Ditemukan 170410 dokumen yang sesuai dengan query
Febriyanti Winahyu
"Operasi sectio caesarea (SC) adalah tindakan bedah untuk mengeluarkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim. Ibu post section caesarea akan merasakan nyeri dan dampaknya adalah mobilisasi ibu menjadi terbatas, Activity of Daily Living (ADL) terganggu, bonding attachment (ikatan kasih sayang) dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak terpenuhi karena adanya peningkatan intensitas nyeri apabila ibu bergerak. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan pada ibu post section caesarea yang mengalami masalah nyeri beserta dengan pengaruh penerapan aromaterapi lavender untuk relaksasi. Metode studi kasus dengan melakukan intervensi terapi komplementer aromaterapi selama tiga hari dengan teknik steaming. Hasil analisis setelah dilakukan intervensi terapi komplementer aromaterapi yaitu terjadi penurunan tingkat nyeri dinilai dengan pengukuran mengunakan metode PQRST.
Sectio Caesarea (SC) surgery is a surgical procedure to remove the fetus by opening the abdominal wall and uterine wall. Post caesarean section mothers will feel pain and the impact is that the mother's mobility becomes limited, Activity of Daily Living (ADL) is disrupted, attachment bonding and Early Breastfeeding Initiation are not fulfilled due to an increase in the intensity of pain when the mother moves. The aim of writing this scientific work is to report nursing care for mothers post caesarean section who experience pain problems along with the effect of applying complementary aromatherapy therapy to reduce pain levels. The case study method involves carrying out a complementary aromatherapy therapy intervention for three days using the steaming technique. The results of the analysis after the complementary aromatherapy therapy intervention were carried out, namely that there was a decrease in pain levels assessed by measurements using the PQRST method."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nurul Aini Sabichiyyah
"
ABSTRAKMasa nifas adalah saat ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis dalam enam minggu pertama setelah melahirkan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah rahim akan langsung berkontraksi hebat di sekitar pembuluh darah tempat plasenta dilepaskan. Hal ini pada kebanyakan ibu postpartum multipara dapat menyebabkan efek kontraksi uterus yang tidak stabil yang disebut nyeri punggung. Rasa sakit setelah melahirkan menimbulkan masalah ketidaknyamanan menyusui pasca melahirkan. Intervensi yang digunakan untuk mengontrol afterpains adalah posisi tengkurap dan aromaterapi lavender. Intervensi diberikan selama tiga hari berturut-turut, tiga kali sehari yaitu pagi, siang, sore, dan / atau saat timbul rasa bagal selama 10 menit setiap intervensi. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu postpartum multipara yang mengalami nyeri pasca persalinan dengan menerapkan posisi tengkurap dan pemberian aromaterapi lavender. Karya ilmiah ini menggunakan metode studi kasus pada satu pasien di Puskesmas Ambal. Evaluasi intervensi menunjukkan adanya penurunan skala keledai dari sedang menjadi ringan dengan menggunakan Numeric Rating Scale dan klien merasa lebih nyaman. Batasan penelitian ini adalah intervensi yang diberikan hanya diterapkan pada satu klien.
ABSTRACTThe puerperium is when the mother experiences physiological and psychological changes in the first six weeks after delivery. One of the changes that occurs is that the uterus will immediately contract violently around the blood vessels where the placenta is released. This in most multiparous postpartum mothers can cause an unstable effect of uterine contractions called back pain. Pain after childbirth creates a problem with postpartum breastfeeding discomfort. The interventions used to control afterpains were prone position and lavender aromatherapy. Interventions were given for three consecutive days, three times a day, namely morning, afternoon, evening, and / or when a mule arose for 10 minutes each intervention. This paper aims to analyze nursing care in multiparous postpartum mothers who experience postpartum pain by applying the prone position and administering lavender aromatherapy. This scientific work uses a case study method in one patient at Puskesmas Ambal. The intervention evaluation showed a decrease in the donkey scale from moderate to mild using the Numeric Rating Scale and the client felt more comfortable. The limitation of this research is that the intervention given is only applied to one client."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurul Aini Sabichiyyah
"
ABSTRAKPeriode postpartum merupakan waktu dimana ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis pada enam minggu pertama setelah melahirkan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah uterus akan segera berkontraksi dengan kuat disekitar pembuluh darah tempat pelepasan plasenta. Hal tersebut pada sebagian besar ibu postpartum multipara dapat menimbulkan efek munculnya kontraksi uterus yang tidak stabil yang disebut afterpains. Afterpains menimbulkan masalah keperawatan ketidaknyamanan pasca partum. Intervensi yang digunakan untuk mengontrol afterpains adalah prone position dan pemberian aromaterapi lavender. Intervensi yang diberikan dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi, siang, malam, dan atau ketika rasa mules muncul selama 10 menit setiap intervensi. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu postpartum multipara yang mengalami afterpain dengan penerapan prone position dan pemberian aromaterapi lavender. Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien di wilayah puskesmas Ambal. Evaluasi dari intervensi didapatkan adanya penurunan skala mules dari sedang menjadi ringan dengan menggunakan Numeric Rating Scale dan klien merasakan lebih nyaman. Keterbatasan dari penelitian ini adalah intervensi yang diberikan baru diterapkan pada satu orang klien.
ABSTRACTThe postpartum period is the time when mother experiences physiological and psychological changes in the first six weeks after giving birth. One of the changes that occurs is uterine contractions. Uterine contractions occur when the placenta is born and immediately contract the blood vessels where the placenta is released. Based on study, most postpartum multipara women often experience an unstable uterine contractions or afterpains that lead to discomfort. The application of prone position and lavender aromatherapy become one alternative to overcome this problem. The interventions were given for three days with three times such as in the morning, afternoon, evening, and when the pain appeared for 10 minutes each intervention. This paper aims to analyze nursing care in postpartum multipara women who experience afterpains with post-partum discomfort by the application of prone positions and lavender aromatherapy. This work uses a case study method in one of the patients in the Ambal District Health Center area. The results is the pain decreased from moderate to mild by used numeric rating scale, so that the client feels more comfortable. The limitation of this study is that the intervention given was only applied to one client."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Frilly Chintya Audina
"Fraktur merupakan salah satu gangguan sistem muskuloskeletal yang menyebabkan keterbatasan fisik dalam bergerak dan beraktivitas. Fraktur dengan penanganan yang terhambat dan tidak baik dapat menyebabkan terjadi komplikasi fraktur malunion yaitu ketika tulang yang patah sembuh dalam posisi yang tidak normal sehingga menimbulkan deformitas kontraktur sendi dan otat. Gejala kontraktur meliputi keterbatasan gerak, berjalan dan nyeri. Masalah nyeri dan keterbatasan gerak menjadi permasalahan tersering pada pasien post operasi fraktur dan Release knee quadriceps lenghening contracture. Manajemen nyeri post operasi selain teknik farmakologis, penting memberikan juga teknik non-farmakologis yang dapat diberikan dalam asuhan keperawatan. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan dengan penerapan teknik relaksasi menggunakan aromaterapi lavender dalam menurunkan intensitas skala nyeri pada pasien post operasi kontraktur. Pengukuran tingkat intensitas nyeri dengan Numeric Rating Scale (NRS) dan pengukuran tanda vital (tekanan darah dan heart rate) sebelum dan sesudah dilakukan implementasi selama 3 hari. Hasil implementasi penggunaan aromaterapi lavender didapatkan penurunan skala nyeri pada hari pertama dari 8/10 menjadi 6/10 dan 3/10 menjadi 2/10 (hari ketiga) serta terjadi penurunan tekanan darah dan heart rate. Penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan dalam penerapan relaksasi aromaterapi lavender untuk mengurangi intensitas nyeri dengan intervensi serta waktu yang lebih lama, 5-7 hari untuk hasil yang positif serta penggunaan aromaterapi dapat dikombinasikan terapi farmakologi agar lebih efektif mengurangi nyeri.
Fractures are one of the musculoskeletal system disorders that cause physical limitations in movement and activity. Fractures with obstructed and poor handling can cause malunion fracture complications, which is when the broken bone heals in an abnormal position, causing joint and muscle contracture deformities. Symptoms of contracture include limitation of movement, walking and pain. The problem of pain and limitation of motion is the most common problem in postoperative fracture patients and Release knee quadriceps lenghening contracture. Postoperative pain management in addition to pharmacological techniques, it is important to also provide non-pharmacological techniques that can be provided in nursing care. This scientific work aims to implement nursing care with the application of relaxation techniques using lavender aromatherapy in reducing the intensity of the pain scale in postoperative contracture patients. Measurement of pain intensity level with Numeric Rating Scale (NRS) and measurement of vital signs (blood pressure and heart rate) before and after implementation for 3 days. The results of the implementation of the use of lavender aromatherapy obtained a decrease in the pain scale on the first day from 8/10 to 6/10 and 3/10 to 2/10 (third day) and a decrease in blood pressure and heart rate. This study is expected to be continued in the application of lavender aromatherapy relaxation to reduce pain intensity with longer interventions and time, 5-7 days for positive results and the use of aromatherapy can be combined with pharmacological therapy to more effectively reduce pain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nurul Aini Sabichiyyah
"Periode postpartum merupakan waktu dimana ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis pada enam minggu pertama setelah melahirkan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah uterus akan segera berkontraksi dengan kuat disekitar pembuluh darah tempat pelepasan plasenta. Hal tersebut pada sebagian besar ibu postpartum multipara dapat menimbulkan efek munculnya kontraksi uterus yang tidak stabil yang disebut afterpains. Afterpains menimbulkan masalah keperawatan ketidaknyamanan pasca partum. Intervensi yang digunakan untuk mengontrol afterpains adalah prone position dan pemberian aromaterapi lavender. Intervensi yang diberikan dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi, siang, malam, dan atau ketika rasa mules muncul selama 10 menit setiap intervensi. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu postpartum multipara yang mengalami afterpain dengan penerapan prone position dan pemberian aromaterapi lavender. Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien di wilayah puskesmas Ambal. Evaluasi dari intervensi didapatkan adanya penurunan skala mules dari sedang menjadi ringan dengan menggunakan Numeric Rating Scale dan klien merasakan lebih nyaman. Keterbatasan dari penelitian ini adalah intervensi yang diberikan baru diterapkan pada satu orang klien.
The postpartum period is the time when mother experiences physiological and psychological changes in the first six weeks after giving birth. One of the changes that occurs is uterine contractions. Uterine contractions occur when the placenta is born and immediately contract the blood vessels where the placenta is released. Based on study, most postpartum multipara women often experience an unstable uterine contractions or afterpains that lead to discomfort. The application of prone position and lavender aromatherapy become one alternative to overcome this problem. The interventions were given for three days with three times such as in the morning, afternoon, evening, and when the pain appeared for 10 minutes each intervention. This paper aims to analyze nursing care in postpartum multipara women who experience afterpains with post-partum discomfort by the application of prone positions and lavender aromatherapy. This work uses a case study method in one of the patients in the Ambal District Health Center area. The results is the pain decreased from moderate to mild by used numeric rating scale, so that the client feels more comfortable. The limitation of this study is that the intervention given was only applied to one client."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nurul Hendayani
"Nyeri dan kecemasan adalah dua masalah utama yang sering dialami pasien pascabedah yang dapat menghambat proses pemulihan dan menurunkan kualitas hidup. Berbagai metode untuk mengatasi masalah ini telah dikembangkan, termasuk terapi farmakologi dan non farmakologi. Salah satu pendekatan non farmkakologi yang dapat dilakukan melalui pemberian kombinasi relaksasi otot progresif dan aromaterapi lavender. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi efektivitas kombinasi relaksasi otot progresif dan aromaterapi lavender dalam mengurangi nyeri dan kecemasan pada pasien pascabedah. Desain penelitian: penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan pre-post test control group design. Teknik consecutive sampling dengan cara mengurutkan responden menggunakan penomoran ganjil untuk kelompok kontrol dan genap untuk kelompok intervensi digunakan untuk menentukan sampel, dengan total 40 peserta yang terbagi manjadi dua kelompok: 20 peserta dalam kelompok kontrol yang menerima relaksasi otot pogresif dan 20 peserta dalam kelompok intervensi yang menerima kombinasi relaksasi otot progresif dan aromaterapi lavender. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Visual Analogue Scale (VAS) untuk mengukur nyeri dan State Trait Anxiety Inventory (STAI) untuk mengukur kecemasan. Hasil penelitian: Uji paired – test pada kelompok kontrol dan uji wilcoxon kelompok intervensi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam tingkat nyeri dan kecemasan sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan pada masing-masing kelompok dengan p = 0,000 (p < 0,05). Namun, Uji Mann- Whitney pada nyeri antar kelompok setelah mendapatkan perlakuan (p = 0,665 > 0,05) dan uji Independent-t test pada skor kecemasan antar kelompok setelah perlakuan (p = 0,915 p > 0,05) masing-masing tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kesimpulan: Penggunaan relaksasi otot progresif yang dikombinasikan dengan aromaterapi lavender mengalami penurunan nyeri dan kecemasan yang lebih besar dibandingkan dengan yang hanya diberikan relaksasi otot progresif saja. Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna dalam penurunan nyeri dan kecemasan setelah perlakuan antara kelompok relaksasi otot progresif dan kelompok kombinasi relaksasi otot progresif dan aromaterapi lavender. Rekomendasi: Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan desain yang lebih beragam diperlukan untuk mengeksplor lebih jauh temuan ini.
Pain and anxiety are two major problems often experienced by post-surgical patients that can hinder the recovery process and reduce their quality of life. Various methods to overcome these problems have been developed, including pharmacological and non-pharmacological therapies. One of the non-pharmacological approaches that can be done through the provision of a combination of progressive muscle relaxation and lavender aromatherapy. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of a combination of progressive muscle relaxation and lavender aromatherapy in reducing pain and anxiety in postoperative patients. Research design: This study is a quasi-experimental study with a pre-post test control group design approach. The consecutive sampling technique was used to determine the sample by sequentially numbering respondents with odd numbers for the control group and even numbers for the intervention group, with a total of 40 participants divided into two groups: 20 participants in the control group who received progressive muscle relaxation and 20 participants in the intervention group who received a combination of progressive muscle relaxation and lavender aromatherapy. This study used instruments of the Visual Analogue Scale (VAS) to measure pain and the State Trait Anxiety Inventory (STAI) to measure anxiety. Results: The paired - test in the control group and the Wilcoxon test in the intervention group showed a significant difference in the level of pain and anxiety before and after getting treatment in each group with p = 0.000 (p < 0.05). However, the Mann- Whitney test on pain between groups after treatment (p = 0.665 > 0.05) and the Independent t-test on anxiety scores between groups after treatment (p = 0.915 p > 0.05) each showed no significant difference. Conclusion: The use of progressive muscle relaxation combined with lavender aromatherapy had a greater reduction in pain and anxiety than those given progressive muscle relaxation alone. There was no significant difference in the reduction of pain and anxiety after treatment between the progressive muscle relaxation group and the combination group of progressive muscle relaxation and lavender aromatherapy. Recommendation: Further research with larger samples and more diverse designs is needed to further explore these findings."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Merlia Metsa Riyani
"Nyeri merupakan keluhan paling umum pada ibu post seksio sesarea akibat insisi jaringan yang berdampak pada mobilisasi, kemampuan menyusui, dan nyeri yang berkelanjutan. Manajemen nyeri non- farmakologis menggunakan teknik relaksasi benson dan terapi musik dilakukan dua kali sehari selama tiga hari pada ibu post seksio sesarea. Tujuan studi kasus ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik untuk mengurangi intensitas nyeri post seksio sesarea. Metode penulisan yang digunakan adalah studi kasus keperawatan dengan menggunakan satu pasien dengan status paritas P2A1 di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Dengan penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik pada ibu post seksio sesarea, hasil menunjukkan terdapat penurunan intensitas nyeri secara signifikan yang dibuktikan penurunan skala 7 (nyeri sangat berat) menjadi skala 2 (nyeri ringan) dari 10. Temuan lain didapatkan klien merasakan lebih dapat mengontrol nyeri, rileks, dan merasa lebih tenang. Rekomendasi penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik pada ibu post seksio sesarea untuk mengurangi nyeri. di rumah sakit.
Pain is the most common complaint among mothers after cesarean section due to tissue incision, which affects mobility, breastfeeding abilities, and persistent pain. Non-pharmacological pain management using benson relaxation therapy and music therapy is conducted twice a day for three days for post-cesarean section mothers. The purpose of this case study is to analyze the implementation of nursing care for postpartum mothers with the application of benson relaxation techniques and music therapy to reduce the intensity of post-cesarean section pain. The writing method used is a nursing case study using a single patient with parity status P2A1 at the University of Indonesia Hospital. With the application of benson relaxation techniques and music therapy in post-cesarean section mothers, the results show a significant reduction in pain intensity, evidenced by a decrease from scale 7 (very severe pain) to scale 2 (mild pain) out of 10. Other findings include the client feeling more in control of pain, more relaxed, and calmer. Recommendations for the application of benson relaxation therapy and music therapy in post-cesarean section mothers to reduce pain in hospitals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
England, Allison
London: Vermilion, 1993
615.32 ENG a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nindy Atika Rahayu
"
ABSTRAKAnsietas atau kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang samar-samar yang disertai dengan respons otonom terhadap ancaman atau bahaya. Ansietas merupakan respons normal terhadap stresor. Namun, apabila ansietas sudah mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lainnya, maka dapat dikatakan ansietas tersebut abnormal atau patologis. Ansietas yang tidak ditangani dapat menyebabkan depresi, dan bahkan dalam sebagian kasus berakhir pada bunuh diri. Teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi merupakan intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi ansietas. Teknik relaksasi napas dalam merupakan teknik relaksasi yang dilakukan dengan menahan inspirasi secara maksimal dan menghembuskan napas secara perlahan. Aromaterapi merupakan terapi relaksasi yang berupa pemberian
essential oil melalui inhalasi, pemijatan, salep topikal atau lotion,douches, atau kompres dengan tujuan meningkatkan relaksasi dan kenyamanan. Penulisan ini bertujuan untuk menguraikan dan menganalisis asuhan keperawatan psikososial pada klien ansietas melalui pendekatan teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi. Berdasarkan hasil analisis penulis, teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi terbukti efektif dalam menurunkan ansietas. Karya akhir ilmiah ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan arahan pada perawat dalam menangani klien dengan ansietas, khususnya pada penerapan teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi.
ABSTRACTAnxiety is a vague feeling of discomfort or fear accompanied by an autonomous response to threats or dangers. Anxiety is a normal response to stressors. However, if the anxiety has disrupted social life, work, or other important function areas, then it can be said that the anxiety is abnormal or pathological. Untreated anxiety can cause depression, and even in some cases end in suicide. Deep breathing relaxation technique and aromatherapy are two of the many interventions that can be used to treat anxiety. Deep breath relaxation technique is a relaxation technique that is done by holding inspiration to the maximum and exhaling slowly. Aromatherapy is a relaxation therapy in the form of giving essential oils through inhalation, massage, topical ointments or lotions, douches, or through compresses with the aim of increasing relaxation and comfort. This writing aims to describe the psychosocial nursing care for anxiety client through the deep breathing relaxation technique and aromatherapy approaches. Based on the author's analysis, deep breathing relaxation technique and aromatherapy have proven to be effective in reducing anxiety. This final scientific work is expected to provide advice and direction to nurses in dealing with clients with anxiety, especially in the application of deep breathing relaxation technique and aromatherapy."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Santi Patmawati
"Skizofrenia merupakan kondisi gangguan jiwa berat yang ditandai dengan gejala perubahan perilaku yang terdistorsi hingga mengakibatkan risiko perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah kondisi individu berisiko melakukan tindakan melukai orang lain, diri sendiri dan lingkungan baik secara fisik maupun psikologis. Tujuan karya ilmiah ini memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia melalui penerapan relaksasi aromaterapi dikombinasikan dengan napas dalam. Penerapan relaksasi aromaterapi menggunakan aroma lavender dengan alat roll on dan dikombinasikan dengan relaksasi napas dalam. Penerapan relaksasi aromaterapi menunjukan adanya pengaruh pada penurunan tanda gejala dan peningkatan kemampuan mengontrol perilaku kekerasan. Hasil karya ilmiah ini diharapkan memberikan gambaran penerapan relaksasi aromaterapi pada klien risiko perilaku kekerasan. Sehingga dapat diterapkan dilingkungan pelayanan, menjadi referensi pembelajaran di lingkungan pendidikan dan menjadi pemicu inovasi di lingkungan penelitian.
Schizophrenia is a severe mental disorder condition characterized by symptoms of distorted behavior changes that lead to the risk of violent behavior. Violent behavior is a condition where individuals are at risk of injuring others, themselves and the environment both physically and psychologically. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of nursing care for the risk of violent behavior in schizophrenic patients through the application of aromatherapy relaxation combined with deep breathing. The application of relaxation aromatherapy using the aroma of lavender with a roll on device and combined with deep breath relaxation. The application of aromatherapy relaxation showed an effect on decreasing signs of symptoms and increasing the ability to control violent behavior. The results of this scientific work are expected to provide an overview of the application of aromatherapy relaxation to clients at risk of violent behavior. So that it can be applied in the service environment, becomes a reference for learning in the educational environment and becomes a trigger for innovation in the research environment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library