Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25085 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natasha Azzahara Azis
"Alih wahana adalah proses mengubah bentuk karya seni dari satu media ke media lain. Proses ini dapat dilakukan oleh berbagai pihak, seperti seniman, penulis, atau produser media. Bentuk alih wahana dapat bervariasi, tergantung pada karya seni yang dialihwahanakan. Penelitian ini membahas bentuk-bentuk perubahan dari novel ke film yang menghasilkan cerita yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan alih wahana di dalam film My Best Friend Anne Frank (2021) terhadap novel Memories of Anne Frank: Reflections of a Childhood Friend (1999) sebagai adaptasi cerita dari film tersebut.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Memories of Anne Frank: Reflections of a Childhood Friend (1999) karya Alison Leslie Gold dan film My Best Friend Anne Frank (2021) karya Ben Sombogaart. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang akan digunakan merupakan teori ahli wahana menurut Sapardi Djoko Damono. Hasil penelitian yang didapatkan terdapat penambahan unsur tokoh, tiga pengurangan cerita di dalam film, dan empat perubahan bervariasi. Alih wahana memungkinkan perubahan karakter tokoh dari satu bentuk karya sastra novel ke bentuk karya sastra film dengan tujuan supaya cerita dalam film tersebut memiliki plot yang berbeda dan lebih menarik.

Media transfer is the process of changing the form of an artwork from one medium to another. This process can be done by various parties, such as artists, writers, or media producers. The form of conversion can vary, depending on the artwork being converted. This research discusses the forms of change from novels to movies that produce different stories. The purpose of this study is to explain the translation in the movie My Best Friend Anne Frank (2021) of the novel Memories of Anne Frank: Reflections of a Childhood Friend (1999) as an adaptation of the story from the film.The data used in this study is a novel entitled Memories of Anne Frank: Reflections of a Childhood Friend (1999) by Alison Leslie Gold and the movie My Best Friend Anne Frank (2021) by Ben Sombogaart. This research uses a qualitative descriptive method. The theory that will be used is the vehicle expert theory according to Sapardi Djoko Damono. The results obtained are the addition of character elements, three reductions in the story in the movie, and four varied changes. Vehicle transfer allows changes in character from one form of novel literary work to the form of film literary work with the aim that the story in the film has a different and more interesting plot."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail W.C. Saptenno
"Film Mijn Beste Vriendin Anne Frank menjadi salah satu media untuk mengamati bagaimana bahasa digunakan dalam situasi yang penuh tekanan dan konflik sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang memaparkan bagaimana Hannah Goslar, tokoh utama dalam film ini, menyampaikan ilokusi direktif, seperti perintah, instruksi, dan saran dengan mempertimbangkan perbedaan usia, status sosial, dan jarak sosial dengan lawan bicaranya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan ilokusi direktif berbahasa Belanda dalam film Mijn Beste Vriendin Anne Frank. Berdasarkan analisis dalam penelitian ini, ditemukan 41 tuturan ilokusi direktif oleh Hannah Goslar, yang mencakup jenis tindak tutur meminta, memerintah, menantang, berargumentasi, memprovokasi, dan menyarankan. Dalam penelitian ini, strategi kesantunan yang paling banyak ditemukan adalah bald on record, sedangkan strategi yang tidak ditemukan sama sekali adalah off-record. Dalam situasi yang tegang dan penuh tekanan, Hannah menyampaikan perintah, instruksi, atau saran dengan strategi kesantunan yang langsung, tegas, dan tidak ambigu.

Film Mijn Beste Vriendin Anne Frank serves as a compelling medium for understanding how language is used in situations fraught with pressure and social conflict. This research employs a qualitative method with a descriptive approach, exploring how Hannah Goslar, the main character in this film, conveys directive illocutionary acts, such as commands, instructions, and advice, while considering differences of ages, social statuses, and social distances of her interlocutors. Based on the analysis in this research, 41 directive illocutionary acts by Hannah Goslar were identified, including speech acts such as requesting, commanding, challenging, arguing, provoking, and suggesting. In this research, the most frequently used politeness strategy is bald on record, while the off-record strategy is not found at all. In certain citations, Hannah conveys commands, instructions, or advice with a politeness strategy that is open, direct, and unambiguous."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deanna Aisha Nurcahya
"Film merupakan sebuah karya seni yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan sosial atau moral. Film juga seringkali mengangkat tema-tema universal. Isu yang dapat dijadikan tema yaitu isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan sosial, salah satunya tema persahabatan. Sahabat adalah ikatan antara satu sama lain yang saling membutuhkan dan berkontribusi secara positif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi persahabatan antara tokoh Anne Frank dan Hannah Goslar dalam film Mijn Beste Vriendin Anne Frank menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori persahabatan Rowland S. Miller serta teori Seligman sebagai kerangka analisis. Data analisis diperoleh dari pemutaran film secara berulang serta pencatatan adegan yang mencerminkan persahabatan sesuai dengan aspek yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima indikator atau aspek persahabatan dalam hubungan antara Anne dan Hannah yaitu respect, trust, capitalization, social support, dan responsiveness. Terdapat juga aspek optimism dari Seligman yang ditemukan dalam film ini. Temuan ini memberikan kontribusi mengenai bagaimana indikator persahabatan Miller dan teori Seligman dapat diterapkan dalam film.
Film is a work of art that is used as a means of conveying social or moral messages. Movies also often raise universal themes. Issues that can be used as themes are issues related to social life, one of which is the theme of friendship. Friends are bonds between each other that need each other and contribute positively. This study aims to analyze the representation of friendship between the characters Anne Frank and Hannah Goslar in the film Mijn Beste Vriendin Anne Frank using a qualitative descriptive method and Rowland S. Miller's friendship theory and Seligman's theory as an analytical framework. The analysis data was obtained from repeated screenings of the movie and recording scenes that reflect friendship in accordance with the aspects used. The results of this study show that there are five indicators or aspects of friendship in the relationship between Anne and Hannah, namely respect, trust, capitalization, social support, and responsiveness. There are also aspects of Seligman's optimism found in this movie. These findings contribute to how Miller's friendship indicators and Seligman's theory can be applied in movies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Steenmeijer, Anna G.
"buku yang berisi tentang Anne rank yang disusun oleh Anna G. Steenmeijer bekerja sama dengan Otto Frank dan ketua yayasan Anne Frank, Henry van Praag"
Amsterdam: Contact, 1970
BLD 839.36 STE w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Carol Ann
Amsterdam: Balans, 1998
BLD 920.72 LEE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Frank, Anne
Hamburg: Fischer Bucherey, 1960
920.72 FRA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
White, Frank M.
Reading, MA: Addison-Wesley , 1988
621.402 WHI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Readyas Wibawa
"Siklus rankine organik (ORC) merupakan sebuah sistem pembangkit yang berasal dari sumber energi yang telah diperbaharui. Sumber energi tersebut dapat berasal dari panas matahari, energi biomass, dan energi banyak energi yang dapat diperbaharui lainnya. Siklus rankine organik ini berguna untuk mengkonversikan energi panas yang didapat agar menjadi energi mekanis yang kemudian dikonversikan lagi menjadi energi listrik dengan temperatur rendah yang dihasilkan dari sumber energi. Pada sistem siklus rankine organik digunakan 2 buah alat penukar kalor, dimana masing-masing alat tersebut berfungsi sebagai evaporator dan condenser. Fluida kerja yang digunakan yaitu fluida refrijeran tipe R-22 dengan melting point pada T = -175,42oC, boiling point pada T = -40,7oC dan tekanan vapor pada p = 980 KPa saat T = 20oC . Proses kerja siklus rankine organik dilakukan dengan temperatur dan tekanan tertentu untuk mencapai kondisi yang diinginkan. Hal ini berfungsi agar mengetahui performa putaran turbin yang diaplikasikan dengan turbocharger untuk memutar generator listrik dengan daya 50 KW.

Organic Rankine Cycle (ORC) is a system of generating energy from sources that have been refurbished. The energy source can be derived from solar heat, biomass energy, and many energy other renewable energy. The organic Rankine cycle is useful for converting heat energy into mechanical energy in order to obtain a longer and then converted into electrical energy with low temperatures resulting from the energy source. In the organic Rankine cycle system used two pieces of equipment heat exchanger, where each device functions as an evaporator and condenser. The working fluid used is the type of fluid refrijeran R-22 with the melting point at T = -175,42oC, boiling point at T = -40,7oC and vapor pressure at p =980 KPa at T = 20oC. Organic Rankine cycle process work done by the temperature and pressure to achieve the desired condition. This works in order to know the performance of spin applied to the turbocharger turbine to rotate the electric generator with a 50 KW power."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42508
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rino Ardianto
"ABSTRAK
Penanganan beban termal pada dunia industri sangat diperlukan. Sistem alat penukar kalor bisa dikembangkan pada sisi fluida yang digunakan dan desain pipa yang digunakan. Respon dalam bidang thermal adalah maraknya kembali perhatian akan pentingnya alat penukar kalor (heat exchanger). Sebuah alat penukar kalor yang baik
harus ditunjang oleh koefesien perpindahan panas yang baik. Koefesien perpindahan panas sendiri di pengaruhi oleh bilangan Reynolds. Dalam penelitian ini, dilakukan rancang bangun sebuah alat penukar kalor tipe double pipe dengan variasi pada pipa air panas, dimana pada pipa luar adalah pipa baja karbon memiliki koefisien perpindahan kalor konduksi 54 W/m.K dan memiliki dimensi panjang pipa 1 m, diameter luar (Ø out) 88.6 mm, dan diameter dalam (Ø in) 85 mm dan pipa dalam adalah pipa baja karbon memiliki koefisien perpindahan kalor konduksi 54 W/m.K dan memiliki dimensi panjang
pipa 1.2 m, diameter luar (Ø out) 30 mm, dan diameter dalam (Ø in) 28 mm. Bedasarkan pengujian didapatkan grafik kenaikan nilai koefisien perpindahan kalor sebanding dengan kenaikan bilangan Reynolds. Profil kotak memiliki nilai koefisien perpindahan panas
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan profil bulat. Pada perbedaan jenis aliran Psangat berpengaruh terhadap nilai koefisien perpindahan panas profil bulat, sedangkan pada profil kotak tidak begitu terlihat perbedaannya.

ABSTRACT
Handling of thermal load on the industrial world is indispensable. Heat exchanger system can be developed on the side of the fluid used and the design of pipe used. Response in the thermal field is widespread concern about the importance of re-heat exchanger (heat exchanger). A good heat exchanger must be supported by a good heat transfer coefficient. Heat transfer coefficient itself is influenced by the Reynolds number. In this study, carried out design and construction of an appliance type double pipe heat exchanger with a variation on the hot water pipes, where the outer pipe is carbon steel pipe has a conduction heat transfer coefficient of 54 W / mK and has dimensions of 1 m length of pipe, outer diameter (Ø out) 88.6 mm, and diameter in (Ø in) 85 mm and pipe in carbon
steel pipe is a conduction heat transfer coefficient of 54 W / mK and has dimensions of 1.2 m length of pipe, outer diameter (Ø out) 30 mm, and diameter in (Ø in) 28 mm. Based on the obtained testing the graph increases the heat transfer coefficient is proportional to the increase in Reynolds number. Profiles box has a heat transfer coefficient values are higher if compared to the rounded profile. In different types of flow greatly affect the heat transfer coefficient value rounded profile, whereas the profile square is not so pronounced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1413
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>