Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157793 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Widiyanti Rahayu Hilia
"Telah dilakukan penelitian tentang Keanekaragaman parem Etnis Karo di Pasar Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Tujuan penelitian adalah untuk mendokumentasikan pengetahuan lokal pedagang obat tradisional etnis Karo di Pasar Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dalam pemanfaatan parem. Metode penelitian dilakukan dengan teknik wawancara semistruktural dan terbuka serta pengambilan data tumbuhan untuk dilakukan identifikasi. Wawancara dilakukan pada tujuh pedagang dari tujuh kios yang terdapat di pasar Pancur Batu. Pertanyaan meliputi jenis parem, kegunaan, bahan baku yang digunakan, dan cara pembuatan parem. Tumbuhan obat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan parem mencapai 145 spesies dari 49 famili. Parem dengan jumlah bahan tumbuhan tertinggi terdapat pada parem dingin yang berjumlah rata-rata 43 spesies tumbuhan. Zingiberaceae merupakan famili yang memiliki spesies bahan penyusun parem terbanyak yaitu berjumlah 20 spesies tumbuhan. Sebanyak 40 famili tumbuhan obat dimanfaatkan pada bagian daun. Sebanyak 69% dari 145 spesies tumbuhan obat bahan pembuatan parem berhabitus herba. Parem dingin merupakan parem yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut karena memiliki bahan tumbuhan yang bermanfaat dalam merawat kulit. Hal tersebut terlihat dari rata-rata jumlah spesies penyusun parem dingin yang terdapat di Pasar Pancur Batu. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai metabolit sekunder yang terdapat pada bahan tumbuhan penyusun parem tersebut.

Research has been carried out on the diversity of ethnic Karo parem in Pancur Batu Market, Deli Serdang Regency, North Sumatera. The aim of the study was to document the local knowledge of traders of traditional Karo ethnic medicine at Pancur Batu Market, Deli Serdang Regency, North Sumatera in the utilization of the parem. The research method was carried out by semi-structural and open interview techniques and plant data collection for identification. Interviews were conducted at seven traders from seven kiosks located in Pancur Batu market. Questions include the type of parem, uses, raw materials used, and the way of making parem. Medicinal plants that are used as raw material for making parem reach 145 species from 49 families. the parem with the highest amount of plant material is found in the cold parem, which amounts to an average of 43 species of plants. Zingiberaceae is the family that has the most species of parem making material, amounting to 20 species of plants. As many as 40 families of medicinal plants are used in the leaves. As many as 69% of the 145 species of medicinal plants which produce herbaceous herbal medicine. Parem dingin is a parem that has the potential to be developed further because it has plant ingredients that are beneficial in caring for the skin. This can be seen from the average number of parem dingin component species found in Pancur Batu Market. Further research is needed regarding secondary metabolites found in the plant material that composes the parem."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Ramadhana
"Preservasi sperma ikan mata merah (Systomus orphoides Valenciennes, 1842) perlu dilakukan untuk mengurangi keterbatasan stock yang diakibakan waktu pemijahan yang berbeda antara induk jantan dan betina. Keberhasilan preservasi sperma sangat ditentukan oleh penggunaan krioprotektan yang tepat. Penelitian ini menggunakan krioprotektan intra dan ekstraseluler untuk melindungi sel sperma dari dalam maupun dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi metanol 10% dengan berbagai konsentrasi susu skim sebagai krioprotektan alami terhadap motilitas, viabilitas, dan abnormalitas sperma ikan mata merah 48 jam pascapreservasi. Konsentrasi larutan susu skim yang digunakan yaitu 5%; 10%; 15%; dan 20%. Sperma disimpan dalam kulkas pada suhu 4℃ selama 48 jam. Sperma segar dievaluasi secara makroskopik (warna, volume sperma, dan pH), dan secara mikroskopik (motilitas, viabilitas, dan abnormalitas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metanol 10% dan berbagai konsentrasi susu skim berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap motiitas, viabilitas, dan abnormalitas sperma ikan mata merah 48 jam pascapreservasi. Penggabungan metanol 10% dan susu skim 10% memiliki pengaruh paling optimum yaitu motilitas 97,62 ± 1,09%, viabilitas 85,80 ± 1,92%, dan abnormalitas 10,00 ± 1,14%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu potensi susu skim terbaik untuk preservasi sperma ikan mata merah pada konsentrasi 10%.

Sperm preservation of javaean barb fish (Systomus orphoides Valenciennes, 1842) needs to be done to reduce stock limitiations caused by different spawning times between male and female broodstock. The success of sperm preservation is also supported, one of which is the use of cryoprotectants. This study uses extracellular cryoprotectants to protect sperm cells from inside and outside. The purpose of this study was to evaluate the effect of 10% methanol with various concentrations of skim milk as a natural cryoprotectant on motility, viability, and sperm abnormalities of javaean barb fish 48 hours after preservation. The concentration of skim milk solution used was 5%; 10%; 15%; and 20%. Sperm were store in the refrigator at 4℃ for 48 hours. Fresh sperm were evaluated macroscopically (color, sperm volume, and pH) and microscopically (motility, viability, and abnormalities). The results showed that the uses of 10% methanol and various concentraions of skim milk had a significant effect (P<0,05) on motility, viability, and sperm abnormalities of javaean barb fish 48 hours after preservation. The combination of 10% methanol and 10% skim milk had the most optimum effect, the value of motility is 97.62 ± 1,09%, viability 85.80 ± 1.92%, and abnormality 10.00 ± 1.14%. The conclusion of this study is that the best potential of skim milk for sperm preservation of javaean barb fish at a concentration of 10%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernita Syahbuanawati Dwi Putri
"ABSTRAK
Kriopreservasi sperma ikan kancra (Tor soro Valenciennes, 1842) merupakan salah satu cara untuk mengatasi pemijahan ikan kancra yang bersifat musiman dan pematangan gonad kedua induk yang tidak sinkron. Penelitian ini menggunakan krioprotektan metanol sebagai krioprotektan intraseluler dan madu sebagai krioprotektan ekstraseluler. Metanol umum digunakan sebagai krioprotektan intraseluler karena memiliki ukuran molekul yang kecil sehingga dapat menembus membran sel dengan mudah dan nilai toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dimetil sulfoksida (DMSO) dan dimethyl acetamide (DMA). Madu merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai krioprotektan ekstraseluler karena ukuran molekulnya yang lebih besar sehingga melindungi sel spermatozoa dari luar. Tujuan penelitian yaitu untuk mengevaluasi pengaruh metanol dan madu sebagai krioprotektan terhadap kualitas serta kemampuan fertilisasi spermatozoa ikan kancra 48 jam pascakriopreservasi. Krioprotektan  yang digunakan dalam penelitian yaitu metanol 10% dan madu dalam berbagai konsentrasi (5%; 10%; 15%; 20%; dan 25%). Rasio sperma dan larutan pengencer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1:10. Ekstender yang digunakan yaitu larutan fish Ringer. Sperma disimpan dalam freezer -10°C selama 48 jam. Sperma segar dievaluasi secara makroskopis (warna, volume sperma, pH), secara mikroskopis (motilitas, viabilitas dan abnormalitas), dan kemampuan fertilisasi dengan menghitung persentase fertilitas. Sperma pascakriopreservasi dievaluasi secara mikroskopis dan kemampuan fertilisasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krioprotektan metanol 10% dan berbagai konsentrasi madu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa ikan kancra pascakriopreservasi, berdasarkan uji statistik ANAVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji Tukey. Metanol 10% dan madu 5% menghasilkan motilitas (85,92 ± 1,91%), viabilitas (82,13 ± 1,93%), dan fertilisasi (90,79 ± 1,25%) terbaik, serta abnormalitas terendah (21,75 ± 1,71%), pada spermatozoa ikan kancra pascakriopreservasi.

ABSTRACT
Cryopreservation of kancra (Tor soro Valenciennes, 1842) sperm is one of the solutions to overcome the constraints of seasonal kancra spawning and imbalance maturation of male and female broodstock. This study used cryoprotectant methanol as intracellular cryoprotectant and honey as extracellular cryoprotectant. Methanol is commonly used as intracellular cryoprotectants because it has small molecular size so that it can penetrate to cell membranes as well and has lower toxicity than dimethyl sulfoxide (DMSO) and dimethyl acetamide (DMA). Honey is a natural substance that can be used as an extracellular cryoprotectant because it has bigger molecular size that can protect spermatozoa cells from outside.The objective of the study was to evaluate the effect of methanol and honey as a cryoprotectant on the quality and fertilization ability of 48 hours postcryopreservation kancra sperm. Cryoprotectants used in the study were 10% methanol and honey in various concentrations (5%, 10%, 15%, 20% and 25%). The ratio of sperm and diluent solution in this study was 1:10. Extender used was fish Ringer solution. Sperm was stored in freezer -10°C for 48 hours. Fresh sperm were evaluated macroscopically (color, sperm volume, pH), microscopically (motility, viability and abnormality), as well as their fertilization ability by calculating the percentage of fertilization. Postcryoservation sperm was evaluated microscopically and its fertilization ability. The results showed that 10% methanol and various honey concentration as cryoprotectant had significant effect (P<0,05) on the motility, viability, and abnormality of kancra cryopreserved sperm based on one-way ANOVA statistic test followed by Tukey test. Methanol 10% and honey 5% yielded the highest motility (85,92 ± 1,91%), viability (82,13 ± 1,93%), and fertilization ability (90,79 ± 1,25%), also lowest abnormality (21,75 ± 1,71%) in T. soro postcryopreserved spermatozoa."
2019
T55055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fatriani
"ABSTRAK
Ikan kancra (Tor soro) merupakan salah satu spesies dari Genus Tor yang mengalami penurunan populasi karena kegiatan eksploitasi dan kendala pematangan gonad. Kriopreservasi dapat dijadikan sebagai cara untuk mengatasi penurunan populasi dan menjaga kelestarian dari T. soro. Keberhasilan dari kriopreservasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya krioprotektan. Krioprotektan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sari kedelai dan metanol. Sari kedelai memiliki lesitin yang mampu melindungi bagian luar sel, sedangkan metanol memiliki berat molekul yang kecil sehingga mampu menembus membran sel dan melindungi bagian dalam sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh krioprotektan sari kedelai dengan berbagai konsentrasi (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%) terhadap motilitas, viabilitas, abnormalitas, dan fertilitas spermatozoa T. soro 48 jam pascakriopreservasi pada suhu -10 oC. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sari kedelai berbagai konsentrasi dan metanol 10% memberikan pengaruh nyata terhadap persentase motilitas dan viabilitas spermatozoa T. soro 48 jam pascakriopreservasi (P<0,05). Sari kedelai 5% dan metanol 10% merupakan kombinasi krioprotektan dengan konsentrasi optimum dalam mempertahankan persentase motilitas (84,37 ± 1,54%), viabilitas (78,00 ± 2,37%), dan fertilitas (97,50 ± 1,91%), serta menghasilkan persentase abnormalitas
terendah (23,00 ± 2,58%) pada spermatozoa T. soro 48 jam pascakriopreservasi.

ABSTRACT
Kancra fish (Tor soro) is a species of the Genus Tor that has decreased population due to exploitation activities and gonad maturation problems. Cryopreservation is a way to overcome population decline and preserve T. soro resources. The success of cryopreservation is influenced by several factors, one of which is cryoprotectant. Cryoprotectants used in this study were soybean milk and methanol. Soybean milk has lecithin which can protect the outside part of cells, while methanol has a small molecular weight so that it can penetrate the cell membranes and protect the inner part of cells. This study aimed to evaluate the effects of soybean milk cryoprotectants in various concentrations (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, and 25%) on motility, viability,
abnormality, and fertility of T. soro spermatozoa 48 hours post-cryopreservation at -10oC. Data analysis used a one-way ANOVA test and followed by the Tukey test. The results showed that the addition of soybean milk in various concentrations and 10% methanol had a significant effect on the motility and viability percentage of T. soro
spermatozoa 48 hours post-cryopreservation (P<0.05). The 5% soybean milk and 10% methanol were cryoprotectant combination with optimum concentrations in maintaining the motility percentage (84.37 ± 1.54%), viability percentage (78.00 ± 2.37%), fertility percentage (97.50 ± 1.91%), and produced the lowest abnormality percentage (23.00 ±
2.58%) of T. soro spermatozoa 48 hours post-cryopreservation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yulita Witantina
"ABSTRAK
Dalam menangani kasus infertilitas, inseminasi
buatan atau fertilisasi in vitro dengan semen suami
sering dilakukan. Dalam hal ini diperlukan kualitas
spermatozoa yang cukup baik, terutama gerak dan
kecepatan spermatozoa. Semen dengan kualitas spermato
zoa yang kurang baik masih dapat ditingkatkan dengan
car a sperm washing dengan menggunakan metode swim up
dalam medium tertentu. Dalam penelitian ini dilakukan
studi perbandingan antara tiga macam medium, yaitu
Ham's Kramer dan untuk diketahui yang mana
paling baik dapat menyeleksi spermatozoa dengan kuali
tas yang baik dan perbandingan konsentrasi, kecepatan
dan motilitas spermatozoa sebelum dan sesudah dilakukan
proses swim up.
Sebanyak 20 sampel semen pria normozoospermia
pasangan infertil diperoleh dari Bagian Biologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI),
Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FKUI dan Rumah Sakit
Yayasan Pemeliharaan Kesehatan, Jakarta. Setiap semen
yang dilakukan proses swim up masing-masing dengan
Hams F10, Kramer dan diamati di bawah mikroskop
konsentrasi, kecepatan dan motilitasnya sebelum dan
sesudah spermatozoa motil melakukan swim up.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyn Loanda
"ABSTRAK
Latar Belakang : Proses pematangan spermatzoa di epididimis terjadi melalui interaksi antara spermatozoa dengan berbagai protein yang disekresikan oleh epitel epididimis. Gen penyandi protein yang terlibat dalam proses maturasi ini masih banyak yang belum diketahui. Data penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gen-gen yang berperan dalam proses maturasi sperma ekspresinya dipengaruhi oleh androgen. Sperm associated antigen11a (Spag11a) merupakan salah satu gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh androgen (Sipila et al, 2006), namun masih belum diketahui apakah Spag11a berperan pada proses maturasi sperma di epididimis.
Tujuan : Mengkarakterisasi gen Spag11a pada epididimis mencit jantan strain DDY
Desain : Penelitian ini menggunakan analisis bioinformatik dan eksperimental
Metode : Struktur gen Spag11a dan deteksi signal peptide dianalisis secara in silico. Quantitative Real time RT-PCR digunakan untuk mengukur ekspresi relatif Spag11a pada analisis spesifisitas jaringan, ketergantungan terhadap faktor endokrin dan faktor testikular. Untuk menganalisis ekspresi gen Spag11a pada tingkat protein dilakukan Western Blot, sedangkan untuk mengetahui lokasi protein SPAG11A pada sel epididimis dilakukan imunohistokimia.
Hasil : SPAG11A termasuk dalam famili protein defensin beta dan analisis signal peptide menunjukan bahwa SPAG11A merupakan protein sekretori. Spag11a dieskpresikan secara spesifik pada organ epididimis, ekspresi di organ lain sangat rendah. Satu hal yang menarik yakni selain menunjukkan spesifisitas organ, Spag11a juga menunjukan spesifisitas regional pada caput epididimis. Ekspresi Spag11a dipengaruhi oleh androgen, penurunan ekspresi Spag11a sangat bermakna (p<0,001) pada hari ke 3 setelah gonadektomi dan mencapai ekspresi paling rendah pada hari ke 5. Ekspresi Spag11a meningkat kembali setelah penambahan testosteron eksogen. Ekspresi Spag11a juga dipengaruhi oleh faktor testikular, dimana pada perlakuan parsial gonadektomi (gonadektomi testis kanan saja) terjadi penurunan ekspresi relatif Spag11a yang lebih cepat dan lebih signifikan pada epididimis kanan dibandingkan dengan epididimis kiri. Pada tingkat protein SPAG11A juga terekspresi secara spesifik pada caput, dan analisis immunohistokimia menunjukan SPAG11A diekspresikan oleh sel prinsipal.
Kesimpulan : Berdasarkan karakter Spag11a yang merupakan gen penyandi protein sekretori, terekspresi secara spesifik pada caput epididimis dan diregulasi oleh androgen maka dapat disimpulkan Spag11a terlibat dalam proses maturasi sperma. Penelitian lebih lanjut dalam tingkat uji fungsi perlu dilakukan.

ABSTRACT
Background: Epididymal sperm maturation occurs through interactions between sperm and proteins sereted by epididymal epithelium. Genes encode for proteins involved in the sperm maturation process are still largely unknown. Previous studies showed that genes involved in sperm maturation are regulated by androgen. Sperm associated antigen 11a (Spag11a) is one of the epididymal genes influenced by androgen based on a global DNA microarray analysis (Sipila et al, 2006). However, little is known about the putative role of this gene in the sperm maturation process.
Objective : To characterize expression and regulation of Spag11a genes in the mouse epididymis.
Design : In silico analyses combined with experimental study
Methods : In silico analyses were used to predict Spag11a gene structure and signal peptide. Semi quantitative RT-PCR was used to measure the level of Spag11a expression in the tissue distribution, androgen dependency and testicular factors analyses. Western blot was performed to analyze gene expression at the protein level whereas immunocytochemstry was performed to localize SPAG11A in the epididymal cell.
Results : SPAG11A is member of the defensin beta protein family and constitutes a secretory protein. Spag11a is expressed exclusively in the epididymis and not in other tissues. Moreover, Spag11a shows a region specific expression in the caput, typical for genes that is involved in creating a microenvironment suitable for sperm maturation. Spag11a expression is regulated by androgen. Significant decrease of Spag11a expression was observed after third day of gonadectomy (p<0.001). Interestingly, testosterone replacement therapy was able to bring the expression back to the normal level, indicating a high dependency on androgen. Besides androgen, testicular factor also slightly influence Spag11a expression. This was shown by partial gonadectomy experiment in which only the right testis was removed. Spag11a was down-regulated faster on the right epididymal caput compared to the left caput. Spag11a regional expression was also observed at protein level detected by Western immunoblot analyses showing a clear band in caput, not in other regions. Finally, the prediction that SPAG11A is a secretory protein was confirmed by immunocytochemical analyses showing a cell-specific expression in the principal cell. This cell type is known as the main secretor in the epididymal lumen.
Conclusion : Based on the characters of Spag11a, it is most likely that this gene has a specific role in the epididymal sperm maturation. Further investigations using functional assays are needed to confirm the putative role."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Putri Alifiani
"

Upaya budi daya T. soro mengalami kesulitan akibat matang gonad jantan dan gonad betina terjadi tidak secara bersamaan. Kriopreservasi sperma T. soro dapat dimanfaatkan sebagai alternatif menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan proses kriopreservasi adalah penggunaan krioprotektan. Peneliti menggunakan krioprotektan metanol 10% dan krioprotektan berbahan dasar alami sari kurma dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi efek sari kurma sebagai krioprotektan alami dengan kombinasi metanol 10% terhadap kualitas sperma (motilitas spermatozoa, viabilitas spermatozoa, dan abnormalitas spermatozoa) serta persentase fertilitas T. soro 48 jam pascakriopreservasi. Rasio pengenceran yang digunakan adalah 1:10. Penyimpanan dilakukan pada freezer dengan suhu -10 °C selama 48 jam. Hasil uji ANAVA satu arah menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi sari kurma dengan kombinasi metanol 10% berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap viabilitas spermatozoa, abnormalitas spermatozoa, dan kemampuan fertilisasi spermatozoa 48 jam pascakriopreservasi. Metanol 10% dan sari kurma 10% merupakan kombinasi krioprotektan dengan konsentrasi optimum yang mampu mempertahankan persentase motilitas tertinggi 81.29 ± 1.01%, persentase viabilitas tertinggi 80.75 ± 1.19%, persentase abnormalitas terendah 21.5 ± 1.29%, serta persentase fertilitas tertinggi 88,50 ± 1,73% spermatozoa T. soro 48 jam pascakriopreservasi. 

 


Tor soro cultivation has several obstacles including gonad synchronization. Tor soro cryopreservation of sperm can be used as an alternative to solve the problem. One of the success factors of cryopreservation is cryoprotectant. Researchers used a 10% methanol and date palm juice (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%) as cryoprotectant. The study aimed to evaluate the effects of date palm juice as a natural cryoprotectant with a combination of 10% methanol on sperm quality (spermatozoa motility, viability, and abnormality) and the percentage of fertility of T. soro 48 hours post-cryopreservation. The dilution ratio used was 1:10. Storage was carried out in the freezer at a temperature of -10 °C for 48 hours. The results of the one-way ANOVA test showed that various concentrations of date palm juice in combination with methanol 10% had a significant effect (P<0.05) on percentage of spermatozoa viability, spermatozoa abnormality, and spermatozoa fertility of 48 hours post-cryopreservation. The combination of 10% methanol and 10% date palm juice was the optimum concentration that was able to maintain the highest motility percentage 81.29 ± 1.01%, the highest viability percentage 80.75%  ± 1.19%, the lowest abnormality percentage 21.5 ± 1.29%, and the highest fertility percentage 88.50 ± 1.73%.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Retno Sariningsih
"ABSTRAK
Abstinensi adalah jarak waktu antara dua ejakulasi
berturutan- Masa abstinensi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi parameter semen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang nyata pada beberapa parameter semen, dari hasil
analisis semen dengan masa abstinensi 3, 5, dan 7 hari.
Sampel semen diperoleh dari 12 donor pria fertil
yang normozoospermia, yang datang ke Bagian Biologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Masing-masing
donor memberikan semennya 3 kali dengan masa
abstinensi masing-masing 3, 5, dan 7 hari, sehingga
diperoleh 3 kelompok data.
Hasil analisis statistik dengan uji Kruska1-Wallis
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada jumlah
spermatozoa/ml ejakulat dan viabilitas spermatozoa,
sedangkan kecepatan gerak dan persentase morfologi
normal spermatozoa tidak berbeda nyata.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahril Syafei
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>