Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208093 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Indah Palupi Nugrahari
"COVID-19 telah menginfeksi ratusan juta orang dan menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia. Vaksinasi diharapkan dapat mengurangi insiden penyakit, tingkat mortalitas, maupun keparahan penyakit. Sehingga peneliti ingin mengetahui seberapa besar efek vaksinasi dalam melindungi pasien COVID-19 terhadap penyakit COVID-19 yang berat dan kematian COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif yang menggunakan data dari database NAR COVID-19 dan Dashboard KPCPEN Dinkes Kota Depok mulai tanggal 8 Mei 2020 hingga 20 Februari 2023 yang dianalisis menggunakan regresi logistik. Peneliti menemukan bahwa kelompok usia terbesar adalah usia 31-45 tahun (26,54%) dan terkecil adalah usia ≥ 60 tahun (10,97%). Populasi perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki (53,36% vs 46,64%). Kemudian hanya 6.41% orang bekerja sebagai petugas kesehatan. Jumlah orang yang tidak divaksin lebih banyak dibandingkan orang yang divaksin (52,58% vs. 47,42%). Dibandingkan dengan pasien COVID-19 yang tidak divaksinasi, pasien yang divaksin mengalami penurunan risiko dirawat sebesar 45% (periode 1), 43,3% (periode 2), dan 24% (periode 3). Kemudian pasien COVID-19 yang divaksinasi mengalami penurunan risiko mortalitas sebesar 35% (periode 1), 90% (periode 2), dan 33% (periode 3). Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa vaksinasi COVID-19 menurunkan risiko dirawat di RS dan mortalitas pasien COVID-19 pada ketiga periode sakit.

COVID-19 has infected and caused the deaths of millions of people in the world. And vaccination is expected to reduce the incidence, mortality, and severity of the disease. The objective of this research is to discover the effects of COVID-19 vaccination against severe disease and death of COVID-19. This was a retrospective cohort research that utilized data from the COVID-19 NAR database and the Depok City Health Department KPCPEN Dashboard from Mei 8, 2020 to February 20, 2023, and was analysed using logistic regression. We discovered that the largest age group were patients between ages 31-45 years (26.54%) and the smallest was ≥ 60 years (10.97%). There were more female patients than men (53.36% vs. 46.64%). Only 6.41% of patients were healthcare workers, and more patients were unvaccinated than vaccinated (52.58% vs. 47.42%). Compared to the unvaccinated patients, the vaccinated patients experienced a risk reduction of 45% in period 1, 43.3% in period 2, and 24% in period 3. Vaccinated patients also experienced a risk reduction for mortality of 35% in period 1, 90% in period 2, and 33% in period 3. Therefore, we conclude that COVID-19 vaccination reduces the hospitalization and mortality risks for COVID-19 patients in all 3 periods."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Lestari
"Vaksinasi terhadap Virus Corona (SARSCov2) dianggap sebagai upaya penting dalam mengendalikan pandemi COVID-19 dan mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi. Bukti empiris mengenai pengaruh vaksinasi terhadap kesehatan dan ekonomi pada tingkat kabupaten/kota di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh vaksinasi terhadap hasil kesehatan dan kondisi ekonomi masyarakat. Analisis dilakukan menggunakan metode fixed effect dengan data set panel bulanan mengenai vaksinasi dan berbagai hasil kesehatan (positivity rate dan recovery) serta data set tahunan tentang vaksinasi dan kondisi ekonomi masyarakat yang diukur melalui pengeluaran per kapita pada 514 kabupaten/kota di Indonesia selama periode Januari 2021 hingga Desember 2022. Hasil estimasi menunjukkan bahwa vaksinasi dosis pertama berpengaruh signifikan terhadap penurunan positivity rate, peningkatan jumlah pemulihan kasus (recovery), dan juga terhadap peningkatan pengeluaran per kapita. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa vaksinasi dosis kedua mampu mempertahankan keberlanjutan efek positif terhadap hasil kesehatan dan kondisi ekonomi masyarakat.

Vaccination against the Coronavirus (SARSCov2) is considered an important effort in controlling the COVID-19 pandemic and accelerating the recovery of economic activity. Limited empirical evidence exists regarding the effect of vaccination on health and the economy at the district level in Indonesia. This research examines the effect of the COVID-19 vaccination on health outcomes and the economic conditions of society. The analysis was carried out using the fixed effect method with panel monthly data of vaccinations and various health outcomes (positivity rate and case recoveries) and annual data of vaccinations and economic conditions of society as measured by expenditure per capita in about 514 districts in Indonesia during the period January 2021 to December 2022. The estimation results show that the first dose of vaccination has a significant effect on reducing the positivity rate, increasing the number of case recoveries, and also increasing expenditure per capita. Further analysis shows that the second dose of vaccination is able to maintain a sustainable positive effect on health outcomes and the economic condition of society."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Atmojo
"Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah terdapatnya kendala pada proses internal manajemen vaksinasi COVID-19 drive thru Rumah Sakit Universitas Indinesia (RSUI). Dimana Vaksinasi tersebut merupakan bagian dari program penanggulangan COVID-19 yang menyangkut kepentingan masyarakat umum terutama pada aspek kesehatan. Tujuan dilakukan penelitaian ini adalah untuk menganalisis tentang kualitas pada proses internal pelayanan vaksinasi COVID-19 drive thru di Rumah Sakit Universitas Indinesia (RSUI). Pendekatan penelitian yang digunakan ialah postpositivsm dengan dengan desain deskriptif melalui teori internal quality (INTQUAL). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitataif, dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan empat infoman inti yang terlibat secara langsung dalam pelayanan selama tiga periode dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pada proses internal pelayanan vaksinasi COVID-19 drive thru RSUI sudah cukup baik. Hal tersebut diperoleh dari analisis delapan indikator dalam teori INTQUAL yang meliputi tools, policies and procedures, teamwork, management support, goal alignment, effective training, communication, dan reward and recognition.

The background of this research is the constraints on the internal process of management drive thru COVID-19 vaccination at the University of Indonesia Hospital (RSUI). The vaccination is a COVID-19 mitigation program that concerns the interests of the general public, especially in health aspects. The purpose of this research is to analyze the quality of the internal process by drive thru COVID-19 vaccination services in the University of Indonesia Hospital (RSUI). The research approach used is postpositivsm with a descriptive design through the theory of internal quality (INTQUAL). The research method used is qualitative, with data collection through in-depth interviews with four core infomen directly involved in the ministry over three periods and literature studies. The results showed that internal quality process of RSUI's internal drive thru COVID-19 vaccination service is quite good. This is obtained from the analysis of eight indicators in INTQUAL theory which include tools, policies and procedures, teamwork, management support, goal alignment, effective training, communication, and reward and recognition"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernand Gamaliel Fa Atulo
"Cakupan vaksinasi COVID-19 lansia di Kelurahan Batu Ampar sebesar 61%. Cakupan tersebut menjadikan Kelurahan Batu Ampar termasuk wilayah terendah kedua dalam cakupan vaksinasi di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku vaksinasi COVID-19 pada lansia dan determinannya di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Batu Ampar Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengolahan sampel menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya pada 121 lansia yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Batu Ampar Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan 82,6% lansia telah menerima vaksinasi COVID-19 dengan status dosis pertama sebanyak 5,8%, dosis kedua sebanyak 37% dan booster pertama sebanyak 46,3%. Hasil penelitian juga menunjukkan pengetahuan (p=0,011) dan aksesibilitas jarak (p=0,001) sangat berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19 pada lansia. Aksesibilitas jarak merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19 pada lansia.

The coverage of the elderly COVID-19 vaccination in Batu Ampar Village is 61%. This coverage makes Batu Ampar Village the second lowest area in vaccination coverage in Kramat Jati District, East Jakarta. This study aims to determine the behavior of COVID-19 vaccination in the elderly and its determinants in the work area of the Batu Ampar Village Health Center, East Jakarta. This study uses a quantitative method with a cross sectional design. The sample processing technique used univariate, bivariate and multivariate analysis with multiple logistic regression. Collecting data through filling out questionnaires that have been tested for validity and reliability on 121 elderly who live in the working area of the Puskesmas Batu Ampar, East Jakarta. The results showed that 82.6% of the elderly had received COVID-19 vaccination with 5.8% first dose status, 37% second dose and 46.3% first booster. The results also showed that knowledge (p=0.011) and distance accessibility (p=0.001) were strongly related to the behavior of COVID-19 vaccination in the elderly. Distance accessibility is the dominant factor related to COVID-19 vaccination behavior in the elderly"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najma Fakhira Nuril Haq
"COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 dan ditetapkan sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 oleh WHO. Pemerintah Republik Indonesia mulai melaksanakan program vaksinasi booster untuk meningkatkan durabilitas sistem imun, khususnya pada tenaga kesehatan untuk memicu reaksi imunogenitas pada tubuh melalui produksi antibodi netralisasi (NAb). Namun, NAb memiliki durabilitas tertentu dan mungkin akan mengalami penurunan yang turut dipengaruhi oleh adanya SARS-CoV-2 varian baru yang muncul seperti varian Delta dan Omicron. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi antibodi netralisasi yang dihasilkan oleh tenaga kesehatan di Jakarta sebelum dan setelah 12 bulan vaksinasi booster COVID-19, mengevaluasi antibodi netralisasi setelah 12 bulan vaksinasi booster COVID-19 terhadap 4 varian SARS-CoV-2 berupa varian wild type, Delta, Omicron (B.1.1.529), dan Omicron (BA.2), dan mengevaluasi antibodi netralisasi pada partisipan yang mengalami breakthrough infection dengan partisipan yang tidak mengalami breakthrough setelah 12 bulan vaksinasi booster COVID-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Surrogate Virus Neutralization Test (sVNT) yang sesuai untuk digunakan dalam mendeteksi antibodi netralisasi karena memiliki hasil yang baik dengan waktu deteksi singkat. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat kenaikan antibodi netralisasi yang signifikan pada saat 12 bulan pascavaksinasi booster dibandingkan dengan saat pravaksinasi booster. Selain itu, terdapat perbedaan kadar antibodi netralisasi antara keempat varian dengan penurunan antibodi netralisasi yang cukup signifikan sekitar 10—20% pada varian Omicron (B.1.1.529 dan BA.2). Tidak terdapat perbedaan antibodi netralisasi yang signifikan pada partisipan yang mengalami breakthrough infection dengan partisipan yang tidak mengalami breakthrough infection, namun, seluruh partisipan breakthrough infection memiliki tingkat keparahan COVID-19 kategori ringan. Kesimpulan penelitian ini adalah vaksinasi booster pertama pada partisipan menunjukkan durabilitas imun pada bulan ke-12 pascavaksinasi booster pertama yang masih tergolong baik dan kemungkinan berpengaruh terhadap rendahnya tingkat keparahan gejala COVID-19 pada partisipan yang mengalami breakthrough infection. Varian baru SARS-CoV-2 seperti Omicron (B.1.1.529 dan BA.2) menyebabkan penurunan respons kekebalan tubuh sehingga perlu dilaksanakan vaksinasi booster lanjutan.

COVID-19 is an infectious disease caused by SARS-CoV-2 and was declared as global pandemic on 11 March 2020 by WHO. The Government of the Republic of Indonesia has started implementing a booster vaccination program to increase the durability of the immune system, especially for healthcare workers to trigger an immunogenic reaction in the body through the production of neutralizing antibodies (NAb). However, NAb has a certain durability and may experience a decrease which is also influenced by the emergence of new SARS-CoV-2 variants such as the Delta and Omicron variants. The purpose of this study was to evaluate the neutralization antibodies produced by healthcare workers in Jakarta before and after 12 months of the COVID-19 booster vaccination, to evaluate the neutralization antibodies after 12 months of the COVID-19 booster vaccination against 4 variants of SARS-CoV-2 in the form of wild type variants, Delta, Omicron (B.1.1.529), and Omicron (BA.2), and evaluated neutralizing antibodies in participants who experienced a breakthrough infection with participants who did not experience a breakthrough after 12 months of the COVID-19 booster vaccination. The method used in this study is the Surrogate Virus Neutralization Test (sVNT) which is suitable for detecting neutralizing antibodies because it has good results with a short detection time. The results of the study were that there was a significant increase in neutralizing antibodies 12 months after the booster vaccination compared to the prevaccination booster. In addition, there were differences in neutralizing antibody levels between the four variants with a significant decrease in neutralizing antibodies of around 10—20% in the Omicron variants (B.1.1.529 and BA.2). There was no significant difference in neutralizing antibodies in participants who experienced a breakthrough infection and participants who did not experience a breakthrough infection. However, all breakthrough infection participants had a mild level of COVID-19 severity. The conclusion of this study is that the first booster vaccination in participants shows immune durability at the 12th month after the first booster vaccination which is still relatively good and may have an effect on the lower severity of COVID-19 symptoms in participants who experience a breakthrough infection. New variants of SARS-CoV-2 such as Omicron (B.1.1.529 and BA.2) cause a decrease in the body's immune response so that further booster vaccinations are necessary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harum Saritilawah
"Kepatuhan terhadap protokol kesehatan mengalami penurunan setelah dilaksanakannya vaksinasi COVID-19. Implementasi protokol kesehatan di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur masih berada di bawah standar kepatuhan protokol kesehatan di setiap daerah, sedangkan program vaksinasi sudah dilakukan dari bulan Januari 2021. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan protokol kesehatan pasca vaksinasi pada masyarakat di Kecamatan Ciracas tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data primer. Sampel penelitian ini berjumlah 178 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sudah patuh dengan nilai rata-rata 80,18 dari skala 100. Uji statistik menunjukkan bahwa jenis kelamin (p value = 0,001), pengetahuan (p value = 0,005), persepsi kerentanan (p value = 0,037), persepsi keparahan (p value = 0,037) dan persepsi manfaat (p value = 0,001) berhubungan dengan kepatuhan protokol kesehatan pasca vaksinasi. Hasil penelitian menyarankan untuk memperkuat komunikasi masyarakat, edukasi yang lebih massif kepada tokoh masyarakat, tokoh agama hingga ketua wilayah dengan menjadikan sebagai agen promosi kesehatan, serta memperkuat platform online untuk dijadikan media promosi kesehatan yang sederhana, menarik dan mudah dipahami.

Compliance with health protocols has decreased after the COVID-19 vaccination was implemented. The implementation of health protocols in Ciracas District, East Jakarta still below the standard of compliance with health protocols in each region, while the vaccination program has been carried out since January 2021. The purpose of this study was to determine the factors associated with post-vaccination health protocol compliance in the community in Ciracas District in 2022. This research is a quantitative study with a cross sectional design using primary data. The sample of this study amounted to 178 samples. The results showed that the respondents were obedient with an average value of 80.18 from a scale of 100. Statistical tests showed that gender (p value = 0.001), knowledge (p value = 0.005), perception of vulnerability (p value = 0.037), perception severity (p value = 0.037) and perceived benefit (p value = 0.001) were associated with post-vaccination health protocol compliance. The results of the study suggest strengthening community communication, more massive education to community leaders, religious leaders to regional leaders by making them as health promotion agents, as well as strengthening online platforms to be simple, attractive and easy to understand health promotion media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Fernardo
"Penelitian ini menggunakan teori Extended Parallel Process Model (EPPM) mengkaji pemberian pesan dengan pendekatan rasa takut terhadap minat perilaku vaksinasi Covid-19 dalam konteks Indonesia. Penelitian ini mengkaji pengaruh pemberian kampanye ancaman tinggi dengan efikasi tinggi serta kampanye ancaman tinggi dengan efikasi rendah terhadap minat perilaku vaksinasi. Melalui metode eksperimen desain antar kelompok dengan kelompok kontrol yang mendapat perlakuan berbeda kemudian diuji dengan Uji F (ANOVA) satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampanye ancaman tinggi dengan efikasi tinggi terbukti memicu minat perilaku vaksinasi Covid-19 pro-aktif yakni signifikan di minat perilaku vaksinasi individu, minat pencarian informasi, minat daftar vaksin dan minat mengajak lingkungan untuk vaksin. Sementara kampanye ancaman tinggi dengan efikasi rendah hanya memicu minat perilaku vaksinasi Covid-19 pasif yaitu signifikan di minat perilaku vaksinasi individu namun, tidak di variabel minat pencarian informasi, minat daftar vaksin dan minat mengajak lingkungan untuk vaksin.

Employing Extended Parallel Process Model (EPPM) theory, this papers examined the delivery of vaccination campaign with a fear appeal to the behavioral intention of Covid-19 vaccination in Indonesia context. This study examines the application of high threat and high efficacy campaigns also low threat and low efficacy campaigns on vaccination behavioral intention. Through experimental between-subject post – test only control groups design that received different treatment then tested with the one-way F Test (ANOVA). The results showed that high threat and high efficacy campaigns were proven to trigger pro-active Covid-19 vaccination behavioral intention, which was significant in individual vaccination behavioral intention, information seeking intention, vaccine registration intention and ask colleagues for vaccines intention. While high threat and low efficacy campaigns only trigger passive Covid-19 vaccination behavioral intention, which is significant in individual vaccination behavioral intention, but not in information seeking intention, vaccine registration intention and ask colleagues for vaccines intention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktrina Gustanela
"Pada 11 Maret 2020 World Health Organization mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi. Upaya pengendalian COVID-19 dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi agar mendapat perlindungan optimal. Pandemi tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada pelaku usaha mikro. Menurut skala usahanya penurunan penjualan pada usaha mikro sebesar 43,3%. Percepatan vaksinasi pada pelaku usaha bertujuan untuk percepatan pemulihan kesehatan dan ekonomi. Teori Health Belief Model (HBM) bertujuan mengajarkan informasi tentang risiko dan perilaku untuk meminimalkan risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19 pada pelaku usaha mikro di Kota Padang. Metode pada penelitian ini dengan desain Cross Sectional. Sasaran pada penelitian ini adalah pelaku usaha mikro di Kota Padang dengan sampel 190 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan KoboToolbox secara daring dan luring. Hasil penelitian menunjukkan 56,8% melakukan vaksinasi COVID-19 dua dosis. Pengetahuan, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19. Persepsi manfaat merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19. Berdasarkan teori HBM pengetahuan akan membawa perubahan, pengetahuan tentang COVID-19 dan vaksin COVID-19 akan menentukan tindakan terhadap pelaksaaan Vaksinasi COVID-19. Tingginya persepsi manfaat dibandingkan persepsi hambatan terhadap vaksinasi COVID-19 dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan vaksinasi COVID-19.

On March 11, 2020, the World Health Organization declared COVID-19 as a pandemic. Efforts to control COVID-19 can be carried out by implementing health protocols and vaccinations to get optimal protection. The pandemic does not only have an impact on health, but also on micro-enterprises. According to the scale of business, the sales decline for micro businesses were 43.3%. Acceleration of vaccination for business actors aim to accelerate health and economic recovery. The Health Belief Model (HBM) theory aims to teach information about risks and behaviors to minimize these risks. This study aims to identify factors related to COVID-19 vaccination behavior in microenterprises in Padang City. The method in this research was a cross sectional design. The target of this research wàs micro business actors in Padang City with a sample of 190 respondents. Data was collected using a questionnaire with KoboToolbox online and offline. The results showed 56,8% took two doses of COVID-19 vaccination. Knowledge, perceived benefits, and perceived barriers are related to COVID-19 vaccination behavior. Perceived benefits is the most dominant factor related to the behavior of COVID-19 vaccination. Based on the HBM theory, knowledge will bring about change, knowledge of COVID-19 and the COVID-19 vaccine will determine the
actions that will be taken to carry out COVID-19 vaccinations. The high perceived benefits compared to perceived barriers toward COVID-19 vaccination can influence someone to get COVID-19 vaccination
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabira Ridha Rifani
"Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu alternatif untuk mencegah penyebaran COVID-19. Provinsi Gorontalo merupakan wilayah dengan cakupan vaksinasi COVID-19 yang rendah pada remaja, sehingga perlu dikaji tingkat pengetahuan, sikap, dan keinginan remaja untuk membantu memaksimalkan program vaksinasi COVID-19 di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan keinginan remaja terhadap vaksinasi COVID-19 di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan metode convenience sampling digunakan dengan melibatkan 444 remaja di Provinsi Gorontalo. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara Usia, masalah keuangan, status kesehatan, status COVID-19, status penyakit kronis, riwayat anggota keluarga atau teman yang pernah terinfeksi COVID-19, didiagnosis penyakit kongenital, status pekerjaan orangtua, sumber informasi tentang vaksin COVID-19, tingkat pengetahuan dan sikap dengan keinginan remaja terhadap vaksinasi COVID-19. Analisis regresi logistik menunjukkan variabel dominan yaitu sikap positif terhadap keinginan remaja untuk vaksin COVID-19, yaitu dengan nilai p = < 0,001 dan aOR = 9,643 (95% CI = 4,850 – 19,171). Secara keseluruhan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan keinginan remaja terhadap vaksinasi COVID-19 di Provinsi Gorontalo. Pemerintah perlu membuat kebijakan khusus mengenai vaksin COVID-19 terhadap remaja, guna meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19.

Vaccination against COVID-19 is an alternative to prevent the spread of COVID- 19. Gorontalo Province is an area with low COVID-19 vaccination coverage for adolescents, so it is necessary to study the level of knowledge, attitudes, and willingness of adolescents to help maximize the COVID-19 vaccination program among adolescents. This study aims to identify the relationship between the level of knowledge and attitudes with adolescents' willingenss for COVID-19 vaccination in Gorontalo Province. This study used a cross-sectional design and the convenience sampling method involved 444 adolescents in Gorontalo Province. The results of the chi-square test showed that there was a significant relationship between age, financial problems, health status, COVID-19 status, chronic disease status, history of family members or friends who had been infected with COVID- 19, diagnosed with congenital diseases, parents' employment status, sources of information. about the COVID-19 vaccine, the level of knowledge and attitudes of adolescents towards the COVID-19 vaccination. Logistic regression analysis showed that the dominant variable was a positive attitude towards adolescents' willingness for the COVID-19 vaccine, with p value = < 0.001 and aOR = = 9,643 (95% CI = 4,850 – 19,171). Overall, there is a relationship between the level of knowledge and attitudes with the willingness of adolescents towards COVID-19 vaccination in Gorontatol Province. The government needs to make a special policy regarding the COVID-19 vaccine for adolescents, in order to increase the coverage of the COVID-19 vaccination."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Nadiah Syafei
"Pengelolaan limbah medis di Indonesia menghadapi banyak tantangan berupa regulasi, daya tampung pengolahan, sinkronisasi antar lembaga, peran pemerintah daerah, sarana prasarana yang belum mencukupi, sumber daya manusia yang belum mumpuni, masalah perizinan, serta pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 pada rumah sakit di Kota Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Timbulan limbah medis yang dihasilkan dari RS A dan B sebanyak 3,19 kg/tempat tidur/hari dan 3,16 kg/tempat tidur/hari. Alur pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 yang dilakukan oleh RS A dan RS B dimulai dari pemisahan yang dilakukan pada sumbernya, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pengangkutan menuju pihak ke 3. Sarana prasarana pengelolaan limbah rumah sakit sudah tersedia cukup baik sesuai dengan syarat Permenkes No.18 Tahun 2020. Sejauh ini, belum adanya rencana terkait antisipasi pengelolaan limbah medis apabila timbulan limbah medis membludak yang disiapkan oleh pemerintah. Dalam hal pengangkutan limbah oleh pihak ke 3, terdapat beberapa kali keterlambatan untuk waktu kedatangan ke rumah sakit untuk mengangkut limbah medis. Kesimpulan dalam penelitian ini yakni pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 rumah sakit di Kota Tangerang saat ini terkontrol dengan baik.

Medical waste management in Indonesia faces many challenges in the form of regulation, processing capacity, synchronization between institutions, the role of local governments, inadequate infrastructure, inadequate human resources, licensing problems, and financing. This study aims to determine the description of the management of B3 Covid-19 medical waste in hospitals in Tangerang City. This research is a quantitative and qualitative research with a descriptive approach. The medical waste generated from Hospitals A and B was 3.19 kg/bed/day and 3.16 kg/bed/day. The flow of B3 Covid-19 medical waste management carried out by Hospital A and Hospital B starts from the separation carried out at the source, storage, transportation, storage, and transportation to third parties. Hospital waste management infrastructure facilities are already quite good in accordance with the requirements Minister of Health Regulation No. 18 of 2020. So far, there is no plan related to anticipating medical waste management in the event of an overabundance of medical waste that has been prepared by the government. In the case of transporting waste by 3rd parties, there are several delays in arrival time to the hospital for transporting medical waste. The conclusion in this study is that the management of hospital B3 Covid-19 medical waste in Tangerang City is currently well controlled."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>