Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ali Zainal Abidin
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat retensi karyawan dalam suatu perusahaan di Indonesia. Skripsi ini menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kompensasi finansial dan pegembangan karir terhadap retensi karyawan. Hal tersebut dikarenakan kompensasi finansial dan pengembangan karir menentukan tingkat motivasi karyawan untuk pencapaian tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Studi ini mengeksplorasi 3 variabel penting. Kompensasi finansial dan pengembangan karir sebagai variabel independen. Sedangkan retensi karyawan sebagai variabel dependen. Penelitian ini melibatkan 68 orang dari sebuah perusahaan telekomunikasi di Jakarta sebagai responden dengan menggunakan metode total random sampling pada divisi wholesale service. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan alat bantu Statistical Product and Service Solution(SPSS) Versi 25.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi finansial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap retensi karyawan, sedangkan pengembangan karir tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap retensi karyawan. Akan tetapi secara simultan kompensasi finansial dan pengembangan karir memiliki pengaruh yang signifikan terhadap retensi karyawan.

The purpose of this study is to investigate the retention rate of an organization in Indonesia. This paper tests that if there is significant effect between financial compensation and career developement to the employee retention. This is because financial compensation and career developement dictates the level of motivation essential for the attainment of individual and organizational goals. This study explored these three important variables. Financial compensation and career developement was the independent variables. Employee retention was the dependent variable. The study used 68 persons of a telecommunication firm on Jakarta as the respondents and used total random sampling in Wholesale Service Division. The data was collected by questionnaires and analyzed with Statistical Product and Service Solution(SPSS). The results showed that financial compensation have a significant relation to employee retention, meanwhile career developement not have a significant relation to employee retention. But, simultaneously financial compensation and career developement has signifiant to employee retention"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subali
"ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan dua-tahap desain metode penelitian campuran berurutan terdiri dari teknik pengumpulan dan analisis data dengan metode kuantitatif yang dilanjutkan dengan metode kualitatif. Model penelitian dikembangkan berdasarkan tinjauan literatur, survey persepsi dan studi lapangan kualitatif. Survey dilakukan kepada 93 pegawai.Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal dari individu pegawai dapat menjadi potensi penyebab turnover intention. Sementara sebagai upaya mencegah turnover pegawai, penerapan employee retention berupa penghargaan ekstrinsic reward-finansial, manajemen karir, dukungan tempat dan alat kerja belum dapat memberikan kontribusi yang positif. Namun manajemen karir informal dan dukungan supervisor/manajemen sudah dapat memberikan kontribusi yang positif.

ABSTRACT
This research uses a sequential explanatory mix method desain in collecting and analyzing the data. The research model was developed based on literature review, perception survey and qualitative fieldwork. The survey was conducted to 93 employees.The findings of the study indicate that external factors from individual employees can be a potential cause of turnover intention. While as an effort to prevent employee turnover applying employee retention, the form of extrinsic rewards financial rewards, career management, environment support and inventory have not been able to make a positive contribution. But informal career management and superiors support have contributed positively."
2017
T47839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruli Nizar Helmi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh reward, lingkungan kerja dan manajemen karir di PT Batan Teknologi (Persero) yang mempunyai usaha di bidang industri nuklir. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pembagian kuesioner kepada karyawan tetap yang berjumlah 40 responden dengan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah analisis multiple linier regression. Dari hasil analisis, didapat hasil berupa tidak adanya pengaruh signifikan antara reward dengan retensi karyawan. Sementara lingkungan kerja dan manajemen karir mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap retensi karyawan di PT Batan Teknologi (Persero).

ABSTRACT
The purpose of this research was to examine the influence of reward, work environment and career management on employee retention in PT Batan Teknologi (Persero) which has nuclear technology business. Data was collected from 40 permanent employee with purposive sampling method. Multiple linier regression was used to analyze the data. The result shows that reward has insignificant positive relationship with employee retention. On the other hand, work environment and career management have significant positive relationship with employee retention in PT Batan Teknologi (Persero)."
2014
S54376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Aulia Widyatami
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh career development terhadap employee retention dengan employee engagement sebagai variabel mediasi. Career development diukur menggunakan konsep assesment phase, direction phase dan development phase. Employee engagement diukur dengan vigor, dedication, dan absorption dan employee retention diukur dengan indikator employee retention intention. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner yang dilakukan pada 90 karyawan kantor pusat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk dengan menggunakan teknik non-probability convenience sampling. Penelitian ini menggunakan analisis jalur dan sobel test untuk menguji pengaruh langsung dan mediasi dari variabel-variabel.Hasil analisis jalur mengindikasikan bahwa career development mempengaruhi employee engagement secara signifikan. Hasil analisis jalur juga mengindikasikan bahwa career development dan employee engagement mempengaruhi employee retention secara signifikan. Hasil sobel test membuktikan pengaruh tidak langsung career development terhadap employeeretention melalui employee engagement secara signifikan.

This study aims to examine career development on employee retention through employee engagement as a mediating variable. assesment phase, direction phase and development phase) Vigor,dedication,and absorption and employee retention intention indicator were using to measure career development,employee engagement and employee retention. This research used a quantitative approach. Data was collected through questionnaire which conducted on 90 employees PT Jasa Marga (Persero) Tbk by non-probability convenience sampling method. Path analysis and sobel test were used to test the direct and mediating relationship between variables. Path analysis show that career development affects employee engagement significantly. It also show career development and employee engagement affect employee retention significantly. Sobel test confirm for the indirect effect of career development on employee retention through employee engagement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Yunita Rosalyn
"Penelitian ini mengkaji tentang niat untuk berhenti karyawan PT XYZ, perusahaan yang bergerak di bidang jasa industri minyak dan gas. Untuk mengkaji niat karyawan PT XYZ untuk berhenti bekerja, peneliti menguji persepsi terhadap sistem kompensasi dan komitmen organisasi sebagai variabel bebas penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, analisis regresi untuk melihat pengaruh persepsi sistem kompensasi dan komponen komitmen organisasi terhadap niat untuk berhenti dari perusahaan. Hasil analisis regresi komitmen dan persepsi kompensasi terhadap niat untuk berhenti diperoleh R² = 0.549 dengan p = 0.000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel secara bersama-sama mempengaruhi niat untuk berhenti sebesar 54.9% dan 45.1% dipengaruhi oleh faktor lain. Lebih lanjut ditemukan bahwa dimensi afektif dan kontinuans memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat untuk berhenti. Komitmen afektif memiliki nilai B = -2.925 pada p = 0.001 dan komitmen kontinuans memiliki nilai B = -1.701 pada p = 0.050. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan dari komitmen afektif dan komitmen kontinuans dapat menurunkan niat untuk berhenti pada karyawan PT XYZ. Berdasarkan temuan tersebut peneliti merancang intervensi pengembangan organisasi yang berfokus pada metode human process dan human resource management

This research aims to study the intention to leave of PT XYZ’s employees, a company which is engaged in oil and gas services. This research focuses on finding out the influence of the perception of the employees on compensation system and organization commitment toward the intention to leave of the employees of PT XYZ. This research uses quantitative analysis; regression analysis is used to find out the influence of perception of compensation system and component of organization commitment on employees’ intention to leave. The result of commitment regression analysis and perception of the employees on compensation system toward the intention to leave is R² = 0.549 with p = 0.000. It shows that both variables simultaneously influence the intention to leave 54.9% and the rest (45.1%) is influenced by other factors. In addition, it is found that affective and continuance dimensions have a significant influence on the intention to leave. The affective commitment has B = -2.925 on p = 0.001 and continuance commitment are able to decrease the intention to leave of the employees of PT XYZ.. Based on those results, it is suggested that an intervention of organizational development focusing on human process orientation and human resource management be applied."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Umayma
"Penelitian ini membahas penerapan kompensasi non finansial dalam mempertahankan motivasi kerja guna mencapai kesejahteraan pekerja. Urgensi dilakukannya penelitian ini diawali dengan kesadaran bahwa karyawan merupakan unsur terpenting dalam tercapainya tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan dapat tercapai apabila kebutuhan karyawan terpenuhi, yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan sosial pekerjanya. Upaya memenuhi kebutuhan pekerja dapat dilakukan melalui pemberian kompensasi sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras karyawan. Kompensasi non finansial perlu mendapatkan perhatian karena perannya tidak kalah penting dari kompensasi finansial dalam mempertahankan motivasi dan menjamin kesejahteraan karyawan. Penelitian skripsi dilakukan dari bulan Maret–Juni 2023 dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan 4 informan. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa PT X memberikan kompensasi non finansial dalam bentuk pelatihan (training), employee gathering, tugas yang menarik dan menantang, promosi jabatan, supervisi, serta penghargaan dan rekognisi. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kompensasi non finansial di PT X, yaitu kinerja karyawan, kesadaran dan kedisiplinan kerja karyawan, jabatan dan tanggung jawab, dan peraturan pemerintah dan kebijakan perusahaan. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa PT X telah menerapkan berbagai bentuk kompensasi non finansial yang turut berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan karyawan yang akan mempertahankan motivasi kerja karyawan dan menjamin kesejahteraan karyawan. Selain itu, hasil penelitian ini memberikan manfaat pada pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya pada mata kuliah Kesejahteraan Sosial dalam Sektor Industri tentang MSDM khususnya terkait materi Employee Benefit.

This research discusses the application of non-financial compensation in maintaining employee motivation in order to achieve employe’s welfare. The urgency of conducting this research begins with the awareness that employees are the most important element in achieving company goals. Company goals can be achieved if the needs of employees are met, which will directly or indirectly improve the social welfare of its workers. Efforts to meet the needs of workers can be done through the provision of compensation as a form of appreciation for the hard work of employees. Non-financial compensation needs attention because its role is no less important than financial compensation in maintaining motivation and ensuring employee welfare. Thesis research was conducted from March to June 2023 using a descriptive qualitative research approach. Data collection was carried out through in-depth interviews with 4 informants. The selection of informants was carried out using a purposive sampling technique. The results of the study show that PT X provides non-financial compensation in the form of training, employee gatherings, interesting and challenging assignments, promotion, supervision, as well as awards and recognition. There are factors that influence the provision of non-financial compensation at PT X, namely employee performance, employee awareness and work discipline, position and responsibility, and government regulations and company policies. The results of the study illustrate that PT X has implemented various forms of non-financial compensation which contribute to meeting the needs of employees which will maintain employee motivation and ensure employee welfare. In addition, the results of this research provide benefits for the development of Social Welfare Science, especially in the Social Welfare in the Industrial Sector course on HRM, especially regarding Employee Benefit material."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Maharani
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan kombinasi antara job embeddedness dan informal learning akan mempengaruhi employee retention di perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode survei dengan cara memakai total sampling terhadap populasi. Jumlah responden yang ada di dalam penelitian ini berjumlah 199 orang. Penelitian ini mengaplikasikan tiga teori utama, teori job embeddedness dari Mitchell dkk., informal learning oleh Raimonda Alonderien?, dan juga teori employee retention dari Mathis dan Jackson. Hasil menunjukkan bahwa job embeddedness dan informal learning mempengaruhi employee retention secara positif dan kuat.

ABSTRACT
The purpose of this research is to explain the combination of job embeddedness and informal learning would influence the employee retention in a company. This research used a quantitative approach to gather the data by utilizes a survey method which then implementing total sampling to the population. Total respondents in this research are 199 employees. This research applied three main theories which are the theory of job embeddedness by Mitchell et al., the informal learning by Raimonda Alonderien , and also the theory of employee retention by Mathis and Jackson. The expected result showed that job embeddedness and informal learning affect employee retention positively and strongly.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Krisnadewi
"Each company has to take the fact that its existence in the future depend on human resources. Without having competitive human resource a company will be decrease because of incapability to face competition. Company must to do career development to improve and increase employee?s job in order to be able to give the best contribution in pursue company?s business goals.
This research aimed to know perception of employee about career development at Head Office in PT XYZ. This research entangle 76 respondents of Head Office PT XYZ?s employees. This technique of data collecting used in this research is through spreading questionnaire, interviewing, and also literature related to this research theme. Assessment from result of the answer of questionnaire uses Likert scale which delivered frequency distribution. In this research, writer use quantitative approach.
Conclusion resulted from this research is overall the employee?s perception of career development at Head Office in PT XYZ is good. In assessment phase, employee?s perception of implementation of self assessment and succession planning is good. In direction phase, employee?s perception of implementation of job posting is good. In development phase, employee?s perception of implementation of career development is good. Thereby an improvement of career development implementation such as make workbooks, skills inventory, implement career planning workshops, improve communication between organization and employee about career development program in company and giving equal opportunity to every employee with good performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Rayvina Triananda Nurdin
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir terhadap employee engagement karyawan PT. Bukaka Teknik Utama Unit Usaha Jembatan. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif, di mana dalam penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengembangan karir terhadap employee engagement. Adapun hasil penelitian yang diperoleh ialah adanya pengaruh pengembangan karir terhadap employee engagement karyawan PT. Bukaka Teknik Utama Unit Usaha Jembatan. Kemudian saran yang diberikan ialah dengan mempertahankan kondisi yang sudah baik pada indikator-indikator yang mengukur employee engagement dan memperbaiki program pengembangan karir pada karyawan PT. Buakaka Teknik Utama Unit Usaha Jembatan.

The purpose of this study is to find out the influence of career development on employee engagement of Steel Bridge Business Unit Employee of PT. Bukaka Teknik Utama. The method of use quantitative research, that using questionnaire and interview to determine the influence of career development on employee engagement. The result indicate that there is an influence of career development on employee engagement of Steel Bridge Business Unit Employee of PT. Bukaka Teknik Utama. This research suggests to maintain conditions that already well on indicators for measuring employee engagement and improve career development program."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S55807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Septiani
"Secara umum motivasi dapat diartikan sebagai konsep perealisasian diri seseorang atau self concept realization. Konsep universal yang juga berlaku pada kehidupan berorganisasi ini ini mencerminkan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu jika orang tersebut hidup dalam suatu cara yang sesuai dengan peran yang dia sukai, dan jika orang tersebut diperlakukan sesuai dengan tingkatan yang lebih dia sukai, serta jika orang tersebut diperlakukan dengan cara yang sesuai dengan cara yang mencerminkan penghargaan seseorang atas kemampuannya.
Setiap organisasi bisnis harus mampu menyusun kerangka yang tepat bagaimana sebaiiknya motivasi itu diberlakukan pada setiap individu yang terlibat di dalamnya. Motivasi menjadi tugas kepemimpinan dimana jajaran pemimpin mengkonseptualisasi dan sekaligus mengimplementasi motivasi untuk seluruh jajaran karyawan, pegawai, dan terhadap SDM yang bertugas.
Timbulnya motivasi dari dalam diri karyawan itu sendiri disebabkan oleh banyak hal, dan diantaranya adalah hubungan atasan-bawahan dan iklim komunikasi yang terjadi di perusahaan tersebut. Hubungan atasan-bawahan atau iklim komunikasi yang buruk kerap mempengaruhi persepsi atasan terhadap bawahan, akibatnya hubungan yang tercipta cenderung vertikal dan bawahan hanyalah dipandang sebagai orang suruhan. Dampak jangka panjang yang terjadi adalah produktivitas menurun karena kurang puas terhadap suasana yang ada, karyawan pun jadi malas bekerja karena tak memiliki motivasi lagi, dan pada akhirnya karyawan tersebut keluar atau dikeluarkan dari perusahaan. Jika hubungan supervisor atau leader dengan pars bawahannya tidak tegalin dengan balk dan is tidak dapat menciptakan iklim komunikasi yang baik maka tak menutup kemungkinan ketidakpuasan bawahan yang berhubungan erat dengan motivasi kerja dan akan berdampak pada penurunan produktivitas dan pencapaian tujuan perusahaan. Di sini pula kita dapat melihat apakah meletakkan iklim komunikasi sebagai moderator adalah hal yang tepat guna mendukung terciptanya motivasi intrinsik karyawan.
Penelitian ini dilakukan di PT. Unilever Indonesia, Tbk yang berada di Cikarang. Dalam penelitian ini digunakan data primer yang berupa pertanyaan-pertanyaan kuesioner untuk menguji pemodelan yang ada pada PT. Unilever Indonesia. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder untuk mendukung rasionalisasi dari uji pemodelan yang ada dan juga untuk mendukung validitas dan reliabilitas dari kuesioner yang digunakan. Pengambilan sample dilakukan dengan membagikan kuesioner ke beberapa departemen kerja di PT. Unilever-Cikarang.
Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik linear regression untuk menentukan hubungan antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable). Pengujian model ini pertama-tama dilakukan dengan meregresi motivasi intrinsik (INT) dengan hubungan atasanbawahan (LMX). Hasilnya adalah hubungan atasan-bawahan (LMX) berpengaruh positif terhadap motivasi intrinsik (INT). Artinya, jika hubungan atasan-bawahan (LMX) meningkat, maka motivasi intrinsik (INT karyawan akan meningkat.
Penambahan variabel iklim komunikasi (CC) pada langkah dua menunjukkan pengaruh yang positif terhadap motivasi intrinsik, tetapi variabel LMX menjadi tidak signifikan. Hasil regresi dari langkah kedua memperlihatkan bahwa variabel iklim komunikasi (CC) sangat dominan berpengaruh terhadap motivasi intrinsik dari pada variabel hubungan atasan-bawahan (LMX).
Regresi ketiga yaitu dengan melctakkan iklim komunikasi (CC) sebagai moderator ternyata mempengaruhi interaksi antara hubungan atasan-bawahan (LMX) dan motivasi intrinsik (INT) karyawan. Hasil regresi menunjukkan bahwa semakin balk iklim komunikasi (CC), maka semakin lemah interaksi positif antara hubungan atasan-bawahan (LMX) dan motivasi intrinsik (INT). Hal ini terjadi karena responden yang dianalisa dalam penelitian ini adalah level supervisor ke bawah, yang mana variasi pekerjaan yang dilakukan bawahan yang dimaksud disini tidak terlalu beragam, jadi intensitas komunikasi yang dilakukan tidak perlu terlalu besar/banyak.

In general motivation can be defined as a self concept realization. This universal concept that also applies in organization reflects one's drive to do something, if a person live in a way that is suitable with the role he/she like, and if a person is treated in a proper level which he/she prefers, and also if a person is treated in a way that respect him/her ability.
Every business organization must be able to construct the appropriate framework on how motivation is best be implemented to every individual involved. Motivation becomes the leadership task where the groups of leaders conceptualize and implement it through groups of subordinates and employees.
The bloom of motivation from inside of the employee itself is caused by many things, and among them is leader member exchange and communication climate that happen in a particular company. Bad leader member exchange and communication climate often influence perception of superior to subordinate. That will cause the vertical relation and subordinate is considered as a person that always do what he/she's told to do. The long impact is the decreasing productivity because of lack of work satisfaction that trigger no motivation from the employee. In the end the employee will resign or get terminated. If the relationship between supervisor or leader with the subordinates is not good and he/she cannot create good communication climate, there is a possibility that the dissatisfaction of subordinate which tightly connected with work motivation. It will have effect on the decreasing productivity and the failure to achieve company goal. We will also see that putting communication climate as a moderator is a right thing to support the creation of employees' intrinsic motivation.
This research takes place in PT. Unilever Indonesia, Tbk, in Cikarang. In this research, primary data from questionaire is used to test the model in PT. Unilever Indonesia. This research also use secondary data to suport the rationale of model testing and to support the validity and reliability of the questionaire used. The sample is taken from several departments in PT. Unilever Indonesia Tbk. - Cikarang.
In this research the data is processed with linear regression techniques to determine the relation between independent variable with dependent variable. The first test of the model is to regress intrinsic motivation with leader-member exchange. The result is leader-member exchange have positive influence toward intrinsic motivation. Than means, if leader-member exchange increase then the intrinsic motivation will also increase.
The additional of communication climate variable on the second step point out a positive influence towards intrinsic motivation, but leader member exchange variable becomes insignificant. The regression result from the second step shows that communication climate variable has a dominant influence towards intrinsic motivation compared to leader member exchange variable.
The third regression where communication climate is put as a moderator shows the influence to interaction of leader member exchange and employee intrinsic motivation. The regression shows that the better communication climate is, the weaker positive interaction between leader member exchange and intrinsic motivation. It happens due to the respondents in this research come from supervisor and below level, whereas the works done by the subordinate are not too various, so the communication intensity that needs to be done is not too heavy/ too much.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>