth."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayu Rinjani
"Lokasi penelitian terletak di Desa Cihaur yang terletak di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Secara Fisiografi Desa Cihaur termasuk bagian dari Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat atau Pegunungan Andesit Tua yang disusun oleh Formasi Jampang dan Formasi Dasit Ciemas. Pada area penelitian terdapat endapan skarn dengan batuan induk berupa batugamping. Endapan skarn merupakan endapan yang terbentuk akibat adanya kontak antara batugamping dengan batuan intrusi. Berdasarkan data perusahaan, batuan intrusi tidak ditemukan diatas permukaan. Oleh karena itu diperlukan studi fasies Vulkanik dan keterkaitan dengan batugamping yang berperan sebagai host skarn pada area penelitian untuk mengetahui skarn yang terbentuk pada area penelitian merupakan hasil kontak intrusi dengan batugamping atau akibat faktor lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis petrologi dan petrografi batuan inti sebanyak 22 lubang bor, Data-data yang diperoleh selanjutnya divisualisasikan dalam bentuk kolom litologi yang kemudian digunakan untuk menginterpretasikan hubungan antara fasies Vulkanik dengan batugamping yang berperan sebagai host skarn. Berdasarkan analisis petrologi dan petrografi didapati 13 litofasies yang kemudian dikelompokkan kedalam 6 satuan diantaranya Breksi Vulkanik, Lapilli Tuf, Tufaan, Andesit, Batugamping, dan Dasit Porfiri. Berdasarkan asosiasi litologi dan karakteristik litologi yang telah mengalami ubahan hidrotermal (alterasi) maka dapat disimpulkan bahwa daerah penelitian berada pada fasies proksimal gunung api. Keterkaitan antara batugamping dengan fasies vulkanik diinterpretasikan berdasarkan korelasi stratigrafi, didapati jika batugamping yang terubah menjadi marmer ataupun teralterasi skarn disebabkan oleh adanya terobosan oleh satuan dasit porfiri.

The research location is located in Cihaur Village which is located in Simpenan District, Sukabumi Regency, West Java Province. Physiographically, Cihaur Village is part of the Southern Mountain Zone of West Java or the Old Andesite Mountains which are composed of the Jampang Formation and the Ciemas Dacite Formation. In the research area there are skarn deposits with the source rock being limestone. Skarn deposits are deposits formed due to contact between limestone and intrusive rocks. Based on company data, intrusive rocks were not found above the surface. Therefore, it is necessary to study volcanic facies and their relationship with limestone which acts as a host for skarn in the research area to determine whether the skarn formed in the research area is the result of intrusive contact with limestone or due to other factors. The method used in this research is petrological and petrographic analysis of core rock from 22 drill holes. The data obtained is then visualized in the form of lithological columns which are then used to interpret the relationship between volcanic facies and limestone which acts as a skarn host. Based on petrological and petrographic analysis, 13 lithofacies were found which were then grouped into 6 units including Volcanic Breccia, Lapilli Tuff, Tufaan, Andesite, Limestone and Porphyry Dacite. Based on the lithological associations and lithological characteristics that have undergone hydrothermal change (alteration), it can be concluded that the research area is in the proximal volcanic facies. The relationship between limestone and volcanic facies is interpreted based on stratigraphic correlation, it is found that limestone is changed to marble or skarn alteration due to breakthroughs by porphyry dacite units."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Radiansyah
"Skripsi ini membahas data gigi hewan dari Situs Gua Pawon pada kala Holosen untuk mengetahui jenis hewan, asal habitat dan kemungkinan pemanfaatannya. Penelitian ini menggunakan analisis faunal berupa analisis taksonomis dan anatomis. Lapisan tanah dikelompokkan ke dalam empat unit arbitrer untuk mengetahuai sebaran vertikal gigi hewan. Penelitian ini menghasilkan jenis hewan dengan habitat di dalam gua' luar gua, hutan sekunder dengan pepohonan, air tawar dan air laut. Pemanfaatan hewan dimungkinkan sebagai hewan buruan, alat dan perhiasaan. selain memenfaatankan hewan yang terdapat di sekitar lingkungan gua, manusia penghuni situs Gua Pawon telah melakukan kontak dengan masyarakat pesisir."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11568
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Badrul Munir Habibulloh
"Sumatra Indonesia merupakan salah kerangka tektonik paling menarik di dunia untuk dipelajari saat ini. Termasuk di dalamnya terdapat sesar Semangko yang menjadi salah satu struktur geologi di sana. Identifikasi struktur bawah permukaan biasa dilakukan menggunakan metode seismik refraksi untuk mendapatkan data dengan resolusi tinggi. Di sisi lain, metode gravitasi juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kerapatan massa pada batuan penyusun kerak bumi. Pada penelitian kali ini, penulis mencoba mengidentifikasi karakter struktur sesar dengan studi kasus sesar Semangko di Sumatra Barat menggunakan metode gravitasi MS-SVD. Hasilnya, metode MS-SVD bekerja dalam mengidentifikasi sesar Semangko di mana memiliki orientasi Barat Laut–Tenggara dan dari 8 sesar putus-putus dengan masing-masing sesar dilakukan 2 slicing, didapatkan 17 slicing memiliki sudut dip mendekati 90° yang dapat ditafsirkan sebagai sesar strike slip dan sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Sumatra Indonesia is one of the most interesting tectonic frameworks in the world to study today. This includes the Semangko fault which is one of the geological structures there. Identification of subsurface structures is usually done using refractive seismic methods to obtain high resolution data. On the other hand, the gravity method can also be used to determine the level of mass density in the rocks that formed the earth's crust. In this study, the author tries to identify the structural character of the fault with a case study of the Semangko fault in West Sumatra using the MS-SVD gravity method. As a result, the MS-SVD method works in identifying the Semangko fault which has a Northwest – Southeast orientation and from 8 faults with 2 slicing each fault, 17 slicings have a dip angle close to 90° which can be interpreted as strike strike slip fault and in accordance with actual conditions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didin Mishbahuddin
"Wilayah Pegunungan Kumbang-Pojoktilu-Subang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Situs arkeologi di wilayah ini secara religi berasal dari masa pra sejarah, masa Hindu-Buddha, dan tradisi penganggungan leluhur masih berlanjut hingga saat ini. Penelitian arkeologi di wilayah ini masih terbatas, terutama dalam memahami distribusi situs-situs arkeologi secara makro. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara situs-situs arkeologi dan lingkungan fisiknya dengan pendekatan determinan ekologi. Teknik Archaeology Predictive Modelling menggunakan MaxEnt digunakan untuk mengidentifikasi pola kecenderungan pemilihan lahan dengan nilai variabel lingkungan fisik tertentu yang mendasari pertimbangan lokasi situs arkeologi di wilayah ini. Hasil permodelan MaxEnt menunjukkan variabel yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi situs meliputi kemiringan lahan 5°, nilai TPI 20-50 (posisi lebih tinggi daripada area sekitarnya), ketinggian lahan 800-1000 mdpl, jarak 0-50 meter dari sungai terdekat, jenis tanah grumosol kelabu, lokasi di Formasi Halang (Tmph), kemiringan menghadap ke arah utara, sistem lahan steep hills on marls with rock outcrops, nilai plan curvature 0-1 (kelengkungan lereng lateral sedikit cembung), dan nilai profile curvature -1-0 (kelengkungan lereng sejajar garis kontur sedikit cekung). Berdasarkan hasil tersebut, masyarakat pembuat situs di wilayah ini terutama mempertimbangkan aksesibilitas yang buruk, tetapi juga memperhatikan stabilitas lahan, ketersediaan air, dan ketersediaan makanan sebagai faktor pendukung.

The Kumbang-Pojoktilu-Subang Mountains region is located on the border of West Java and Central Java provinces. Archaeological sites in this region religiously date back to pre-history, the Hindu-Buddhist period, and the tradition of ancestral worship continues to this day. Archaeological research in this region is still limited, especially in understanding the macro distribution of archaeological sites. This research aims to identify the relationship between archaeological sites and their physical environment using an ecological determinant approach. The Archaeology Predictive Modelling technique using MaxEnt was used to identify patterns of land selection trends with specific physical environment variable values underlying the consideration of archaeological site locations in this region. MaxEnt modelling results show that variables that are considered in the selection of archaeological site locations include land slope of 5°, TPI value of 20-50 (higher position than the surrounding area), land elevation of 800-1000 masl, distance of 0-50 metres from the nearest river, grey grumosol soil type, location in the Halang Formation (Tmph), north-facing slope, land system steep hills on marls with rock outcrops, plan curvature value 0-1 (lateral slope curvature slightly convex), and profile curvature value -1-0 (slope curvature parallel to contour lines slightly concave). Based on these results, archaeological site builders in this region mainly consider poor accessibility, but also consider land stability, water availability, and food availability as supporting factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kristianto S. Priambodo
"Bangunan berundak merupakan salah sate wujud hasil budaya megalitik yang berkembang pada masa neolitik yaitu sekitar 2500 SM. Kenyataan hahwa adanya perbedaan bentuk dan jenis-jenis fitur pada tiap-tiap bangunan berundak yang ditemukan, maka hal inilah yang melatari dilakukannya penelitian awal yang deskriptif untuk memunculkan tipe-tipe fitur yang ada pada bangunan berundak Arca Domas Cibaiay, Bogor.
Penelitian berkisar masalah deskripsi serta perbandingan bentuk dan jenis-jenis fitur di dalam banqunan berundak Arca Domas itu sendiri dan juiga dengan bentuk, fitur-fitur sejenis pada situs-situs megalitik lemah Duhur, Puncak Tampomas, Ciarca/Panoguyangan, Leuwiliang, Tugugede, Pasir Pogor, Salak Datar, Arca Domas Baduy, Gunung Padanq, Gunung Putri, Pasir Manggu, Bukit Tongtu, Pasir Angin (Jawa Barat); Purpungraharjo, Jabung (Lampunq) ; Matesih (Surakarta) ; Terjan (Rembang) ; Kewar (Timor Barat) ; dan kompleks megalitik Sumba, Flores, Nias, dan Sulawesi Tengah.
Untuk mengetahui tipe-tipe fitur yang ada, maka dilakukan klasifikasi berdasar kesamaan atribut-atribut yang ditentukan pada jenis-jenis fitur bangunan berundak ini. Hasil klasifikasi akhir menunjukkan beragam jenis fitur pada bangunan berundak ini, yang secara garis hesar terbagi menjadi 2 kelompok fitur atas dasar atribut waktu pembuatan dan pemakaian fitur untuk kepentingan pemujaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk semula secara keseluruhan bangunan berundak ini tidak rusak dan digantikan dengan bentuk yang bisa diamati sekarang disebut bangunan berundak Arca somas Cibalay, Bogor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>