Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190054 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purlilaiceu
"Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tindak tutur asertif dan ekspresif serta impikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Sumber data penelitian ini yaitu tindak tutur asertif dan ekspresif peserta diskusi pada gelar wicara Indonesia Lawyers Club TV One. Pendekatan penelitian yang ditetapkan yaitu pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi melalui video youtube, simak, catat. Adapun teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Haberman dengan langkah mereduksi data atau melakukan transkrip video, menyajikan data, dan menganalisis serta menarik simpulan. Hasil pembahasan pada penelitian ini diperoleh bahwa tindak tutur asertif yang sering muncul adalah bentuk menyatakan dan mengungkapkan pendapat diikuti dengan mengusulkan, mengeluh dan melaporkan. Adapun tindak tutur ekspresif yang sering muncul dalam gelar wicara yaitu berterima kasih, memuji, meminta maaf, mengkritik, dan mengucapkan selamat. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas XII pada materi teks editorial atau opini."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Dwi Gayati
"Skripsi ini menganalisis strategi kesantunan yang diterapkan Karni Ilyas dan peserta acara dalam tayang bincang Indonesia Lawyers Club Episode “Denny: Advokat Koruptor=Koruptor”. Tujuannya adalah mengetahui strategi kesantunan yang digunakan oleh Karni Ilyas sebagai moderator dan peserta ILC lainnya untuk menjaga dan melindungi „muka‟ dari tindak mengancam muka. Hasil penelitian ini adalah dalam penggunaan strategi kesantunan tersebut, dapat menimbulkan tindak mengancam muka yang lain kepada lawan bicara. Tindak mengancam muka tersebut dipengaruhi oleh perbedaan posisi dalam berargumentasi, yakni afirmatif, negatif, dan moderator. Kesimpulan yang didapat dari analisis tersebut adalah moderator menerapkan tindak mengancam muka dengan intensitas lebih tinggi daripada peserta acara yang lain. Hal tersebut disebabkan oleh faktor kuasa antara penutur dan lawan tutur. Dalam acara ini, moderator memiliki kuasa yang lebih tinggi dalam mengendalikan acara.

This thesis analyzes the politeness strategies that are applied by Karni Ilyas and participants in the talk show Indonesia Lawyers Club Episode "Denny: Advokat Koruptor= Koruptor". The goal is to determine the politeness strategies used by Karni Ilyas as ILC moderator and other participants to maintain and protect the 'face' from face threatening acts (FTA). The result of this study is that the use of the politeness strategies may impact another face threatening acts to the other person. The face threatening acts are influenced by differences in the position of arguing, such as affirmative, negative, and moderator. The conclusion of the analysis is that the moderator applies the face threatening acts with a higher intensity than the other participants. This is due to the factor of the power between the speakers and the opponents. In this talk show, the moderator has a higher power in control of events."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musyawir
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi pada program Sentilan-sentilun dan implikasinya terhadap pengajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara. Subjek penelitian ini adalah tayangan atau video program Sentilan-sentilun di Metro TV. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang berbekal tentang pemahaman kajian teori pragmatik yaitu, tindak tutur. Metode pengumpulan data yakni, teknik dokumentasi, teknik simak, dan teknik catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kontekstual, yakni dengan menerapkan dimensi-dimensi konteks dalam menafsirkan data yang telah berhasil dikumpulkan, diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Hasil "
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Novia Anggara
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur asertif pada rubik “Ah Tenane” surat kabar Solopos. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik catat. Pada tahap ini, data yang diperoleh dengan mencatat kalimat yang termasuk tindak tutur asertif. Data yang sudah terkumpul di analisisi dengan menggunakan metode padan pragmatis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan metode penelitian kualitatif. Data pada penelitian yang akan dianalisis berupa rubrik Ah Tenane pada surat kabar Solopos. Hasil dari penelitian menunjukkantindak tutur asertif menyatakan, memberitahukan, mengeluh, membanggakan, melaporkan. Fungsi tindak tutur asertif melipti: kovival, kompetitif, kolaborati."
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Cinta dan harga diri merupakan kebutuhan dasar siswa yang dapat dipenuhi guru melalui strategi tindak tutur direktif guru (STTDG). Untuk menjaga perasaan siswa agar merasa dicintai dan dihargai, guru perlu menggunakan STTDG yang dapat memunculkan respons warna efektif positif siswa (RWAPS) sehingga pembelajaran berlangsung kondunsif dan menyenangkan. Kenyataannya, masih ada kekerasan verbal yang dilakukan guru dan berdampak pada psikis siswa (rendah diri, trauma, malas). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memeriksa STTDG yang be-RWAPS sebagai basis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Oleh karena itu, kajian STTDG yang ber-RWAPS sangant penting dilakukan. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan STTDG dalam pembelajaran dan RWAS terhadapnya. Sejalan dengan tujuan penelitian . metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-fenomenologis. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi, teknik catat, sadap rekam, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa fungsi komunikasi tindak tutur direktif guru (TDG) terdiri atas memerintah, meminta, melarang, menyarankan, menanya, dan mengajak ; realisasi TDG dengan strategi direct/langsung dan/direct tidak langsung."
JURPEND 15:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Rizkike Nenoningtyas
"ABSTRAK
Tindak tutur ekspresif digunakan untuk mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan tersirat dalam sebuah ilokusinya. Mempelajari tindak tutur memang sangat penting agar dapat memahami berbagai ujaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada karya sastra. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur ekspresif dalam dialog percakapan karakter utama pada film About A Girl karya Mark Monheim (2015). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa fungsi tuturan ekspresif yang paling banyak terlihat dalam film ini adalah menyatakan sikap marah dan permintaan maaf, sedangkan bentuk tuturan yang terdapat film ini adalah tujuh tindak tutur langsung literal dan tujuh tindak tutur tidak langsung literal.

ABSTRACT
Expressive speech act is to tell or to say the attitude of the speaker psychologically to the implicit situation in illocution. Expressive speech art is important in daily life and also in literature to understand various statements. This research is being intended to describe forms and functions of expressive speech art in the dialogs between two main characters in a movie About a Girl by Mark Monheim (2015). The research method is qualitative method. The result of this research shows that the most function of expressive speech act in this film is angry statements and apologies. the speech act form in this film are seven literal direct speech acts and seven literal indirect acts.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eldawati
"Skripsi ini merupakan suatu penelitian tentang Fungsi bahasa dalam tindak tutur tidak langsung. Bagian pertama berisi penjelasan tentang latar belakang tema, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, batasan penelitian, sumber data, prosedur kerja dan sistematika skripsi. Pada baglan kedua dikemukakan teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu teori pragmatik dad Leech dan Levinson, teori tindak tutur tidak langsung dari Searle. teori fungsi bahasa dari Jakobson dan teori implikatur dari Grice.
Data untuk skripsi ini berasal dari drama anak dan remaja Dicke Luft_. yang merupakan salah satu karya dari Grips Theater, Berlin. Data yang akan dianailsis dibatasi hanya pada tindak tutur tidak langsung yang bersifat direktif. Analisis data ditempatkan pada bab III. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada tindak tutur tidak langsung direktif terdapat lebih dari satu fungsi bahasa, yaitu fungsi konatif dan fungsi emotif bahasa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S14646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mariana
"Tindak tutur dalam sebuah komunikasi mengandung maksud serta dapat  menimbulkan pengaruh pada mitra tutur. Setiap tindak tutur juga memiliki fungsi sosial yang melibatkan tata krama dalam bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan jenis tindak tutur ilokusi representatif, direktif, dan ekspresif serta fungsi sosialnya dalam cerita pendek Tschick dan Flori geht zur Schule. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan teori tindak tutur Searle. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lebih banyak muncul tindak tutur direktif, yakni memerintah dengan fungsi sosial kompetitif pada cerita pendek Tschick, sedangkan pada cerita pendek Flori geht zur Schule lebih banyak muncul tindak tutur representatif, yaitu menyatakan, dan tindak tutur ekspresif, yakni mengeluh dan meminta maaf dengan fungsi sosial menyenangkan serta fungsi bekerja sama.
Speech act in a communication have purpose and can influence the speech partner. Each speech act also has a social function that involves social behavior. This study aims to describe the comparison of representative, directive, and expressive illocutionary speech acts and their social functions in the short story of Tschick and Flori geht zur Schule. The method used is qualitative using Searle`s speech act theory. The results of this study indicate that there are more directive speech acts, namely ordering with competitive social functions in Tschick short stories, while in the Flori geht zur Schule short stories there are more representative speech acts, namely states and expressive speech acts, namely complain and apology with pleasant social functions and cooperative functions."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Muryantina
"Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak semata-mata digunakan hanya untuk menyampaikan makna tertentu pada pihak kawan bicara, tetapi juga untuk menunjukkan sikap kita terhadap kawan bicara dan topik pembicaraan. Tuturan yang mencerminkan tindakan pembicara terhadap seseorang atau sesuatu disebut "tindak tutur". Dalam tindak tutur manusia, terdapat daya pragmatik yang diharapkan terjadi setelah tuturan tersebut diujarkan. Daya pragmatik ini dapat disampaikan baik dengan cara langsung maupun tidak langsung. Dalam penuturan tidak langsung, sering terdapat implikasi makna yang sering kali tergantung pada elemen-elemen kontekstual. Salah satu konteks penting dalam memahami implikatur adalah kebudayaan.
Dalam film Everything is Illuminated (2005) terdapat banyak tindak tutur dan implikatur dalam dialog tokoh Alexander Perchov dan Jonathan Foer. Sering kali kedua tokoh ini saling tidak memahami tindak tutur dan implikatur yang mereka gunakan pada satu sama lain. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Temuan dari penelitian ini adalah perbedaan kebudayaan antara kedua tokoh sangat berpengaruh terhadap proses pemahaman dan penggunaan tindak tutur dan implikatur.

Language, in daily use, doesn't only function as a medium to communicate meanings to the addressee, but also to show the speaker_s attitudes toward the addressee and the discussed topic. Utterances that indicate the speaker's attitude towards something or someone are usually called 'speech acts'. Each of these speech acts has a pragmatic force that expects something to happen when the speech act is uttered. This pragmatic force could be expressed directly and indirectly. In implied speech acts, there are implications of meanings that often depend on contextual elements. One of the important contextual elements to understand the implicatures is culture.
In the movie Everything is Illuminated (2005), there are so many speech acts and implicatures in Alexander Perchov dan Jonathan Foer's dialogues. Both characters often don_t understand each others speech acts and implicatures. These misunderstandings happen because they have different cultural backgrounds. The finding of the research is that the different cultural background of the speakers really influences the comprehension and the using of speech acts and implicatures
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan menjelang
pemilihan gubernur tahun 2013 khususnya dalam aspek kesopanan berbahasa dan bagaimana hubungan antara budaya
tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang secara universal diikuti. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini ialah data tertulis,
yakni tuturan para calon gubernur Sulawesi Selatan yang diambil dari media cetak terbesar di Sulawesi Selatan, yakni
Harian Fajar dan Tribun Timur selama 4 bulan, yaitu bulan April, Mei, Juni, dan Juli. Data yang berupa tuturan para
politisi dikaji berdasarkan maksim-maksim yang secara universal diikuti untuk menunjukkan kesopanan berbahasa
terhadap lawan tuturnya. Dalam melakukan pemaknaan, peneliti juga memperhatikan konteks tutur budaya masyarakat
Sulawesi Selatan. Maksim-maksim yang digunakan adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim
penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim simpati. Penelitian ini menemukan bahwa
tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti
maksim penghargaan, tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang melanggar maksim kesopanan berbahasa
cenderung mengikuti maksim kesederhanaan. Berdasarkan berbagai tuturan yang dianalisis, dapat dilihat bahwa tuturan
calon gubernur Sulawesi Selatan cenderung sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa. Beberapa tuturan yang
diinterpretasikan dengan konteks budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa terdapat kesesuaian
antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang peneliti gunakan.
The research looks into the Governor Candidate of South Sulawesi’s representation of speech acts leading up to the
governor’s election in 2013, in particular into politeness and the relation between cultural speech acts in South Sulawesi
society and universal politeness maxim. The research is qualitative with pragmatic approach. This research uses written
data from the utterances of the South Sulawesi’s incumbent Governors printed in the biggest mass media in South
Sulawesi—Harian Fajar and Tribun Timur—for 4 months, in April, May, June, and July. The data, in the form of
utterances produced by the politicians, are analyzed based on maxims that are universally used to show politeness
towards their addresses. In analyzing meanings, researchers also consider the cultural context in which speech acts
occured in South Sulawesi society. The maxim involved tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty
maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. The research finds that the utterances by the incumbent Governors of
South Sulawesi conform to politeness maxim in accordance with approbation maxim, while the utterances by the
governor candidate of South Sulawesi that violate the politeness maxim tend to adhere to modesty maxim. Utterances
that are analyzed show that the utterances produced by the governor candidate of South Sulawesi are more likely to
conform to politeness maxim. Several utterances that are interpreted within South Sulawesi cultural context of speech
acts show that there is appropriateness between cultural speech act in South Sulawesi society and maxim of politeness
used in this research."
Universitas Negeri Makassar. Lembaga Penelitian, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>