Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147541 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leonita Ariesti Putri
"Latar belakang: Aliansi kerja terapis dan pasien diketahui sebagai faktor penting dalam memrediksi keberhasilan terapi. Instrumen yang sering digunakan dalam penelitian adalah Working Alliance Inventory, yang didasarkan pada konsep pan-teoritis. WAI menilai tiga aspek aliansi kerja, yakni ikatan, tujuan, dan tugas, serta memiliki tiga versi penilai, yaitu terapis (WAI-T), pasien (WAI-C), dan pengamat (WAI-O). Terdapat studi yang melaporkan bahwa penilaian aliansi kerja oleh pengamat secara signifikan berkorelasi dengan hasil psikoterapi. Penilaian aliansi kerja dari perspektif pihak ketiga juga dapat memberikan pandangan yang lebih objektif. Saat ini telah tersedia instrumen WAI-T dan WAI-C versi Bahasa Indonesia yang memiliki nilai validitas isi dan konstruksi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh instrumen Working Alliance Inventory-Observer form (WAI-O) versi Bahasa Indonesia yang sahih dan andal dalam menilai aliansi kerja. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik korelatif dengan desain longitudinal, bertujuan menguji validitas prediktif dan konstruksi, serta reliabilitas instrumen WAI-O versi Bahasa Indonesia. Pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling, melibatkan 15 pasang terapis- pasien di Poliklinik Jiwa Dewasa RSCM dan 3 pengamat ahli psikoterapi. Validitas prediktif dievaluasi dengan mengkorelasikan skor WAI-O pada sesi ketiga dengan perbaikan klinis global (CGI-I) pada sesi keenam yang dinilai oleh terapis. Uji validitas konstruksi yang dilakukan adalah validitas konvergen dengan mengorelasikan skor WAI- O dengan skor WAI-C dan WAI-T pada sesi ketiga. Reliabilitas dinilai melalui uji konsistensi internal dan inter-rater reliability. Hasil: WAI-O versi Bahasa Indonesia menunjukkan keeratan korelasi sedang dengan perbaikan klinis global secara umum (r = 0.394 - 0.430, p>0.05), khusunya menunjukkan korelasi positif yang kuat dan signifikan dalam kelompok psikoterapi psikodinamik (r= 0.725-0.728, p<0.05). Validitas konvergen tidak menunjukkan korelasi signifikan antara penilaian aliansi kerja oleh pengamat, terapis, dan pasien. Instrumen WAI-O memiliki reliabilitas yang sangat baik dengan Cronbach's alpha sebesar 0.994 dan ICC sebesar 0.628. Simpulan: WAI-O versi Bahasa Indonesia adalah alat yang sahih dan andal untuk menilai aliansi kerja dalam psikoterapi. Terdapat korelasi moderate antara aliansi kerja yang dinilai oleh pengamat dengan perbaikan klinis global secara umum. Penggunaan WAI-O dapat memberikan perspektif yang lebih netral dalam menilai aliansi kerja antara terapis dan pasien.

Background: The working alliance between therapists and patients is known as a crucial factor in predicting therapy outcome. The Working Alliance Inventory (WAI) is a commonly used research tool based on a pan-theoretical concept. WAI evaluates three aspects of the working alliance: bond, goals, and tasks, and has three versions for assessment: therapist (WAI-T), client (WAI-C), and observer (WAI-O). Some studies have reported that assessments of the working alliance by observers significantly correlate with psychotherapy outcomes. Additionally, assessments of the alliance from a third-party perspective can offer a more objective view. Currently, there are validated versions of WAI-T and WAI-C in the Indonesian language. This study aims to develop the Indonesian version of the Working Alliance Inventory-Observer form (WAI-O) that is valid and reliable for assessing the working alliance. Method: This study is an analytical correlational observational research with a longitudinal design, intending to test the predictive and convergent validity and the reliability of the Indonesian version of the WAI-O instrument. Convenience sampling was used, involving 15 therapist-patient dyads from the Adult Mental Health Clinic at RSCM, along with three observers who are psychotherapy experts. Predictive validity was evaluated by correlating WAI-O scores in the third session with global clinical improvement (CGI-I) in the sixth session, as assessed by the therapists. The conducted test of construct validity was convergent validity by correlating WAI-O scores with WAI-C and WAI-T scores in the third session. Reliability was assessed through internal consistency and inter-rater reliability test. Results: The Indonesian version of WAI-O showed moderate but statistically nonsignificant correlations with overall clinical improvement (ρ = 0.394 - 0.430, p>0.05). However, it demonstrated strong and significant positive correlations in the psychodynamic psychotherapy group (ρ= 0.725-0.728, p<0.05). Convergent validity did not reveal significant correlations between alliance assessments by observers, therapists, and patients. The WAI-O instrument displayed excellent reliability, with a Cronbach's alpha of 0.994 and an ICC of 0.628. Conclusion: The Indonesian version of WAI-O is a valid and reliable tool for assessing the working alliance in psychotherapy. Observer-rated working alliance moderately correlates with overall global clinical improvement. WAI- O can provide a more neutral perspective on assessing the working alliance between therapists and patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R A Mulya Liansari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Psikoterapi merupakan salah modalitas dalam tatalaksana gangguan jiwa yang banyak memberikan luaran positif. Studi-studi dalam bidang psikoterapi umumnya menilai luaran dan proses psikoterapi, salah satu luaran yang dinilai adalah aliansi terapeutik dan dianggap sebagai faktor prediksi yang konsisten terhadap luaran terapi selama 30 tahun penelitian di bidang psikoterapi. Pengukuran aliansi terapeutik merupakan hal penting karena dapat menjamin proses psikoterapi yang efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan psikoterapi. Dalam bidang pendidikan pengukuran aliansi terapeutik dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam membangun dan memelihara aliansi terapeutik selama menjalankan praktik psikoterapi. Saat ini belum ada instrumen versi bahasa Indonesia yang sahih dan handal untuk mengukur aliansi terapeutik. Instrumen Working Alliance Inventory WAI yang umum digunakan dalam mengukur aliansi terapeutik dipilih untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas dalam studi ini.Metode: Studi dilakukan di Poliklinik Jiwa Dewasa Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo terhadap 100 pertemuan psikoterapi yang dilakukan selama bulan Desember 2016 hingga Mei 2017. Sesi psikoterapi yang dinilai adalah minimal pertemuan ketiga pasien dengan terapis yang sama. Sebelum diterapkan, telah dilakukan uji coba instrumen WAI Bahasa Indonesia pada 10 pertemuan psikoterapi. Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi oleh 4 orang pakar psikoterapi dan validitas konstruksi dengan uji korelasi Pearson. Uji reliabilitas menggunakan reliabilitas konsistensi internal dengan mencari nilai Cronbach rsquo;s Alpha. Analisis uji validitas konstruksi dan reliabilitas menggunakan perangkat Statistical Package for the Social Sciences SPSS versi 20.Hasil: Partisipan studi terdiri dari 99 orang pasien dan 18 orang terapis. Pendekatan psikoterapi yang dilakukan pada 100 pertemuan berupa psikoterapi suportif 54 sesi, Cognitive Behavior Therapy CBT 20 sesi, dan psikoterapi psikodinamik 26 sesi. Uji validitas isi WAI versi Bahasa Indonesia untuk terapis dan pasien menghasilkan koefisien relevansi sebesar 1 yang berarti semua poin pernyataan relevan dengan konsep aliansi terapeutik. Uji validitas konstruksi menghasilkan instrumen WAI terapis adalah valid untuk setiap poin namun pada WAI pasien terdapat satu poin pernyataan nomor 9 yang tidak valid. Uji reliabilitas WAI Bahasa Indonesia menghasilkan nilai Cronbach rsquo;s Alpha sebesar 0,898 untuk kuesioner pasien dan 0,929 untuk kuesioner terapis.Kesimpulan: Uji validitas WAI Bahasa Indonesia dinilai valid untuk validitas isi. Berdasarkan validitas konstruksi, WAI Bahasa Indonesia versi terapis valid untuk mengukur aliansi terapeutik, dan versi pasien didapatkan 1 dari 36 poin pernyataan yang memiliki nilai p>0,05. Uji reliabilitas WAI Bahasa Indonesia menyimpulkan bahwa instrumen ini reliabel dalam mengukur aliansi terapeutik dengan Cronbach rsquo;s alpha 0,898 versi pasien dan 0,929 versi terapis .Kata Kunci: aliansi terapeutik, validitas, reliabilitas, Working Alliance Inventory

ABSTRACT
Background Psychotherapy is one of many therapeutic modalities in psychiatry that have been proven to produce positive outcomes. Studies in the field of psychotherapy commonly measure the process of psychotherapy and its outcome, therapeutic alliance is one of the measured aspects, as 30 years of research has shown that it consistently predicts the outcome of therapy. Measurement of therapeutic alliance is needed to assure the effectiveness of psychotherapeutic services in order to improve its quality. For educational purposes, the measurement of therapeutic alliance could assess the ability to build and to maintain alliance in psychiatric training. Currently, there is no valid and reliable instrument to measure therapeutic alliance. The Working Alliance Inventory WAI has been commonly used for such purpose and this study aims to evaluate its validity and reliability.Methods This study was conducted in the Adult Psychiatric Clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital on 100 psychotherapy sessions from December 2016 to May 2017. Only psychotherapy with at least 3 sessions with the same therapist was included in this study. WAI Bahasa Indonesia underwent pilot trial in 10 psychotherapy sessions prior to testing. Content validity was assessed by 4 experts in psychotherapy, while construct validity was tested using Pearson correlation test. Cronbach rsquo s alpha was used to assess internal consistency as a measure of reliability. Analysis was performed using Statistical Package for the Social Sciences SPSS version 20.Results There were 99 patients and 18 therapists included in this study. Among the 100 psychotherapy sessions, 54 sessions were supportive psychotherapy, 20 sessions cognitive behavioral therapy, and 26 sessions psychodynamic psychotherapy. For content validity, relevance coefficient of WAI Bahasa Indonesia for therapist and for patient is 1, signifying that all items are relevant with the concept of therapeutic alliance. For construct validity, all items in WAI Bahasa Indonesia for therapist are valid, but one item in WAI Bahasa Indonesia for patient is not valid. Testing for internal consistency produced Cronbach rsquo s alpha of 0,898 and 0,929 for patient and therapist, respectively.Conclusion WAI Bahasa Indonesia achieved good content validity in measuring therapeutic alliance. WAI Bahasa Indonesia for therapist also achieved construct validity, but 1 out of 36 items in WAI Bahasa Indonesia for patient is not sufficiently valid with p value 0,05. For reliability, WAI Bahasa Indonesia achieved good internal consistency values with Cronbach rsquo s alpha 0,898 and 0,929 for patient and therapist, respectively.Keywords reliability, therapeutic alliance, validity, Working Alliance Inventory "
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Putranto Wahyudi
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari kerendahan hati relasional pada hubungan gaya supervisi dengan supervisory working alliance. Supervisory working alliance didefinisikan sebagai hubungan yang baik dan stabil antara supervisor dengan supervisee dalam hubungan supervisi yang mengindikasikan bagaimana supervisor dan supervisee memandang hubungan mereka satu sama lain (Bordin, 1983). Sementara itu, gaya supervisi didefinisikan sebagai cara seorang supervisor melakukan pendekatan, cara pemberian respon dan cara pemberian tugas dalam rangka memenuhi tujuan dari supervisi (Friedlander & Ward, 1984). Kerendahan hati relasional didefinisikan sebagai penilaian spesifik supervisee terhadap supervisor mengenai empat kualitas dari hubungan supervisi yang dijalani (Watkins, 2020). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur Supervisory Working Alliance Inventory – Trainee Form (Efstation, Patton dan Kardash, 1990), alat ukur Supervisory Style Inventory - Trainee (SSI-
T) (Friedlander danWard, 1984) dan alat ukur Relational Humility Scale (Davis, 2010). Partisipan penelitian ini adalah 108 mahasiswa S2 profesi psikologi klinis di Indonesia. Pengolahan data menggunakan process makro (Hayes, 2013) dengan analisis mediasi memperlihatkan bahwa kerendahan hati relasional kerendahan hati relasional memiliki peranan mediasi parsial dalam hubungan gaya supervisi terhadap supervisory working alliance

The present study has the purpose of exploring the mediating role of relational humility in the relationship of supervisory style with supervisory working alliance. Supervisory working alliance is defined as good and reliable relationship between a supervisor and a supervisee in a supervision setting that indicates how the supervisor and the supervisee perceive their relationship with each other (Bordin, 1983). Meanwhile, supervisory style is defined as the supervisor distinct manner of approach and respond to supervisee and of implementing supervision (Friedlander &Ward, 1984). Whereas, relational humility in this study defined as the specific judgment of supervisee towards the supervisor in their supervisory relationship based upon four distinct qualities (Watkins, 2020). This following study used these instruments to measure the variables, Supervisory Working Alliance Inventory – Trainee Form (Efstation, Patton & Kardash, 1990), Supervisory Style Inventory - Trainee (SSI-T) (Friedlander & Ward, 1984) and Relational Humility Scale (Davis, 2010). 108 master degree students majoring in clinical psychology in Indonesia were chosen as participants of this study. Data analysis using process macro (Hayes, 2013) found relational humility partially mediate the relationship of supervisory style with supervisory working alliance"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Steven
"Latar Belakang: Penilaian pola kelekatan adalah hal yang penting dalam proses psikoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen untuk menilai pola kelekatan, yaitu ECR-R versi Bahasa Indonesia dan melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Penelitian ini dilakukan di Unit Rawat Jalan Psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Februari hingga April 2017 N= 360, usia 18 hingga 59 tahun. Uji validitas isi memperoleh koefisien 1,00 yang menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan dalam instrumen sesuai dengan teori. Uji validitas konstruksi membuktkan bahwa butir-butir pertanyaan dalam instrumen mewakili konstruksi teoritis dan konseptual. Uji reliabilitas dengan penghitungan koefisien Cronbach's Alpha memperoleh hasil 0,887 yang menunjukkan konsistensi internal instrumen adalah baik. Penelitian ini menghasilkan instrumen ECR-R versi Bahasa Indonesia yang sahih dan andal dalam menilai pola kelekatan.

Background: Assessment of attachment pattern is important in the process of psychotherapy. This research aimed to obtain a valid and reliable Indonesian version of Experiences in Close Relationships Revised ECR R , an instrument to assess attachment pattern. The study was conducted at a psychiatric outpatient clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia on February until April 2017. There were 360 subjects participated in the study, aged between 18 to 59 years. Validity score for ECR R was 1,00. All items in Indonesian version of ECR R were suited the theory of attachment. The construction validity test showed that all items in ECR R represent both theoretical and conceptual construction. Cronbach rsquo s Alpha for ECR R was 0,887 which showed good internal consistency. Therefore, Indonesian version of ECR R is a valid and reliable instrument to assess attachment pattern.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Cleodora
"Self-efficacy membantu anak usia sekolah mengetahui kemampuannya dalam menghadapi bencana sebagai bentuk kesiapsiagaan. Intervensi yang tepat diberikan untuk meningkatkan ketahanan sebagai faktor protektif adalah terapi kelompok terapeutik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap self-efficacy anak usia sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan Tsunami.
Desain Penelitian "Quasi experimental prepost test with control group". Sampel berjumlah 69 orang, 35 orang kelompok intervensi dan 34 orang kelompok kontrol anak kelas IV dan V Sekolah Dasar.
Hasil penelitian menunjukkan self-efficacy pada anak sekolah meningkat secara bermakna setelah diberikan terapi kelompok terapeutik (pvalue < 0,05), kelompok yang tidak diberikan terapi kelompok terapeutik tidak meningkat secara bermakna, (pvalue > 0,05).
Penelitian ini direkomendasikan untuk dilakukan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan self-efficacy dalam menghadapi bencana dengan mengetahui konsep bencana melalui pendidikan kesehatan.

Self-efficacy can help children to determine their ability against disaster as preparedness. Proper intervention to increase self-efficacy as a protective factor is a therapeutic group therapy.
The aim of the research is to understand the effect of therapeutic group therapy on self-efficacy of school age children against earthquake and Tsunami.
Research's design is "Quasi experimental pre-post test with control group" and samples are 69 persons, 35 persons are in the intervention group and 34 persons are in the control group consisting of school children at the IV and V grades in elementary school.
The result of the research showed self-efficacy of school children improved significantly after being given therapeutic group therapy (pvalue < 0,05), those who were not given therapeutic group therapy did not improve significantly (pvalue > 0,05).
This research is recommended to be conducted on school age children to improve their selfefficacy against disaster with knowing disaster concept by health education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slametiningsih
"Perkembangan anak usia bayi perlu dilakukan stimulasi yang optimal, terapi kelompok terapeutik adalah terapi spesialis keperawatan jiwa yang membantu stimulasi perkembangan rasa percaya bayi. Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah adalah mengidentifikasi efek terapi kelompok terapeutik terhadap perkembangan rasa percaya bayi. Metode yang digunakan adalah studi serial kasus dengan jumlah responded sebanyak 20 bayi dan ibunya yang di dapatkan secara purpose. Terapi kelompok terapeutik dilakukan tujuh sesi yang diberikan secara bertahap dan berkesinambungan kepada bayi bayi dan melatih ibu. Hasil studi mengatakan adanya peningkatan perkemampuan ibu dalam menstimulasi perkembangan aspek motorik, kognitif, bahasa, emosi, moral, kepribadian, spiritual dan psikososial dan psikomotor yang berdampak peningkatan pada perkembangan bayi. Terapi kelompok terapeutik bayi disarankan digunakan untuk menstimulasi rasa percaya diri.

Infant development needs to be optimally simulated. Therapeutic Group Therapy is one of psychiatric nursing specialist therapy to help stimulate trust on infant. The aim is to identify effect of Therapeutic Group Therapy to the trust on infant. Method used a case serial with 20 respondent of baby and her/his mother obtained with purposive sampling. Therapeutic Group Therapy conducted with seven session and done gradually and simultaneously to the baby and her/his mother. The result shows that there is an increased ability of mother to stimulate her baby on motoric, cognitive, language, emotion, moral, personality, spiritual and psychosocial aspect that affect to increased the baby's development. Infant Therapeutic Group Therapy suggest to stimulate self confidence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghozali
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efktifitas psikoterapi sufistik dalam mengatasi kecemasan dan depresi yang dialami oleh ODHA, sebuah gangguan psikologis yang khas dan umumnya hanya dialami oleh para pasien yang divonis dengan "terminal ill" dalam hal ini ODHA (orang dengan HIV/AIDS) seperti pada gangguan kecemasan menghadapi kematian, mudah tersinggung, marah-marah, perasaan bersalah, keinginan untuk bunuh diri serta pikiran-pikiran negatif terhadap diri Iainnya seprti merasa diri hina, kotor, tidak berguna dan sebagainya. Psikoterapi sufistik bersumber pada hasil interpretasi olah pikir dan olah rasa para sufi dalam pengembaraan spiritualnya menuju kedekatan dengan Sang Khalik, dengan mengembangkan potensi-potensi keTuhanan (Asma-asmaNya) didalam diri mereka.
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, bahwa tujuan utamanya adalah penyucian jiwa untuk mengenal diri sebagai syarat untuk mengetahui Sang Khalilk, dengan pengenalan dan pemahaman tentang diri inilah, subyek (ODHA) dituntut untuk mengetahui jati diri serta menggali potensi-potensi ruhaniyah yang sempat terabaikan sebagai upaya untuk menggapai kehidupan yang bermakna. Sehingga berbagai macam keluhan yang diakibatkan oleh kecemasan dan depresi yang berhubungan dengan perasaan hampa, perasaan bersalah, kesedihan maupun kecemasan menghadapi kematian dapat diatasi, alih-alih dapat memulihkan kembali sistem imunitas dengan menyeimbangkan sistem hormonal dalam tubuh dengan potensi-potensi positif (keTuhanan) dalam diri ODHA, berupa energi laten sebagai antibodi "cadangan"yang dapat membantu mereka untuk menyembuhkan diri (healing self).
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa psikoterapi sufistik sangal efektif dalam mengatasi tingkat kecemasan dan depresi pada dua orang ODHA yang menjadi sampel, bahkan terbukti meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka (CD-4)"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenin, Vladimir I.
Moscow: Foreign Languages Publishing House, 1959
305.562 LEN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Diyaz Syauki Ikhsan
"ABSTRAK
Bunuh diri merupakan kasus gawat darurat dalam psikiatri. Kasus bunuh diri sebetulnya bisa dicegah. Pencegahan bunuh diri membutuhkan pengumpulan data dan pengukuran obyektif risiko bunuh diri. Beberapa instrumen dapat dipakai untuk mengukur risiko bunuh diri, salah satunya adalah Columbia Suicide Severity Rating Scale CSSRS . Saat ini belum ada instrumen pengukuran risiko bunuh diri yang telah divalidasi versi Bahasa Indonesianya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh instrumen yang sahih dan andal untuk mendeteksi risiko bunuh diri. Penelitian dilakukan di Poliklinik Jiwa Dewasa dan Bangsal Perawatan Inap Psikiatri Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, dari bulan Januari 2018 sampai dengan Maret 2018. Populasi yang digunakan adalah semua pasien gangguan jiwa usia 18 tahun ke atas. Instrumen lain yang dipakai adalah Hamilton Depression Rating Scale HDRS butir ke tiga sebagai pembanding dalam uji validitas kriteria. Sebanyak 100 orang sampel didapatkan. Korelasi Pearson menunjukkan nilai 0,778 dan 0,703 untuk butir gagasan bunuh diri dan intensitas gagasan. Nilai Cronbach rsquo;s Alpha untuk konsistensi internal didapatkan sebesar 0,818. Disimpulkan instrumen CSSRS versi Bahasa Indonesia sahih dan andal untuk digunakan dalam pengukuran risiko bunuh diri pada populasi pasien gangguan jiwa dewasa.

ABSTRACT
Suicide is a case of emergency in psychiatry and is preventable. Preventing it requires the collection and objective measuring of the data on the its risk. From a number of instrument, the Columbia Suicide Severity Rating Scale CSSRS is among the most commonly used. So far, there is no known instrument for assessing the suicide risk has been validated in Bahasa. The purpose of the study is to have a suicide risk measuring instrument that has been validated in Bahasa. The study was conducted at the Psychiatric Outpatient Clinic and Inpatient Ward, from January 2018 to March 2018. All adult patients with psychiatric disorder was inducted to the study. The third item of the Hamilton Depression Rating Scale HDRS was used as comparation for criterion validity. There was 100 samples inducted. Pearson rsquo s correlation was shown at 0.778 and 0.703 for the items on Suicidal Ideation and Intensity Of Ideation. The Cronbach rsquo s Alpha for internal consistency was shown at 0.818. It was then concluded that the Bahasa version of the CSSRS is valid and reliable for usage in measuring the suicide risk among the adult psychiatric patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T55546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Givenchy Eunike Semen
"Pendahuluan: WHO menetapkan Compulsive Sexual Behavior Disorder (CSBD) sebagai diagnosis baru yang dikelompokkan dalam klasifikasi gangguan kontrol impuls. CSBD merupakan masalah klinis yang signifikan, namun penelitian epidemiologi secara luas masih terbatas. Prevalensi diperkirakan berkisar 3%-6% di USA. Saat ini kebutuhan akan panduan skrining dan diagnosis mendesak. Di Indonesia, meski belum ada data resmi tentang CSBD, meningkatnya akses ke situs pornografi dan perilaku seksual pada kelompok usia muda menunjukkan potensi masalah. Peneliti tertarik untuk menguji validitas instrumen Compulsive Sexual Behavior Inventory-13 (CSBI-13) versi Bahasa Indonesia, sebagai langkah awal dalam memahami dan menangani CSBD di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen Compulsive Sexual Behavior Inventory-13 yang valid secara isi dan konstruks, serta reliabel dalam Bahasa Indonesia.
Metode: Penelitian ini dimulai dengan proses forward and backward translations antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dilanjutkan dengan uji validitas isi dan konstruks serta reliabilitas konsistensi internal dan test retest. Uji validitas isi dilakukan oleh 3 pakar psikiatri di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, dan pengukuran item content validity ratio (CVR), content validity index (I-CVI) dan scale content validity index (S-CVI). Responden untuk uji validitas konstruks dan reliabilitas konsistensi internal adalah 112 orang, sedangkan untuk uji reliabilitas test-retest adalah 30 orang, yang diambil dari pasien dan keluarga pasien yang datang ke Poli Kulit Kelamin, Urologi, dan Pokdisus (HIV/AIDS) RSUPN dr Cipto Mangunkusumo pada bulan Oktober-November 2023. Analisis dari uji validitas konstruks dilakukan dengan exploratory factor analysis. Uji reliabilitas dinilai menggunakan konsistensi internal Cronbach’s alpha dan test-retest. Uji reliabilitas test-retest diuji dari dua kali pengukuran dengan jarak pemeriksaan 30 hari.
Hasil: Validitas isi instrumen CSBI-13 versi Bahasa Indonesia, baik I-CVI dan S-CVI bernilai 1,00, dan CVR bernilai 1 di setiap butirnya. Hasil dari explaratory factor analysis didapatkan 3 faktor yang terbentuk. Nilai reliabilitas konsistensi interna baik dengan Cronbach’s alpha 0.872. Uji reliabilitas test-retest menunjukkan hubungan yang signifikan (r = 0.975; p<0.001).
Simpulan: Instrumen CSBI-13 versi bahasa Indonesia sahih secara isi dan konstruks serta reliabel untuk digunakan di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo sebagai skrining terhadap gangguan perilaku seksual kompulsif. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai uji sensitivitas dan spesifisitas instrumen ini.

Background: WHO defines Compulsive Sexual Behavior Disorder (CSBD) as a new diagnosis, in impulse control disorders group. Compulsive Sexual Behavior Disorder is a significant clinical problem, but epidemiological research is limited. The prevalence is estimated from 3%-6% in the USA. Currently, the need for screening and diagnosing are urgent. In Indonesia, although there is no official data on CSBD, increasing access to pornography content and sexual behavior among young adult indicates a potential problem. There are several instruments that have been developed to screen or diagnose this disorder and CSBI-13 is one of the instrument that has been adapted into several languages. This study aims to evaluate the validity and reliability of Compulsive Sexual Behavior Inventory-13 in Indonesian version.
Method: This research was started by forward and backward translation process between English and Bahasa Indonesia, followed by content and construct validity tests as well as internal consistency and test retest reliability. The content validity was carried out by 3 psychiatrist as experts in Ciptomangunkusumo Hospital, to measure item content validity ratio (CVR), content validity index (I-CVI) and scale content validity index (S-CVI). Around 112 respondents filled the CSBI-13 Indonesian Version that has been finalized, to get the construct validity and internal consistency reliability, while 30 respondent filled the instrument in two different times, for the test-retest reliability. Respondent were from patients and patient families who came to the Dermatology, Urology and Pokdisus (HIV/AIDS Patient Care) Outpatient at RSUPN Dr Cipto. Mangunkusumo in October-November 2023. Analysis of the construct validity was completed by exploratory factor analysis. The reliability was assessed using internal consistency and test-retest. Test-retest reliability was completed from two measurements with 30 days interval.
Results: The content validity of the Indonesian version of the CSBI-13 instrument I-CVI and S-CVI is 1.00, and CVR has a score of 1 for each item. From explaratory factor analysis, there are three factors were formed. The internal consistency reliability is reliable (Cronbach's alpha 0.872). The test-retest reliability showed a significant relationship (r = 0.975; p<0.001).
Conclusion: CSBI-13 Indonesian version is valid, in content and construct, and also reliable for use in Ciptomangunkusumo Hospital as a screening for compulsive sexual behavior disorders. Further research is needed to assess the sensitivity and specificity test of this instrument.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>