Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrea Devina Josephine
"Kebutuhan tembaga meningkat pesat untuk menghadapi transisi energi. Akibatnya, terjadi kesenjangan besar antara kebutuhan dan ketersediaan tembaga dunia setiap tahunnya. Kebutuhan tembaga diperkirakan akan meningkat secara eksponensial dalam 20 tahun mendatang. Karena itu, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan ekspor tembaga mentah mulai tahun 2023. Untuk memenuhi target tersebut, perlu dilakukan penyesuaian untuk meningkatkan kapasitas pengolahan tembaga dalam negeri. Penelitian ini berfokus pada kebutuhan perusahaan untuk melakukan ekspansi pabrik semen guna mendukung operasional peningkatan kapasitas pengolahan tembaga. Tujuan utama adalah menentukan skenario ekspansi pabrik yang paling hemat biaya sambil mempermudah operasional perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah Cost-Benefit Analysis, yang akan membantu dalam memperhitungkan dampak finansial dari setiap skenario ekspansi. Dengan menggabungkan aspek keuangan dan operasional, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan holistik mengenai opsi ekspansi yang optimal bagi PT Freeport Indonesia. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pengambilan keputusan strategis Perusahaan.

The need for copper is increasing rapidly to face the energy transition. As a result, there is a large gap between the world's demand and availability of copper every year. Copper demand is expected to increase exponentially in the next 20 years. For this reason, the Indonesian government plans to increase exports of raw copper starting in 2023. To meet this target, adjustments need to be made to increase domestic copper processing capacity. This research focuses on the company's need to expand its cement factory to support operations to increase copper processing capacity. The main goal is to determine the most cost-effective factory expansion scenario while simplifying company operations. The analysis method used is Cost-Benefit Analysis, which will help in calculating the financial impact of each expansion scenario.

By combining financial and operational aspects, this research is expected to provide a holistic view of optimal expansion options for PT Freeport Indonesia. The results of this research can contribute to company strategic decision making."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"When people begin to talk about cost-benefit analysis, cost-effectiveness analysis, and return-on-investment, they often envision eye-glazing mathematical gobbledgook. Even when the letters in equations like the one above are explained, people may have ...."
Alexandria, VA: [American Society for Training and Development Press, American Society for Training and Development Press], 1997
e20435672
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Gibran Rachimadhi
"ABSTRAK
Pengembangan Kawasan Monas telah direncanakan sesuai dengan Keputusan Presiden no.25 Tahun 1995. Namun pada tahun 1998 pengembangan tersebut menjadi terhenti dikarenakan adanya krisis moneter. Saat ini pengelola Kawasan Monas ingin melanjutkan kembali pengembangan tersebut sesuai dengan masterplan yang ada. Sehingga sebagai bahan pertimbangan dalam melanjutkan pengembangan Kawasan Monas diperlukan suatu penelitian mengenai kelayakan apakah pengembangan ini perlu untuk dilakukan. Penelitian untuk uji kelayakan proyek pengembangan ini dengan menggunakan metode analisis biaya manfaat. Hal tersebut dikarenakan didalam proyek pemerintah lebih mengedepankan manfaat dibandingkan profit yang diterima. Dalam penelitian ini didapatkan nilai manfaat yang tidak terlihat dari pengembangan Kawasan Monas sebesar Rp 42.017.808.000 dan dengan biaya pengembangan sebesar Rp 387.243.999.397 sehingga dengan nilai ini didapatkan hasil analisis biaya manfaat sebesar 1,49 yang mana menandakan bahwa proyek pengembangan ini layak untuk dilakukan

ABSTRACT
Monas Area Development has been planned in accordance with the Presidential Decree No.25 of 1995. However, in 1998 the development came to a standstill due to the financial crisis. Currently the Monas area want to resume the development in accordance with the existing masterplan. So as consideration in the continuing development of Monas area, required a feasibility study on whether this development needs to be done. Research to test the feasibility of this development project using cost benefit analysis. That is because the government project is more utilitarian than the profit earned. In this study, the value of benefits which are not visible from the development area of Monas are Rp 42,017,808,000 and development costs amounted is Rp 387 243 999 397. So based on these values, showed a point from cost benefit analysis is 1.49 which indicates that the development project is feasible to do."
2016
S66884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Radiks
Jakarta: Rineka Cipta, 1997
658.155 4 RAD a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schmid, A. Allan
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1993
658.155 4 SCH at (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mishan, Ezra J.
London: George Allen and Unwin, 1976
300.155 MIS e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Medita Ervianti
"Kecacatan merupakan salah satu indikator beban penyakit kusta. Risiko kecacatan akibat kusta tidak hanya terjadi pada kasus baru kusta, tetapi juga selama pengobatan dan setelah selesai pengobatan. Metode pengamatan berperan untuk mengendalikan tingkat cacat pada penderita yang telah selesai pengobatan. Metode pengamatan pasif diterapkan di Indonesia sejak tahun 1982. Pada tahun 2009, metode pengamatan semi aktif diterapkan di Kabupaten Pasuruan. Belum diketahui metode pengamatan yang lebih efektif biaya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya antara metode pengamatan pasif dan metode pengamatan semi aktif setelah selesai pengobatan kusta dalam pengendalian tingkat cacat. Efektivitas dan biaya pada masing-masing metode dihitung dan dilihat berapa rasio efektivitas biaya dalam pengendalian tingkat cacat. Hubungan faktor-faktor seperti umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, tingkat ekonomi, tipe kusta, riwayat reaksi, pencegahan cacat, perawatan diri dengan pengendalian tingkat cacat serta faktor apa yang paling dominan juga diteliti. Desain penelitian adalah cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan metode pengamatan semi aktif lebih efektif biaya dibandingkan dengan metode pengamatan pasif. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat hubungan antara pencegahan cacat dan perawatan diri dengan pengendalian tingkat cacat. Sedangkan hasil multivariat menyatakan perawatan diri sebagai faktor yang mempengaruhi.

Disability is one of indicator of the leprosy burden. The risk of disability due to leprosy, not only in new cases of leprosy, but also during treatment and after release from treatment. Surveillance is one of method to control level of disability in patients who had completed treatment. Passive surveillance implemented in Indonesia since 1982. In 2009, the semi-active surveillance applied in Pasuruan. Not yet known which surveillance is more cost-effective.
This study aims to analyze the cost-effectiveness of the passive and semi-active surveillance after release from leprosy treatment in controlling the level of disability. The effectiveness and cost of each method was calculated and seen the cost-effectiveness ratio to the control of the level of disability. Relationship of factors such as age, education level, knowledge level, economic level, type of leprosy, history of reactions, defect prevention, self-care by controlling the level of disability and what is the most dominant factor is also studied. The study design was cross-sectional.
The results showed semi active surveillance more cost-effective than passive surveillance. Based on the results of the bivariate analysis, there is a relationship between defect prevention and self-care by controlling the level of disability. While the results of the multivariate declared self-care as a affected factor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Ari Vidia
"Laporan ini menyajikan berbagai asumsi dan perkiraan yang akan mendukung Cost Benefit Analysis (CBA) yang berkaitan dengan regulasi penghematan air. Dalam rangka untuk memberi masukan bagi Pemerintah negara bagian dengan mempertimbangkan peraturan penghematan air yang ada. Analisis ini berfokus pada efisiensi, kelompok rujukan, sensitivitas, dan analisis skenario. Laporan ini telah mempertimbangkan biaya dan manfaat dari proyek-proyek pemerintah ini dan keseluruhan Strategi.

This report presents a range of assumptions and estimates that will underpin a Cost Benefit Analysis (CBA) of options relating to water savings regulation. In order to advising the State government on the desirability or not of retaining the existing water saving regulations. The analysis focuses on the efficiency, referent group, sensitivity and scenario analysis. It considers the costs and benefits of those projects and of the overall Strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irya Yohannes
"Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Berbagai pilihan obat tersedia sehingga diperlukan pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Obat merupakan bagian penting dalam pelayanan dokter kepada pasien di Rumah sakit. Ksrena itu perlu memehami cost effectivenees analysis dari berbagai produk sejenis. Untuk menentukan jenis obat eensial pada daftar obat esensial nasional (DOEN) ditetapkan melaluianalisis biaya manfaat pada seleksi obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan kesehatan. Ranitidin merupakan obat pilihan pertama pada pengobatan gastritis akut sedangkan di RSU Mayjen H.A. Thalib Kerinci masih digunakan simetidin dengan jumlah yang hampir sama dengan ranitidin. Simetidin adalah obat anti gastritis akut yang memiliki harga yang berbeda dengan ranltidin maka perlu diadakau Cost Effectiveness Analysis untuk mengetahui mana yang lebih pantas digunakan.
Teori yang dlgunakan pada penelitian ini adalah teknik evaluasi ekonomi Cost Effictiveness Analysis (CEA) dengan naalisis biaya menggunakn metode perhitungan oppertunity cost. Out put yang dlgunakan dari kedua altematif obat adalah cakupan, rata-rata waktu hilangnya gejala klinis dan hari yang hilang karena gastritis akut. Pada penelitian ini didapatkao bahwa basil perhitungan Cost Electiveness Ratio (CBR) dldapatkao bahwa CBR ranitidln lebih kecil dibaudlngken CBR Simetidin, dhnana (CBR) ranitidln = 67.986 sedangken CBR shnetidln 97.414 Proporsi kejadian efek sarnping ranltidln lebih kecil dlbandingkan dengan simetidin dlmana dari 58 pasien yang diobati dengan ranltidin thnbul efek samping pada 4 pasien berupa saki!kepala dan atau prutitus ( ruam kulit }, sedangkan dari 33 pasien yang diobati dengan simetidin timbul efek samping berupa sakit kepala dan atau prutitus {ruam kulit) 4 orang pasien. Waktu yang dibutuhkan ranitidin untuk menghilangkan gejala klinis juga lebih kecil dibandingkan dengan simetidin, dimana rata-rata yang dibutuhkan ranitidine untuk menghilangkan gejala klinis adalah 13,6 jam sedangkan simetidin membutuhkan waktu 16,6 jam. Rata-rata hari yang hilang kelompok ranitidine lebih kecil dari kelompok simetidin. Secara umum hasil analisis menunjukkan bahwa ranitidin lebih cost effectiveness dibandingkan dengan simetidin dalam mengobati gastriris akut. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada pihak Manajemen Rumah Sakit agar memilih ranitidin sebagai obat gastritis akut untuk dimasukkan dalam formularium, selain itu disarankan melakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang memadai."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11540
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Vince Nova Elfrida
"ABSTRAK
Saat ini managed service merupakan suatu peluang bisnis baru bagi vendor telekomunikasi dan metode strategis bagi operator untuk mengurangi biaya operasionalnya OPEX dan CAPEX Karena vendor managed service bertanggung jawab terhadap total biaya operasional seluruh jaringan operator maka vendor managed service juga harus mampu mengelola biaya operasionalnya dengan baik dan bijaksana Efisiensi biaya merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh vendor managed service untuk dapat meningkatkan profit Untuk melakukan efisiensi biaya maka vendor managed service harus mengetahui rincian biaya yang dikeluarkannya untuk setiap aktifitas yang dilakukan Activity Based Costing ABC adalah salah satu metode manajemen yang digunakan untuk menelusuri biaya berdasarkan aktifitas Sedangkan Activity Based Management ABM merupakan metode manajemen yang digunakan untuk menganalisa aktifitas untuk meningkatkan nilai Setelah biaya setiap aktifitas bisa ditelusuri dengan ABC maka dengan menggunakan ABM setiap aktifitas tersebut dapat dievaluai aktifitas mana yang memberikan nilai tambah aktifitas mana yang harus diperbaiki atau aktifitas mana yang bisa dibuang ditiadakan Dari hasi identifikasi dan evaluasi tersebut diharapkan bisa memperbaiki margin yang diperoleh yang artinya penambahan profit bagi perusahaan Tesis ini melakukan 3 perhitungan alternatif Berdasarkan hasil simulasi evaluasi aktifitas maka bisa disebutkan bahwa back to back managed service kurang efisien karena seharusnya proyek bisa menekan biaya yang dikonsumsinya minimal 8 setiap tahunnya dan bisa memperoleh margin minimal sebesar 30 pada tahun 2010 dibandingkan aktualnya yang hanya 29 tahun 2011 sebesar 25 dibanding aktualnya 23 tahun 2012 sebesar 15 dibanding aktualnya 14 dan pada tahun 2013 bisa memperoleh margin sebesar 20 dibandingkan aktualnya yang hanya sebesar 15

ABSTRACT
Currently Managed Service become a new business opportunity for telecom equipment vendors and a strategic methods for telecom operators to reduce their operational cost OPEX and CAPEX Since managed service vendors are responsible for the total cost for the whole network rsquo s operator operations so the managed service vendor should be able to manage their operational cost wisely Cost efficiency is one of ways that can be used by managed service vendor to increase the profits For cost efficiency managed service vendor must know the detail of their cost for any activities conducted related to the project Activity Based Costing ABC is one of management rsquo s methods to identified the cost based on the activities While Activity Based Management ABM is a management method that is used to analyze the activities to increase the value ABM will used information that given by ABC to identified which activities that give value added which activities that should be fixed or which activities that can be reduce or deleted The result of this identification expected could give margin improvement that means increase the company profit This thesis calculate simulation for 3 alternative condition Based on the simulation of activities evaluation can stated that back to back managed service not efficient enough since there is a possibility for project to decrease their cost at least to 8 from their current cost in every year and laso can have at least minimum margin 30 in 2010 compare to their actual margin 29 in 2011 could be have 25 compare to the actual 23 in 2012 could be have 15 compare to the actual 14 and in 2013 could be have margin 20 compare to the actual 15 "
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>