Ditemukan 67816 dokumen yang sesuai dengan query
Arung Rhaka Agni
"Perkembangan teknologi media visual, kejadian fenomenal, dan perdebatan teoretis mengenai hubungan visual dan kebijakan luar negeri mendorong para penulis keamanan untuk memasukkan analisis visual dalam proses sekuritisasi. Tulisan ini berusaha mengaji perkembangan tulisan-tulisan analisis visual dalam Teori Sekuritisasi. Pengelompokan literatur dalam tulisan ini menggunakan metode tipologi. Tulisan ini mengidentifikasikan empat tema besar yang umumnya menjadi fokus dalam pembahasan literatur mengenai visual dalam Teori Sekuritisasi: pertama, perkembangan Teorisasi Sekuritisasi Visual; kedua, penggunaan Sekuritisasi Visual oleh aktor sekuritisasi; ketiga, pembahasan visual dalam perannya untuk membangkitkan emosi audiens dan; keempat, pembahasan dampak genre media sekuritisasi visual atas konstruksi ancaman terhadap referent object. Dari keempat tema tersebut pembahasan mengenai teori sekuritisasi visual merupakan pembahasan yang paling banyak ditulis oleh para peneliti. Dengan mayoritas peneliti menuliskan pendefinisian Teori Sekuritisasi Visual dan bagaimana sebuah visual dapat bekerja dalam kerangka kerja sekuritisasi. Perdebatan yang muncul dari tulisan mayoritas ini adalah mengenai peran visual dalam mengonstruksikan keamanan; apakah melalui speech-act atau dapat mengonstruksikan keamanan dengan cara baru. Sementara itu, tema lain yang cukup banyak ditulis adalah mengenai penilaian para peneliti tentang dampak genre visual atas konstruksi ancaman terhadap referent object. Tulisan ini menemukan bahwa para peneliti keamanan melihat peran sentral visual sebagai bagian dari proses sekuritisasi, tetapi masih belum sepakat mengenai ketepatan peran visual dalam kerangka kerja sekuritisasi. Selain itu tulisan ini menemukan bahwa simbol/ ikon merupakan genre visual yang memiliki kemungkinan sekuritisasi paling tinggi, sebagai contoh gambar ikon ‘Aisha’ di sampul majalah TIME yang mendorong terjadinya debat dalam hal keberlanjutan intervensi militer Amerika Serikat ke Afganistan. Tulisan-tulisan yang membahas visual dalam Teori Sekuritisasi banyak berbicara mengenai konsep internal dari sekuritisasi seperti peran visual dalam kerangka kerja speech-act. Namun, sampai saat ini masih belum banyak tersedia tulisan yang membahas tentang peran emosi dan peran audiens dalam konstruksi keamanan melalui visual.
The development of visual media technology, phenomenal events, and theoretical debates regarding visual relations and foreign policy prompted security writers to include visual analysis in the securitization process. This paper attempts to examine the development of visual analysis writings in Securitization Theory. The literature grouping in this paper uses the typology method. This paper identifies four major themes that are generally the focus in the literature on visual discussions in Securitization Theory: first, the development of Visual Securitization Theory; second, the use of Visual Securitization by securitization actors; third, visual discussion in its role to evoke audience emotions and; fourth, the discussions of the impact of the visual genre on threat construction of the referent object. From the four major themes, the discussion most written by researchers is about visual securitization theory. Majority of this writing is about the definition of Visual Securitization Theory and how a visual can work within the framework of securitization. The debate that emerges from this majority paper is about the visual position in constructing security, whether visual helps speech-act or can construct security in a new way. Meanwhile, another theme that has been written quite extensively is the researchers' assessment of the impact of the visual genre on threat construction of the referent object. This paper finds out that security researchers see the central role of visuals as a part of the securitization process, but they still disagree about the appropriateness of visuals within the securitization framework. In addition, this paper finds out that symbols/icons are visual genres that have the highest possibility of securitization, as an example an iconic image of ‘Aisha’ on the cover of TIME magazine provokes the debate of the continuation of US military intervention to Afghanistan. Writings that discuss visuals in Securitization Theory mainly concern about the internal concept of securitization such as the visual role in the speech-act framework. However, there are not many literature available discussing the role of emotions and the role of audience in security construction through visuals."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
R. Soufie Rosalind Saudiah
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana anggota organisasi birokrasi berinteraksi pada Whatsapp group chat berdasarkan konsep rhetorical sensitivity sensitivitas retorik, serta kaitannya dengan konteks birokrasi di Indonesia. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivism dengan metode penelitian netnografi pada teks grup WhatsApp salah satu unit kerja di Kementerian Pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam berinteraksi pada grup WhatsApp, tiap-tiap individu akan menampilkan satu dari tiga gaya sensitivitas retorik rhetorical sensitive, noble self atau rhetorical reflector ketika mereka dihadapkan pada satu situasi komunikasi atau arah komunikasi organisasi tertentu Edie Paulson, 1986. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa WhatsApp group chat berpotensi mempersingkat alur komunikasi birokrasi, namun enkulturasi budaya instansi pemerintah yang sudah mengakar tidak serta merta hilang dengan hadirnya komunikasi bermediasi teknologi dalam organisasi birokrasi.
ABSTRACTThis study aims to examine how members of bureaucracy organization interact in WhatsApp group chat based on the rhetorical sensitivity concept, and how it relates to the Indonesian bureaucracy context. It observed the WhatsApp group chat of one of the working units in the Ministry of Tourism under the post positivism paradigm with netnography as the research methodology. The result shows that each members of the WhatsApp group chat tend to performs one out of three rhetorical style ndash the rhetorical sensitive, noble self or rhetorical reflector ndash when faced with particular communication situation or certain organizational communication flow Eddie Paulson, 1986. Other finding also shows that WhatsApp group chat is potential to shorten the bureaucracy communication flow however the enculturation of bureaucratic culture which have been rooted over a very long period of time within the government office would not be easily shifted with the presence of the technology mediated communication in this bureaucratic organization."
2017
T48924
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ledin, Per
Los Angeles: Sage, 2018
302.226 LED d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dewi Candraningrum
"
AbstrakObjektifikasi perempuan dalam budaya visual tidak terlepas dari rendahnya representasi perempuan dalam ICT dan sains. Representasi visual perempuan dalam media didominasi oleh fantasi, hyperrealitas dan kebohongan ang bersifat tidak adil gender, homogen dan tidak mengakui keberagaman. Konsolidasi ketidakadilan sosial, subversi norma gender, klik-aktivisme dalam Socmed mengalami peminggiran dari media profit raksasa. Cyberfeminisme, blog dan Socmed memainkan peranan penting dalam mewujudkan dunia virtual yang adil gender. Dengan banyaknya cyber harassment maka dibutuhkan cyber harassment law di Indonesia.
Opini Anda"
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2013
305 JP 18:3(2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Putri Zahra Kamalia
"penggunaan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) juga semakin meningkat. Salah satu contohnya yaitu dengan kehadiran new media sebagai media berbasis jaringan internet yang menghubungkan satu individu dengan individu lain. New Media saat ini juga telah digunakan oleh Direktorat Sistem Informasi Telkom University sebagai media handling complaint dengan nama yaitu grup Facebook Helpdesk Direktorat Sisfo. Tujuan penelitian ini untuk mencari tahu seberapa besar tingkat kepuasan mahasiswa Telkom University dalam penanganan keluhan tersebut dan indikator apa saja yang telah memenuhi kepuasan dan masih belum memenuhi kepuasan mahasiswa Telkom University. Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisis data melalui perhitungan mean, ANOVA dan t-test independent. Hasil penelitian menunjukkan dari lima indikator penilaian kepuasan, indikator kesesuaian informasi dan teknologi telah mencapai puas (rata-rata nilai > 3), sedangkan indikator respon, empati dan kenyamanan masih dinyatakan tidak puas (rata-rata nilai < 3). Secara keseluruhan, skor rata-rata kepuasan mahasiswa yaitu 2,95 yang berarti apa yang diharapkan oleh mahasiswa masih belum dapat terpenuhi. Hasil penelitian menunjukkan tiga Prodi dan Fakultas yang memiliki nilai puas (> 3) dan empat Prodi dan Fakultas yang memiliki nilai tidak puas (< 3). Berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa memiliki kepuasan yang lebih dengan nilai 3,00 dibanding mahasiswi yang nilai rata-ratanya yaitu 2,92."
FSRD-ITB, 2016
303 JSIOTEK 15:1 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Muhammad Ashari
"Tesis ini membahas tentang jurnalis suratkabar dalam menghadapi perubahan lingkungan kerja sebagai akibat penerapan teknologi digital oleh perusahaannya. Adopsi teknologi digital oleh perusahaan media kerap menimbulkan tegangan antara jurnalis dengan manajemen. Tesis ini melihat perubahan lingkungan kerja yang dialami oleh jurnalis tidak terlepas dari posisinya di dalam arena jurnalistik yang tengah berada dalam dominasi kapitalisme digital. Jonathan Pace (2013) mendefinisikan kapitalisme digital sebagai persilangan antara kecenderungan struktur kapitalisme dengan proses-proses digital. Menurutnya, kapitalisme digital merupakan kumpulan proses, situs dan/atau momen, dimana teknologi digital memerantarai kecenderungan struktural kapitalisme, yakni akumulasi kapital. Dengan demikian, penelitian ini melihat jurnalis berada dalam dua relasi-sosial yang saling berlawanan, yakni jurnalis sebagai agen yang ditundukkan dalam relasi kuasa ekonomi, dimana ia sepenuhnya dipandang sebagai komoditi dan jurnalis sebagai agen yang menjalankan perannya, merealisasikan potensinya di arena jurnalistik, yakni arena yang sebenarnya memiliki nilai, prinsip, serta cara bermainnya tersendiri dan tidak sepenuhnya berdasarkan logika kuasa ekonomi. Penelitian ini menggunakan Teori Arena-Habitus-Kapital Pierre Bourdieu untuk menganalisis kontestasi jurnalis di arena jurnalistik yang didominasi oleh kapitalisme digital tersebut. Penelitian dilakukan terhadap empat subyek yang berprofesi jurnalis Pikiran Rakyat. Paradigma penelitian ini adalah paradigma kritis yang melihat ada hubungan kuasa di dalam praktik sosial agen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bila dominasi kapitalisme digital dalam media massa cetak, khususnya Pikiran Rakyat, berlangsung dari keterlibatannya dalam relasi pertukaran berbasis pasar komoditi media. Kompleksitas yang terjadi dari dominasi kapitalisme digital di “PR” mewujud ke dalam kontestasi jurnalisnya sebagaimana yang tecermin dalam subyek penelitian ini. Di tengah kontestasi subyek, kelas dominan memainkan peran yang menentukan melalui pendistribusian kuasanya ke dalam arena
This thesis discusses newspaper journalists in dealing with changes in the work environment as a result of the application of digital technology by their companies. The adoption of digital technology by media companies often creates tension between journalists and management. This thesis observes that the changes in the work environment experienced by journalists cannot be separated from their position in the journalistic arena which is currently dominated by digital capitalism. Jonathan Pace (2013) defines digital capitalism as a cross between the structural tendencies of capitalism and digital processes. According to him, digital capitalism is a collection of processes, sites and / or moments, where digital technology mediates the structural tendency of capitalism, namely capital accumulation. Thus, this research sees journalists in two opposing social relations, namely journalists as agents who are subject to economic power relations, where they are fully viewed as commodities and journalists as agents who carry out their roles, realizing their potential in the journalistic arena, the arena which has its own values, principles, and ways of playing and is not entirely based on the logic of economic power. This study uses Pierre Bourdieu's Arena-Habitus-Kapital Theory to analyze journalists' contestation in the journalistic arena which is dominated by digital capitalism. The study was conducted on four subjects who are journalists. This research paradigm is a critical paradigm that sees a power relationship in the agent's social practice. The research method used is the case study method. The results obtained are trajectory or a description of the life experience of the subject where the habitus and capital are recorded. The results showed that the domination of digital capitalism in newspaper, especially in Pikiran Rakyat, took place from its involvement in exchange relations of commodity markets. The complexity that occurs from the domination of digital capitalism in "PR" manifests in its journalists' contestation as reflected in the informant of this study. In the midst of journalist contestation, the dominant class plays a decisive role through the distribution of power into the arena"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Yakobus Suharyono
"
ABSTRAKTeknologi digital mendorong perkembangan pendidikan; pendidikan memacu kemajuan hidup melalui terciptanya berbagai hasil teknologi digital. Kolaborasi literasi digital dan pendidikan memerlukan kemampuan komunikasi yang didasarkan pada kemampuan memperoleh, memanipulasi dan mengemas informasi dan literasi digital yang mencakup literasi informasi dan komunikasi, yang dibangun dan didaya-gunakan secara sinergis. Sebagai penyelaras upaya hominisasi dan humanisasi dalam pendidikan abad ke-21, literasi digital dalam pendidikan mendorong pencapaian digital-citizenship yang memungkinkan pengembangan pendidikan dan pengembangan teknologi digital demi kemajuan hidup manusia.
ABSTRACTDigital technology encourages educational advancement; conversely, education enhances human life advancement by creation of digital technologies. The collaborativeness of digital literacy and education requires communicative competence of searching, manipulating, packaging and communicating information and digital literacy including information and communication literacies which are appropriately constructed and functioned sinergically. Functioning as a harmonizer of educational hominization and humanization process in the 21st century, digital literacy in education enhances to obtain digital-citizenship which possibly develops either education or digital improvement for the sake of human live advancement."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Andreas Nicolas Kurniadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan perjalanan wisata pada milenial (20 - 40 tahun) menggunakan pendekatan kemungkinan elaborasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penduduk milenial Indonesia yang aktif menggunakan media sosial Instagram dan Youtube. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dalam mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam meningkatkan keinginan perjalanan wisata seseorang, pandangan destinasi wisata yang dimiliki nya sangat berpengaruh. Dan dalam mempengaruhi pandangan destinasi wisata, visual media berperan menjadi jalur komunikasi pesan. Kualitas argumen dan keterlibatan audiens yang tinggi akan mempengaruhi pandangan audiens akan suatu destinasi wisata. Kedua variabel ini merupakan variabel dalam dimensi rute sentral. Sedangkan, pada rute periferal, kredibilitas sumber mempengaruhi keterikatan audiens. Sehingga pada suatu video destinasi wisata, kualitas argument yang ada pada pesan serta keterlibatan yang dapat diciptakan nya akan meningkatkan minat perjalanan penerima pesan.
This study aims to determine the factors that influence the desires of a millennial tour (20 - 64 years) using the possibility of elaboration approach. The sample used in this study is Indonesian millennial residents who actively use social media Instagram and Youtube. This research uses Structural Equation Modeling (SEM) in processing data. The results of this study indicate that in increasing the desire of one's travel, the views of the tourist destinations they have are very influential. And in influencing the views of tourist destinations, visual media plays a role in communicating messages. The quality of argument and high audience involvement will affect the audience's view of a tourist destination. Both of these variables are variables in the dimensions of the central route. Meanwhile, on the peripheral route, source credibility affects the audience's engagement. So that in a tourist destination video, the quality of the arguments in the message and the involvement that can be created will increase the interest of the recipient's trip.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mahrani Dewi
"Industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang berkualitas dan terkualifikasi. Salah satu aspek CPOB adalah personalia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sumber informasi penting yang dapat menunjang proses kerja administrasi, kontrol terhadap kebutuhan kualifikasi personel serta mencari informasi terkait kompetensi personel dalah arsip. Arsip Pesonal File merupakan arsip dinamis aktif yang berhubungan dengan kepegawaian sebagai contoh seperti data riwayat hidup personil, surat lamaran, curriculum vitae, dan sebagainya. Personal file dibuat untuk memudahkan operator administrasi untuk melihat secara keseluruhan informasi penting tiap personil dalam satu file dan memudahkan untuk memantau tanda “warning” untuk para personil yang butuh dilakukannya medical check up, kualifikasi visual, dan kualifikasi gowning. Selain itu, mesin dan peralatan merupakan fasilitas dalam keseluruhan proses produksi dalam mengembangkan kegiatan produksinya, tidak terlepas dari produktivitas dan efisiensi mesin. Evaluasi rutin untuk mengoptimalkan suatu pengerjaan khususnya pada proses produksi disebut OEE (Overall Equipment Effectiveness), bertujuan untuk memantau efektivitas suatu proses sehingga nantinya dapat dilakukan upaya- upaya yang dapat meningkatkan efektivtias proses tersebut. Visual management yang dibuat dalam bentuk visual board digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan produktivitas selama kegiatan produksi dilakukan yang nantinya akan diaplikasikan langsung dan diisi oleh group leader yang bertugas.
The pharmaceutical industry is responsible for providing qualified personnel. One aspect of GMP is personnel who have sufficient knowledge and skills to carry out their duties and responsibilities. Important sources of information that can support administrative work processes, control the qualification needs of personnel and seek information related to personnel competencies are archives. Personal Archives File is an active dynamic archive related to employment, for example, such as personal curriculum vitae data, cover letters, curriculum vitae, and so on. Personal files are created to make it easier for administrative operators to view the overall important information of each personnel in one file and make it easier to monitor warning signs for personnel who need medical check-ups, visual qualifications, and gowning qualifications. In addition, machines and equipment are facilities in the entire production process in developing production activities, inseparable from machine productivity and efficiency. Routine evaluation to optimize a work, especially in the production process, is called OEE (Overall Equipment Effectiveness), which aims to monitor the effectiveness of a process so that later efforts can be made to increase the effectiveness of the process. Visual management made in the form of a visual board is used to evaluate performance and productivity during production activities which will be applied directly and filled by the assigned group leader."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Masayu Revi Triputri
"Demonstrasi tolak UU Cipta Kerja menjadi sorotan utama dalam pemberitaan media massa pada bulan Oktober 2020. Pelaksanaan demonstrasi tolak UU Cipta Kerja diperlihatkan melalui visualisasi dinamika kekerasan dan konflik dalam pemberitaan media massa sehingga memunculkan cara pandang yang negatif terhadap pelaksanaan demonstrasi tersebut. Dalam protest paradigm hal ini dijelaskan sebagai pola liputan media yang berfokus untuk menyoroti konteks-konteks di luar dari isu utama dari pelaksanaan demonstrasi. Adapun lebih lanjut dalam perspektif kriminologi visual, representasi visual terhadap pelaksanaan demonstrasi mengindikasikan visualitas untuk menutupi kekerasan oleh negara yang dalam konteks ini adalah kekerasan yang dilakukan oleh polisi sebagai aparat pengendalian resmi negara. Untuk menganalisis konteks tersebut, penulis melakukan analisis visual kualitatif terhadap data-data visual yang dikumpulkan dari pemberitaan-pemberitaan terhadap demonstrasi tolak UU Cipta Kerja selama bulan Oktober 2020 sebanyak 142 data visual beserta caption yang tertera di bawah gambar. Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa representasi visual terhadap pelaksanaan demonstrasi memperlihatkan tindakan melanggar hukum dan penyimpangan dalam visualitas demonstran dan disisi lain dapat menutupi bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan oleh polisi sebagai aparat pengendalian resmi. Pelaksanaan demonstrasi pun kemudian melekat dengan citra negatif dan dinilai sebagai tindakan yang sia-sia.
Demonstrations against UU Cipta Kerja became the main focus in the mass media coverage in October 2020. The demonstration against UU Cipta Kerja was shown through visualizing the dynamics of violence and conflict in mass media reporting, giving rise to a negative perspective on the implementation of the demonstration. In the protest paradigm this is explained as a pattern of media coverage that focuses on highlighting contexts outside of the main issue of conducting demonstrations. Furthermore, in the perspective of visual criminology, the visual representation of the implementation of the demonstration indicates visuality to cover up violence by the state which in this context is violence perpetrated by the police as the official state control apparatus. To analyze this context, the author conducted a qualitative visual analysis of the visual data collected from reports on demonstrations against UU Cipta Kerja during October 2020 around 142 visual data alongside caption that is included below. It can further be concluded that the visual representation of the demonstration shows unlawful acts and deviations in visuality of demonstrators and on the other hand can cover up the forms of violence carried out by the police as an official controlling apparatus. The demonstration was then attached to a negative image and was judged as a futile act."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library