Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162602 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najah Isra Naim
"Telah dilakukan penelitian tentang laju penurunan muka tanah yang terjadi di Jakarta pada periode tahun 2018 – 2023. Laju penurunan ini dikorelasikan dengan penambahan volume penggunaan air tanah akibat pertumbuhan penduduk di Jakarta. Volume penggunaan air tanah di Jakarta didapatkan dengan mengurangkan kebutuhan air bersih dengan volume penggunaan air pipa (PAM JAYA) selama tahun 2018 – 2023. Laju pergerakan muka tanah dihitung berdasarkan pengukuran mikrogravitasi 4D yang dilakukan antara tahun 2018 dan 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Menteng mengalami penurunan muka tanah cukup tinggi dengan laju sebesar 8.4 cm/tahun dan Kecamatan Jatinegara mengalami kenaikan muka tanah paling tinggi dengan laju sebesar 10.3 cm/tahun. Terdapat korelasi linier antara volume penggunaan air tanah dengan laju penurunan muka tanah di Jakarta. Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak air tanah yang digunakan, maka laju penurunan muka tanah akan semakin besar.

A study has been conducted on the rate of land subsidence occurring in Jakarta during the period from 2018 to 2023. This subsidence rate is correlated with the increase in the volume of groundwater usage due to population growth in Jakarta. The volume of groundwater usage in Jakarta is determined by subtracting the volume of piped water usage (PAM JAYA) from the total demand for clean water during 2018 to 2023. The rate of land subsidence is calculated based on 4D microgravity measurements conducted in 2018 and 2023. The results show that the Menteng district experienced a significant land subsidence with a rate of 8.4 cm/year, while the Jatinegara district experienced the highest land uplift with a rate of 10.3 cm/year. There is a linear correlation between the volume of groundwater usage and the rate of land subsidence in Jakarta. As the population increases, the more groundwater is used, the greater the rate of land subsidence will be."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Destiana Novani
"Jakarta dikenal sebagai wilayah pesisir dan wilayah padat penduduk dengan banyak aktivitas ekstraksi air tanah. Penelitian sebelumnya menggunakan Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) menunjukkan bahwa wilayah pesisir utara Jakarta mengalami laju penurunan tertinggi. Namun hingga kini, data pengamatan kontinyu untuk memahami distribusi spasial laju penurunan dalam waktu yang panjang di area yang luas seperti Jakarta belum banyak tersedia. Dalam penelitian ini digunakan Citra Sentinel-1 selama 8 tahun di antara November 2014 hingga Juni 2023. Melalui InSAR dapat terlihat distribusi spasial penurunan dalam area Jakarta keseluruhan untuk menganalisis pola penurunan yang terjadi di Jakarta dengan titik-titik area spesifik dalam waktu yang panjang dinamakan displacement time-series. Pengamatan dengan historical satellite imagery memungkinkan untuk dapat menganalisis perkembangan yang terjadi di Jakarta selama tahun pengamatan InSAR dalam kaitannya dengan pola penurunan yang terjadi. Hasil analisis menunjukkan penurunan di Jakarta lebih terfokus di wilayah pesisir utara dengan laju penurunan tertinggi yang kemungkinan disebabkan oleh konsolidasi sedimen. Wilayah timur Jakarta mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya aktivitas konstruksi. Ditemukan pola penurunan menarik yang terdapat di wilayah barat dan pusat Jakarta, dimana telah mengalami perlambatan penurunan secara signifikan setelah tahun 2020. Tersaji sebuah fakta bahwa tidak semua wilayah di Jakarta mengalami penurunan karena wilayah selatan Jakarta terlihat tidak ada penurunan signifikan yang terjadi. Selain memahami penurunan di Jakarta, penelitian ini juga mencoba memahami deformasi yang terjadi di area Sesar Baribis segmen sekitar Jakarta menggunakan data InSAR yang sama dalam waktu pengamatan yang sama dengan analisis penurunan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pemahaman terkait aktivitas tektonik di sekitar Jakarta. Jakarta tercatat pernah mengalami gempa merusak yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Baribis pada 10 Oktober 1834. Hingga kini, belum banyak penelitian terkait deformasi Sesar Baribis yang telah terbukti aktif dan hanya berjarak ± 12 km dari wilayah paling timur Jakarta. Penelitian sebelumnya menggunakan metode GPS pada segmen sesar yang sama menunjukkan bahwa estimasi slip rate Sesar Baribis berkisar antara 0.4–1.8 mm/year. Dalam penelitian ini, estimasi slip rate Sesar Baribis berkisar antara 0.1–1.5 mm/year. Lokasi sesar yang berada di wilayah kota besar menjadi tantangan dan faktor ketidakakuratan dalam menganalisis dan memahami pergerakan di area sesar ini karena sinyal penurunan muka tanah yang lebih besar daripada sinyal pergerakan sesar. Oleh karena itu, hasil estimasi slip rate tersebut diperlukan penelitian lebih lanjut guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Jakarta is known as a coastal area and densely populated area with a lot of groundwater extraction activities. Previous research using Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) showed that the northern coastal area of ​​Jakarta experienced the highest rate of decline. However, until now, continuous observation data to understand the spatial distribution of decline rates over a long period in a large area such as Jakarta has not been widely available. In this research, Sentinel-1 imagery was used for 8 years between November 2014 and June 2023. Through InSAR, you can see the spatial distribution of subsidence in the entire Jakarta area to analyze the subsidence pattern that occurs in Jakarta at specific area points over a long period, called displacement time-series. Observations with historical satellite imagery make it possible to analyze developments that occurred in Jakarta during the InSAR observation year about the pattern of decline that occurred. The results of the analysis show that the decline in Jakarta is more focused in the northern coastal area with the highest rate of decline, which is likely caused by sediment consolidation. The eastern region of Jakarta experienced a decline caused by construction activity. An interesting pattern of decline was found in the western and central areas of Jakarta, where the decline experienced a significant slowdown after 2020. The fact is that not all areas in Jakarta experienced a decline because the southern region of Jakarta saw no significant decline. Apart from understanding the subsidence in Jakarta, this research also tries to understand the deformation that occurred in the Baribis Fault area around Jakarta using the same InSAR data in the same observation time as the subsidence analysis. This is due to a lack of understanding regarding tectonic activity around Jakarta. Jakarta is recorded as having experienced a damaging earthquake caused by the activity of the Baribis Fault on October 10, 1834. Until now, there has not been much research regarding the deformation of the Baribis Fault which has been proven to be active and is only ± 12 km
from the easternmost area of ​​Jakarta. Previous research using the GPS method on the same fault segment showed that the estimated slip rate of the Baribis Fault ranged from 0.4–0.8 mm/year. In this study, the estimated slip rate value of the Baribis Fault ranges from 0.1–1.5 mm/year. The location of the fault in a large city area is a challenge and a factor of inaccuracy in analyzing and understanding movement in this fault area because the land subsidence signal is greater than the fault movement signal. Therefore, the results of the slip rate estimation require further research to obtain more accurate results.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Lolom Evalita
"Estimation of land subsidence induced by groundwater extraction has been observed by some researcher using field instrumentation as well as a spatial mapping technique. Among the six Asian cities (Bangkok, Jakarta, Manila, Osaka, Seoul, Taipei and Tokyo), the rate of land subsidence in Jakarta is higher in the period 1900-2010 from the previous study. In order to improve appropriate monitoring system and the comprehensive result for subsidence measurement, tools for subsidence awareness-raising to government and society are needed. This paper aims to study a benchmark and sustainable countermeasure analysis of land subsidence induced by ground water extraction in urban areas of Jakarta city, using continuous monitoring system and integrated data management system. Measuring of land subsidence using field monitoring such as extensometer, leveling survey (GPS geodetic) and observation wells, was conducted in some location in North Jakarta from 1990 to 2016. The result from visual observation reached an average land subsidence rate 1.65 cm/year, while GPS geodetic measurement range from 0-12 cm/year. Monitoring from seven extensometer sensors installed in different borehole elevation reached subsidence 0.66 cm in average. Meanwhile, groundwater surface level ranged at 0.6 meters until 44 meters from surface and the deepest is in Bintaro - South Tangerang area. Data analysis conducted with computer simulation to investigate the inter-connection between land subsidence and groundwater extraction. Obviously, land subsidence has a strong associated with groundwater extraction. Integrated data management systems, including data sharing are needed to improve appropriate monitoring system of land subsidence in Jakarta. "
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:6 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Maninda
"Pelabuhanratu merupakan kota pesisir yang strategis untuk berkembang. Berkaitan dengan hal tersebut maka penduduk di Kota Pelabuhanratu terus meningkat yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan lahan untuk wilayah terbangun. Hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan lahan untuk wilayah terbangun akan menjadi lebih besar daripada ketersediaan lahan yang ada di Kota Pelabuhanratu. Sehubungan dengan itu, maka dikaji model prediksi dinamika spasial ketersediaan lahan hingga tahun 2040 dengan penerapan model system dynamics berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kota Pelabuhanratu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk yang berlangsung mempunyai pola meningkat sesuai dengan deret hitung diikuti oleh penurunan ketersediaan lahan secara drastis. Berdasarkan hasil model prediksi, daya dukung lahan pada tahun 2040 mencapai kualitas yang buruk dengan persentase luas ketersediaan lahan hanya tersisa hanya sebesar 21% dari luas Pelabuhanratu. Ketersediaan lahan pada tahun 2040 mengalami perubahan yang cukup signifikan dari kondisi saat ini. Ketersediaan lahan hanya tersisa pada wilayah dengan aksesibilitas yang jauh dari pusat kota, dan berjarak jauh dari jaringan jalan.

Pelabuhanratu is a coastal town area which is strategic for development. Because of that, population in Pelabuhanratu starts growing up and this will cause the needs for built-up area also growing up. The biggest concern for now is the needs for built-up area will be bigger than available land in Pelabuhanratu. Therefore, spatial dynamics modelling for land availability have to be researched until 2040 with system dynamics model based on Geographic Information System (GIS) in Pelabuhanratu.
The research shows that population have exponential growth pattern followed by the decreasing of land availability drastically. Based on estimated model shows that carrying capacity at 2040 will be reaching poor in quality with percentage width of land available only left 21% in Pelabuhanratu. Land availability at 2040 will changed significantly from this day. Land availability only left in region which far away accessibility from town center and from mainroad.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S60527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Adityo Prastama
"ABSTRACT
Penelitian 4D microgravity atau microgravity antarwaktu telah dilakukan untuk mendeteksi zona dan laju amblesan antara tahun 2014 dan 2018 di Jakarta. Jakarta secara garis besar berada di atas kipas aluvial kuarter yang berasal dari bagian Selatan. Amblesan sendiri terjadi akibat beberapa faktor termasuk eksploitasi airtanah berlebihan, beban permukaan, dan sifat alami dari aluvial yang tidak terkonsolidasi dengan baik. Dengan menggabungkan persamaan Simple Bouguer Anomaly SBA dan metode gradien gravitas, diperoleh nilai densitas Bouguer sebesar 2.33 g/cm3. Amblesan terjadi di dekat permukaan sehingga anomali gravitasi regional perlu dipisahkan dari SBA dengan mengkombinasikan analisis spektrum dan metode moving average setelah mengimplementasikan transformasi Fourier. Efek dari pergerakan airtanah sudah dihilangkan dengan korelasi data sumur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa amblesan terjadi hampir di seluruh wilayah pesisir Jakarta, dengan nilai tertinggi di Jakarta Utara 7-20 cm/tahun . Terdapat pula nilai 4D microgravity negatif pada bagian selatan Jakarta yang mengindikasikan fenomena uplift.

ABSTRACT
Study of time lapse or 4D microgravity had been done to detect subsidence zone and its rate between 2014 and 2018 in Jakarta. Jakarta mostly covered by quaternary alluvium fan supplied from southern part of this city. Subsidence happened by several factors including excessive water exploitation, surface load, and the natural sinking properties of unconsolidated alluvium. By combining Simple Bouguer Anomaly SBA equation and gravity gradiometry methods, we can get the Bouguer density of 2.33 g cm3. Since subsidence occurred on near surface, regional gravity anomaly has been separated from SBA by combining spectrum analysis and moving average methods after implementing Fourier transform. The effect of groundwater movements removed from 4D microgravity anomaly with correlation to groundwater well data. The result shows that subsidence occurred all over the coastal area of Jakarta, with highest rate in North Jakarta 7 20 cm year . There also negative 4D microgravity anomaly in southern part of Jakarta that related to ground level uplifting."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tedi Prayoga
"Penurunan tanah (land subsidence) banyak terjadi di berbagai wilayah di dunia, terutama di kota-kota besar yang berlokasi di sekitar pantai atau dataran alluvial, seperti DKI Jakarta. Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengkaji tingkat penurunan dan sebaran penurunan muka tanah di DKI Jakarta secara multitemporal serta memprediksi Penurunan Muka Tanah di DKI Jakarta pada tahun 2030. Penelitian kali ini menggunakan metode Analisis DInSAR untuk mengakuisisi dua citra SAR berpasangan kombinasi data citra kompleks pada posisi spasial yang sama (differential SAR) atau posisinya sedikit berbeda (terrain height InSAR) pada area sama dengan melakukan perkalian konjugasi berganda. Data Citra yang dipakai adalah citra Sentinel-1 SLC dengan jarak temporal 2018-2023.Berdasarkan hasil pengolahan data citra SAR Sentinel-1A menggunakan metode Differential Interferomety Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) diperoleh nilai kelajuan penurunan muka tanah pada tahun 2018, 2019, 2020, 2021 dan 2022 masing- masing mencapai 0.08 m/tahun, 0.048 m/tahun, 0.1 m/tahun, 0.04 m/tahun dan 0.06 m/tahun, sebaran penurunan muka tanah terparah pada Jakarta Utara tepatnya di Marunda, Pantai Indah Kapuk, Muara Angke dan Muara baru. dan Jakarta Barat terletak di Kembangan dan Cengkareng.Penurunan rata-rata muka tanah di DKI Jakarta pada tahun 2030 turun sebesar 0,65 meter atau sebesar 65 cm, dengan kelajuan penurunan sebesar 0.0648 m/tahun atau 6,48 cm/tahun. Dampak Penuruna tanah di DKI Jakarta menyebabkan Banjir ROB dan Penurunan Tanah pada perumahan dan Bangunan Gedung serta kenaikan Muka Air laut yang melebihi daratan. Penanganan yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu Penentuan kebijakan Pajak Air Tanah dan Zona Bebas Air Tanah di DKI Jakarta.

Land subsidence is common in various regions of the world, especially in big cities located around the coast or alluvial plains, such as DKI Jakarta. In general, the purpose of this study is to examine the level of subsidence and the distribution of subsidence in DKI Jakarta in a multitemporal manner and to predict land subsidence in DKI Jakarta in 2030. This study uses the DInSAR analysis method to acquire two SAR images of a combination of complex image data at the position the same spatial (differential SAR) or slightly different position (terrain height InSAR) in the same area by performing multiple conjugation additions. The image data used is the Sentinel-1 SLC image with a time interval of 2018-2023. Based on the results of processing the Sentinel-1A SAR image data using the Differential Interferometry Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) method, the land subsidence rate was obtained in 2018, 2019, 2020, In 2021 and 2022 it will reach 0.08 m/year, 0.048 m/year, 0.1 m/year, 0.04 m/year and 0.06 m/year respectively, the distribution of the heaviest land subsidence in North Jakarta to be precise in Marunda, Pantai Indah Kapuk, Muara Angke and Muara Baru. and West Jakarta are located in Kembangan and Cengkareng. The average decline in land surface in DKI Jakarta in 2030 will decrease by 0.65 meters or 65 cm, with a rate of subsidence of 0.0648 m/year or 6.48 cm/year. The impact of land subsidence in DKI Jakarta causes ROB Floods and land subsidence in housing and buildings as well as rising sea levels that exceed land. The handling that has been carried out by the Provincial Government of DKI Jakarta is the Implementation of Groundwater Tax and Groundwater Free Zone policies in DKI Jakarta."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Capricorn Books , 1974
304.62 GRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
N. Daldjoeni
Bandung: Alumni, 1981
304.6 DAL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ehrlich, Paul R.
New York: Sierra Club/ballantine, 1971
301 EHR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>