Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196009 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Utariny Nurin Nasywa
"Pengaruh globalisasi dan urbanisasi menyebabkan penyebaran informasi dan budaya yang sangat cepat. Pola makan menjadi salah satu aspek yang turut terdampak akibat tersebarnya budaya barat ke seluruh dunia secara cepat. Saat ini makanan siap saji menjadi salah satu jenis makanan yang digemari banyak orang, termasuk anak-anak. Hal ini menimbulkan masalah baru karena kandungan makanan siap saji yang tinggi akan kalori, sodium, serta rendah serat dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Kelebihan kalori dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan simpanan lemak tubuh yang apabila terjadi dalam waktu lama akan menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan. Penelitian menggunakan data sekunder sub-sampel dari penelitian South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 dengan jenis studi potong lintang dengan total sampel sebanyak 95 anak, terdiri atas 39 anak laki-laki dan 56 anak perempuan. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji dinilai menggunakan kuesioner Child Food Habit Questionairre (CFH), sedangkan persentase lemak tubuh diukur menggunakan Body Composition Analyzer. Karakteristik subjek penelitian merupakan anak usia 7—12 tahun yang berasal dari wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Konsumsi makanan siap saji sebanyak 1 bulan sekali menjadi konsumsi terbanyak pada populasi dengan persentase 15,8% serta nilai persentase lemak tubuh dengan median 14,2%. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis, didapatkan korelasi yang signifikan antara Kebiasaan konsumsi makanan siap saji (p=0,001), usia (p=0,047), IMT (p=0,001), aktivitas fisik (p=0,001), dan pendidikan ayah (p=0,010) dengan persentase lemak tubuh. Selain itu, berdasarkan uji regresi linear berganda diketahui bahwa IMT (p=0,001) dan aktivitas fisik (p=0,001) memiliki pengaruh yang signifikan terhdap persentase lemak tubuh. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji berhubungan dengan persentase lemak tubuh pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Faktor yang memengaruhi persentase lemak tubuh adalah IMT dan aktivitas fisik.

The influence of globalization and urbanization causes the spread of information and culture very quickly. Diet is one aspect that is also affected by the rapid spread of western culture throughout the world. Currently, fast food has become a type of food that is popular with many people, including children. This creates new problems because fast foods that are high in calories and sodium and low in fiber can cause health problems if consumed in excess. Excess calories in the body can cause increased body fat stores. If this occurs for a long time, it will cause various health problems. The research used secondary data from the South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 research with a cross-sectional study design. This study used subsample data from the SEANUTS study with a total sample of  95 children, consisting of  39 boys and 56 girls. Fast food consumption habits were assessed using the CFH questionnaire, while body fat percentage was measured using the Body Composition Analyzer. The characteristics of the research subjects were children aged 7-12 years who came from Jakarta Utara and Kepulauan Seribu. Consuming fast food once a month is the highest consumption in the population with a percentage of 15.8%, as well as the median value of body fat percentage was 14.2 percent. Based on the Kruskal-Wallis test, a significant correlation was found between fast food consumption habits (p=0.001), age (p=0.047), BMI (p=0.001), physical activity (p=0.001), and father's education (p= 0.010) with body fat percentage. Apart from that, based on the multiple linear regression test, it is known that BMI (p=0.001) and physical activity (p=0.001) have a significant influence on body fat percentage. The habit of consuming fast food is related to the percentage of body fat in school-aged children in DKI Jakarta Province. Factors that influence body fat percentage are BMI and physical activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Fatikhani
"Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku ataupun kebiasaan seseorang. Salah satu pengetahuan yang perlu dimiliki oleh remaja ialah pengetahuan mengenai makanan cepat saji, guna pola makan remaja yang semakin membaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran dan arah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang makanan cepat saji dengan pola makan pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 190 siswa yang terdiri dari kelas 7 dan 8 di SMPN 245 Jakarta dengan menggunakan teknik stratified random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 10 pertanyaan tentang tingkat pengetahuan tentang makanan cepat saji dan 20 pernyataan mengenai pola makan. Melalui hasil analisis chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang makanan cepat saji dengan pola makan pada remaja di SMPN 245 Jakarta p 0,543; 0,05 . Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perawat komunitas, para orang tua terutama yang memiliki anak remaja, serta masyarakat.

Knowledge is the one of affects a person's habit. One kind of knowledge that teenagers should have is knowledge about junk food. This knowledge is important in order to improve the adolescent 39 s dietary habit. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge about junk food and dietary habit in adolescents. This research is a descriptive correlative research using cross sectional design. The sample of the study was 190 students consisting of grades 7 and 8 in SMPN 245 Jakarta by using stratified random sampling technique.
The instrument used was a questionnaire containing 10 questions about adolescent's knowledge level about junk food and 20 statements about their dietary habit. The chi square analysis shows that there is no correlation between the knowledge level of junk food and the adolescent dietary habit at SMPN 245 Jakarta p 0,543 0,05 . This research is expected to provide information to community nurses, parents especially who have teenagers and also the community as well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafizh Zauhari
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi mie instan terbanyak di dunia, terutama pada anak-anak. Konsumsi mie instan mengandung zat dan nutrisi yang dianggap kurang baik bagi tubuh. Banyak komplikasi kesehatan yang dianggap dapat berdampak terhadap kesehatan, salah satunya terkait daya tahan kardiorespirasi. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain potong lintang dengan data sekunder yang diperoleh oleh South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). Pada penelitian ini, terdapat 89 subjek dengan komposisi laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 33 dan 56, konsumsi 2—3 kali per minggu menjadi konsumsi mie instan terbanyak populasi dengan persentase 33,7%, dan prediksi daya tahan kardiorespiasi dengan median 42,79. Analisis dilakukan dari analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan hasil akhir terlihat hubungan variabel pada penelitian ini dengan prediksi daya tahan kardiorespirasi, yaitu usia (p<0,001), indeks massa tubuh (p=0,008), dan aktivitas fisik (p=0,003). Sebagai simpulan, kebiasaan konsumsi mie instan tidak berhubungan dengan prediksi daya tahan kardiorespirasi namun terdapat faktor lain yang terkait dengan prediksi daya tahan kardiorespirasi pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta yaitu usia, indeks massa tubuh, dan aktivitas fisik.

Indonesia is one of the countries with the highest consumption of instant noodles in the world, especially among children. Consuming instant noodles contains substances and nutrients that are considered not good for the body. Many health complications are considered to have an impact on health, one of which is cardiorespiratory endurance. The research design used in this study was a cross-sectional design with secondary data obtained by the South-East Asian Nutrition Survey 2.0 (SEANUTS 2.0). In this study, there were 89 subjects with a composition of 33 and 56 boys and girls respectively, consuming 2—3 times per week is the highest consumption of instant noodles in the population with a percentage of 33,7%, and the predictive cardiorespiratory endurance is with a median of 42,79. The analysis was carried out using univariate, bivariate and multivariate analysis with the final results showing the relationship between the variables in this study and cardiorespiratory endurance, namely age (p<0,001), body mass index (p=0.008), and, physical activity (p=0.003). In conclusion, the frequency of instant noodle consumption does not affect the cardiorespiratory endurance value, but there are other factors that significantly influence the cardiorespiratory endurance value in school-age children in DKI Jakarta Province which are age, body mass index, and physical activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Marsya Syaihu Putri
"Sering mengonsumsi fast food dapat berdampak pada kenaikan berat badan dan munculnya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan frekuensi konsumsi fast food pada Mahasiswa FISIP UI Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi crosssectional. Data karakteristik personal, lingkungan, aksesibilitas, dan paparan media diperoleh dari kuesioner, data frekuensi konsumsi fast food dan besar porsi fast food diperoleh dari semi-quantitative FFQ, serta data konsumsi harian didapat dari 2x24- hours food recall. Kuesioner dibagikan kepada 127 responden yang dipilih dengan system random sampling, setelah mengisi kuesioner, responden diwawancara dengan FFQ dan food recall.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 48% responden mengonsumsi fast food dengan frekuensi sering. Selain itu, terdapat perbedaan proporsi pada pengetahuan gizi dan fast food (p=0,001), preferensi fast food (p=0,001), pengaruh peer group (p=0,008), jarak restoran fast food (p=0,001), uang saku (p=0,001), katerpaparan iklan (p=0,017), dan keterpaparan promosi (p=0,000). Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, pengaruh keterpaparan promosi merupakan faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food (p=0,000). Mahasiswa dengan pengaruh keterpaparan promosi yang kuat memiliki peluang 10,5 kali lebih sering mengonsumsi fast food dibandingkan mahasiswa dengan pengaruh lemah setelah dikontrol pengetahuan gizi, preferensi fast food, jarak restoran fast food, dan keterpaparan iklan.

The excessive of fast food consumption can have an impact to gain weight and increase risk of degenerative disease. The aim of this study is to determine the dominant factor in fast food consumption among college student of FISIP UI in 2016. The research method is quantitative and cross sectional design. Data about personal characteristics, social influences, accessibility, and media influences are collected by a questionnaire, semi-quantitative FFQ used to determine fast food frequency, and 2x24 hours food recall also used to determine daily consumption. The questionnaires were given to 127 college student at FISIP UI which selected by simple random sampling, after filled the questionnaire, respondents being interviewed with Semi-quantitative FFQ and food recall questionnaire.
Result showed that 48% of respondents had higher frequency of fast food consumption. Furthermore, there is a significant difference in proportion of nutrition and fast food knowledge (p=0,001), fast food preference (0,001), peer group effect (p=0,008), fast food restaurant`s distance (p=0,001), daily allowance (p=0,001), fast food advertisement effect (p=0,017), and fast food promotion effect (p=0,000). Based on multiple regression analysis, fast food promotion is a dominant factor in determining the frequency of fast food consumption. Student who had a higher fast food promotion has an opportunity 10,5x higher frequency of fast food consumption than who`s had a lower fast food promotion after controlled by nutrition and fast food knowledge, fast food preference, fast food restaurant`s distance, and fast food advertisement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Dila Rohimah
"Fast food atau makanan cepat saji mengandung tinggi lemak, natrium, indeks glikemik, dan padat energi, namun rendah akan serat, vitamin, dan mineral lain. Mengonsumsi fast food secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan olahraga dan konsumsi buah serta sayuran yang adekuat pada masa remaja akan berdampak pada tekanan darah tinggi saat dewasa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi fast food pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan wawancara FFQ (Food Frequency Quantitative) semi kuantitatif pada bulan April 2016. Penelitian ini melibatkan144 siswa SMP Islam PB Soedirman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa median asupan energi fast food siswa adalah sebesar 372 kkal/hari atau setara 15% AKG remaja laki-laki dan 17,5% AKG remaja perempuan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi fast food dengan jenis kelamin (p=0,001), uang saku (p=0,003), kebiasaan sarapan (p=0,0001), preferensi fast food(p=0,027), dan frekuensi konsumsi fast food orang tua (p=0,0001). Siswa disarankan untuk mengurangi konsumsi fast food terutama sebagai camilan, tidak melewatkan sarapan, dan memilih jajanan yang sehat.

Fast food contains of high fat, sodium,glycemic index, andenergy dense, however low of fiber, vitamin, and other minerals.Consuming fast food continuously without balanced by exercise and adequate consumption of fruit and vegetables in adolescence would impact on high blood pressure in adults. This study aims to determinethe factorsassociated with intake of fast food energy among teenagers. The study design that used in this research is cross sectional. Data was collected through questionnaire and interview of semi-quantitative FFQ (Food Frequency Quantitative) on April 2016. This study involved 144 students of SMP Islam PB Soedirman.
The result showed that the median intake of fast food energy among students is 372 kcal/day or 15% RDA (Recommended Daily Allowance) for boys and 17,5% RDA for girls. Bivariat analysis result showed significant relation betweenintake of fast food energy and gender (p=0,001), pocket money (p=0,003), breakfast routine (p=0,0001), fast food preference (p=0,027), and frequency of parents? fast food consumption (p=0,0001).Students are advised to lower the fast food consumption as snack, not to skip breakfast, and choose healthy snacks.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radea Renoza
"TUJUAN: Modernisasi dan otomatisasi di hampir semua aspek kehidupan manusia semakin mendorong manusia untuk berperilaku sedenter dan memiliki aktivitas fisik yang rendah. Rendahnya tingkat aktivitas fisik masyarakat Indonesia terlihat dari data Riskesdas 2018 yang menyebutkan 64,4% anak usia 10—14 tahun tergolong memiliki aktivitas fisik kurang dari cukup. Dengan kurangnya aktivitas fisik, persentase lemak tubuh seseorang dapat meningkat. Persentase lemak tubuh dikatakan berkorelasi negatif dengan kelenturan punggung bawah (fleksibilitas) seseorang. Oleh karena itu, dengan meningkatnya persentase lemak tubuh, risiko anak-anak untuk mengalami cedera, sakit punggung, sakit leher, dan masalah postur juga akan meningkat karena kelenturan punggung bawah (fleksibilitas) yang berkurang.
METODE: Penelitian ini dilakukan dengan desain potong lintang dengan menggunakan data SEANUTS 2.0 (Survei Nutrisi Asia Tenggara). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Sampel terdiri dari 102 anak usia sekolah (6—12 tahun): 40 (39,2%) laki-laki dan 62 perempuan (60,2%) dari Provinsi DKI Jakarta.
HASIL: Analisis bivariat menunjukkan bahwa hanya usia, tinggi badan, dan panjang tungkai yang memiliki hubungan signifikan dengan kelenturan punggung bawah. Regresi linier berganda menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kelenturan punggung bawah adalah tinggi badan.
SIMPULAN: Faktor yang memengaruhi kelenturan punggung bawah anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta adalah tinggi badan.

OBJECTIVE: Modernization and automation in almost every aspect of human life have increasingly push humans to behave sedentary dan having low level of physical activity. The low level of physical activity of the Indonesian can be seen by data from Riskesdas 2018 which states that 64.4% of children aged 10—14 years are classified as having less than sufficient physical activity. With a lack of physical activity, a person can develop increasing body fat percentage. Body fat percentage is said to have a negative correlation with a person's flexibility. Therefore, as the body fat percentage increases, a children's risk of getting injuries, back pain, neck pain, and posture problems will also increase due to decreased flexibility.
METHODS: This study is conducted with a cross-sectional design with the use of SEANUTS 2.0 (South-East Asian Nutrition Survey) data. The sampling technique was done by simple random sampling. The data were analyzed in univariate, bivariate, and multivariate analysis. The sample consisted of 102 school-age children (6—12 years old): 40 (39,2%) boys and 62 girls (60,2%) from DKI Jakarta Province.
RESULTS: The bivariate analysis showed that only age, height, and leg length had a significant relationship with lower back flexibility. The multiple linear regression showed that factor influencing lower back flexibility is heigh.
CONCLUSION: Only one factor is influencing the lower back flexibility of school-age children in DKI Jakarta Province, which is height.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Rizky Septiana
"Pemilihan jajanan masih menjadi masalah bagi anak usia sekolah yang berpengaruh terhadap kesehatan anak. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan uji chi square diterapkan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang keamanan makanan pada keluarga dengan pemilihan jajanan anak usia sekolah terhadap 110 siswa pada kelas 4 sampai dengan kelas 6 beserta ibu dari siswa tersebut, yang terpilih melalui proportionate stratified random sampling di MI Al- Inayah Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan kuesioner food safety untuk tingkat pengetahuan keluarga terutama ibu siswa dan kuesioner food frequency questionnaire (FFQ) untuk mengukur pemilihan jajanan anak usia sekolah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan jajanan anak usia sekolah (p value = 0,690). Dari hasil nilai OR didapatkan 0,605 yang menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan cukup memiliki peluang 0,605 kali untuk memiliki anak dengan pemilihan jajanan tidak sehat dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan baik. Hasil penelitian ini menyarankan kepada anak usia sekolah dan keluarga terutama ibu dari siswa untuk meningkatkan pengetahuan mengenai keamanan makanan dan pemilihan jajanan yang aman dan sehat untuk dikonsumsi anak usia sekolah.

Food selection is still a problem for school-aged children who have an effect on child health. The design of this research using cross sectional with the Chi Square test was applied to analyse the knowledge level relationship of food safety in families with the selection of school-age snacks to 110 students in grades 4 through Class 6 and the mother of the student, selected through proportionate stratified random sampling at MI Al-Inayah, East Jakarta. This research uses food safety questionnaires for the family knowledge level, especially mothers students and food frequency questionnaire (FFQ) questionnaires to measure the selection of school-age childrens snacks. Based on the results of the study showed no significant link between the level of maternal knowledge with the selection of school-age childrens hawker (p value = 0.690). From the value of OR obtained 0.605, indicating that the mother with enough knowledge has a chance of 0.605 times to have children with the selection of unhealthy food compared to a well-knowledgeable mother. The results of this study suggest to school-age children and families especially mothers of students to increase their knowledge of food safety and the selection of safe and healthy snacks for school age children to consume."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desny Putri Sunjaya
"Penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat CDC, 2016. Salah satu patogen penyebab penyakit bawaan makanan adalah bakteri Escherichia coli E. coli. Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara higiene sanitasi dengan kontaminasi E. coli pada makanan. Sebagai tempat penyedia dan pengolahan makanan, pasar merupakan tempat yang berisiko terjadinya penyakit bawaan makanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kontaminasi E. coli pada makanan siap saji dengan higiene sanitasi di pasar tradisional Cihapit dan Balubur Kecamatan Bandung Wetan. Penelitian deskriptif ini menggunakan data sekunder dari BBTKLPP Jakarta. Dari 36 sampel makanan yang diuji menggunakan metode Most Probable Number MPN, terdapat 1 2,8 sampel yang positif mengandung bakteri E. coli.
Berdasarkan Permenkes Nomor 1096 tahun 2011, hanya cara pengolahan makanan 11 yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi makanan. Kualitas higiene sanitasi makanan di pasar tradisional Cihapit dan Balubur perlu ditingkatkan untuk mengurangi potensi terjadinya kontaminasi E. coli maupun bakteri lainnya. Sehingga risiko kesehatan yang timbul dapat diminimalisir.

Foodborne disease is a common health problem in the society. One of the pathogenic causes of foodborne disease is Escherichia coli E. coli . Several studies have shown that there is association between hygiene sanitation with the E. coli contamination in food. Market, as a place to processing and providing food, tend to has a high risk of foodborne disease.
This study aims to identify the E. coli contamination in fast food with hygiene sanitation in Cihapit and Balubur traditional market, Bandung Wetan, West Java. This descriptive study is using secondary data from BBTKLPP Jakarta. There were 36 food samples tested using the Most Probable Number MPN method.
The result from this study found that there was 1 2.8 of those samples positive containing E. coli bacteria. Based on the Ministry of Health Law No. 1096 2011, only the food processing 11 which meets food hygiene sanitation requirements. The quality of food hygiene in Cihapit and Balubur traditional market needs to be improved to reduce the potential of E. coli contamination and other bacterium, as we. Therefore, the risk of foodborne disease can be minimized."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsa Faraji
"Orang-orang di seluruh dunia berperilaku berbeda terhadap makanan yang membuat budaya dan tradisi bangsa-bangsa menganggap makanan baik dalam upacara khusus atau sepanjang tahun. Pola konsumsi makanan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama oleh budaya dan tradisi, geografis tertentu, serta status sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi jenis kelamin, pilihan makanan, kebiasaan makan, perilaku kompensasi, dan kebiasaan tidur pada mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, dimana subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa universitas Iran yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya antara mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia; sedangkan, tidak ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

People all around the world behave differently towards food which makes the nationalities’ cultures and traditions regards to food whether in special ceremonies or all over the year. Food consumption patterns can be affected by several factors, particularly by culture and tradition, specific geographic, and social and economic status. This study was concluded to determine the differences in food consumption patterns and its influential factors including gender, food choices, eating habits, compensatory behaviors, and sleeping habits among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia. This research is quantitative with a cross-sectional approach with the subjects in this study are Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Tehran, Iran and Indonesian Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Jakarta, Indonesia. The results show that there are differences in food consumption patterns and its influential factors among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia; while, there is no significant relationship between food consumption patterns and its influential factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samiyah Nida Al Kautsar
"Latar belakang: Kejadian malnutrisi pada anak dapat terjadi karena mengonsumsi makanan yang tidak beragam sehingga asupan zat gizi tidak adekuat (UNICEF,2020). (UNICEF, 2020). Keragaman konsumsi pangan yang tinggi berhubungan dengan rendahnya kejadian stunting dan underweight pada balita (Modjadji et al., 2020). Keragaman konsumsi pangan tersebut mengacu pada peningkatan konsumsi berbagai jenis kelompok bahan makanan yang dapat memenuhi zat gizi untuk kesehatan yang optimal. Kualitas gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keberagaman asupan makanan yang dikonsumsi.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keragaman konsumsi pangan anak dan faktor dominan terhadap keragaman konsumsi pangan pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara tahun 2023.
Metode: desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 188 anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok selama bulan Juni 2023. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian dilakukan di tiga kelurahan terpilih, yaitu Kelurahan Kebon Bawang, Kelurahan Sunter Jaya, dan Kelurahan Warakas. Skor keragaman konsumsi pangan diambil menggunakan food recall 1x24 jam berdasarkan 9 kelompok pangan dan dikategorikan menjadi tidak beragam (< 5 kelompok pangan) dan (≥ 5 kelompok pangan). Analisis penelitian ini menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik ganda.
Hasil: Hasil penelitian menggunakan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ayah (p value = 0,022) dengan keragaman konsumsi pangan anak, pengetahuan gizi ibu/pengasuh (p value = 0,036) dengan keragaman konsumsi pangan anak, dan ketahanan pangan (p value = 0,030) dengan keragaman konsumsi pangan anak. Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa status pekerjaan ayah merupakan faktor dominan dari keragaman konsumsi pangan anak (OR = 67,5).
Kesimpulan: Status pekerjaan ayah menjadi faktor dominan keragaman konsumsi pangan anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara tahun 2023

Background: Malnutrition in children can occur due to consuming foods that are not diverse, so the intake of nutrients is not adequate (UNICEF, 2020). A high diversity of food consumption is associated with a lower incidence of stunting and underweight in toddlers (Modjadji et al., 2020). Diversity in food consumption refers to increased consumption of various types of food groups that can fulfill nutrients for optimal health. Nutritional quality and completeness of nutrients are influenced by the diversity of food intake consumed.
Objective: To find out the factors related to the dietary diversity of children's and the dominant factors on the dietary diversity of food consumption in children aged 24-59 months in Tanjung Priok District, North Jakarta in 2023.
Method: The method of this research is cross-sectional with a sample size of 188 children aged 24- 59 months in Tanjung Priok District during June 2023. The sampling technique used was simple random sampling. The research was conducted in three selected subdistricts, namely Kebon Bawang Subdistrict, Sunter Jaya Subdistrict, and Warakas Subdistrict. Food consumption diversity scores were taken using a 1x24 hour food recall based on 9 food groups and categorized into non-diverse (< 5 food groups) and (≥ 5 food groups). The analysis of this study used the chi-square test and multiple logistic regression tests.
Results: The results of the study showed that there was a significant relationship between the father's employment status (p value = 0.022) and the diversity of children's food consumption, the nutritional knowledge of mothers/caregivers (p value = 0.036) with the diversity of children's food consumption, and food security (p value = 0.030) with the diversity of children's food consumption. The results of multiple logistic regression analysis showed that the father's employment status was the dominant factor in the diversity of children's food consumption (OR = 67,5).
Conclusion: Father's employment status is the dominant factor in the diversity of food consumption for children aged 24- 59 months in Tanjung Priok District, North Jakarta in 2023.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>