Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172551 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irham Muslim
"Sistem tenaga listrik merupakan sistem yang dapat mengalirkan daya listrik dari pusat pembangkit ke konsumen melalui 3 subsistem (pembangkit listrik, sistem transmisi, dan sistem distribusi). Ketika daya listrik melewati saluran transmisi yang panjang maka akan terjadi tegangan jatuh pada saluran transmisi. Namun, saat kondisi beban rendah seperti Perayaan Hari Raya Idul Fitri, tegangan di sisi penerima pada saluran transmisi masih tetap tinggi sehingga menimbulkan permasalahan, yaitu tegangan lebih. Hal tersebut disebabkan karena arus beban lebih kecil daripada arus pengisian (arus kapasitor) pada saluran transmisi. Tegangan lebih dapat diselesaikan dengan menggunakan static var compensator (SVC) karena SVC dapat menyerap daya reaktif dari bus pada sistem menggunakan thyristor controlled reactor (TCR). Penelitian ini menggunakan algoritma particle swarm optimization (PSO) dalam menentukan kapasitas SVC yang optimal untuk tujuh skenario yang telah ditentukan berdasarkan lokasi peletakan. Penelitian ini menghasilkan dua keluaran, yaitu profil tegangan di seluruh bus dan total rugi-rugi daya aktif pada saluran transmisi. Seluruh skenario berhasil memperbaiki profil tegangan di seluruh bus pada Subsistem Mandirancan. Total rugi-rugi daya aktif di saluran transmisi pada Subsistem Mandirancan mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 4.97% saat mengatur kapasitas SVC 1, 4.97% saat mengatur kapasitas SVC 2, 5.20% saat mengatur kapasitas SVC 3, 4.98% saat mengatur kapasitas SVC 1 dan SVC 2, 3.54% saat mengatur kapasitas SVC 1 dan SVC 3, 3.62% saat mengatur kapasitas SVC 2 dan SVC 3, dan 3.02% saat mengatur kapasitas SVC 1, SVC 2, dan SVC 3.

The power system is a system that can deliver electrical power from the generating center to consumers through 3 subsystems (power plant, transmission system, and distribution system). When electric power passes through a long transmission line, there will be a voltage drop on the transmission line. However, during low load conditions such as the Eid Celebration, the voltage on the receiving side of the transmission line is still high, causing problem, namely overvoltage. This is because the load current is smaller than the charging current (capacitor current) on the transmission line. Overvoltage can be solved by using a static var compensator (SVC) because SVC can absorb reactive power from the bus in the system using a thyristor controlled reactor (TCR). This study uses the particle swarm optimization (PSO) algorithm to determine the optimal SVC capacity for seven scenarios that have been determined based on the location of the placement. This study produces two outputs, which are voltage profiles at all buses and total active power losses on transmission lines. All scenarios succeeded in improving the voltage profile at all buses in the Mandirancan Subsystem. The total active power losses on the transmission line in the Mandirancan Subsystem increased from the initial condition of 4.97% when setting the sizing of SVC 1, 4.97% when setting the sizing of SVC 2, 5.20% when setting the sizing of SVC 3, 4.98% when setting the sizing of SVC 1 and SVC 2, 3.54% when setting the sizing of SVC 1 and SVC 3, 3.62% when setting the sizing of SVC 2 and SVC 3, and 3.02% when setting the sizing of SVC 1, SVC 2, and SVC 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Alif Fatih Rahman
"Seiring dengan perkembangan zaman, seluruh aktivitas manusia tidak dapat terlepas dari peran energi listrik. DKI Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia yang memiliki beban puncak terbesar, yaitu senilai 4.355 MW. Beban puncak yang besar tersebut terjadi saat momen Lebaran 2023. Selain itu, terhitung sejak H-7 hingga H-1 Lebaran 2023, setidaknya terdapat 557 ribu kendaraan yang meninggalkan DKI Jakarta untuk pergi mudik ke kampung halaman. Jika peristiwa ini dikaitkan dengan beban puncak DKI Jakarta, yaitu suplai energi listrik yang besar tidak diikuti dengan permintaan energi listrik yang besar juga, maka akan menimbulkan masalah dalam sistem tenaga listrik, yaitu tegangan lebih atau overvoltage. Permasalahan overvoltage tersebut dapat diselesaikan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan memasang perangkat pengendali daya reaktif atau var control. Perangkat pengendali daya reaktif yang kini menjadi tren di sistem tenaga listrik adalah Flexible AC Transmission System (FACTS). Agar penggunaan perangkat FACTS menjadi efektif dan efisien, maka hal yang perlu dilakukan adalah menentukan lokasi penempatan dan kapasitas perangkat FACTS tersebut. Proses penentuan kedua parameter tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan algoritma optimisasi metaheuristik. Firefly Algorithm (FA) merupakan salah satu jenis algoritma optimisasi metaheuristic yang menirukan fenomena biologis yang terjadi pada sekelompok kunang-kunang (firefly). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan FA untuk menentukan lokasi penempatan dan kapasitas perangkat FACTS, yaitu Static VAR Compensator (SVC), maka lokasi serta lokasi yang paling optimal adalah pada bus 1PGSAN/I-5 dan sebesar 784.8829 MVAR. Penggunaan SVC tersebut menyebabkan penurunan deviasi tegangan seluruh bus sistem menjadi 6.5395%.

As time goes by, all human activities cannot be separated from the role of electrical energy. DKI Jakarta is the largest city in Indonesia which has the largest peak load, namely 4,355 MW. This large peak load occurred during Eid 2023. Apart from that, starting from D-7 to D-1 of Eid 2023, at least 557 thousand vehicles left DKI Jakarta to go home to their hometowns. If this event is associated with DKI Jakarta's peak load, namely a large supply of electrical energy that is not accompanied by a large demand for electrical energy, it will cause problems in the electrical power system, namely overvoltage. The overvoltage problem can be solved in various ways, one of which is by installing a reactive power control device or var control. The reactive power control device that is currently becoming a trend in electric power systems is the Flexible AC Transmission System (FACTS). In order for the use of the FACTS device to be effective and efficient, what needs to be done is to determine the placement location and capacity of the FACTS device. The process of determining these two parameters can be done using a metaheuristic optimization algorithm. Firefly Algorithm (FA) is a type of metaheuristic optimization algorithm that imitates biological phenomena that occur in a group of fireflies. The research results show that using FA to determine the placement location and capacity of the FACTS device, namely the Static VAR Compensator (SVC), the most optimal location and capacity is on the 1PGSAN/I-5 bus and is 784.8829 MVAR. The use of SVC causes a decrease in voltage deviation for all system buses to 6.5395%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Brian Na'iman Hadi
"Perubahan kondisi pembebanan dapat mempengaruhi kapasitas dan kemampuan pengiriman daya (power transfer capability) pada sistem tenaga listrik. Ketika kondisi pembebanan rendah, sistem tenaga listrik mengalami tegangan lebih akibat kelebihan suplai daya reaktif pada sistem. Selain itu, kondisi tersebut juga dapat menjadi penyebab penurunan kualitas daya pada saluran akibat deviasi tegangan yang melampaui batas nominal sesuai standar yang berlaku. Oleh sebab itu, peralatan Flexible AC Transmission System (FACTS) diperlukan untuk memperbaiki dan memitigasi permasalahan yang terjadi. Pada penelitian ini, peralatan FACTS yang dipasang yaitu Static VAR Compensator (SVC) dengan tujuan untuk memperbaiki profil tegangan dan tetap menjaga kondisi kestabilan tegangan di sistem transmisi DI Yogyakarta 150 kV ketika kondisi beban rendah Idul Adha 2023. Lokasi pemasangan SVC yang optimal ditentukan melalui Metode Novel Collapse Prediction Index (NCPI). Sementara itu, penentuan kapasitas optimal SVC akan dilakukan dengan beberapa variasi kapasitas TCR dan kemudian divalidasi dengan QV Curve pada busbar yang telah ditentukan. Pada penelitian ini, lokasi pemasangan SVC dilakukan pada tiga lokasi busbar, yaitu KNTUNG/1 dengan kapasitas 161.5696 Mvar, BNTUL/2 dengan kapasitas 180.0023 Mvar, BNTUL/1 dengan kapasitas 245.0698 Mvar. Pemasangan SVC di beberapa lokasi tersebut berhasil menurunkan tegangan sebesar 5.499% pada busbar KNTUNG/1, 7.988% pada busbar BNTUL/2, dan 7.608% pada busbar BNTUL/1. Walaupun kondisi kestabilan tegangan terjaga, pemasangan SVC dapat menurunkan reactive power margin sebesar 20.47331% pada busbar KNTUNG/1, 27.96022% pada busbar BNTUL/2, dan 27.18405% pada busbar BNTUL/1.

Loading conditions can affect the power system's capacity and power transfer capability. The power system experiences overvoltage in low-loading conditions due to an excess reactive power supply. In addition, this condition can also cause a decrease in power quality on the line due to voltage deviations that exceed nominal limits according to applicable standards. Therefore, Flexible AC Transmission System (FACTS) equipment is needed to improve and mitigate the problems. In this study, the FACTS equipment installed is the Static VAR Compensator (SVC) to improve the voltage profile and maintain voltage stability in the DI Yogyakarta 150 kV transmission system during low load conditions Eid al-Adha 2023. The Novel Collapse Prediction Index (NCPI) method determines the optimal SVC installation location. Meanwhile, the optimal SVC capacity will be determined with several variations of TCR capacity and then validated with the QV Curve on the specified busbar. In this study, the SVC installation location was carried out at three busbar locations, namely KNTUNG/1 with a capacity of 161.5696 Mvar, BNTUL/2 with a capacity of 180.0023 Mvar, BNTUL/1 with a capacity of 245.0698 Mvar. Installing SVC at some locations reduced the voltage by 5.499% at the KNTUNG/1 busbar, 7.988% at the BNTUL/2 busbar, and 7.608% at the BNTUL/1 busbar. Although the voltage stability condition is maintained, the installation of SVC can reduce the reactive power margin by 20.47331% on the KNTUNG/1 busbar, 27.96022% on the BNTUL/2 busbar, and 27.18405% on the BNTUL/1 busbar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asrul Fahrul
"ABSTRAK
Perkembangan yang cukup pesat dalam bidang teknologi elektronika daya telah memungkinkan kita untuk mengurangi gangguan kinerja dalam suatu sistem ketenagalistrikan. Antara harmonisa dan kualitas tegangan yang ada dalam dunia industri, dapat dianggap sebagai sebuah masalah yang paling penting untuk beban yang sensitive dan keberlangsungan suatu industri. Dynamic Voltage Restrore DVR adalah suatu perangkat elektronika daya berbasis seri yang dapat dengan cepat dapat mengembalikan dan memperbaiki profil tegangan sistem dengan berbagai bentuk nilai pra-kesalahan. Kebutuhan jaringan distribusi, beban industri sensitif dan operasi komersil yang kritis semua dapat mengalami gangguan kinerja dan sebuah cara sistematis dapat digunaan untuk mengatasi gangguan yang diklasifikasikan dalam masalah yang berkaitan dengan kualitas tegangan. Instalasi Dynamic Voltage Restore DVR dan Static Var Compensator serta High Pass Damped Filter adalah salah satu dari solusi penghematan biaya untuk permasalahan kualitas tegangan listrik dan sejenisnya. Tujuan dasar dari penelitian ini untuk membandingkan, menganalisis model dan kinerja dari perangkat DVR, SVC dan High Pass Damped Filter dalam tinjauan kehandalan sistem ketenagalistrikan dalam suatu jaringan sistem distribusi listrik dalam berbagai kondisi dan variasi beban linear dan non linear. Kinerja dan efisiensi metoda yang diusulkan akan diselidiki dengan simulasi di program ETAP dan MATLAB. Kata Kunci: Kualitas Tegangan, Harmonisa, DVR, SVC, High Pass Damped Filter.

ABSTRACT
The development of a fairly rapidly in the field of power electronics technology has enabled us to reduce impaired performance in a system ketenagalistrikan. Between harmonic distortion and voltage quality that exists in the world of industry, can be considered as a most important issue for the sensitive loads and the sustainability of an industry. Dynamic Voltage Restrore DVR is a power electronics based series that can quickly be able to restore and improve voltage profile systems with different forms of pre value error. The needs of the distribution network, load sensitive industries and commercial operations that are critical can all crash performance and a systematic manner can only to overcome disorders classified in issues related to the quality of voltage. Installation of Dynamic V oltage Restore DVR and Static V ar Compensator and High Pass Filter are Damped one of the cost saving solution for voltage quality problems and the like. The basic purpose of this research was to compare, analyse and model the performance of the DVR, SVC and High Pass Filter in Damped views dependability system in a network of electrical distribution systems in a variety of linear and non linear load variations conditions. The performance and efficiency of the proposed method will be investigated with a simulation program of ETAP and MATLAB. Key Words Quality of Voltage, Harmonic Distortion, DVR, SVC, High Pass Filter Damped "
2017
T48780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Ali
"Energi listrik merupakan sumber energi yang penting bagi kehidupan manusia. Saat ini permintaan tenaga listrik terus meningkat, namun disaat yang sama perluasan pembangkit tenaga listrik dan pembangunan saluran transmisi cukup terbatas. Oleh karena itu, terjadi pola pembebanan yang dipaksakan pada pembangkit tenaga listrik dan transmisi yang terlampau berat. Pembebanan yang dipaksakan dapat menyebabkan gangguan pada saluran transmisi yang dapat mengakibatkan lepasnya saluran transmisi, sehingga terjadi penurunan tegangan pada sistem tenaga listrik.
Lokasi penelitian yang dilakukan adalah pada Subsistem Cibatu34-Mandirancan. Terdapat jatuh tegangan yang cukup besar ketika 2 saluran transmisi Indramayu-Kosambibaru lepas. Lepasnya 2 saluran transmisi tersebut menyebabkan 14 dari 17 gardu induk mengalami penurunan tegangan hingga dibawah 5 mengacu pada standar IEEE/ANSI C84.1. Maka, dilakukan pemasangan teknologi Flexible AC Transmission System (FACTS) berupa Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada subsistem Cibatu34-Mandirancan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pada penelitian ini, didapati penempatan STATCOM paling optimum pada subsistem Cibatu34-Mandirancan yaitu pada gardu induk Dawuan dan Haergeulis dengan masing-masing injeksi daya reaktif sebesar 175 MVAr dan 175 MVAr sehingga terjadi perbaikan profil tegangan pada seluruh Gardu Induk subsistem Cibatu34-Mandirancan hingga sesuai standar IEEE ANSI C84.1 yaitu adalah 5.

Electrical energy is an important source of energy for human life. Nowadays, the demand for electricity continues to increase, but at the same time the expansion of power plants and the construction of transmission lines are quite limited. Therefore, forced loading occurs on the power plants and the transmission lines are too heavy. Forced loading may cause disturbances on the transmission lines which may lead to the release of the transmission lines, and lead to voltage drop on the power system.
The location of the research is in the Cibatu34-Mandirancan subsystem. There is a significant voltage drop when two of Indramayu-Kosambibaru transmission lines are released. The release of these two transmission lines causes 14 of the 17 substations to experience a voltage drop below 5 according to the IEEE ANSI C84.1 standard. In this manner, a Flexible AC Transmission System (FACTS) device such as Static Synchronous Compensator (STATCOM) is installed in the Cibatu3&4-Mandirancan subsystem to overcome these issues.
In this study, the most optimal STATCOM placement in the Cibatu34-Mandirancan subsystem is found at Dawuan and Haergeulis substations with reactive power injections of 175 MVAr and 175 MVAr respectively so that the voltage profile improves in all substations of Cibatu34-Mandirancan subsystem up to IEEE ANSI C84.1 standard which is 5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farras Archi M.
"Komunikasi mmWave merupakan komunikasi yang menjanjikan dan menarik bagi kalangan akademik dan industri karena ketersediaan spektrum yang berlimpah, akan tetapi spektrum mmWave mmiliki karakteristik kanal propagasi yang buruk. Teknik beamforming dengan perarahan yang tinggi menjadi solusi yang efektif untuk hal tersebut. Penggunaan teknik tersebut memiliki masalah waktu tunda yang tinggi dalam mekanisme initial access (IA). Hal ini dapat berdampak pada kinerja yang buruk untuk dapat mendukung implementasinya di teknologi komunikasi saat ini, yaitu 5G low end-to-end latency. Metode meta-heuristic dengan menggunakan algoritma Genetic Algorithm (GA) merupakan salah satu metode yang telah dilakukan untuk menyelsaikan permaslahan tersebut. Namun, kinerja yang dihasilkan belum cukup baik dan masih dilakukan penelitian untuk menghasilkan peningkatan kinerja waktu tunda terbaik dengan meninjau pada algoritma berbasis alam. Pada penelitian ini, kami melakukan perancangan dan penentuan suatu algoritma berdasarkan algoritma berbasis alam yang memiliki kinerja lebih baik dari GA yang telah dilakukan untuk kasus IA pada komunikasi mmWave. Algoritma yang telah dirancang dan ditentukan adalah algoritma hybrid genetic algorithm and particle swarm optimization (HGAPSO). Hasil kinerja algoritma tersebut menunjukkan nilai kapasitas terbaik (Gbit/s) dan waktu tunda yang cukup rendah (jumlah iterasi) dibandingkan algoritma GA yang telah diajukan dan particle swarm optimization (PSO). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa HGAPSO merupakan algoritma yang memiliki kinerja lebih baik dari GA yang telah diajukan dan dapat menjadi algoritma alternatif untuk kasus IA pada komunikasi mmWave.

MmWave communication is a promising and attractive communication for academic and industry because of the abundant available spectrum, but mmWave spectrum has poor propagation channel characteristics. High beamforming technique is an effective solution for the problem. The technique has a high delay in the initial access (IA) mechanism. This can have an impact on bad performance to be able to support its implementation in current communication technology, namely 5G low end-to-end latency. The meta-heuristic method using the Genetic Algorithm (GA) is one of the methods that have been used to solve the IA problem. However, the performance result is not good enough and research is still being carried out to produce the best delay time performance improvement by using nature inspired algorithms. In this research, we design and determine an algorithm based on nature inspired algorithms that have better performance than the GA that has been proposed for the IA case in mmWave communication. The algorithm that has been designed and determined are the hybrid genetic algorithm and particle swarm optimization (HGAPSO). The performance of the algorithm shows the best capacity value (Gbit/s) and the delay time is quite low (number of iterations) compared to the GA algorithm that has been proposed and particle swarm optimization (PSO). Therefore, it can be concluded that HGAPSO is an algorithm that has better performance than the GA that has been proposed and can be alternative algorithm for the IA case in mmWave communication."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Adi Prasetyo
"Studi ini bertujuan untuk merancang kapasitor bank dalam suatu penyulang PLN menggunakan metode Ant Colony Optimization (ACO). Penyulang PLN adalah bagian penting dari sistem distribusi listrik yang memastikan stabilitas dan kualitas tegangan listrik. Kapasitor bank, sebagai sumber daya reaktif tambahan, memainkan peran penting dalam menyeimbangkan beban induktif dan mengkompensasi daya reaktif yang hilang dalam sistem. Dalam konteks ini, ACO digunakan sebagai metode optimasi untuk menemukan penempatan optimal kapasitor bank yang dapat meningkatkan kinerja sistem distribusi listrik. Metode ACO (Ant Colony Optimization) digunakan untuk mengoptimalkan penempatan kapasitor bank pada penyulang PLN. Metode ini meniru perilaku koloni semut dalam mencari jalur terpendek ke sumber makanan, diadaptasi untuk mencari solusi optimal dalam penempatan kapasitor bank. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tegangan, arus, dan rugi-rugi daya, penelitian ini menghasilkan strategi penempatan yang dapat mengurangi rugi-rugi daya, meningkatkan tegangan, serta meningkatkan efisiensi energi pada sistem distribusi listrik. Studi ini melibatkan pemodelan sistem distribusi listrik, analisis aliran daya, dan penggunaan metode ACO untuk menemukan penempatan optimal kapasitor bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode ACO dapat menghasilkan solusi yang efisien dalam penempatan kapasitor bank, sehingga meningkatkan stabilitas dan kualitas tegangan listrik dalam sistem distribusi PLN. Kesimpulan dari studi ini menunjukkan pentingnya penggunaan teknik optimasi seperti ACO dalam merancang kapasitor bank dapat digunakan untuk merancang sistem distribusi listrik, khususnya dalam penempatan kapasitor bank. Dengan menggunakan metode ACO, dapat dicapai peningkatan signifikan dalam kinerja sistem distribusi listrik, sehingga memungkinkan penghematan energi dan peningkatan kualitas layanan listrik bagi pelanggan. Penambahan kapasitor bank dengan metode ACO menunjukkan bahwa drop tegangan menjadi lebih kecil dan sesuai dengan aturan SPLN no. 72 tahun 1987. Ini menunjukkan bahwa dalam konteks penyesuaian load flow, PLN menggunakan penyesuaian kapasitor bank untuk perencanaan distribusi listrik yang lebih baik.

This study aims to design capacitor banks in a PLN feeder using the Ant Colony Optimization (ACO) method. PLN feeders are vital parts of the electrical distribution system that ensure stability and quality of electrical voltage. Capacitor banks, as additional reactive power resources, play a crucial role in balancing inductive loads and compensating for reactive power loss in the system. In this context, ACO is used as an optimization method to find the optimal placement of capacitor banks that can enhance the performance of the electrical distribution system. The ACO method is utilized to optimize the placement of capacitor banks in PLN feeders. This method mimics the behavior of ant colonies in finding the shortest path to a food source, adapted to search for optimal solutions in capacitor bank placement. By considering factors such as voltage, current, and power losses, this research generates placement strategies that can reduce power losses, increase voltage, and improve energy efficiency in the electrical distribution system. This study involves modeling of the electrical distribution system, power flow analysis, and the use of the ACO method to find optimal capacitor bank placement. The research results indicate that the application of the ACO method can produce efficient solutions in capacitor bank placement, thereby enhancing the stability and quality of electrical voltage in PLN distribution systems. The conclusion of this study underscores the importance of utilizing optimization techniques such as ACO in designing capacitor banks for electrical distribution systems, particularly in capacitor bank placement. By employing the ACO method, significant improvements in the performance of the electrical distribution system can be achieved, enabling energy savings and enhancing the quality of electrical service for customers. The addition of capacitor banks using the ACO method shows that voltage drops are reduced and comply with SPLN Regulation No. 72 of 1987. This indicates that in the context of load flow adjustment, PLN utilizes capacitor bank adjustments for better electrical distribution planning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octa Puara Aryani
"Kualitas tegangan merupakan salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen. Walaupun suatu sistem mempunyai kualitas tegangan yang baik dan stabil, belum tentu sistem dapat mempertahankan tegangan tersebut karena jatuh tegangan akan terjadi di semua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya perubahan beban. Pada sistem transmisi, daya reaktif sangat berpengaruh pada kestabilan sistem.
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perbaikan tegangan dengan menambahkan Static Synchronous Compensator (STATCOM) menggunakan aplikasi perangkat lunak DIgSILENT Power Factory 14.1. STATCOM akan melakukan perbaikan tegangan dengan mengendalikan daya reaktif. Pengaturan daya reaktif oleh STATCOM terjadi dengan cara membandingkan besarnya nilai tegangan terminal antara STATCOM dengan sistem.
Simulasi dilakukan pada Bus Lengkong yang sering terjadi penurunan tegangan. Dengan penambahan STATCOM, tegangan rendah pada Bus Lengkong tersebut berhasil ditingkatkan dari 130,01 kV menjadi 135,13 kV. Kemudian dilakukan juga skenario 1 trip pembangkit pada PLTU Teluk Naga 3. Pada saat dilakukan simulasi trip pembangkit, STATCOM tidak memberikan pengaruh apapun terhadap sistem. Untuk skenario 2, ketika dilakukan penurunan kapasitas pada pembangkit yang sama, STATCOM berhasil menaikkan tegangan di sistem tetapi berada dibawah toleransi yang diizinkan SPLN.

Voltage quality is one of the requirements of the reliability of the electric power distribution system that must be met for a service to consumers. Although a system has a good quality and stable voltage, not necessarily the system can maintain the voltage due to voltage drop will occur in all parts of the system and will change with the change in load. In the transmission system, reactive power influences the stability of the system.
In this paper will discuss the improvement of voltage by adding Static Synchronous Compensator (STATCOM) using a software application DIgSILENT Power Factory 14.1. STATCOM will make improvements voltage by controlling the reactive power. STATCOM reactive power by setting occurs by comparing the value of the terminal voltage between the STATCOM system.
Simulations performed on Bus Lengkong frequent voltage drops. With the addition of STATCOM, the voltage drop on the bus Lengkong successfully upgraded from 130,01 kV to 135,13 kV. Then do the trip scenarios in PLTU Teluk Naga 3. During the simulation, STATCOM not give any influence on the system. For scenario 2, when performed on a capacity decrease in the same plant, STATCOM raise the voltage in the system but is below the allowed tolerance SPLN.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>