Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119037 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Astuti
"Pencegahan cidera tekan merupakan hal yang penting pada pasien dalam periode kritis di ruang perawatan intensif, di mana mayoritas menderita penurunan kesadaran dan kelemahan otot yang dapat membuat pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan penggunaan bantuan khusus dari perawat. Efikasi diri perawat sangat penting dalam mempengaruhi usaha yang dilakukan, kekuatan usaha, dan cara mengatasi tantangan untuk mencapai keberhasilan pencegahan cidera luka tekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui hubungan antara efikasi diri perawat dalam pencegahan cedera tekan di ruang intensive care unit RSUP Fatmawati. Penelitian ini bersifatcross-sectional dengan 124 responden yang berasal dari ruang rawat intensif di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan General Self-Efficacy Scale dan Attitude against Pressure Ulcer Prevention (APuP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66 responden atau (91.7%) memiliki efikasi diri yang tinggi dengan sikap pencegahan cidera tekan yang memuaskan, 6 responden atau (8.3%) memiliki efikasi diri yang tinggi dengan sikap pencegahan cidera tekan yang cukup memuaskan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri perawat dengan pencegahan cidera tekan (p < 0,05). Pengkajian mengenai faktor yang mempengaruhi efikasi diri perawat dan hambatan dalam pelaksanaan intervensi keperawatan sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya cidera tekan pada pasien di ruang intensif.

Prevention of pressure injury is a noteworthy needs for critical patients in intensive care unit, who mostly decreased in consciousness and has muscle weakness which leads to require assistance from nurses. Self-efficacy is prominent in nurse’s effort, strength, and ability to overcome challenges in order to prevent pressure injury. This research aims to identify the correlation of  nurse’s self-efficacy and prevention of pressure injury in intensive care unit. With cross-sectional method, intensive care nurses (n=124) in RSUP Fatmawati hospital were recruited and successfully completed the General Self-Efficacy Scale and Attitude against Pressure Ulcer Prevention (APuP) questionnaire. The result showed that 91.7% (n=66) have high self efficacy with satisfying demeanor in pressure injury prevention, 8,3% of the respondents (n= 6) have high self efficacy with good enough demeanor in prevent pressure injury. There is significant correlation in self-efficacy prevention of pressure injury prevention (p < 0,05). Futher assessment and interventions about nurse’s self-efficacy and its hurdles is needed in order to enhance prevention of pressure injury of patients in intensive care unit. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihlus Fardan
"Insiden cedera jarum suntik CJS dan paparan percikannya pada perawat masih tinggi di antara negara-negara di dunia. Efikasi diri mempunyai peranan penting dalam kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik pada perawat. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik pada perawat. Sampel penelitian ini adalah perawat yang terpapar dengan jarum suntik berjumlah 323 klien, yang dilakukan dengan metode consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan instrumen kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik yang telah dimodifikasi dan instrumen efikasi buatan peneliti. Analisis yang digunakan yaitu Spearman Correlation. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik dengan kekuatan korelasi lemah.

The incidence of needle injury CJS and exposure to nurses remains major problem across the globe. Self efficacy has an important role in compliance with injection of needle injury. This study aims to determine the relationship between self efficacy with compliance prevention of syringe injury to nurses. This study used a cross sectional approach to identify the relationship between self efficacy and compliance with prevention of needle stick injury on nurse. The sample of this research was nurse exposed with needle syring amounted to 323 respondents selected through consecutive sampling method. The study instrument used in this study was a modified injection prevention tool for injection needle syringes and author made efficacy instrument. The analysis used was Spearman Correlation. The results showed a significant correlation between self efficacy and compliance with prevention of needle stick injury with a weak correlation strength.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah
"Penerapan keselamatan pasien yang baik dan bertanggung jawab diharapkan dapat membawa perasaan yang aman dan nyaman terhadap pasien sebagai pengguna jasa layanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan menurut persepsi perawat dengan efikasi diri perawat pelaksana dalam pelaksanaan patient safety di ruang rawat inap. Metode penelitian menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 perawat pelaksana di instalasi rawat inap. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner Multifactor Leadership Questioner dan General Self Efficacy Scale. Proses pengumpulan data menggunakan paper-based dan google form digunakan untuk menjangkau tingkat partisipasi responden yang belum mengisi kuesioner paper-based. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan menurut persepsi perawat dengan efikasi diri perawat pelaksana dalam pelaksanaan patient safety di ruang rawat inap dengan p value 0,007. Pada penelitian ini, gaya kepemimpinan yang dipersepsikan perawat pelaksana terhadap gaya kepemimpinan kepala ruangan, yaitu gaya kepemimpinan transformasional sebesar 88,5%. Kemudian, gambaran dari efikasi diri perawat pelaksana dalam penelitian ini secara statistik sudah cukup baik, yaitu sebesar 47,9%. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu kepala ruangan diharapkan dapat meluangkan waktu dalam melatih dan mengedukasi perawat pelaksana, serta diharapkan kepala ruangan memiliki kemampuan yang baik dalam mitigasi masalah sebelum masalah tersebut membesar dan kepala ruangan dapat terlibat dalam pemecahan masalah, bukan malah menghindar.

The application of good and responsible patient safety is expected to bring a feeling of security and comfort to patients as users of health services. The purpose of this study was to determine the relationship between the leadership style of the head of the room according to the perception of nurses and the self-efficacy of the implementing nurses in implementing patient safety in the inpatient room. The research method uses a quantitative analytic approach with a cross-sectional design. The sample in this study was 96 nurses in the inpatient installation. The instruments used were the Multifactor Leadership Questionnaire and the General Self Efficacy Scale. The data collection process uses paper-based and Google forms are used to reach the level of participation of respondents who have not filled out paper-based questionnaires. The results showed that there was a relationship between the leadership style of the head of the room according to the nurse's perception and the self-efficacy of the implementing nurse in implementing patient safety in the inpatient room with a p value of 0.007. In this study, the leadership style perceived by the implementing nurse towards the leadership style of the head of the room, namely the transformational leadership style, was 88.5%. Then, the description of the self-efficacy of the implementing nurses in this study was statistically good enough, namely 47.9%. Recommendations based on the results of this study, namely that the head of the room is expected to be able to spend time in training and educating the implementing nurse, and it is hoped that the head of the room has good ability in mitigating problems before the problem grows and the head of the room can be involved in problem solving, not even avoiding it."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Purnama Christina
"

Perawat yang mengalami alarm fatigue membahayakan keselamatan pasien karena dapat menyebabkan kematian sebagai dampak mengabaikan alarm kegawatdaruratan. Pengelolaan alarm dilakukan dengan manajemen kebisingan namun belum semua rumah sakit menerapkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan manajemen kebisingan dengan alarm fatigue pada perawat di ruang perawatan intensif. Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada dua kelompok sampel yang dipilih dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai alarm fatigue lebih rendah di ruang intensif yang telah melaksanakan manajemen kebisingan dibandingkan yang belum menerapkan. Penerapan manajemen kebisingan hanya sebesar 38,3-62,75% dengan rerata tingkat alarm fatigue 29,387%. Faktor yang paling berpengaruh dengan alarm fatigue adalah jenis kelamin (perempuan lebih berisiko mengalami alarm fatigue). Semakin baik penerapan manajemen kebisingan area kamar pasien akan semakin menurunkan tingkat alarm fatigue perawat (p=0,001; r=-0,240). Pimpinan rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan penerapan manajemen kebisingan area kamar pasien dan mengevaluasi penerapan manajemen keseluruhan dalam rangka mencegah alarm fatigue lebih dini pada perawat di ruang intensif.

 


Nurses who undergo alarm fatigue put patient safety at risk as it can lead to death as an impact of ignoring emergency alarms. Alarm management is implemented with noise management, but not all hospitals have done the same. This research aimed to identify the relationship between noise management and alarm fatigue on nurses at intensive care unit. The research design was quantitative research with cross sectional approach done in the two-sampled group`s selected using total sampling technique. The results of the research indicated that the alarms fatigue was lower in intensive care unit, which did implement the noise management than those, which did not. The implementation of noise management was only 38.3-62.75% with the average of alarm fatigue level of 29.387%.  The most influential factor with alarm fatigue was gender (women are more at risk of undergoing alarm fatigue). The better the implementation of noise management in patient`s room area, the lower the level of alarm fatigue on nurse will be (p=0.001; r = -0.240). Hospital leaders are expected to be able to improve the implementation of noise management in the patient`s room area and evaluate the implementation of overall management for the early prevention of alarm fatigue on nurses at intensive care unit.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Heri Kurniawan
"Perawat baru kerap mengalami masalah adaptasi memasuki dunia kerja yang berdampak pada kinerja dan kepuasan. Dukungan preceptor yang dibangun dari nilai caring dan efikasi diri yang dimiliki perawat baru merupakan elemen penting dalam mendukung perawat baru melewati masa transisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara caring preceptor dan efikasi diri dengan kinerja dan kepuasan perawat baru. Metode penelitian menggunakan desain Cross Sectional dengan sampel 123 perawat baru yang dipilih menggunakan metode total sampling. Data dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kinerja r=0,240, p=0,008 dan kepuasan r=0,371, p=0,000 dan terdapat hubungan yang kuat antara caring preceptor dengan kinerja r= 0,572, p=0,000 dan kepuasan r=0,522, p=0,000 . Kesimpulan penelitian ini yaitu variable efikasi diri dan caring preceptor dapat memprediksi kinerja perawat baru sebesar 35,9 dan memprediksi kepuasan perawat baru sebesar 37,2 . Persamaan model regresi yaitu kinerja = 40,619 0,976 efikasi diri 0,399 caring preceptor ; kepuasan = -21,803 2,079 efikasi diri 0,425 caring preceptor . Kesimpulan pada penelitian ini yaitu variabel efikasi diri dan caring preceptor dapat memprediksi kinerja perawat baru di RSUP Fatmawati Jakarta sebesar 35,9 dan variabel efikasi diri dan caring preceptor dapat memprediksi kepuasan perawat baru di RSUP Fatmawati Jakarta sebesar 37,2 . Preceptor harus caring pada perawat baru dan meningkatkan efikasi diri perawat baru.
Kata Kunci : efikasi diri, caring preceptor, kepuasan, kinerja, perawat baru.

New nurses usually had underperformance and dissatisfaction in their professional practice as a nurse in the first year job. Preceptor guidance with caring value and the new nurse self efficacy are the important element that gave new nurse in a transition phase. This study aimed to analyze the relationship between caring preceptor and self efficacy with the performance and satisfaction of new nurses. The research method used Cross sectional design with 123 samples of new nurses selected using total sampling method. Data were analyzed using correlation test and multiple linear regression. The results showed that there was correlation between self efficacy with job performance r 0,240, p 0,008 and job satisfaction r 0,371, p 0,000 . There was a strong correlation between caring preceptor and job performance r 0,572, p 0,000 and job satisfaction r 0,522, p 0,000 . Equation of regression model that is job performance 40,619 0,976 self efficacy 0,399 caring preceptor job satisfaction 21,803 2.079 self efficacy 0.425 caring preceptor . The conclusion of this research was sel efficacy and caring preceptor variabel could predict the performance of new nurses at RSUP Fatmawati Jakarta 35,9 and self efficacy and caring preceptor variabel could predict the satisfaction of new nurse at Fatmawati General Hospital Jakarta 37,2 .. The preceptor must be caring for the new nurse and growing self efficacy of the new nurse.
Keyword caring preceptor, job satisfaction, new nurses, performance, self efficacy"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Any Kurniawati
"Latar belakang: Insiden kesalahan pemberian obat terjadi karena kurang pengetahuan, kurang pengalaman dan kurang ketelitian dalam pemberian obat. Penulisan manuskrip ini bertujuan mengidentifikasi hubungan efikasi diri dengan kesalahan perawat dalam pemberian obat di rumah sakit.
Metode: Penelitian dengan desain deskriptif analitik cross sectional ini melibatkan 200 perawat. Pengambilan sampel dengan teknik proporsionate stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan Skala Efikasi Diri dalam Pemberian Obat dan Skala Kesalahan Pemberian Obat.
Hasil: Total efikasi diri perawat 74,4%, efikasi diri tertinggi adalah kompetensi klinis (79,16%) dan terendah komunikasi kolaborasi (70,83%) dan pengembangan profesional (70,83%). Faktor yang paling berpengaruh adalah unit kerja, pelatihan, kemahiran dan tanggung jawab profesional.
Kesimpulan: Efikasi diri berhubungan dengan kesalahan pemberian obat (r= -0,295, p<0,001). Kesalahan pemberian obat disebabkan oleh berbagai faktor. Strategi yang diusulkan untuk mengurangi kesalahan adalah penghargaan kepada perawat yang melaporkan kesalahan, program pengembangan professional keperawatan melalui pelatihan, dan diskusi refleksi kasus, program bimbingan oleh preceptor dan model praktik keperawatan professional agar perawat mendapatkan dukungan dan bimbingan berkelanjutan tentang pemberian obat yang aman.

Background: Incidences of medication errors occur due to lack of knowledge, lack of experience and lack of accuracy in drug administration. The writing of this manuscript aims to identify the relationship between self-efficacy and nurses errors in administering medication at the hospital.
Method: The study was a cross sectional descriptive analytic design involving 200 nurses. Sampling using proportional stratified random sampling technique. Data was collected using the Scale of Self-Efficacy in the Provision of Medication and MAE self-reported questionnaire.
Results: Total nurse self-efficacy was 74.4%, highest self-efficacy was clinical competence (79.16%) and lowest collaboration communication (70.83%) and professional development (70.83%). The most influential factors are work units, training, professional skills and responsibilities.
Conclusion: Errors in drug administration are caused by various factors. The strategies proposed to reduce errors are awards to nurses who report errors, nursing professional development programs through training, and discussion of case reflection, guidance programs by preceptors and professional nursing practice models so that nurses get ongoing support and guidance on safe drug administration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mailani Wulandari
"ABSTRAK
Luka tekan masih menjadi masalah utama bagi pelayanan kesehatan khususnya keperawatan. Pengawasan yang ketat diperlukan untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas perawatan. Penelitian ini membahas hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat terhadap praktik pencegahan luka tekan di ruang rawat inap di RS Persahabatan Jakarta tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Total sampel sebanyak 107 perawat dan menggunakan kuesioner PUKT Pieper rsquo;s Pressure Ulcer Knowledge Test dan kepatuhan yang dimodifikasi. Hasil analisis Chi Square didapatkan bahwa dari 63,6 68 perawat yang memiliki pengetahuan baik/tinggi terdapat 55,9 38 perawat yang patuh terhadap praktek pencegahan luka tekan, namun tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan praktik pencegahan luka tekan p value = 0,442; OR = 1,478; 95 CI 0,670 ndash; 3,259 . Perawat di RS Persahabatan Jakarta disarankan terus meningkatkan pengetahuannya agar tercipta kepatuhan yang tinggi dalam pelaksanaan praktik pencegahan luka tekan dan diperlukan adanya perawat yang bertanggung jawab secara khusus terhadap pasien yang memiliki risiko luka tekan. Hal ini diharapkan dapat menurunkan angka kejadian luka tekan di layanan kesehatan.

ABSTRACT
Pressure ulcer remains a major problem for health services, especially in nursing care. Strict observation is required to prevent a low quality of nursing care. This study aimed to identify relationship between level of knowledge and nurse compliance with prevention of pressure ulcer in inpatient ward at Persahabatan Hospital in 2017. The study design was analytic with cross sectional approach. 107 nurses were selected by purposive sampling method and it used PUKT Pieper rsquo s Ulcer Knowledge Test and compliance questionnaire as instrument. Chi square analysis result indicated nearly half 63,6 68 of the nurses had good knowledge and 55,9 38 of them had good compliance on prevention of pressure ulcer, but there was not found significant correlation between level of knowledge with nurse compliance in prevention of pressure ulcer p value 0,442 OR 1,478 95 CI 0,670 ndash 3,259 . The study suggested all nurses of Persahabatan Hospital to improve their knowledge in order to improve compliance in prevention of pressure ulcer and the ward at Persahabatan Hospital must to been have the nurses who was specifically responsible for patients who have the risk of pressure ulcer injuries. It was expected that the incidence of pressure ulcer can be decreased in health service."
2017
S68987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naadiyah Zakiyyah
"Masalah sikap perawat yang negatif dalam melaporkan insiden berdampak pada rendahnya angka insiden yang dilaporkan (underreporting). Pelaporan insiden bermanfaat sebagai pembelajaran untuk mencegah terulangnya kejadian serupa sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien. Efikasi diri merupakan faktor yang mendorong perawat untuk bersikap positif terhadap pelaporan insiden. Efikasi merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki dalam mengatasi suatu tugas tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri dan sikap perawat dalam melaporkan insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 117 perawat yang dipilih secara probability sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Reporting of Clinical Adverse Events (RoCAES) dan kuesioner General Self Efficacy (GSE). Hasil didapatkan adanya hubungan yang kuat antara efikasi diri perawat dan sikap perawat dalam melaporkan insiden keselamatan pasien (p= 0,001). Efikasi diri yang tinggi meningkatkan sikap perawat terhadap pelaporan insiden. Rekomendasi bagi pihak rumah sakit untuk menetapkan prosedur yang jelas terkait jenis insiden yang harus dilaporkan, menciptakan iklim tidak menyalahkan dan memalukan, dan meningkatkan potensi efikasi diri perawat dengan rutin mengadakan pelatihan dan berbagi ilmu serta pengalaman dalam melaporkan insiden.

Nurses' negative attitudes in reporting patient safety incidents has an impact on the low number of reported incidents (underreporting). Reporting incidents is beneficial and can be a lesson to prevent the recurrence of similar incidents so it’s improve patient safety. Self-efficacy is a factor that encourages nurses to have a positive attitude towards reporting incidents. Efficacy is an individual's belief in their ability to overcome a particular task. This research aims to identify the relationship between self-efficacy and nurses' attitudes in reporting patient safety incidents in hospitals. This cross-sectional study involved 117 nurses selected using probability sampling. The study used the Reporting of Clinical Adverse Events (RoCAES) questionnaire and the General Self Efficacy (GSE) questionnaire. The results shows that there is a strong relationship between nurse’s self-efficacy and nurses' attitudes in reporting patient safety incidents (p= 0.001). High self-efficacy improves nurses' attitudes towards reporting incidents. Recommendations for hospitals to establish clear procedures regarding the types of incidents that must be reported, create a climate of no blame and shame, and promote nurses' self-efficacy by regularly holding training and sharing knowledge and experience in reporting patient safety incidents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susana Helen Tanlain
"Pelaksanaan program sasaran keselamatan pasien yang belum mencapai target, menunjukkan perlunya peningkatan komitmen perawat sebagai profesi jumlah terbanyak dan kontak terlama dengan pasien pada fasilitas layanan kesehatan. Sehingga, dibutuhkan penguatan manajer keperawatan terutama manajer keperawatan tingkat operasional dalam melakukan supervisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan supervisi kepala ruangan menurut persepsi perawat terhadap efikasi diri dan motivasi perawat dalam melaksanakan program sasaran keselamatan pasien. Penelitian cross sectional ini dilaksanakan pada 104 responden yang dipilih secara proportional dan simple random sampling dengan kriteria perawat yang bekerja pada ruangan rawat inap, bersedia menjadi responden serta hadir pada saat penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara supervisi kepala ruangan terhadap efikasi diri (p value : 0.002) dan motivasi (p value:0.003). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terhadap hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan motivasi (p value : 0.003), dan didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna yang negatif antara pelatihan keselamatan pasien dengan motivasi dalam melaksanakan program SKP (p value : 0.01). Perawat yang mengikuti pelatihan, memiliki motivasi yang rendah dalam melaksanakan program SKP. Kesimpulan penelitian adalah bahwa ada hubungan pelaksanaan supervisi oleh kepala ruangan menurut persepsi perawat dengan efikasi diri dan motivasi perawat dalam pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini merekomendasikan bahwa manajer rumah sakit perlu melaksanakan supervisi secara teratur dan terorganisir.

The implementation of the patient safety target program, which has has not yet reached the target, shows the need to increase the commitment of nurses as the profession with the highest number and longest contact with patients in health care facilities. Thus, it is necessary to strengthen nursing managers, especially operational level nursing managers in conducting supervision. This study aims to determine the relationship between the supervision of the head nurse according to the nurse’s perception of self efficacy and the motivation of nurses in implementing the patient safety target program. This cross- sectional study was carried out on 104 respondents who were selected by proportional and simple random sampling with the criteria of nurses working in inpatient rooms, willing to be respondents and being present at the time of the study. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between the supervision of the head nurse on self-efficacy (p value : 0.002) and motivation (p value: 0.003). The results of the analysis also show that there is a significant relationship between length of work and motivation (p value : 0.003). The results of the analysis also found that there was a significant relationship negatively between patient safety training and motivation in implementing the patient safety programs (p value : 0.01). Nurses who took part in the training had low motivation in implementing the patient safety target programs. The conclusion of the study is that there is a relationship between the implementation of supervision by the head nurse according to the nurse’s perception with self-efficacy and motivation of nurses in implementing patient safety in hospitals. This study recommends that hospital managers need to carry out supervision regularly and organized."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Senalda Defa Viani
"Pendidikan profesi merupakan pendidikan yang perlu ditempuh oleh mahasiswa keperawatan guna menjadi perawat professional. Namun, selama masa pandemik COVID-19 terdapat beberapa perubahan yang mengharuskan mahasiswanya mengalami adaptasi. Hal ini erat kaitannya dengan efikasi diri mahasiswa profesi ners selama menjalani pendidikan profesi. Objective: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, kecemasan dan stres mahasiswa profesi ners FIK UI dengan efikasi diri di masa pandemik COVID-19.
Metode: metode yang digunakan yaitu cross-sectional dengan pengambilan seluruh sampel sebanyak 107 mahasiswa profesi ners FIK UI baik dari program S1 Reguler maupun S1 Ekstensi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner GSES dan DASS 42 bagian kecemasan dan stres
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik jenis kelamin dengan efikasi diri (p = 0,014). Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan efikasi diri (p< 0,001). Ada hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan efikasi diri (p< 0,001). Rata-rata efikasi diri mahasiswa profesi ners FIK UI yaitu 30,06 dari nilai maksimum 40.
Kesimpulan: terdapat hubungan yang signifikan antara karakertistik jenis kelamin, kecemasan dan stress dengan efikasi diri. Mahasiswa profesi ners FIK UI laki-laki memiliki efikasi diri yang lebih tinggi daripada mahasiswa profesi perempuan. Semakin tinggi efikasi diri mahasiswa profesi maka semakin rendah tingkat kecemasan dan stress yang dirasakan. Rata-rata efikasi diri mahasiswa profesi ners FIK UI baik. Meskipun demikian, tingkat kecemasan dan stress mahasiswa profesi dalam menjalani proses pembelajaran profesi masih tinggi.

Professional education is an education that nursing students need to take to become professional nurses. However, during the COVID-19 pandemic, there were several changes that required students to adapt. This is closely related to the self-efficacy of nursing profession students during their professional education. Objective: The purpose of this study was to determine the relationship between the characteristics, anxiety and stress of nursing profession students at FIK UI with self-efficacy during the COVID-19 pandemic.
Methods: the method used is cross-sectional with a total sample of 107 nursing professional students from FIK UI, both from the Regular S1 program and the Extension S1 program. Data were collected using a GSES and DASS questionnaire part anxiety and stress.
Results: There was a significant relationship between gender characteristics and self-efficacy (p = 0.014). There was a significant relationship between the level of anxiety and self-efficacy (p < 0.001). There was a significant relationship between stress levels and self-efficacy (p < 0.001). The average self-efficacy of FIK UI nursing professional students is 30.06 out of a maximum score of 40.
Conclusion: there is a significant relationship between the characteristics of gender, anxiety and stress with self-efficacy. Male FIK UI nursing professional students have higher self-efficacy than female professional students. The higher the self-efficacy of professional students, the lower the level of anxiety and stress felt. The average self-efficacy of FIK UI nursing professional students is good. However, the level of anxiety and stress of professional students in undergoing the professional learning process is still high.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>