Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Athaalia Rananur Salsabilla
"Dari zaman ke zaman, jodoh merupakan suatu konsep yang berkaitan erat dengan kehidupan umat manusia. Perspektif berbeda perihal jodoh tergantung oleh kebudayaan yang memengaruhinya seringkali tergambarkan dalam karya sastra yang ada pada masing-masing zaman. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tradisi sati tentang jodoh dalam Kakawin Sumanasantaka. Untuk menjawab permasalahan tersebut, digunakan metode Close Reading McClennen, Teori Semiotika Roland Barthes (1964), serta didasari pemahaman tentang tradisi sati dalam Hindu dan konsep satya dalam budaya Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tradisi sati tentang jodoh dalam Kakawin Sumanasantaka, memberikan wawasan pengetahuan baru terkait konsep jodoh pada era Jawa kuno dan menjadi pijakan bagi penelitian karya sastra era Jawa Kuno lainnya. Sumber data yang dikaji dalam penelitian ini yakni teks Kakawin Sumanasantaka berbahasa Jawa Kuno edisi teks Peter Worsley, S. Supomo, Thomas Hunter, dan Margaret Fletcher pada tahun 2013 dengan judul “Mpu Monaguna's Sumanasantaka: An Old Javanese Epic Poem, its Indian Source and Balinese Illustrations”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analitis dengan semiotik sastra dan melalui tahapan close reading McClennen. Teori yang dijadikan landasan adalah Teori Semiotika oleh Roland Barthes (1964), pemahaman tentang tradisi sati oleh John Stratton Hawley (1994), serta konsep satya merujuk kepada Bhavabhakti dan Pañ ca Satya. Setelah dilakukan analisis, ditemukan bahwa tradisi sati yang ada dalam Kakawin Sumanasantaka merupakan penggambaran dari dasyabhava dan kantabhava, serta merupakan bentuk dari penerapan satya mitra.

From time to time, soulmate is a concept that is closely related to human life. Different perspectives on soulmates depending on the culture that influences them are often depicted in literary works of each era. This study’s research question concerns how the sati tradition relates to the concept of soulmate expressed in Kakawin Sumanasantaka. To answer this problem, McClennen’s Close Reading method and Roland Barthes’s Semiotic Theory (1964) was used alongside the understanding of the sati tradition in Hinduism and the concept of satya in Javanese culture. This study aims to reveal the sati tradition in regards to the concept of soulmate in Kakawin Sumanasantaka, provide new knowledge regarding the concept of soulmate in the ancient Javanese era and become a basis for other ancient Javanese literary research. The primary data in this study is the Kakawin Sumanasantaka text written in Old Javanese language text edition by Peter Worsley, S. Supomo, Thomas Hunter, and Margaret Fletcher in 2013 with the title "Mpu Monaguna's Sumanasantaka: An Old Javanese Epic Poem, its Indian Source and Balinese Illustrations''. This research uses qualitative descriptive analytical methods alongside literary semiotics and McClennen’s close reading. The theories used as basis are the Semiotic Theory by Roland Barthes (1964), the understanding of the sati tradition by John Stratton Hawley (1994), alongside the concept of satya referring to Bhavabhakti and Pañca Satya. This study found that the existing sati tradition in Kakawin Sumanasantaka is a depiction of dasyabhava, and kantabhava, also is a form of applying satya mitra."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah asal Bali ini berisi teks Jawa Kuna berjudul Sumanasdntaka Kakawin, ialah riwayatnya nenek moyang Sri Rama, sampai dengan ayahnya Dasarata. Lihat Juynboll 1899, Pigeaud 1967: 182 dan Zoetmulder 1983: 377 tentang teks ini. Setelah dibandingkan dengan daftar pupuh Sumanasdntaka untuk LOr 4519 (Brandes III: 132-139), terayata pupuh 1-169 dalam naskah ini berpadanan dengan pupuh 1-183 dalam LOr 4519. Selisih 14 pupuh terjadi karena pupuh tersebut tidak ditemukan (hilang?) dalam FSUI/CP.77 ini. Teks diawali dengan ketekunan Bagawan Trenawindu bertapa. Berita ini dengan cepat menyusup ke Indra Loka, sehingga Dewa Indra merasa takut seraya berupaya dengan berbagai cara untuk menggoda tapa Trenawindu. Seorang bidadari cantik bernama Dewi Harini ditugaskan Betara Indra untuk mendekati Trenawindu dan menggodanya. Dengan penuh rasa takut tanpa menolak Harini memulai perjalanannya menuju tempat pertapaan Trenawindu. Tidak lama sampailah Harini di tempat Trenawindu bertapa. Harini menghatur-kan salam hormat sambil memperlihatkan segala kecantikannya. Tidak banyak kata rayuan yang dilontarkan Harini, ternyata Trenawindu berfirasat dan yakin akan tujuan kedatangan wanita cantik di hadapannya adalah semata-mata mengganggu tapa bratanya, yang diduga didalangi oleh Dewa Indra. Akhirnya Trenawindu mengutuk Harini agar segera turun ke Mercapada sebagai manusia serta kekasih yang ditinggalkan di Sorga akan lahir juga ke dunia (bernama Aja) sebagai suaminya. Ditegaskan bahwa riwayat tamatnya Harini lahir ke dunia akan diakhiri oleh sekuntum bunga Sumanasa. Kemudian Harini menjelma di negeri Widarbha bernama Dewi Indumati, putri Prabhu Karthakesika. Prabhu Karthakesika setelah mengakhiri pemerintahannya karena sakit, digantikan oleh putranya bernama Prabhu Boja. Di bawah pemerintahan beliau prabhu muda negara menjadi aman dan menikmati kemakmuran. Beberapa tahun kemudian tiba saatnya Dewi Indumati (adiknya) dicarikan pasangan hidup atau dengan kata lain dinikahkan. Upaya ini dilakukan dengan mengadakan suatu karya agung yakni sayembara. Raja-raja di sekitarnya diundang untuk menghadiri sayembara tersebut. Di antaranya Raja Magada, Raja Angga, raja di Anwani dan raja di Anupa. Dalam kesempatan ini tidak menutup kemungkinan bagi raja Ayodya yakni Prabhu Ragu untuk mengijinkan putra mahkotanya (Sang Aja) untuk mengikuti sayembara tersebut. Sayembara akhirnya dimenangkan oleh Sang Aja (putra Prabhu Boja). Sang Aja berhak mendekati Dewi Indumati seraya mengajaknya pulang ke Ayodya. Di tengah perjalanan Sang Aja disergap oleh raja-raja yang kalah dalam sayembara. Satu persa-tu raja tersebut dapat dikalahkan Sang Aja dengan panah sakti Sangmohana yang diterimanya dari Priyambada, ketika menghalangi kepergiannya ke Widarbha sebelum sayembara. Setelah Prabhu Boja meninggal dunia, digantikan oleh Sang Aja yang didampingi oleh istrinya Dewi Indumati. Dari perkawinannya lahirlah seorang putra bernama Dasarata. Pasangan suami istri yang saling mencintai ini, paling suka berjalan-jalan ke tengah hutan. Di sana beliau menulis sanjak-sanjak pendek yang melukiskan kesedihan seorang kekasih yang akan bunuh diri. Sanjak itu dibaca Indumati dengan hati sedih karena takut ditinggalkan Sang Aja. Namun Sang Aja tetap menghiburnya. Dalam pada itu Dewa Siwa yang bersemayan di gunung Gokarna, kedatangan sapta resi dari Sorga termasuk Narada datang menyembah. Ketika Narada tengah memainkan alat musiknya, kalung bunga sumanasa yang terikat pada alat musik itu terbawa angin dan jatuh menimpa dada Indumati. Seketika itu Indumati pingsan dan tak berdaya lagi. Delapan tahun kemudian Dasarata diangkat sebagai raja Ayodya menggantikan Prabhu Aja. Prabhu Aja yang telah lama berpisah dengan istri kesayangannya akhirnya meninggal di antara sungai Gangga dan Sarayu. Beliau kembali ke Sorga dan bertemu dengan Dewi Indumati dengan penuh kemesraan dan rasa rindu yang mendalam."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.77-LT 217
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Vissia Ita Yulianto, 1977-
Yogyakarta: Jalasutra, 2007
306 VIS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Widjayanti Darmono
"Tesis ini akan mengkaji bagaimana pengetahuan orang Jawa abad ke-XII terhadap lingkungannya, sebagaimana tercermin dalam Kakawin Sumanasantaka.
Untuk dapat melangsungkan kehidupannya, manusia seperti halnya mahluk hidup pada umumnya, harus secara aktif melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Adaptasi yang dilakukan manusia itu bersumber pada pengetahuan budaya (sistim ideologi) yang dimilikinya. Pengetahuan budaya itu terdiri atas: pengalaman, pengetahuan, gagasan, kepercayaan, aturan-aturan, petunjuk-petunjuk dan lain sebagainya.
Dari hasil analisis terhadap kakawin Sumanasantaka, diketemukan bahwa isi kakawin tersebut sesungguhnya juga menggambarkan tentang sistim pengetahuan orang Jawa abad ke-XII dalam beradaptasi terhadap lingkungannya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Boedisantoso, bahwa sistim pengetahuan yang dimiliki oleh penduduk setempat kadang-kadang tidak bisa diuji secara empirik, namun apabila dikaji secara cermat, sesungguhnya merupakan hasil abstraksi pengalaman manusia yang cukup panjang dalam beradaptasi dengan lingkungannya (Boedhisantoso,1986: 5).
Sedangkan adaptasi menurut Bennett adalah proses tingkah laku yang memungkinkan orang, baik secara individual maupun kelompok, dapat mengatasi kondisi lingkungan serta perubahannya. Dalam menanggapi kondisi lingkungan serta perubahannya itu, pertama kali orang melakukan antisipasi. Antisipasi adalah proses dalam kognisi individu dalam menanggapi, merumuskan, mencari dan memilih alternatif dalam meramalkan kondisi yang dihadapi.(Bennett 1976: 847-852).
Adapun sistim pengetahuan yang dimiliki oleh orang Jawa abad ke XII adalah: sistim pengetahuan tentang perubahan musim, pelestarian lingkungan alam dan pemanfaatan serta pengolahan sumber daya alam dan lingkungan.
Sistim pengetahuan tentang perubahan musim itu, didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman mereka terhadap gejala-gejala alam yang tampak, kondisi tumbuh-tumbuhan dan perilaku binatang. Dengan pengetahuan yang dimiliki itu, mereka dapat mengantisipasi musim apa yang sedang atau yang akan terjadi.
Sistim pengetahuan tentang pelestarian lingkungan, didasarkan adanya kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan supernatural pada sebuah pertapaan dan sekitarnya. Dengan adanya kepercayaan tersebut, maka orang-orang tidak ada yang berani memperlakukan tempat tersebut dengan seenaknya. Apabila dikaji secara cermat sistim kepercayaan tersebut, sesungguhnya mengandung pelestarian lingkungan.
Dalam memanfaatkan lingkungan alamnya, orang-orang Jawa abad ke XII senantiasa berlandaskan pada filsafat hidupnya, "memayu hajuning bawana", artinya "memelihara keselamatan dunia", yaitu memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya falsafah tersebut, maka orang-orang Jawa pada waktu itu dalam memanfaatkan lingkungannya, hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokoknya saja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Hanafi
"[ ABSTRAK
Artikel ini membahas pertukaran kapital antara Garuda Indonesia dan Liverpool FC dengan menggunakan kerangka pemikiran Pierre Bourdieu. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pertukaran kapital yang dilakukan oleh Garuda Indonesia dan Liverpool FC, mencakup kapital ekonomi, kapital budaya, dan kapital simbolik, memberikan keuntungan pada masing-masing pihak sesuai dengan kebutuhan dan kepemilikan kapitalnya, serta posisi yang ingin mereka capai di arena sosial masing-masing.
ABSTRACT This article analyzes the capitals exchange between Garuda Indonesia and Liverpool FC using the context of Pierre Bourdieu?s notion. The result of this study shows the capitals exchange conducted by Garuda Indonesia and Liverpool FC, include economic capital, social capital and symbolic capital, which provide benefits to each party according to the needs and ownership of the capitals, as well as the dreamed position in their own social arenas.;This article analyzes the capitals exchange between Garuda Indonesia and Liverpool FC using the context of Pierre Bourdieu?s notion. The result of this study shows the capitals exchange conducted by Garuda Indonesia and Liverpool FC, include economic capital, social capital and symbolic capital, which provide benefits to each party according to the needs and ownership of the capitals, as well as the dreamed position in their own social arenas., This article analyzes the capitals exchange between Garuda Indonesia and Liverpool FC using the context of Pierre Bourdieu’s notion. The result of this study shows the capitals exchange conducted by Garuda Indonesia and Liverpool FC, include economic capital, social capital and symbolic capital, which provide benefits to each party according to the needs and ownership of the capitals, as well as the dreamed position in their own social arenas.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Pradnya Swari
"Purpose: This study examines the influence of host country’s national culture and innovation level on choice of entry mode in the context of the internationalization of plant-based food companies.
Design/methodology/approach: A quantitative study was performed using data collected from Hofstede's dimensions, and UNESCO Institute of Statistics, and mode of entry, were controlled by both country-level and firm-level variables, then assessed with logistic regression.
Findings: It is found that the more individualistic a culture is, the more likely plant-based food firms enter the country with higher degree of control entry mode, which is equity-based mode, whereas uncertainty avoiding culture and R&D expenditures for food innovation was not observed significant in influencing entry mode choice by plant-based food companies.
Research Limitations: Due to unavailability of food innovation index per country, firm-specific variables such as R&D intensity, were unable to be included in the equation. Future research should seek the influence of the country ability in green innovation and R&D investment towards the internationalization strategy for green companies.
Practical Implications: This study provides new insights of entry modes, as it explores the relationship between national culture and innovation level in the expansion of plant-based food companies, representing the emerging food innovations in the agricultural industry.

Tujuan: Studi ini menguji pengaruh budaya nasional negara tuan rumah dan tingkat inovasi terhadap pilihan mode masuk dalam konteks internasionalisasi perusahaan makanan berbasis tumbuhan.
Desain/metodologi/pendekatan: Studi kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari dimensi-dimensi Hofstede dan Institut Statistik UNESCO, serta mode masuk yang dikendalikan oleh variabel tingkat negara dan tingkat perusahaan, kemudian dievaluasi dengan regresi logistik.
Temuan: Ditemukan bahwa semakin individualistik budaya suatu negara, semakin mungkin perusahaan makanan berbasis tumbuhan memasuki negara dengan mode masuk yang memiliki tingkat kontrol yang lebih tinggi, yaitu mode berbasis ekuitas, sedangkan budaya menghindari ketidakpastian dan pengeluaran R&D untuk inovasi makanan tidak teramati secara signifikan mempengaruhi pilihan mode masuk oleh perusahaan makanan berbasis tumbuhan.
Batasan Penelitian: Karena tidak tersedianya indeks inovasi makanan per negara, variabel spesifik perusahaan seperti intensitas R&D tidak dapat dimasukkan dalam persamaan. Penelitian masa depan harus mencari pengaruh kemampuan negara dalam inovasi hijau dan investasi R&D terhadap strategi internasionalisasi perusahaan hijau.
Implikasi Praktis: Studi ini memberikan wawasan baru mengenai mode masuk, karena mengeksplorasi hubungan antara budaya nasional dan tingkat inovasi dalam ekspansi perusahaan makanan berbasis tumbuhan, yang mewakili inovasi makanan yang sedang berkembang dalam industri pertanian.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Dewanto
"PT. ATP adalah sebuah holding company di bidang manufaktur dan trading komponen kendaraan bermetor. Dalam memasarkan produknya PT. ATP memiliki dua segmen pasar, yaitu Original Equipment Market (OEM) yang memasok spare parts ke produsen kendaraan roda dua maupun roda empat dan pasar Replacement Market (REM) atau disebut juga after market, yang memasok langsung ke end-user melalui jaringan retail. Pada jaringan retail di pasar REM tersebut PT. ATP bertindak sebagai produsen dan distributor.
Setelah era perdagangan babas, pasar OEM mendapatkan tekanan karena perusahaan harus menekan biaya produksi yang disebabkan adanya trend mobil murah dan kenaikan biaya BBM yang mengakibatkan daya beli masyarakat melemah. Hal ini rmcmbuat marjin laba di pasar OEM semakin tipis.
Salah satu strategi bisnis perusahaan untuk bertahan hidup adalah memaksimalkan penj aalan di pasar REM yang mampu memberikan profit yang lebih besar. Untuk meningkatkan penjualan sekaligus menghadapi serangan spare parts Cina yang murah, top manajemen memutuskan untuk merambah bisnis retail untuk memangkas jalur distribusi sehingga harga produk bisa sampai ke konsumen dengan harga lebih murah, kualitas yang sama dan lebih cepat.
Dalam rangka membuat jaringan retail yang kuat di alam Indonesia tersebut, PT. ATP melakukan reorganisasi dengan menugaskan karyawan yang selama ini bekerja di kantor pusat untuk membuka dan memimpin cabang sales dan logistik di seluruh Indonesia. Tentu saja diperlukan adanya perubahan budaya perusahaan karena adanya perluasan bidang bisnis tersebut. Karena selama ini karyawan PT. ATP tidak terbiasa untuk berhubungan langsung dengan konsumen sehingga mereka juga tidak terbiasa untuk melayani dan peka terhadap kebutuhan konsumen.
TA ini bertujuan untuk mcmberikan rekomendasi pemecahan masalah kepada manajemen PT. ATP dalam rangka merubah budaya perusahaan. Perubahan budaya perusahaan tersebut sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan reorganisasi PT. ATP tersebut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mpu Monaguna
""Mpu Monaguṇa's early thirteenth century epic poem Sumanasāntaka is a vernacular rendering of Kālidāsa's story of Prince Aja and Princess Indumatī told in the Raghuvaṃśa. In it the poet exploits his source narrative to describe and comment on the Javanese world of his times. In Mpu Monaguṇa's Sumanasāntaka the authors offer an edited text and translation of Mpu Monaguṇa's epic kakawin and extensive commentary on the editing of the manuscripts and history of the poem and its story, the relationship between the Old Javanese poem and Kālidāsa's Raghuvaṃśa, the way in which the poem imagines the lived environment of ancient Java in the early thirteenth century and Balinese painted representations of the story of Prince Aja and Princess Indumatī"-- Publisher's Web site."
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2014
899.222 MPU k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this article are to describe bandler's critism toward behaviorsm and its further influence to the works of helping professions (Psychologists, psychiatrists, counselor, psychoterapists, etc)..."
150 PJIP 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Piliang, Yasraf Amir
"Understanding political culture through a cultural studies approach."
Yogyakarta: Jalasutra, 2006
320 YAS t (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>