Ditemukan 131516 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammadin Innuuridz Wahid Sasmito
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses knowledge acquisition pada bisnis kuliner, dan faktor yang menjadi pengahambat knowledge acquisition. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus penelitian ini dilakukan di Macaroni Panggang, dimana Macaroni Panggang menjadi salah satu bisnis kuliner yang melakukan knowledge acquisition pada menu-menu masakan dan manajemen restoran. Data yang dianalisis adalah hasil wawancara dengan pemilik, supervisor dan wakil supervisor Macaroni Panggang. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat empat proses knowledge acquisition di Macaroni Panggang yaitu perencanaan, pengambilan pengetahuan, tahap pengujian, dan tahap revisi. Faktor yang menjadi penghambat knowledge acquisition di Macaroni Panggang adalah faktor sumber daya manusia. Saat ini Macaroni Panggang belum memiliki sumber daya yang mempuni untuk melakukan knowledge acquisition. Hal tersebut membuat tidak seluruh pengetahuan yang diambil dapat dijadikan sebuah produk nyata di Macaroni Panggang.
This study aims to analyze the process of knowledge acquisition in the culinary business, and the factors that inhibit knowledge acquisition. This research uses a qualitative approach with a case study method. This research case study was carried out in Macaroni Panggang, where Macaroni Panggang became one of the culinary businesses that carried out knowledge acquisition on food menus and restaurant management. The data analyzed are the results of interviews with owners, supervisors and vice supervisors of Macaroni Panggang. The results of the study found that there are four knowledge acquisition processes in Macaroni Panggang namely planning, taking knowledge, testing stage, and revision stage. Factors that inhibit knowledge acquisition in Macaroni Panggang are human resource factors. At present Macaroni Panggang does not yet have the resources to conduct knowledge acquisition. This makes not all the knowledge taken can be a real product in Macaroni Panggang. "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Noor Chytta Amanda Putryanzi
"Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh Knowledge Management terhadap Job Satisfaction. Penelitian ini menggunakan metode single cross sectional, yaitu pengumpulan data atau informasi hanya satu kali di setiap sampel elemen populasi dan kuesioner disebar secara online ke 102 Fungsional Pemeriksa Pajak di Direktorat Jenderal Pajak. Terdapat lima dimensi Knowledge Management yang ada dalam penelitian ini, yaitu Knowledge Acquisition, Knowledge Sharing, Knowledge Creation, Knowledge Codification, dan Knowledge Retention.
Dalam penelitian ini menunjukkan Knowledge Sharing mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Job Satisfaction para Fungsional Pemeriksa Pajak. Sedangkan empat dimensi Knowledge Management lainnya, yaitu Knowledge Acquisition, Knowledge Creation, Knowledge Codification, dan Knowledge Retention tidak berpengaruh positif tehadap Job Satisfaction. Memahami pengaruh dimensi Knowledge Management terhadap Job Satisfaction dapat membantu manajer untuk memprediksi perilaku karyawan dan rencana manajerial ke depannya, oleh karena itu penelitian ini juga terdapat implikasi manajerial yang dapat dilakukan manajer serta saran pada penelitian selanjutnya.
This thesis discusses how the impact of Knowledge Management on Job Satisfaction. This study uses a single cross sectional method, namely collecting data or information only once in each sample element of the population and the questionnaire distributed online to 102 Functional Tax Auditors at the Directorate General of Taxes. There are five Knowledge Management dimensions in this study, namely Knowledge Acquisition, Knowledge Sharing, Knowledge Creation, Knowledge Codification, and Knowledge Retention. In this study, Knowledge Sharing has a significant positive effect on Tax Inspector Functional Job Satisfaction. While the other four Knowledge Management dimensions, namely Knowledge Acquisition, Knowledge Creation, Knowledge Codification, and Knowledge Retention do not have a positive effect on Job Satisfaction. Understanding the influence of Knowledge Management dimensions on Job Satisfaction can help managers predict employee behavior and managerial plans in the future, therefore this study also has managerial implications that managers can take and suggestions for future research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Denny Darmawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi yang terdiri dari identifikasi jenis transaksi, pengukuran, peyajian dan pengungkapan terkait dengan akuisisi blok Irak dan Aljazair oleh PT. XYZ. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan akuisisi blok Irak teridentifikasi dan disajikan sebagai aset tak berwujud yang diukur dengan nilai perolehan dan diamortisasi dengan metode unit produksi serta dilakukan uji penurunan nilai dan pengungkapan cadangan minyak dalam laporan keuangan diperbolehkan. Akuisisi atas blok Aljazair teridentifikasi sebagai kombinasi bisnis yang mana seluruh aset yang diperoleh dan kewajiban yang diambil alih diukur dengan nilai wajar serta mengakui adanya goodwill, penyajian menggunakan Laporan Keuangan Tersendiri dan Konsolidasian dan pengungkapan cadangan minyak dalam laporan keuangan diperbolehkan.
This study aims to determine the accounting treatment which consists of identifying the type of transaction, measurement, presentation and disclosure associated with the acquisition of blocks of Iraq and Algeria by PT. XYZ. Research conducted by interview and literature study. The results showed that the acquisition of block of Iraq recognized and presented as an intangible asset which measured at acquisition cost, amortized using the unit of production method, and tested for impairment and disclosure of oil reserve in financial statement is allowed. The acquisition of block of Algeria identified as a business combination transaction which all assets acquired and liabilities taken over are measured at fair value and recognize the existence of goodwill, the presentation using separate and consolidated financial statement and disclosure of oil reserve in financial statement is allowed."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ema Tria Wahyuningtihas
"Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan UMKM. Hasil survei menunjukkan sekitar 17% dari jumlah UMKM di Indonesia sudah mempunyai toko online. Namun bisnis kuliner yang merupakan subsektor yang memberi sumbangan terbesar bagi PDB Ekonomi Kreatif, menempati posisi terendah pada penggunaan internet dan pemanfaatan e-commerce pada usahanya. Penggunaan internet hanya sebesar 2,37% dan pemanfaatan e-commerce hanya 38,86%. Untuk mendukung pemerintah dalam mencapai visi presiden yaitu agar Indonesia menjadi the digital energy of asia maka dilakukanlah modernisasi bisnis kuliner. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses modernisasi yang efektif untuk bisnis kuliner sehingga diketahui faktor-faktor yang memengaruhi modernisasi pada UMKM kuliner di Indonesia. Penelian ini menggunakan model penelitian gabungan dari Technology Organization and Environment Framework (TOE). Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 101 responden yang sudah dan belum melakukan modernisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif melalui kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Squares Structured Equation Model (PLS-SEM). Berdasarkan hasil uji hipotesis, faktor-faktor yang dapat memengaruhi modernisasi UMKM kuliner di Indonesia adalah kesesuaian, pengalaman TIK, dan tekanan dari pelanggan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk menentukan strategi agar UMKM melakukan modernisasi.
SMEs are independent businesses, which are carried out by individuals or business entities that are not subsidiaries or branch companies that are owned, controlled, or become a direct or indirect part of SMEs. Survey results show that around 17% of the number of SMEs in Indonesia already have online shops. But the culinary business, which is the subsector that gives the biggest contribution to the PDB of the Creative Economy, occupies the lowest position on internet usage and e-commerce utilization in its business. Internet usage is only 2.37% and e-commerce utilization is only 38.86%. To support the government in achieving the president's vision, so that Indonesia becomes the digital energy of Asia, modernization of the culinary business is carried out. This study aims to analyze the modernization process that is effective for the culinary business so that the determinants of success and failure in the culinary business are known. This research uses a combined research model from the Technology Organization and Environment Framework (TOE). The Data obtained through distributing questionnaires to 101 respondents who had modernized. The method used in this research is a quantitative through a questionnaire. Data collection is carried out for SMEs who have a culinary business. Data analysis in this study used the Partial Least Squares Structured Equation Model (PLS-SEM). Based on the results of hypothesis testing, factors that can influence the modernization of culinary SMEs in Indonesia are compatibility, ICT experience, and customer pressure. The results of this study can be used as input to determine strategies for SMEs to Modernization."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
McGraw, Karen L.
New Jersey : Prentice-Hall, 1989
006.33 MCG k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Boston: Kluwer Academic Publishers, 1990
006.3 KNO
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Dewi Hanifah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara faktor-faktor Vision and Goals, Social Networks, Performance-based Reward System, Utilization of IT Application (IT Utilization), dan Centralization terhadap proses KM yaitu employee knowledge acquisition capabilities dan employee knowledge application capabilities. Selain itu penelitian ini juga mengkaji hubungan antara yaitu employee knowledge acquisition capabilities terhadap employee knowledge application capabilities. Pengujian model dan pengolahan data penelitan
dilakukan dengan metode SEM melalui aplikasi LISREL 9.2. Dari hasil pengujian bahwa Performance-based Reward System dan Utilization of IT Application (IT Utilization) berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee
knowledge acquisition capability. Employee knowledge acquisition capability juga terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee knowledge application capability. Hal tersebut membuktikan bahwa untuk mencapai
employee knowledge application capability harus melalui employee knowledge acquisition capability.
This study aims to examine the relationship between factors Vision and Goals, Social Networks, Performance-based Reward System, Utilization of IT Application (IT Utilization), and Centralization of the process of knowledge acquisition KM ie employee capabilities and employee knowledge application capabilities. In addition this study also examines the relationship between employee knowledge acquisition capabilities on employee knowledge application capabilities. Testing data processing models and research done by the method of SEM through LISREL 9.2 applications. From the test results that PerformancebasedReward System and Utilization of IT Application (IT Utilization) positive and significant effect on employee knowledge acquisition capability. Employee knowledge acquisition capability also proved positive and significant impact on employee knowledge application capability. It proves that in order to achieve employee knowledge application capability must be through employee knowledge acquisition capability."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Naraindra Al Ghifary Brahmastya
"Penelitian ini berfokus pada siklus kehidupan dalam sebuah bisnis Pabrik Tahu Na Po Tet dan transformasi atau perubahannya yang berawal mula hanya sebuah pabrik kini juga menjadi sebuah resto. Pabrik Tahu Na Po Tet merupakan salah satu pabrik tahu tertua yang ada di Kota Tangerang Selatan. Pabrik ini terbentuk dengan dasar keinginan dari Pak Na Po Tet yang tidak ingin bekerja untuk orang lain sehingga memilih untuk membangun bisnisnya sendiri. Pabrik tahu ini telah didirikan sejak tahun 1965 (58 tahun) yang kini telah diwariskan kepada anaknya yaitu Pak Santo Halim. Meskipun pabrik ini sudah sangat tua dibandingkan pabrik tahu lainnya di Tangerang Selatan, tetapi pabrik ini tetap memiliki daya saing yang tidak kalah dibandingkan dengan pendatang baru lainnya dengan tetap mempertahankan kualitas dan melakukan pemasaran lewat supermarket untuk meluaskan jangkauan pemasaran. Analisis deskriptif dan spasial adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui secara mendalam mengenai inovasi dan perubahan yang terjadi pada Pabrik Tahu Na PO Tet sejak 1965 hingga sekarang. Sedangkan analisis spasial digunakan untuk memetakan jangkauan pemasaran dan mengakomodir penggunaan Teori 3A Pariwisata sebagai faktor pendukung keberadaan Pabrik Tahu Na Po Tet yang dianggap sebagai Objek Wisata Kuliner. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara dengan informan utama yaitu owner dari pabrik tahu (yang diwakilkan), observasi lapangan, dokumentasi dan plotting menggunakan aplikasi Avenza. Sedangkan data sekunder diperoleh dari BIG dan Google Earth. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pabrik ini jelas telah mengalami siklus sebuah bisnis berdasarkan Teori Business Life-Cycle yakni pabrik ini telah melewati masa kesulitan dari awal produksi tahu hanya sendiri hingga memiliki beberapa karyawan, hingga dapat memasukkan produk tahu kedalam supermarket untuk memperluas jangkauan pemasaran. Kemudian pabrik ini tidak pernah terjadi sebuah penurunan, namun cenderung stagnan yang kemudian naik kembali dengan dibentuknya resto ketika Covid-19 melanda. Kemudian sebagai objek wisata kuliner, pabrik ini masih memiliki kekurangan dalam hal atraksi, hal tersebut terjadi karena yang menjadi nilai jual pabrik ini adalah dibolehkannya pengunjung untuk berkunjung kedalam ruang pabrik dan keasrian suasana dari pabrik ini, meskipun kekurangan akan hal tersebut tidak menjadi masalah yang besar bagi pabrik ini. Sehingga bisa disimpulkan bahwa sebagai objek wisata kuliner, pabrik ini belum cukup ideal untuk mengakomodir atraksi yang ditawarkan, teteapi untuk fasilitas dan aksesibilitas sudah sangat cukup memadai.
This research focuses on the life cycle of a Na Po Tet Tofu Factory business and its transformation or change, which started as a factory and now has become a restaurant. The Na Po Tet Tofu Factory is one of the oldest tofu factories in South Tangerang City. This factory was formed based on the wishes of Mr. Na Po Tet who did not want to work for other people so he chose to build his own business. This tofu factory has been established since 1965 (58 years) which has now been passed on to his son, Pak Santo Halim. Even though this factory is very old compared to other tofu factories in South Tangerang, this factory still has competitiveness that is not inferior to other newcomers by maintaining quality and marketing through supermarkets to expand marketing reach. Descriptive and spatial analysis are the methods used in this study. Descriptive analysis is used to find out in depth about the innovations and changes that have occurred at the Tofu Na PO Tet Factory since 1965 until now. Meanwhile, spatial analysis is used to map marketing reach and accommodate the use of 3A Theory of Tourism as a supporting factor for the existence of the Na Po Tet Tofu Factory which is considered a Culinary Tourism Object. Primary data collection was carried out by interviewing the main informant, namely the owner of the tofu factory (who was represented), field observations, documentation and plotting using the Avenza application. Meanwhile, secondary data was obtained from BIG and Google Earth. The results of this study indicate that this factory has clearly experienced a business cycle based on the Business Life-Cycle Theory, namely this factory has gone through a period of difficulty from the beginning of tofu production alone to having several employees, to being able to enter tofu products into supermarkets to expand marketing reach. Then this factory never experienced a decline, but tended to stagnate which then rose again with the establishment of a restaurant when Covid-19 hit. Then as a culinary tourism object, this factory still has deficiencies in terms of attractions, this happens because the selling point of this factory is that visitors are allowed to visit the factory rooms and the beautiful atmosphere of this factory, even though these deficiencies are not a big problem for this factory. So it can be concluded that as a culinary tourism object, this factory is not ideal enough to accommodate the attractions offered, but the facilities and accessibility are very sufficient. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jessica Hanafi
"Industri kuliner merupakan industri yang semakin rapat persaingannya. Perusahaan jasa kuliner tidak dapat hanya berorientasi terhadap produk tetapi juga bagaimana brand tersebut dapat menjangkau dan memahami konsumennya. Kopitiam XYZ adalah sebuah kopitiam peranakan yang berusaha melestarikan kuliner lokal Indonesia dan menganjurkan budaya minum kopi kualitas terbaik dari produksi lokal. Peneliti tertarik untuk mengidentifikasi bagaimana brand Kopitiam XYZ mengomunikasikan brand identity-nya kepada konsumennya dan bagaimana implementasi brand identity tersebut dapat mendekatkan dan menyesuaikan diri dengan konsumen.
Dengan metode kasus yang melalui proses wawancara dan observasi, hasil penelitian ini melihat bahwa Kopitiam XYZ melakukan strategi pemasaran di era pemasaran horizontal dengan menerjemahkan brand identity lewat saluran pemasaran yang terintegrasi terutama pada proses komunitisasi (Communitization, Confirming, Clarity), promosi lewat social media seperti Twitter, branding secara visual, serta pelayanan yang berorientasi untuk konsumen meski tetap berpedoman pada identitas utama yang telah diproduksi dan disepakati oleh manajemen Kopitiam XYZ.
Competition in culinary industry has found its culmination. In the meantime, culinary industry is not only product-oriented business. Brand should reach out to its targeted consumers and understand their needs and wants. Kopitiam XYZ is one of the ?kopitiam peranakan? which aims to promote Indonesian local cuisine and conserve the culture of having high quality local coffee. Researcher observes how Kopitiam XYZ communicate its brand identity to its consumers and how the idea of brand identity is implemented to reach out their consumers and adapted to their needs and wants.Study case method is utilized in this research. Through interviews and observation, Kopitiam XYZ this research shows that Kopitiam XYZ is commiting marketing strategy in horizontal marketing era through the use of 3C (communitization, confirming and clarity), social media promotion through Twitter, visual branding and excellent service for consumers while holding onto its core identity produced and approved by Kopitiam XYZ management."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Hendy Yonathan Martono
"Tugas ini bertujuan untuk meng analisa pelaporan mengenai Goodwill pada akusisi empat perushaan yang terdaftar pada ASX. Laporan diawali dengan memeriksa Goodwill sesuai dengan AASB 3, diikuti dengan perbandingan dari akusisi dari masing-masing perusahaan, dan juga mengecek apakah perusahaan tersebut sudah mengikuti peraturan yang berlaku.
AASB 3 Lampiran A mendefinisikan goodwill sebagai "aset yang mewakili manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset lainnya yang diperoleh dalam penggabungan usaha, tidak diidentifikasi secara individu dan secara terpisah diakui." Oleh karena itu, goodwill atau keuntungan atas pembelian bargain hanya timbul dari kombinasi bisnis. AASB 3 implisit menetapkan dua prasyarat untuk kombinasi bisnis:
1) Kontrol atas pihak yang diakuisisi - AASB 3,7, dan
2) Aset yang diperoleh dan kewajiban diasumsikan merupakan bisnis - AASB 3.3.
As requested, this report details our analyses on the reporting treatments of goodwill on acquisitions pertinent to the four ASX listed companies from the classes you provided. We begin by examining goodwill according to AASB 3 (AASB 3 Business Combinations, 2014), followed with comparisons and contrasts of the selected acquisitions regarding goodwill disclosures and treatments, including their compliances to the standard. We also commented on the suitability of goodwill accounting for the transactions relative to their respective industries.AASB 3 Appendix A defines goodwill as “an asset representing future economic benefits arising from other assets acquired in a business combination, not individually identified and separately recognized.” Therefore, goodwill or gain on bargain purchase only arise from a business combination. AASB 3 implicitly specifies two prerequisites for a business combination:1) Control over the acquiree – AASB 3.7, and2) Assets acquired and liabilities assumed constitute a business – AASB 3.3.Nonetheless, the transaction should fall within the scope in AASB 3.2 to be eligible for goodwill accounting. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library