Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68236 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harits Daffa Hilmi Susanto
"Proteksi armor merupakan faktor penting dalam militer dengan membantu menahan penetrasi dari peluru dan mencegah cedera atau bahkan kematian. Di era ini, mobilitas tank terbatas. Sebuah tank umumnya terbuat dari baja berkekuatan tinggi dengan berat 7,86 g/cm3. Itu membuat tank memiliki berat umumnya 35-80 ton. Berat yang besar tersebut membuat mobilitas tank menjadi terbatas. Oleh karena itu, RHA (rolled homogenous armour) perlu diganti dengan bahan antipeluru ringan lainnya. Material yang memenuhi kriteria tersebut adalah komposit matriks logam, khususnya matriks aluminium, karena memiliki densitas yang rendah, sifat mekanik yang tinggi dan ketahanan korosi yang baik. AA7075 adalah bahan yang cocok untuk digunakan dalam kendaraan tempur. AA7075 adalah salah satu paduan aluminium terkuat. Paduan ini akan diperkuat dengan tambahan TiC dengan variasi bobot 0,1%, 0,2%, dan 0,3%. Pada penelitian ini proses fabrikasi komposit dilakukan dengan metode squeeze casting. Pelat dibagi oleh proses perlakuan panas dan proses perlakuan non-panas. Hasilnya menunjukkan bahwa semua sampel dapat menahan penetrasi peluru dari uji balistik tipe II tetapi tidak untuk Tipe III. Sampel 0,2% TiC dengan tambahan perlakuan panas memiliki kinerja balistik yang lebih baik, kinerja balistik meningkat seiringnya penambahan penguat, sementara nilai penurunan hadir dari 0,2% menjadi 0,3%. perlakuan panas yang diberikan pada sampel meningkatkan kekerasan, ketangguhan impak, dan ketangguhan balistik.

Armour Protection is a crucial factor in the military by helping holding penetration from bullets to prevent injury or even death. In this era, a tank's mobility is limited. Tanks are generally made of high strength steel with 7.86 g/cm3 .it made standard tanks weigh 35-80 tons. That made the tank's mobility limited. Thus RHA is needed to be replaced by other lightweight bulletproof materials for the tanks. The materials that meet these criteria are metal matrix composite, especially aluminium matrix, because of the low density, high mechanical properties and good corrosion resistance. AA7075 is a suitable material for use in a combat vehicle. AA7075 is one of the strongest aluminium alloys. This alloy will be reinforced with TiC with weight variations of 0.1%, 0.2%, and 0.3%. In this research, the composite fabrication process is by squeeze casting. The plates are divided by Heat treatment process and non-heat treatment process. The results show that all the samples could withstand bullet penetration from the type II ballistic test but not Type III. With 0.2% TiC HT has better ballistic performance, the ballistic performance is increased with more reinforcement added. While a decreased value is present from 0.2% to 0.3%. Heat treatment given to the sample increases the hardness, impact toughness, and ballistic toughness. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantiarini
"Pengujian balistik dilakukan terhadap komposit Al2024/Al2O3 hasil pengecoran tekan dengan variasi wt% nano-partikel Al2O3 sebesar 0,1, 0,2, dan 0,3. Pengujian tersebut menunjukan komposit dengan 0,2% Al2O3 dan perlakuan panas T6 akibat seimbangnya sifat mekanis yang dimiliki komposit tersebut. Hasil studi literatur penelitian terdahulu menunjukkan penambahan Al2O3 dan perlakuan panas akan meningkatkan kekerasan dan UTS komposit akibat penguatan oleh partikel penguat dan presipitat yang terbentuk. Meskipun begitu, energi impak akan menurun dengan penambahan Al2O3 dan perlakuan panas pada komposit. Oleh karena itu, dibutuhkan komposisi dan waktu aging optimum untuk menghasilkan sifat ketahanan balistik yang baik.

Samples of Al2024/Al2O3 composite with different composition of Al2O3 were tested by ballistic test and showed that sample with the best ballistic protection is the sample with 0,2% Al2O3 and was heat-treated. This excellent ballistic protection is obtained by balance number of hardness, UTS, and impact energy. The previous studies showed that the addition of Al2O3 and heat treatment increased the composite’s hardness and UTS until the optimum point because of the strengthening effect of reinforcement particle and precipitate. But the impact energy decreased with the addition of AL2O3 and heat treatment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ravanya Nabilla Ramadhani Parawansa
"

Baja berkekuatan tinggi sebagai material yang umum digunakan pada kendaraan tempur memiliki densitas yang besar sehingga membatasi mobilitas kendaraan. Untuk meningkatkan mobilitas kendaraan tempur, dilakukan pengembangan material dengan densitas lebih kecil, seperti komposit bermatriks aluminium. Al 2024 adalah salah satu paduan yang dapat dilaku panas untuk menaikkan kekuatannya. Penambahan partikel keramik seperti SiC pun dapat  menaikkan kekuatan dan kekerasan matriks, sifat yang dibutuhkan untuk menahan penetrasi balistik. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kadar SiC dan laku panas terhadap ketahanan balistik pelat komposit.

Partikel penguat nano SiC sebanyak 0.1, 0.2, dan 0.3 wt% ditambahkan ke dalam matriks Al 2024. Komposit difabrikasi menggunakan metode pengecoran tekan sebelum dilaku panas dengan solution treatment pada 495oC selama 2 jam, didinginkan cepat dengan air, serta dilakukan penuaan pada temperatur 190oC selama 1 jam. Pelat komposit kemudian diuji balistik dengan peluru 9 mm dan MU5-TJ yang setara dengan uji balistik NIJ Tipe II dan Tipe III. Karakterisasi lain seperti pengamatan metalografi, pengujian kekerasan, tarik, dan impak dianalisis berdasarkan data sekunder dari berbagai peneliti.

Hasil pengujian menunjukkan semua sampel tahan terhadap uji balistik NIJ Tipe II, namun semua tidak dengan uji balistik NIJ Tipe III. Penambahan kadar penguat nano SiC pada matriks menaikkan kekerasan, sedangkan elongasi dan nilai impak menurun. Hal ini dikarenakan mekanisme penguatan oleh partikel penguat, seperti transfer beban, penguatan orowan, ketidaksesuaian CTE, serta penghalusan butir. Perlakuan panas menaikkan kekerasan dan kekuatan tarik secara signifikan walaupun menurunkan kekuatan impak, karena partikel penguat bertindak sebagai situs nukleasi heterogen pada pembentukan presipitat penguat pada proses laku panas.


High strength steel as a common material for combat vehicle have high density that will restrict the vehicles mobility. To enhance its mobility, materials with lower density are being developed, one of it is aluminium matrix composite. Al 2024 is an alloy that can be heat treated to increase its strength. The addition of ceramic particles like SiC can also increase the strength and hardness of the alloy. For that, this research is intended to understand the effect of heat treatment and nano SiC content inside Al 2024 matrix on its balistic properties.

Nano SiC reinforcement particles is added to Al 2024 matrix with content variation of 0.1, 0.2, and 0.3 wt%. The composite plates were fabricated by squeeze casting before heat treated with solution treatment at 495oC for 2 hours, water quench, and aging at 190oC for 1 hour. The samples then subjected for balistic impact of 9 mm and MU5-TJ projectile, which equal to Type II and Type III NIJ standard. Other characterization such as microstructure observation, hardness, tensile, and impact testing is analyzed by secondary data from various research.

Testing results showed that all composite plate can endure Type II ballistic testing, but not Type III test. The addition of nano SiC content inside the matrix increases its hardness, but lower the elongation and impact endurance. This is due to the strengthening mechanisms by reinforcement, such as load transfer, orowan strengthening, CTE mismatch strengthening, and grain boundary strengthening. Even so, there are no significant effect to its tensile strength. Heat treatment increases hardness and tensile strength significantly, but lower its impact properties. Reinforcement particles act as heterogen nucleation sites for precipitate to form in heat treatment process.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Ratu Kusuma Pertiwi
"Penelitian tentang komposit untuk aplikasi armor saat ini mendapat banyak perhatian. Komposit matriks aluminium merupakan salah satu material yang potensial untuk mensubstitusi baja sebagai material utama dalam industri militer. Dengan pemilihan penguat yang baik, peningkatan karakteristik balistik dapat dicapai melalui peningkatan kekerasan serta keuletan. Penelitian ini mempelajari pengaruh penguat hibrid SiC dan grafit terhadap sifat mekanik dan mikrostruktur Al-(10-12) Zn-5Mg. Penguat grafit dan SiC ditambahkan dengan kombinasi jumlah target: 10% SiC-0%, grafit, 8% SiC-2% grafit, 6% SiC-4% grafit, dan 0% SiC-4% grafit. Komposit dibuat dengan squeeze casting dengan waktu pengadukan 2 menit. Sampel kemudian diberi laku penuaan pada suhu 200º C selama 2 jam untuk meningkatkan ketangguhan. Karakterisasi yang dilakukan adalah pengujian komposisi kimia, pengamatan struktur mikro dan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), X-Ray Diffraction (XRD), perhitungan porositas, analisis distribusi kuantitatif penguat, pengujian kekerasan, uji impak, uji tarik dan terakhir dilakukan pengujian balistik dengan peluru tipe III berkaliber 7,62 x 51 mm sesuai standar NIJ 0108.04. Pada penelitian ini didapatkan fraksi volume penguat aktual adalah sebagai berikut: 6.8% SiC-0% grafit, 4.7% SiC - 2% grafit, 3.2% SiC-1.9% grafit, dan 0% SiC-4% grafit Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat mekanik komposit yang difabrikasi sangat dipengaruhi oleh kehadiran porositas daripada penambahan penguat SiC maupun grafit. Penambahan SiC pada komposit meningkatkan porositas lebih tinggi dibandingkan penambahan grafit. Hal ini disebabkan karena kekerasan dan morfologi SiC menciptakan aglomerasi berjarak (interparticle spacing) pada saat proses pengadukan. Oleh karena itu, komposit dengan fraksi volume SiC tertinggi memiliki porositas yang tinggi yaitu 5,8%, yang mengalami penurunan dengan penurunan fraksi volume SiC. Nilai kekerasan terendah 66,34 HRB diperoleh pada komposit dengan penguat 6,8% SiC-0% grafit kemudian menurun seiring penurunan fraksi volume SiC dan penambahan grafit dengan nilai masing-masing : 71,9 HRB, 73,82 HRB, 75,54 HRB pada fraksi volume 4,7% SiC- 2% grafit, 3,2% SiC-1,9% grafit, 0% SiC-4% grafit. Selain itu, karena dominasi porositas tersebut, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai impak maupun kuat tarik dan keuletan karena mekanisme deformasi melalui pergerakan dislokasi tidak berfungsi akibat besarnya porositas tersebut. Disisi lain, struktur mikro matriks komposit memiliki fasa kedua seperti MgZn2, Mg3Zn3Al2 dan Fe-Al Intermetallic. Pada pengujian balistik, ketiga pelat komposit tidak mampu menahan peluru tipe III akan tetapi pelat kedua dan ketiga pecah tanpa perforasi
Research on composite material for armor application is recently taken a lot of attention. Aluminium matrix composite is a promising candidate to substitute the commonly used steel as the main materials in military industries. Improvement of ballistic behaviour maybe achieved through increment of hardness as well as ductility, by using suitable reinforcement. This research studied the effect of SiC and graphite hybrid reinforcement on mechanical properties and microstructure of Al-(10-12)Zn-5Mg. SiC and graphite reinforcement were added in combination with targeted amount of : 10% SiC-0% graphite, 8% SiC-2% graphite, 6%SiC-4% graphite, and 0% SiC-4% graphite. The composite was fabricated through squeeze casting with 2 minutes stirring time. Samples were precipitation strengthened at 200°C for 2 hours to improve the toughness. Samples were characterized by Optical Emission Spectroscopy (OES), hardness test, impact test, tensile test, microstructure analysis using optical microscope and Scanning Electron Microscopy - Energy Dispersive Spectroscopy (SEM), quantitative metallography to calculate porosity and reinforcement distribution, and type III ballistic testing with 7.62 x 51 mm bullet in accordance with NIJ 0108.04 standard. The results showed that the actual volume fraction of the reinforcement is as follows: 6.8% SiC-0% graphite, 4.7 % SiC-2% graphite, 3.2% SiC-1.9% graphite and 0%SiC-4% graphite. The role of porosity is more dominant in determining the mechanical properties of composites than the role of reinforcement. Addition of SiC is easier to trap porosity than that of the graphite. This is due to the high hardness and sharp-edged morphology of SiC that creates interparticle spacing during stirring. Therefore, the composite with the highest volume fraction of SiC had a high porosity of 5. 8%, which decreased with a decrease in the volume fraction of SiC. The lowest hardness value of 66.34 HRB was obtained in the composite with 6.8% SiC-0% graphite as reinforcement and then strengthened with reduced SiC and added graphite, respectively 71.9 HRB, 73.82 HRB, 75.54 HRB at a volume fraction of 4.7% SiC-2% graphite, 3.2% SiC-1.9% graphite, 0% SiC-4% graphite. There was no significant difference in the impact values, tensile strength, and ductility since the deformation mechanism through dislocation movement did not work due the large amount of porosity. The microstructure of the composite matrix confirmed the presence of a second phase such as MgZn2, Mg3Zn3Al2 and Fe-Al. The ballistic testing showed that the composite plates were not able to withstand type III bullets but the second and third plates fragmented without perforation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiekens, Paul, editor
"This volume describes the latest developments in protective clothing against nearly any kind of threat for both military and civilians. It deals with protection through the use of nanotechnology, interactive clothing and biotechnological processes. Factors such as comfort and ballistics are also considered in the book, and several practical examples are discussed. All papers are written by leading experts in their respective fields. "
Dordrecht: [Springer, ], 2012
e20425209
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Pandu Wicaksono
"Bahan anti peluru berfungsi untuk menahan serangan peluru dengan menahan penetrasi dan tumbukan yang dihasilkan oleh peluru yang ditembakan. Dalam perkembangannya, material komposit sudah sering digunakan sebagai bahan rompi antipeluru karena sifatnya yang kaku, kuat, dan memiliki densitas yang rendah. Material komposit serat karbon/epoksi dan serat grafit/epoksi diuji coba dalam penelitian kali ini dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah lapisan serat karbon dan serat grafit yang dapat menahan penetrasi peluru Tipe I 38 Spesial Round Nose. Simulasi uji balistik dilakukan dengan perangkat lunak Abaqus/Eksplisit. Berdasarkan hasil simulasi, 14 lapis serat karbon/epoksi dengan ketebalan 4,2 mm dan 10 lapis serat grafit/epoksi dengan ketebalan 30 mm mampu menahan penetrasi peluru. 14 Lapis serat karbon/epoksi menyerap energi kinetik sebesar 130 Joule dan meneruskan energi kinetic sebesar 48 Joule. 10 Lapis serat grafit/epoksi menyerap energi kinetik sebesar 140,6 Joule dan meneruskan energi kinetik sebesar 32,4 Joule. Kerusakan yang terjadi pada serat karbon/epoksi berbentuk radial fracture, sedangkan pada grafit/epoksi berbentuk brittle fracture. Perubahan bentuk peluru pada simulasi 14 lapis serat karbon/epoksi berebentuk bulat sedangkan pada simulasi 10 lapis grafit/epoksi berbentuk jamur.

The bulletproof material serves to withstand the bullet attack by holding back the penetration and impact produced by the shot bullets. During its development, composite materials have often been used as bulletproof vest materials because of their rigid, strong, and low-density properties. Carbon fiber/epoxy and graphite fiber/epoxy composite material were tested in this study with the aim of obtaining the number of layers of carbon fiber and graphite fiber that can withstand the penetration of bullet type I 38 Special Round Nose. Ballistic test simulation is done by Abaqus / Explicit software. Based on the simulation results, 14 layers of carbon/epoxy fiber with the thickness of 4.2 mm and 10 layers of graphite fiber/epoxy with the thickness of 3 mm can withstand bullet penetration. 14 carbon/epoxy layers absorb 130 Joules of kinetic energy and transmit 48 Joules of energy. 10 Layers of graphite/epoxy fibers absorb kinetic energy of 140.6 Joules and transmit energy of 32.4 Joules. The damage that occurs in carbon fiber/epoxy is in the form of radial fracture, whereas in graphite/epoxy it is in the form of brittle fracture. Bullet shape changes in the simulation of 14 layers of carbon fiber/epoxy in a round shape while in the simulation of 10 layers of graphite/epoxy in the shape of a mushroom.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ilham Daradjat
"

Selama bertahun-tahun material tahan peluru untuk kendaraan umumnya menggunakan baja spesial (RHA Steel). Sedangkan baja memiliki berat jenis yang tinggi sehingga mulai dikembangkan material pengganti seperti menggunakan aluminum atau magnesium. Performa balistik material A2024 dengan penguat nano-Titanium karbida (TiC) diteliti. Pada studi ini komposit A2024/n-TiC difabrikasi menggunakan metode pengecoran aduk yang dilanjutkan dengan pengecoran tekan dengan tekanan 75 MPa hingga membentuk pelat. Pelat kemudian dibagi menjadi dua kategori sample tanpa perlakuan (NT) dan dengan perlakuan T6 (HT). Perlakuan T6 dilakukan dengan memanaskan pelat pada suhu 495°C selama 2 jam dilanjutkan dengan penndinginan cepat di dalam air. Kemudian sample dilakukan penuaan pada suhu 190°C selama 1 jam. Hasil dari pengujian balistik menunjukan sample A2024/n-TiC 0,1 wt% HT memiliki kemampuan balistik yang baik dengan penetrasi proyektil 0,19 cm. Kemampuan balistik semakin menurun dengan penambahan wt%TiC yang ditandai dengan pecahnya sampel 0,3 wt% baik NT maupun HT. Hal ini dapat disebabkan oleh partikel TiC yang terlalu banyak teraglomerasi yang menyebabkan material menjadi getas. 


Armor material for transportation commonly using a special type of steel for years. Steel has a high specific mass, whichever makes the vehicle heavy. Aluminum has been seen as a major substitution candidate for the transportation armor material.  The ballistic performance of aluminum 2024 (A2024) with nano-titanium carbide (TiC) reinforced plates are being tested. In this study A2024/n-TiC is fabricated using stir casting followed by squeeze casting with pressure 75 MPa to form plate. The plates then divided into two categories, non-treatment (NT) and T6 (HT). HT samples are solution treated at 495°C for 2 hours then quenched in water. After that the samples is aged in 190°C for 1 hour. The result shows A2024/n-TiC 0,1 wt% HT has better ballistic performance with projectile penetration 0,19 cm. The ballistic performance decereasing within the wt%TiC addition. Both 0,3 wt% TiC sample are break in to pieces after the test. This is due to agglomeration of nano TiC particles in matrix, causing the sample to become brittle. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Kharizma Agrista
"Badan pelindung kendaraan militer umumnya terbuat dari baja. Tetapi densitasnya yang sangat tinggi memicu diadakannya pengembangan berupa penggantian material penyusun dari baja menjadi aluminium komposit, agar kendaraan militer tersebut menjadi lebih ringan dengan tetap memiliki sifat mekanis yang baik Penelitian ini menggunakan komposit dengan matriks Al-13,1Zn-6,1Mg-6,7Si-1,4Cu dengan variasi kadar penguat ZrO2 sebanyak 5, 7,5 dan 10 vol.% yang difabrikasi menggunakan metode squeeze casting. ZrO2 dipilih karena ketangguhannya yang relatif tinggi dibandingkan dengan unsur keramik lain, yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan balistik dari komposit.
Dilakukan beberapa karakterisasi pada komposit, diantaranya adalah pengujian komposisi kimia menggunakan OES, pengujian kekerasan menggunakan metode Rockwell B, pengujian impak menggunakan metode charpy, pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan SEM-EDX, perhitungan presentase porositas menggunakan metalografi kuantitatif, dan pengujian balistik tipe III.
Hasil pengujian menunjukkan dengan variasi penambahan kadar ZrO2 sebanyak 5,7,5 dan 10 vol.%, persentase porositas pada komposit mengalami kenaikan yang menyebabkan menurunnya sifat mekanik dari komposit, diantaranya adalah nilai kekerasan dan harga impak. Hasil analisa dengan SEM-EDX menunjukkan terbentuknya cluster ZrO2 disekitar pori. Hal ini membuktikan bahwa ZrO2 merupakan inisiator dari pembentukan pori. Hasil pengujian balistik menunjukkan bahwa aluminium komposit dengan penguat ZrO2 sudah mampu untuk menahan penetrasi peluru pada pengujian balistik tipe III. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Oktaviani
"Perkembangan teknologi pada dunia militer sedang berkembang pesat, salah satunya adalah material baru untuk aplikasi kendaraan tempur dimana merupakan sebuah komposit laminat. Komposit ini terbuat dari lembaran logam AA7075 dan kevlar yang ditambahkan epoksi resin. Setelah dilakukan penambahan serbuk nano TiC dilakukan pengujian untuk mengetahui kemampuannya untuk menyerap energi balistik dari proyektil. Terbentuknya Solid Thickening Fluid (STF) yaitu dengan mencampurkan serbuk nano TiC dengan PEG-400, menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam, yang nantinya akan diimpregnasikan ke lapisan kevlar. Langkah selanjutnya ialah membuat struktur komposit laminat dengan metode hand layup dilanjutkan dengan proses pengeringan di temperatur ruang. Setelah itu, Daya serap energi dari komposit yang diimpregnasi oleh STF nantinya akan dibandingkan dengan komposit tanpa impregnasi dengan variasi jumlah lapisan sebanyak 8, 16, dan 24 lapisan kevlar. Selain itu, komposit dilakukan pengujian SEM untuk melihat persebaran serbuk nano keramik pada kevlar serta pengujian foto makro untuk mengetahui jenis kegagalan setelah pengujian balistik. Hasil penelitian dari penambahan TiC dan penambahan jumlah lapisan kevlar pada sampel menunjukkan hasil yang baik pada pengujian balistik dan impak.

Technological developments in the military world are growing rapidly, one of which is a new material for combat vehicle applications which is a laminated composite. This composite is made of AA7075 sheet metal and kevlar with added epoxy resin. After adding TiC nanopowder, a test was carried out to determine its ability to absorb ballistic energy from projectiles. Solid Thickening Fluid (STF) is formed by mixing TiC nano powder with PEG-400, using a magnetic stirrer for 2 hours, which will later be impregnated onto a kevlar layer. The next step is to make a laminate composite structure with the hand layup method followed by a drying process at room temperature. After that, the energy absorption of composites impregnated by STF will be compared with composites without impregnation with variations in the number of layers of 8, 16, and 24 layers of kevlar. the results of the addition of TiC and the addition of the number of layers of Kevlar on the sample showed good results in ballistic and impact testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Oktaviani
"Perkembangan teknologi pada dunia militer sedang berkembang pesat, salah satunya adalah material baru untuk aplikasi kendaraan tempur dimana merupakan sebuah komposit laminat. Komposit ini terbuat dari lembaran logam AA7075 dan kevlar yang ditambahkan epoksi resin. Setelah dilakukan penambahan serbuk nano TiC dilakukan pengujian untuk mengetahui kemampuannya untuk menyerap energi balistik dari proyektil. Terbentuknya Solid Thickening Fluid (STF) yaitu dengan mencampurkan serbuk nano TiC dengan PEG-400, menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam, yang nantinya akan diimpregnasikan ke lapisan kevlar. Langkah selanjutnya ialah membuat struktur komposit laminat dengan metode hand layup dilanjutkan dengan proses pengeringan di temperatur ruang. Setelah itu, Daya serap energi dari komposit yang diimpregnasi oleh STF nantinya akan dibandingkan dengan komposit tanpa impregnasi dengan variasi jumlah lapisan sebanyak 8, 16, dan 24 lapisan kevlar. Selain itu, komposit dilakukan pengujian SEM untuk melihat persebaran serbuk nano keramik pada kevlar serta pengujian foto makro untuk mengetahui jenis kegagalan setelah pengujian balistik. Hasil penelitian dari penambahan TiC dan penambahan jumlah lapisan kevlar pada sampel menunjukkan hasil yang baik pada pengujian balistik dan impak.

Technological developments in the military world are growing rapidly, one of which is a new material for combat vehicle applications which is a laminated composite. This composite is made of AA7075 sheet metal and kevlar with added epoxy resin. After adding TiC nanopowder, a test was carried out to determine its ability to absorb ballistic energy from projectiles. Solid Thickening Fluid (STF) is formed by mixing TiC nano powder with PEG-400, using a magnetic stirrer for 2 hours, which will later be impregnated onto a kevlar layer. The next step is to make a laminate composite structure with the hand layup method followed by a drying process at room temperature. After that, the energy absorption of composites impregnated by STF will be compared with composites without impregnation with variations in the number of layers of 8, 16, and 24 layers of kevlar. the results of the addition of TiC and the addition of the number of layers of Kevlar on the sample showed good results in ballistic and impact testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>