Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karnia Jelbrina Kawung
"Latar belakang penulisan ini adalah keinginan penulis untuk ikut serta dalam mempromosikan kebudayaan Minahasa melalui pemaknaan simbol-simbol yang terdapat dalam tarian Kabasaran. Dengan demikian tujuan penulisan ini adalah untuk mempromosikan budaya Minahasa lewat pemaknaan simbol-simbol yang terdapat dalam tarian Kabasaran Minahasa. Tarian Kabasaran merupakan salah satu dari keanekaragaman budaya Minahasa yang perlu dilestarikan dari generasi ke generasi. Tarian Kabasaran bukan hanya merupakan suatu kearifan lokal yang dijaga, tetapi juga menjadi ciri khas budaya daerah serta menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah identitas budaya, teori semiotika, dan bauran promosi (promotion mix). Dalam tarian Kabasaran selain gerakan juga memiliki perlengkapan tari seperti aksesoris, pakaian, pedang, dan tombak. Gerakan dan perlengkapan tarian ini mengandung makna simbol-simbol budaya yang memerlukan interpretasi. Simbol-simbol tersebut membawa makna dan bermanfaat bagi generasi penerus warisan budaya.

The background of this writing is the author's desire to actively participate in promoting Minahasa culture through the interpretation of symbols present in the Kabasaran dance. Therefore, the objective of this writing is to promote Minahasa culture through the interpretation of symbols found in the Kabasaran dance. The Kabasaran dance is one of the cultural diversities of Minahasa that needs to be preserved from generation to generation. The Kabasaran dance is not only a locally preserved wisdom but also a distinctive feature of regional culture and part of Indonesia's cultural heritage. The theories employed in this writing include cultural identity, semiotics theory, and promotion mix. In the Kabasaran dance, apart from movements, there are also dance accessories such as ornaments, clothing, swords, and spears. These movements and dance accessories contain meanings of cultural symbols that require interpretation. These symbols carry significance and are beneficial for the generations inheriting the cultural heritage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Asya Nabila Sekar Putri
"Penelitian ini membahas pengaruh budaya Minahasa terhadap tokoh utama dalam Terbangnya Punai karya Marianne Katoppo. Keterpengaruhan budaya Minahasa terlihat melalui sifat, sikap, dan perilaku tokoh utama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya Minahasa yang memengaruhi tokoh utama dalam Terbangnnya Punai karya Marianne Katoppo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis, yaitu dengan cara menguraikan fakta-fakta yang terdapat dalam Terbangnya Punai. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Terbangnya Punai karya Marianne Katoppo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka. Konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra, budaya mapalus, falsafah Si Tou Timou Tumou Tou, gender, dan budaya patriarki. Hasil analisis mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh budaya Minahasa terhadap tokoh utama, yaitu budaya mapalus, falsafah Si Tou Timou Tumou Tou, gender, dan budaya patriarki. Pengaruh budaya mapalus terhadap tokoh utama terlihat pada karakter disiplin, kerja keras, dan kesetiakawanan sosial. Pengaruh falsafah Si Tou Timou Tumou Tou terhadap tokoh utama terlihat pada karakter betumbuh, mandiri, dan memiliki rasa percaya diri. Pengaruh budaya Minahasa terhadap tokoh utama yang terakhir adalah kesetaraan gender dalam budaya Minahasa dan budaya patriarki.

This study discusses the influence of Minahasa culture on the main character in Marianne Katoppo's Terbangnya Punai. The influence of Minahasa culture is seen through the nature, attitudes and behavior of the main characters. This study aims to describe the Minahasa culture that influenced the main character in Marianne Katoppo's Terbangnya Punai. The method used in this research is the description analysis method, namely by outlining the facts contained in Terbangnya Punai. The data used in this study is Marianne Katoppo's Terbangnya Punai novel. The data collection used in this study is the literature study method. The concepts and theories used in this research are literary sociology, mapalus culture, Si Tou Timou Tumou Tou philosophy, gender, and patriarchal culture. The analysis revealed that there is an influence of Minahasa culture on the main characters, namely mapalus culture, philosophy of Si Tou Timou Tumou Tou, gender, and patriarchal culture. The influence of mapalus culture on the main character is seen in the character of discipline, hard work, and social solidarity. The influence of Si Tou Timou Tumou Tou's philosophy on the main character is seen in the character of growing, independent, and having self- confidence. The influence of the Minahasa culture on the last main character is gender equality in Minahasa culture and patriarchal culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Nur Haerika
"Bajidoran merupakan sebuah tradisi lisan yang dimiliki oleh masyarakat Karawang yang eksistensinya masih bertahan hingga kini. Tradisi lisan ini berpusat pada penyajian tarian yang diiringi dengan saweran. Bajidoran umum dikenal sebagai kesenian yang memiliki citra kurang baik dari masyarakat awam di Karawang maupun luar Karawang. Meskipun demikian, bajidoran memiliki pakem-pakem dan nilai tertentu yang diyakini oleh seniman bajidoran. Atas dasar ini, penulis ingin mengkaji bagaimana struktur berupa pakem dan makna nilai-nilai kandungan dalam kesenian bajidoran asli Karawang. Penelitian bajidoran sebagai kajian tradisi lisan ini dilakukan untuk menginventarisasikan tradisi lisan yang terdapat di Indonesia. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan metode penelitian lapangan. Melalui studi pustaka, penulis mengumpulkan pustaka-pustaka dan penelitian-penelitian terkait dengan bajidoran. Selain itu, penulis melakukan observasi dan wawancara dengan seniman-seniman dan masyarakat di Karawang sebagai data. Kemudian, penulis menganalisis struktur bajidoran Karawang dan makna tradisi lisan ini bagi seniman tradisi Karawang. Sebagai hasil, kesenian bajidoran mengalami pergeseran akibat teknologi dan masuknya budaya lain.

ABSTRACT
Bajidoran is an oral tradition that is owned by the Karawang people which existence still persists today. This oral tradition is centered on the presentation of dance accompanied by giving money or also called saweran. In general, bajidoran is known as an art that has a poor image from common people. Nonetheless, bajidoran has certain norms and values that are believed by the bajidoran artists. Based on this, this study discusses how the structure and meaning of Karawang Bajidoran. The research of bajidoran as a study of oral tradition is conducted to inventory oral traditions found in Indonesia.collected using literature study methods and field research methods. Through the literature study method, the author collects libraries and studies related to bajidoran. In the field research, the author conducted observations and interviews with artists and communities in Karawang as data. As a result, Bajidoran arts experienced a shift due to technology and the entry of other cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Taulu, Hersevien M.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1978
899.226 HER b
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Taulu, Hersevien M.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1978
899.226 HER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Matuli-Walanda, A.P.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1983
920.72 MAT i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sondakh, Sonya Indriati
"Masyarakat Minahasa memiliki tradisi panen yang sudah bertahan sangat lama. Ketika masih mempraktikkan religi tradisionalnya, masyarakat Minahasa melaksanakan fosso rumages (ritual persembahan) yang dipersembahkan kepada Opo Empung Wailan Wangko (Tuhan Yang Maha Besar) dan Opo Wananatas (leluhur). Ketika masyarakat Minahasa sudah menerima agama Kristen yang telah diperkenalkan selama ratusan tahun di Minahasa oleh para misionaris, muncul tradisi panen dalam bentuk baru yang melibatkan gereja yang dikenal sebagai Pengucapan Syukur. Mengucap syukur adalah inti ajaran Kristen dan ajaran ini sejalan dengan banyak kepercayaan tradisional masyarakat agraris yang melaksanakan ritual bersyukur atas panen sesuai dengan masa panen tanaman pangan tertentu. Seperti juga tradisi panen di tempat lain yang melibatkan makanan, tradisi panen Minahasa ini berfokus pada makanan tradisional yang dimakan bersama dalam perayaan Pengucapan Syukur di rumah warga. Penelitian ini bertujuan memahami dan mengungkap transformasi atau perubahan yang terjadi pada tradisi panen ini mulai dari periode kepercayaan tradisional hingga periode kepercayaan Krissten. Di samping itu, penelitian ini juga akan mengungkap bagaimana masyarakat Minahasa dapat mengelola, mempertahankan, dan kemudian mewariskan ritual-ritual dalam tradisi panen ini. Menggunakan pemikiran Schechner tentang konsep Pertunjukan dalam kaitannya dengan ritual, penelitian ini memperlakukan ritual-ritual sebagai Pertunjukan yang melibatkan dua kutub: kemujaraban (efficacy) dan hiburan (entertainment). Sebagai penelitian kualitatif, penelitian ini menggunakan metode etnografi untuk dapat menangkap dan merekam kegiatan-kegiatan sehari-hari yang menjadi bagian penting dalam pelaksanaan perayaan Pengucapan Syukur.

The people of Minahasa has been practicing a harvest tradition for so long. When they were still practicing their traditional religion, the Minahasans perfomed fosso rumages (offering ritual) which was offered to the God Almighty and their ancestors. When the Minahasans accepted a new faith, Christianity, which was introduced by the Europeans (especially the Dutch missionaries) for centuries, emerged a harvest tradition in a new form involving Christian church called Pengucapan Syukur (Thanksgiving). To be always grateful is one of the Christians teachings which seemingly shares the same spirit with so many agrarian traditional communities who practice rituals to express their gratefulness for the abundant harvest of particular crops. As all the harvest traditions in other places, both in Indonesia and around the world, involving food, this harvest tradition of Minahasans focuses on their traditional foods that they eat togehter in the celebration of Thanksgiving at people’s house. This research aims at understanding and uncover how this thanksgiving tradition has survived from the period of traditional faith to Christian faith. Furthermore, this research is also to reveal how the Minahasans were able and are still able to manage, preserve and transmit the rituals of this particular harvest tradition. Utilizing Schechner’s concept of Performance in its relation to rituals, this research treats rituals as Performance in its polarity between efficacy and entertainment. As a qualitative research, this investigation uses ethnographic method in order to grasp and record the daily life activities that are of great importance in the celebration of thanksgiving of the people of Minahasa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Santoso Prabowo
Surakarta: Institut Seni Indonesia, 2007
792.3 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Groenendael, Victoria M. Clara van
Leiden: KITLV Press, 2008
792.798 GRO j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>