Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 236133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Ridwan Firdaus
"Penelitian ini membahas tindak tutur ilokusi dan bentuk tuturan langsung atu tidak langsung pada Pidato Vladimir putin dalam sebuah konferensi pers setelah melakukan pembicaraan dengan presiden Jokowi pada kunjungannya di kremlin Moskow tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan jenis tindak tutur ilokusi serta bentuk tuturan yang terdapat pada pidato Vladimir Putin dalam konferensi Pers pada kunjungan Presiden Jokowi di Kremlin, Moskow Tahun 2022. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori tindak tutur George Yule (1996). Sumber data penelitian ini adalah transkrip video yang diunggah oleh situs kremlin.ru berjudul «Заявления для прессы по итогам российско-индонезийских переговоров». Hasil penelitian ini menunjukkan dari temuan 23 ujaran yang mengandung tindak tutur ilokusi terdapat 13 tuturan ilokusi dengan jenis representatif, 2 tuturan ilokusi jenis direktif, 4 tuturan ilokusi jenis komisif dan 4 tuturan jenis ekspresif. Tidak ditemukan jenis tindak tutur deklaratif dalam ujaran pidato. 20 tuturan di antaranya merupakan bentuk tindak tutur langsung dan 3 tuturan merupakan bentuk tindak tutur tidak langsung.

This study discusses the illocutionary speech acts and direct or indirect forms of speech in Vladimir Putin's speech at a press conference after holding talks with President Jokowi during his visit to the Moscow Kremlin in 2022. The study aims to identify and classify the types of illocutionary speech acts and the forms speech found in Vladimir Putin's speech at a press conference during President Jokowi's visit to the Kremlin, Moscow in 2022. The research method used in this research is descriptive qualitative using George Yule's (1996) speech act theory. The data source for this research is a video transcript uploaded by the site kremlin.ru entitled «Заявления для прессы по итогам российско-индонезийских переговоров». The results of this research show that from the findings of 23 utterances containing illocutionary speech acts, there are 13 illocutionary utterances of the representative type, 2 illocutionary utterances of the directive type, 4 illocutionary utterances of the commissive type and 4 utterances of the expressive type. No type of declarative speech act was found in the speech utterance. 20 utterances are direct speech acts and 3 utterances are indirect speech acts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Putri Permatasari
"Pidato adalah salah satu cara komunikasi untuk menyampaikan pemikiran, ide, gagasan, dan informasi dari pembicara. Pidato juga dapat didefinisikan sebagai cara untuk mengekspresikan emosi dan menyatakan isi pikiran dengan suara dan gerakan. Dalam tugas akhir ini, penulis menganalisis pidato Republik Federal Jerman, Angela Merkel yang berjudul Neujahrsansprache der Bundeskanzlerin Merkel für das Jahr 2021. Dalam pidato ini, diperlukan pragmatik untuk membantu proses penyampaian pesan oleh Angela Merkel agar dapat diterima dengan benar dan jelas oleh masyarakat Jerman. Penulis melakukan penelitian berdasarkan teori tindak tutur milik John Rogers Searle (1969) dan George Yule (1996) yang berfokus pada bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif. Selanjutnya, tuturan yang ditemukan diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Dari temuan 46 ujaran terdapat 18 fungsi yaitu sebagai berikut: menginformasikan, memberitahukan, menyatakan, mengingatkan, menegaskan, mengklaim, menyangkal, menyimpulkan, menanyakan, memerintahkan, menyarankan, menjanjikan, mengajak, menyambut, mengucapkan terima kasih, mengucapkan belasungkawa, menyampaikan, harapan dan rasa syukur. Dari sekian banyak ujaran yang telah dianalisis, penulis menemukan tindak tutur ilokusi representatif dengan jumlah yang paling banyak dengan jumlah 46 ujaran dan fungsi menyatakan merupakan fungsi yang paling banyak jumlahnya yakni 18 ujaran.

Speech is a way to convey a thought, idea, information, what the speaker implies and communicate. Speech can also be described as the ability to express emotions and express thoughts with sound and movement. In this final project, the author has analyzed the speech of the German Federal Chancellor, Angela Merkel, titled Neujahrsansprache der Bundeskanzlerin Merkel für das Jahr 2021. In this speech, Pragmatics is needed to assist the process of delivering messages by Angela Merkel so that they can be received correctly and clearly by the German people. The author conducted research based on the speech act theory of John Rogers Searle (1969) and George Yule (1996) which focused on the form and function of illocutionary speech acts. This research uses qualitative and descriptive research methods. Furthermore, the utterances found were classified into five categories, namely representative, directive, expressive, commissive, and declarative. From the findings of 46 utterances, there are 18 functions, namely as follows: informing, notifying, stating, reminding, affirming, claiming, denying, concluding, asking, ordering, suggesting, promising, inviting, welcoming, thanking, expressing condolences, conveying, hoping and gratitude. From the utterances that have been analyzed, the author finds the representative illocutionary speech act with the highest number of 46 utterances and the function of stating is the most numerous function, namely 18 utterances."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Savira Sofandy
"Penelitian ini membahas kategori dan fungsi tindak tutur ilokusi dalam lakon Wabah yang dipentaskan oleh Teater Koma. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam lakon Wabah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Sumber data dalam penelitian ini adalah dialog yang dituturkan oleh tokoh-tokoh pada lakon Wabah yang berdurasi 25:26 menit. Pengumpulan data dimulai dengan melakukan transkripsi data dan mengelompokkan data-data berdasarkan jenis tindak tuturnya. Penelitian ini menggunakan teori tindak tutur ilokusi Searle (dalam Leech, 1993). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis tindak tutur yang ditemukan, yaitu tindak tutur direktif, asertif, komisif, dan ekspresif. Pada tindak tutur direktif, ditemukan tujuh fungsi komunikatif, yaitu menasihati, mengingatkan, menyuruh, melarang, menuntut, memohon, dan mengajak. Pada tindak tutur asertif, ditemukan dua fungsi komunikatif, yaitu menyatakan dan menyangkal. Pada tindak tutur komisif, ditemukan satu fungsi komunikatif, yaitu berjanji. Lalu, pada tindak tutur ekspresif, ditemukan dua fungsi komunikatif, yaitu mengeluh dan memuji.

This study discusses the categories and functions of illocutionary speech acts in Teater Koma's drama. This research aims to describe the types of illocutionary acts found in the drama entitled Wabah. This research is qualitative research with a descriptive-analytical approach. The data source in this study is the dialogue spoken by the characters in the drama Wabah, which lasts 25:26 minutes. Data collection begins by transcribing and grouping the data based on the categories of speech acts. This study uses Searle's speech act theory (in Leech, 1993). The results of this study indicate that there are four categories of speech acts found, namely directive, assertive, commissive, and expressive speech acts. In directive speech acts, seven communicative functions are found; advising, reminding, ordering, forbidding, demanding, begging, and inviting. In assertive speech acts, two communicative functions are found; stating and denying. In commissive speech acts, one communicative functions are found; promises. Then, in expressive speech acts, two communicative functions are found: complaining and praising."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Libna Safitri
"Tujuan dari iklan adalah untuk menarik perhatian dan mempengaruhi konsumen, untuk dapat mencapai tujuan tersebut dalam ikan digunakan tindak tutur ilokusi. Dengan menggunakan teori tindak tutur ilokusi menurut Searle, 1979 (dalam Levinson 1983) penelitian ini menganalisis penggunaan fungsi tindak tutur ilokusi dalam iklan produk kecantikan Weleda. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik menyimak dan mencatat. Dari enam iklan produk terdapat sembilan kalimat memiliki tindak tutur ilokusi representatif dan tiga kalimat yang memiliki tindak tutur ilokusi direktif. Tindak tutur ilokusi dalam data iklan berfungsi membangun konsep tubuh ideal yang sejalan dengan teori 'aturan' kecantikan konsumen Benwell dan Stokoe (2006) yang menyatakan bahwa kulit harus halus, kenyal, dan kencang; konsistensi penampilan itu bagus; transformasi atau perubahan itu baik; penuaan itu buruk dan harus diusahakan untuk dihilangkan atau disamarkan; dan tampil cantik natural itu diidamkan.

The purpose of advertising is to attract attention and influence consumers. In order to achieve that, Illocutionary speech acts are used. By using illocutionary speech act theory according to Searle, 1979 (in Levinson 1983) this research analyzes the use of illocutionary speech act functions in Weleda beauty product advertisements. This research data was analyzed using descriptive methods with listening and note-taking techniques. From the six product advertisements, nine sentences have representative illocutionary speech acts and three sentences have directive illocutionary speech acts. Illocutionary speech acts in advertising data function to build the ideal body concept which is in line with Benwell and Stokoe's (2006) theory of consumer beauty 'rules' which states that skin should be smooth, supple and firm; consistency of appearance is good; transformation or change is good; aging is bad and should be attempted to be eliminated or disguised; and looking naturally beautiful is desirable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Alievia Widyaningrum
"Film merupakan media audio visual yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan melalui dialog antartokohnya. Film pendek berbahasa Jawa berjudul Ubag-ubeg digunakan sebagai sumber data penelitian ini dengan melihat tuturan antartokoh sebagai data. Tuturan tokoh Bu Marni kepada pekerjanya dalam film ini memunculkan permasalahan terkait kategori tuturan yang disampaikan karena adanya perbedaan status mereka. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tuturan Bu Marni yang memiliki makna direktif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori Tindak Tutur Searle (1979) yang dikembangkan dalam Rahyono (2012) dan Ibrahim (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 tuturan direktif Bu Marni, tuturan commanding ‘memerintah’ merupakan tuturan dominan karena muncul sebanyak 8 kali, diikuti oleh requesting ‘meminta’ sebanyak 3 kali, dan ordering ‘memesan’ sebanyak 1 kali. Kesimpulan penelitian menunjukkan jika tuturan antara pemberi kerja dan pekerja sebagai penutur dewasa umumnya berbentuk memerintah dengan sifat Modus Imperatif yang menyatakan maksud secara langsung dan tidak berbelit-belit agar pekerja dapat segera memahami apa yang ingin disampaikan oleh si pemberi kerja.

Film is an audio-visual media that can be used to convey messages through dialogue between characters. A short film in Javanese entitled Ubag-ubeg is used as a data source for this research by looking at the speeches between characters as data. The speech of Mrs. Marni's character to her workers in this film raises problems related to the category of speech delivered because of their different status. Therefore, the purpose of this study is to describe Bu Marni's inner speech which has a directive meaning. This study uses a qualitative descriptive method with Searle's (1979) speech-action theory which was developed in Rahyono (2012) and Ibrahim (1993). The results showed that of the 12 directive utterances of Mrs. Marni in the film, commanding 'to order' is the dominant directive speech act category, in addition to the category of requesting 'asking'. The conclusion of the study shows that the utterances between employers and workers are generally in the form of explicit performatives because of the 12 directive utterances, 8 utterances are commanding utterances 'to command', which express intent directly and without convoluted so that workers can immediately understand what the employer wants to convey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfi
"Penelitian ini merupakan kajian pragmatik khususnya mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mangandung maksud tertentu dalam penuturannya. Tindak tutur ilokusi dapat diidentifikasi dengan melihat siapa penutur, siapa mitra tutur, kapan dan di mana tindak tutur dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi yang didialogkan oleh para tokoh dalam teks kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan membaca secara rinci lalu dicatat kemudian dideskripsikan ke dalam pembahasan penelitian. Analisis data mengenai jenis tindak tutur ilokusi penelitian ini akan berlandaskan pada teori tindak tutur ilokusi menurut Searle (1969) yang membagi tindak tutur ilokusi ke dalam lima bagian, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam teks kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami yaitu: ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Bentuk tindak tutur ilokusi yang paling dominan adalah ilokusi asertif.

This research is a study of pragmatics, especially regarding illocutionary speech acts contained in the short story collection book Robohnya Surau Kami by A.A. Navis. Illocutionary speech acts are speech acts that contain certain intentions in their speech. Illocutionary speech acts can be identified by looking at who is the speaker, who is the speech partner, when and where the speech act is performed. In this regard, the topic used in this research is the speech that contains illocutionary speech acts dialogued by the characters in the text of Robohnya Surau Kami short story collection. The method used in this research is descriptive qualitative method. The data is obtained by reading in detail and then recorded and then described into the discussion of the research. Data analysis regarding the types of illocutionary speech acts in this study will be based on the theory of illocutionary speech acts according to Searle (1969) which divides illocutionary speech acts into 5 parts, namely assertive, directive, commisive, expresive, and declarative. The results show that the forms of illocutionary speech acts contained in the text of Robohnya Surau Kami short story collection are: assertive, directive, commissive, expressive, and declarative illocution. The most dominant form of illocutionary speech acts is assertive illocution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Amanda Cornella
"Dalam berinteraksi dengan sesama manusia, bahasa adalah sarana penting yang digunakan manusia - tidak hanya untuk berkomunikasi, melainkan juga untuk menjalin hubungan dengan orang lain di sekitarnya. Bahasa menjadi penting dalam kehidupan, karena bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk menuangkan gagasan, menyampaikan informasi, mengemukakan pendapat, dan mengungkapkan perasaan. Skripsi ini merupakan suatu penelitian mengenai salah satu fungsi bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan, yaitu fungsi ekspresif atau emotif, yang terdapat pada data tuturan yang diambil dari novel Breaking Dawn karya Stephenie Meyer.
Fokus penelitian ini adalah analisis terhadap fungsi dan bentuk tuturan ekspresif yang terdapat pada Buku Satu - dari tiga ‘buku’ - pada Breaking Dawn, yang diceritakan menurut perspektif Bella Swan. Untuk menganalisis korpus data ini, digunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh John Austin dan John Searle, dan fungsi bahasa oleh Dell Hymes.
Dengan melakukan penelitian ini, penulis menemukan bahwa dari seluruh tuturan ekspresif yang dianalisis, fungsi tuturan yang paling sering muncul ialah fungsi pengungkap kegugupan dan fungsi penyampai perasaan menyesal. Selain itu, bentuk tuturan yang paling banyak digunakan ialah bentuk tindak tutur langsung literal, satu dari empat bentuk tindak tutur menurut kategori yang diutarakan Searle. Hasil temuan penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi bidang linguistik dan menambah referensi dalam penelitian selanjutnya, terutama mengenai fungsi ekspresif.

In interacting with other human beings, language is an important means used - not only to communicate, but also to make a relation with others around them. Language is important in one’s life because it is the device that one uses to deliver ideas, convey information, propose opinions and express feelings. This essay is a study about one of the language functions that is used to express feelings, called the expressive or emotive function, occurring in the novel Breaking Dawn written by Stephenie Meyer.
This study analyzes the functions and forms of expressive speech acts found in Book One - one of three ‘books’ - of Breaking Dawn, which is told from the perspective of Bella Swan, one of its main characters. The theory of speech acts by John Austin and John Searle, and the theory of language functions by Dell Hymes will be applied to analyze the data.
This study has found that the speech function that appears the most is the function to express nerve and the expressive speech to apologize. It is also found that the speech form most frequently used is the direct literal speech act, one of the four speech act forms categorized by Searle. The findings of this study are expected to contribute to the linguistics and could add on to the reference in further related studies, especially in the research about expressive function.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Khansa Kamila
"Penelitian ini membahas mengenai bentuk dan konteks tindak tutur ekspresif bahasa Jepang pada anime Spy X Family. Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh J.L. Austin yang kemudian disempurnakan oleh John R. Searle. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk tindak tutur ekspresif anime Spy X Family beserta penggunaannya. Tindak tutur ekspresif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif meminta maaf, berterima kasih, penyesalan, dan menyambut. Adapun tindak tutur meminta maaf dan berterima kasih merupakan tindak tutur yang lebih banyak ditemukan dan penggunaan kedua tindak tutur memiliki variasi yang beragam, Keberagaman pilihan tindak tutur ini dalam percakapan sehari-sehari bergantung pada konteks situasi dan kedudukan sosial mitra tutur.

This study discusses the form and context of Japanese expressive speech acts in the anime Spy X Family. This qualitative research uses the theory of speech acts put forward by J.L. Austin, which was later perfected by John R. Searle. The purpose of this research is to identify the forms of expressive speech acts in the anime Spy X Family and their uses. The expressive speech acts found in this study are those of apologizing, thanking, regretting, and welcoming. The speech acts of apologizing and thanking are more commonly found, and the use of the two speech acts has various variations. The diversity of these speech acts in everyday conversation depends on the context of the situation and the social position of the speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulikhati Rofi`ah
"Penelitian ini membahas tindak tutur direktif dalam Film Yowis Ben karya Bayu Skak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dalam Film Yowis Ben. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teori pragmatik. Tindak tutur tidak hanya ditemukan pada percakapan sehari-hari, tetapi juga dapat ditemukan dalam karya sastra berupa film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dituturkan oleh penutur secara langsung, tanpa basa-basi, dan sebagian besar menggunakan bahasa Jawa ragam Ngoko, tanpa melihat status sosial mitra tutur. Terdapat 22 data yang merupakan tuturan direktif, yang dapat dibagi menjadi 19 data tindak tutur langsung, dan 3 data tindak tutur tidak langsung. Fungsi yang ditemukan yaitu fungsi memerintah, fungsi meminta, fungsi melarang, dan fungsi memberikan nasihat. Dari beberapa penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dalam Film Yowis Ben, yang paling banyak ditemukan yaitu penggunaan tuturan direktif secara langsung, fungsi memerintah.

This study discusses directive speech acts in the film Yowis Ben by Bayu Skak. The purpose of this study is to determine the use of directive speech in Javanese dialect of Malang in the film Yowis Ben. This research uses descriptive qualitative method, with pragmatic theory. Speech acts are not only found in everyday conversations, but can also be found in literary works in the form of films. The results showed that the use of the Javanese dialect of Malang dialect directive was spoken by the speakers directly, without further ado, and most of them used the Javanese variety of ngoko, regardless of the social status of the speech partner. There are 22 data which are directive speech acts, which can be divided into 19 direct speech act data, and 3 indirect speech act data. The functions found are commanding function, requesting function, prohibiting function, and giving advice function. Of the several uses of Javanese directive speech in Malang dialect in Yowis Ben's film, the most commonly found is the use of direct directive speech, the function of commanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kumalasari
"[ABSTRAK
Penelitian ini membahas Openingszinnen (rayuan Bahasa Belanda) yang mengandung tindak tutur dan implikatur di dalam setiap kalimatnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan tindak tutur lokusi dan ilokusi serta jenis-jenis tindak tutur yang muncul pada rayuan tersebut. Metode yang digunakan untuk menganalisis korpus berupa Openingszinnen yang terdapat pada laman www.leukespreuk.nl adalah metode kualitatif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kalimat dalam Openingszinnen diawali dengan sebuah pertanyaan retoris dan dilanjutkan dengan penjelasan yang memiliki implikatur mengenai pertanyaan tersebut. Implikatur dan jenis tindak tutur dalam setiap kalimat berbeda-beda, ada yang bermaksud untuk memuji kecantikan seorang wanita, ada yang mengharapkan suatu tindakan dari pendengar, ada yang sekedar ingin memperlihatkan bahwa ia sedang jatuh cinta bahkan ada pula kalimat yang bersifat vulgar, seperti mengajak berciuman atau bercinta satu malam.ABSTRACT This journal discusses about Openingszinnen or pick up lines in Dutch that contains implication and speech acts. The main approach of this journal is to give detail explaination for every single speech acts, implication and also to find the classification of speech acts in Openingszinnen. This study uses qualitative methods to analyze a corpus of Openingszinnen from a website www.leukespreuk.nl. It can be concluded that rhetorical question can be found very often in the beginning of every sentence in Openingszinnen. The explanation about the rhetorical question that contains implication can be seen in the following sentence. The intentions of the implication and the classification of speech acts are different, to praise the beauty of a woman, to expect something from the listeners, to show that the speaker is in love and even have vulgar intention, such as asking for kisses or one night stand love., This journal discusses about Openingszinnen or pick up lines in Dutch that contains implication and speech acts. The main approach of this journal is to give detail explaination for every single speech acts, implication and also to find the classification of speech acts in Openingszinnen. This study uses qualitative methods to analyze a corpus of Openingszinnen from a website www.leukespreuk.nl. It can be concluded that rhetorical question can be found very often in the beginning of every sentence in Openingszinnen. The explanation about the rhetorical question that contains implication can be seen in the following sentence. The intentions of the implication and the classification of speech acts are different, to praise the beauty of a woman, to expect something from the listeners, to show that the speaker is in love and even have vulgar intention, such as asking for kisses or one night stand love.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>