Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrid Puspitasari
"Tulisan ini membahas tentang perkembangan perkebunan sawit yang semakin meningkat dan tersebar di berbagai negara salah satunya di Indonesia. Perkembangan perkebunan sawit di tingkat global kemudian memiliki dampak kepada konteks lokal salah satunya di Kampung Palawijo yang berbatasan langsung dengan perkebunan sawit Kebun Cikasungka PTPN III KSO PTPN VIII. Para penduduk yang sebelumnya mayoritas bekerja di perkebunan karet milik PTPN VIII yang kemudian secara bertahap mengubah komoditasnya dari karet menjadi sawit dari tahun 2001. Perubahan komoditas tersebut tentu saja mengubah pola dan sistem penghidupan masyarakat yang tadinya bekerja di karet menjadi sawit. Namun, seiring berjalannya waktu terdapat perubahan ketergantungan penduduk Kampung Palawijo yang tadinya hampir seluruhnya menggantungkan penghidupannya dengan bekerja di karet kini setelah beralih menjadi komoditi sawit perlahan kemudian berkurang untuk bekerja di sawit. Situasi dan beban kerja yang berat dianggap tidak setara dengan upah yang diberikan, membuat minat untuk bekerja di sawit semakin menurun. Selain itu perempuan yang bekerja mayoritas menjadi Buruh Harian Lepas yang memiliki beban ganda karena harus mengurus kerja domestik yang sering diidentikkan sebagai pekerjaan yang tidak menghasilkan. Padahal kerja yang mereka lakukan itulah yang memungkinkan laki-laki bekerja di luar rumah dan mendapatkan upah. Kini strategi penghidupan yang dilakukan para penduduk sekitar memilih untuk bekerja di luar perkebunan sawit dan juga memilih untuk bermigrasi untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik.

This paper examines the escalating and widespread development of palm oil plantations in various countries, with a particular focus on Indonesia. The global expansion of palm oil plantations has consequential effects on local contexts, exemplified by the case of Kampung Palawijo, which directly borders the palm oil plantation Kebun Cikasungka owned by PTPN III KSO PTPN VIII. The residents of Kampung Palawijo were predominantly engaged in the rubber plantation owned by PTPN VIII, which gradually transitioned its commodity focus from rubber to palm oil starting in 2001. This shift in commodities undoubtedly alters the patterns and livelihood systems of the community, transforming their occupation from rubber to palm oil workers. Over time, there has been a transformation in the dependency of the residents of Kampung Palawijo, who previously relied heavily on rubber-related employment but gradually reduced their engagement in palm oil-related activities. The demanding work conditions and heavy workload are perceived as disproportionate to the wages provided, leading to a declining interest in palm oil employment. Furthermore, women, who constitute the majority of the workforce, often serve as Casual Daily Laborers (Buruh Harian Lepas), experiencing a dual burden as they are tasked with domestic responsibilities, commonly regarded as unremunerative work, ironically, it is their labor that enables men to seek employment outside the home and earn wages. Presently, the livelihood strategies adopted by the surrounding population involve seeking employment beyond palm oil plantations and opting for migration to attain better livelihoods."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan  informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya aset penghidupan yang juga sangat penting bagi petani kelapa sawit dalam mendukung aktivitas yang dilakukan. Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir akibat dari peremajaan kelapa sawit yang dilakukan.

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers in the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palms replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with  informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUD Makmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmerss adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmerss adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya faktor-faktor pada petani kelapa sawit dalam melakukan strategi adaptasi yaitu faktor pendukung internal (istri, anak, dan keluarga lainnya), faktor pendukung eksternal (tetangga, pemerintah desa, KUD Makmur, dan PT. PI, serta faktor penghambat (masalah finansial dan minimnya pengetahuan petani kelapa sawit). Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir faktor penghambat pada petani kelapa sawit selama masa peremajaan kelapa sawit

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers In the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palm’s replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUD Makmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmers’s adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are; first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses; while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmers’s adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Hasna Alfiyyah
"ABSTRAK
Potensi berkembangnya kawasan karst di Indonesia sangat tinggi dikarenakan penyebaran batuan pembentuknya batuan karbonat mencapai luas lebih dari 15,4 juta hektar. Namun, banyak kawasan karst di Indonesia yang belum dikenali bahkan terancam kelestariannya. Pengembangan penelitian karst di Indonesia sangat penting sebagai langkah awal pengelolaan karst lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi morfologi eksokarst di Desa Argapura, menganalisis pengaruh sumber air dan suhu udara gua terhadap kondisi lorong dan ornamen gua, serta menganalisis persamaan dan perbedaan kondisi segmen lorong gua. Desa Argapura dipilih sebagai wilayah penelitian karena memiliki gua bawah tanah sebagai salah satu indikasi kawasan karst. Metode penelitian yang digunakan adalah overlay data geologi dan bentuk medan, sehingga menghasilkan peta wilayah morfologi eksokarst. Selain itu, dilakukan pemetaan gua untuk mengetahui kondisi gua bawah tanah. Pengaruh sumber air dan suhu udara terhadap kondisi gua dianalisis menggunakan analisis statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa morfologi eksokarst di Desa Argapura terdiri atas dolina, dataran aluvial karst, bukit-bukit residual terisolasi, lereng dan perbukitan terkikis, serta lapies. Kondisi lorong dan ornamen gua di Desa Argapura dipengaruhi oleh sumber air dan suhu udara. Pengaruh sumber air dan suhu udara tersebut menghasilkan persamaan dan perbedaan yang digambarkan pada 11 tipe segmen lorong gua yang berbeda.

ABSTRACT
Potential development of karst area in Indonesia is very high because of the spread of its rock formers carbonate rock that reach 15,4 million hectares. But, there 39 s so many karst area in Indonesia that not yet identified and even threatened. Development of karst research study in Indonesia is very important as the first step of further karst management. The purpose of this research are to analyze exokarst morphology at Argapura Village, to analyze the influence of water source and air temperature to cave alley and cave ornament condition, and to analyze the similars and differrences of cave alley segment condition. Argapura Village was chosen as research area cause it has underground caves, which is one of the indication of karst area. The method used in this research is data overlay of geology and terrain form, that resulting exokarst morphology region map. Then, cave mapping was done to find out the condition of the underground cave. The influence of water source and air temperature to cave condition analyzed using statistic analysis. The result of this research show that exokarst morphology at Argapura Village consists of dolines, karst aluvial plains, isolated residuall hills, eroded hills and slopes, and lapies. Cave alley and cave ornament condition at Argapura Village influenced by water source and air temperature. The influence resulted similars and differrences, which described by 11 different cave alley segment types."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsafitri
"Sejak program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sejahtera (P2WKSS) diimplementasikan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana, Dinas Sosial Kabupaten Bogor turut berpartisipasi dalam menyelenggarakan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui program WRSE yang menyasar perempuan pencari nafkah utama dan/atau pembantu pencari nafkah dalam rumah tangga miskin. Namun, Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Bogor di tahun 2019 berada di posisi terendah kedua di Provinsi Jawa Barat, yang salah satunya menunjukan masih terdapat ketimpangan distribusi pendapatan antara perempuan dan laki-laki. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil pelaksanaan program WRSE di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor dengan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data gabungan atau mixed methods. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari wawancara mendalam, studi kepustakaan, dan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program belum mampu menyelesaikan permasalahan kemiskinan perempuan di Kabupaten Bogor karena tidak memenuhi kebutuhan strategis gender. Faktor lainnya ialah pada saat pelaksanaan program tidak menyediakan Tempat Penitipan Anak (TPA), keterbatasan pemberian modal awal untuk usaha, jangka waktu pelatihan keterampilan terlalu pendek, dan tidak dilakukan monitoring lanjutan.

Ever since the Bogor Regency Department of Women Empowerment, Child Protection, Human Population Control, and Family Planning (DP3AP2KB) implement the Increasing Role of Women Towards a Prosperous Family (P2WKSS) program, the Bogor Regency Department of Social Service has participated in organizing women's economic empowerment through the Socio-Economic Vulnerable Women (WRSE) program. The program targets women who classified as the primary breadwinners and assistant breadwinners in poor households. However, Bogor Regency's Gender Empowerment Index (IDG) in 2019 was at the second-lowest in West Java Province, showing inequality in income distribution between women and men. Therefore, this study analyzes the implementation results of the Socio-Economic Vulnerable Women (WRSE) program in the Bangunjaya Village, Cigudeg District, Bogor Regency using the Context, Input, Process, Product (CIPP) evaluation model. This research conducted post-positivist approach which combined qualitative and quantitative data collection techniques. This research collects data through semi-structured in-depth interviews, document studies, and surveys. The result shows that the program has not reduced women's poverty in Bogor Regency because the program design does not meet gender strategic need. Also, during the program implementation, it did not provide a Child Care Center (TPA), has limited initial capital for businesses, the period of skills training was too short, and further monitoring was not carried out."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayanti
"Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius di Kabupaten Bogor. Angka kejadian diare tinggi dalam 5 tahun terakhir dan menimbulkan KLB. Pada tahun 2009 terjadi KLB diare di kecamatan Cigudeg, Cisarua, dan Megamendung dengan CFR 0,78% serta tahun 2010 terjadi lagi di Sukamanah, angka kematian diare 1,82%.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko diare di Kecamatan Cisarua, Cigudeg dan Megamendung Kabupaten Bogor. Disain penelitian adalah kasus kontrol, kasus adalah penderita diare yang tercatat dalam register puskesmas selama 14 hari terakhir waktu penelitian berlangsung dan kontrol adalah penduduk yang tidak menderita diare, tetangga kasus. Jumlah sampel kasus 110 responden dan kontrol 110 responden.
Pengumpulan data dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan pertanyaan tentang karateristik responden (jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan), perilaku cuci tangan, higiene sanitasi makanan, serta faktor lingkungan (jenis lantai, sumber air bersih, penanganan sampah dan pembuangan tinja) dan kualitas bakteriologis air bersih.
Hasil analisis multivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara higiene sanitasi makanan dengan kejadian diare (nilai p<0,004) dan Odds Ratio2,222 pada 95% interval kepercayaan 1,284-3,485.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor risiko yang paling dominan adalah higiene sanitasi makanan minuman.

Diarrhea disease remains serious public health problems in Bogor Regency. Diarrhea morbidity is higher for the last 5 years and occurrence of outbreaks. In 2009, outbreaks of diarrhea in the Cisarua, Cigudeg and Megamendung district with Case Fatality Rate 0,78%, also in 2010 outbreak of diarrhea occurred again in Sukamanah with diarrhea mortality rates by 1,82%.
This study aims to analyze the risk factor diarrhea in Cisarua, Cigudeg dan Megamendung sub district, Bogor regency. This study has a case-control design, samples are suffer diarrhoea and registered health center for 14 days research and the controls are not person who were not suffer of diarrhoea, neighbour of case. There were 110 cases and 110 controls.
The information were collected by interviews using a structured questionnaire. These included demographic characteristic respondents (gender, education and employment), the behavior of hand washing, food hygiene and sanitation, environmental factor (clean water, waste handling, disposal of feces and type of floor), and the bacteriological quality of water.
The results of the multivariate analysis showed factors associated with occorence of diarrhea is food hygiene and sanitation (p value =0,004) and odds ratio (OR) 2,222 at confidence interval 1,284-3,845.
The conclusion risk factor dominant association with diarrhoea is food hygiene and sanitation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dipo Rizki Saleh
"Melihat inovasi penginderaan jauh dalam estimasi stok karbon kelapa sawit untuk inventarisasi stok karbon, diperlukan pembangunan model demi mengetahui distribusi stok karbon kelapa sawit melalui penginderaan jauh. Variabel yang digunakan yaitu nilai piksel dari indeks vegetasi NDVI, GNDVI, EVI, ARVI, SAVI pada citra satelit Sentinel 2-B dan Landsat 8. Data stok karbon lapangan diperoleh dengan persamaan allometrik biomassa dari tinggi dan keliling batang. Model terpilih yaitu ARVI pada Sentinel 2-B dan Landsat 8 dengan memiliki nilai korelasi dan determenansi tertinggi. Model terpilih yang dijadikan distribusi spasial estimasi stok karbon mempunyai rentang estimasi stok karbon berupa <110 kg/piksel, 110 – 150 kg/piksel, 150 – 190 kg/piksel, dan 190 – 240 kg/piksel pada Sentinel 2-B dan <900 kg/piksel, 900 – 1100 kg/piksel, 1100 – 1300 kg/piksel dan 1300 – 1500 kg/piksel pada Landsat 8 yang terdistribusi spasial di kelompok umur 17, 18, 19, dan 20 tahun dari berbagai bagian timur dan tenggara, kerapatan vegetasi, dan aspek kondisi lingkungan Kecamatan Kemang dan Ranca Bungur. Berdasarkan perbandingan, nilai piksel indeks vegetasi berbanding lurus dengan kelompok umur dimana semakin tua maka semakin tinggi, sama dengan kerapatan vegetasi di area, semakin banyak jumlah vegetasi maka semakin tinggi juga nilai piksel dari indeks vegetasi. Landsat 8 terpilih karena memiliki nilai korelasi lebih besar terhadap kerapatan vegetasi, hasil akhir yaitu estimasi stok karbon kelapa sawit umur 17 tahun dengan luas 267,56 Ha ialah 3.421,74 ton, 18 tahun 369,12 Ha ialah 5150,52 ton, 19 tahun 316,41 Ha ialah 4.271,86 ton, dan 20 tahun 55,54 Ha ialah 761,67 ton. Jumlah total estimasi stok karbon pada wilayah penelitian adalah 13.605,79 ton.

Seeing the innovation of remote sensing in the estimation of oil palm carbon stock for carbon stock inventory, it is necessary to develop a model to determine the distribution of oil palm carbon stock through remote sensing. The variable used is the pixel value of the vegetation index NDVI, GNDVI, EVI, ARVI, SAVI on the Sentinel 2-B and Landsat 8 satellite images. Field carbon stock data were obtained by using allometric equations of biomass from stem height and circumference. The selected model is ARVI on Sentinel 2-B and Landsat 8 with the highest correlation and determination values. The selected model which is used as a spatial distribution of carbon stock estimates has a range of carbon stock estimates in the form of <110 kg/pixel, 110 – 150 kg/pixel, 150 – 190 kg/pixel, and 190 – 240 kg/pixel on Sentinel 2-B and <900 kg/pixel, 900 – 1100 kg/pixel, 1100 – 1300 kg/pixel and 1300 – 1500 kg/pixel on Landsat 8 which are spatially distributed in the 17, 18, 19, and 20 year age groups from different parts of the east and southeast, density vegetation, and aspects of environmental conditions in the Districts of Kemang and Ranca Bungur. Based on the comparison, the pixel value of the vegetation index is directly proportional to the age group where the older it is, the higher it is, equal to the density of vegetation in the area, the more the number of vegetation, the higher the pixel value of the vegetation index. Landsat 8 was chosen because it has a greater correlation value with vegetation density, the final result is the estimated carbon stock of oil palm aged 17 years with an area of 267.56 Ha is 3,421.74 tons, 18 years 369.12 Ha is 5150.52 tons, 19 years 316.41 Ha is 4,271.86 tons, and 20 years 55.54 Ha is 761.67 tons. Total estimated carbon stock is 13,605.79 tons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selpi Pratiwi
"Campak adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak-anak meskipun vaksin yang aman dan hemat biaya tersedia. Pada tahun 2015, ada 134 200 kematian akibat campak global dan sekitar 367 kematian setiap hari atau 15 kematian setiap jam. Vaksinasi Campak mengakibatkan penurunan 79 kematian akibat campak antara tahun 2000 sampai dengan 2015 di seluruh dunia. Meskipun sudah mencapai target lebih dari 90 cakupan imunisasi campak di wilayah desa Cigudeg dan Ciampea namun masih ada kejadian luar biasa campak di Desa tersebut pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian campak pada kejadian luar biasa campak di desa Cigudeg dan Ciampea Kabupaten Bogor tahun 2016. Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol dengan perbandingan 1:3 menghasilkan sampel terdiri dari 36 kasus dan 108 kontrol dengan kekuatan uji 80 memiliki derajat kepercayaan 95.
Hasil analisis dengan menggunakan regresi logistik di dapatkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian campak pada kejadian luar biasa campak di Desa Cigudeg dan Ciampea Kabupaten Bogor tahun 2016 secara signifikan adalah imunisasi OR= 3,44; 95 CI : 1,09 ndash; 10,65; Nilai P= 0,034 , luas ventilasi udara OR=4,7; 95 CI: 1,47 ndash; 15,39: Nilai P= 0,009 dan riwayat kontak OR= 28,6; 95 CI 9,06 ndash; 90,42; Nilai P=0,000 . Cakupan imunisasi campak di desa Cigudeg dan Ciampea sudah mencapai lebih dari 90 , namun belum bisa menjadikan desa tersebut memiliki kekebalan kelompok terhadap campak, sehingga perlu adanya kajian atau penelitian lanjutan terhadap hal tersebut.

Measles is one of the leading causes of death among children although safe and cost effective vaccines are available. By 2015, there are 134 200 deaths from global measles and about 367 deaths every day or 15 deaths every hour. Measles Vaccination resulted in a 79 reduction in measles deaths between 2000 and 2015 worldwide. Despite reaching the target of more than 90 coverage of measles immunization in Cigudeg and Ciampea villages, there is still an extraordinary incidence of measles in these two villages by 2016. This study aims to determine the risk factors associated with measles incidence in the extraordinary incidence of measles in villages of Cigudeg and Ciampea Bogor Regency in 2016. The study design using case control study with a ratio of 1 3 resulted in a sample consisting of 36 cases and 108 controls with a strength of 80 test having 95 confidence degree.
The result of the analysis by using logistic regression was found that the risk factors associated with measles incidence in measles outbreaks in Villages Cigudeg and Ciampea Bogor Regency in 2016 were significantly immunized OR 3.44 95 CI 1.09 P 0,034 , air ventilation area OR 4,7 95 CI 1.47 15.39 P value 0.009 and contact history OR 28.6 95 CI 9.06 90.42 P value 0.000 . Measles immunization coverage in villages Cigudeg and Ciampea has reached more than 90 , but not yet able to make the village has a group immunity against measles, so the need for further studies or research on it.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listiono
"Di Kabupaten Bogor diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan rnasyarakat yang cukup serius, selain angka kejadian yang tinggi, dalam 5 tahun terakhir selalu menimbulkan KLB. Bahkan pada tahun 2009 tezjadi 8 icali kejadian KLB diare di empat kecamatan, salah satunya di wilayah kerja Puskesmas Lebakwangi, Kecamatan Cigudeg, sebanyak 258 penderita dengan CFR sebesar 0,78%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeiahui falctor-faktor yang berhubungan dngan kejadian diare di wilayah keija Puskesmas Lebakwangi, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor tahun 2009.
Desain penelitian ini adalah kasus kontrol, sebagai kasus adalah penderita diare diwilayah keija Puskesmas Lebakwangi periode 22 Agustus 2009 sarnpai dengan periode KLB berakhir, sebagai kontrol penduduk di wilayah yang sama. Sampel berjumlah 130 untuk kasus dan 130 untuk I-control- Pengumpulan data dengan wawancara langsung menggunakan kuesionr terstmktur. Kuesioner berisi pertanyaan tentang variabel karakteristik responden, perilaku dan lingkungan. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariat.
Dari analisis secara multivariate diperoleh bahwa faktor kebiasaan mencuci alat-alat makan tidal-c menggunakan sabun berisiko 3,38 kali lebih besar unnik teljadinya diare dibanding dengan yang mencuoi dengan menggunakan sabun. Responden yang tidak menggunakan jamban keluarga berisiko 2,76 kali dibading dengan yang menggunakan jamban keluarga. Ketersediaan sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan berisiko 1,79 kali Iebih besar dibanding dengan yang menggunakan air bersih.
Kesimpulan: mencuci alat makan dengan sabun, ketersediaan jamban keluarga clan ketersediaan sumber air bersih merupakan risiko yang berhubungan bermakna dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Lebakwangi 2009.

In Bogor District diarrhea is still a very serious public health problem, in addition to high morbidity, in the last five years always cause outbreaks. Even in 2009, have been 8 times occurrence of diarrhea outbreak in four sub district, one occur in the working area of Lebakwangi Public Health Center, Cigudeg Sub District, with a total of 258 patients and CFR 0-78%. The purpose of this study was to determine factors associated with occurrence of diarrhea in the working area of Lebakwangi Public Health Center, Cigudeg Sub District, Bogor District in 2009.
This study design case-control, as case is patients with diarrhea in Lebabkwangi Public Health Center territory, since 22 August 2009 until outbreak ends, as a control is persons without diarrhea in population in the same region. The number of sample 130 for cases and 130 for controls. The collection of data by direct interviews using a structured questionnaire. The questionnaire obtains questions about variable characteristics of respondent, behaviors and environment variable. Data analysis was done using univariate, bivariate and multivariate.
From multivariate analysis found that behaviors factor did not 'use Soap to wash eating equipment 3.38 times greater risk for the occurrence of diarrhea compared with washing with soap. Respondent that didn't utilize family latrine will be risk 2,76 times for occurance diarrhea compaired they utilize family latrine. The availability of clean water sources that do not meet health requirements 1.79 times greater risk for the occurrence of diarrhea compared than using clean water that meet health requirements.
Conclusion: washing eating tool with soap, availability of family latrine and availability of clean water source that meet health requirements is risk factors that associate with occurrence of diarrhea in Lebakwangi Health Center Territory, Cigudeg Sub District in 2009.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33208
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya faktor- faktor pada petani kelapa sawit dalam melakukan strategi adaptasi yaitu faktor pendukung internal (istri, anak, dan keluarga lainnya), faktor pendukung eksternal (tetangga, pemerintah desa, KUD Makmur, dan PT. PI, serta faktor penghambat (masalah finansial dan minimnya pengetahuan petani kelapa sawit). Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir faktor penghambat pada petani kelapa sawit selama masa peremajaan kelapa sawit

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers In the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palm’s replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUDMakmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmers’s adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are; first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses; while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmers’s adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>