Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200286 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Chaharuddin
"Tesis ini membahas mengenai dampak lokalisasi data pada sektor e-commerce dilihat dari sudut pandang ASEAN Agreement on E-Commerce dan Pasal XIV dari General Agreements Trade in Services dengan pokok permasalahan pertama adalah mengenai dampak lokalisasi data dan cross border data transfer pada pertumbuhan perdagangan di ASEAN, permasalahan kedua adalah bagaimana kedisiplinan penerapan lokalisasi data di negara-negara ASEAN dilihat dari peraturan ASEAN Agreement on E-commerce dan permasalahan ketiga adalah apakah penerapan pengecualian di dalam ASEAN Agreement on E-Commerce dan Pasal XIV dari General Agreements Trade in Services sebagai penyeimbang antara perlindungan data dan liberalisasi perdagangan. Metode penelitian dan teori hukum yang dipergunakan untuk membahas permasalahan dalam tesis ini adalah metode penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokalisasi data menjadi hambatan dari perdagangan secara global, penerapan lokalisasi data menjadikan suatu negara tidak menarik di mata investor karena penempatan server di negara tempat berbisnis dan biaya yang tinggi. Belum semua negara memiliki hukum perlindungan data pribadi, beberapa negara seperti Kamboja, Laos, dan Myanmar tidak memiliki peraturan yang komprehensif mengatur perlindungan data. Vietnam masih mempertahankan lokalisasi data dengan mangharuskan perusahaan asing menempatkan server di negaranya. Dibutuhkan perjanjian regional seperti ASEAN Agreement on E-commerce untuk harmonisasi perlindungan data di ASEAN terutama di sektor e-commerce. Dibutuhkan balancing untuk menyeimbangkan perdagangan dan perlindungan data, salah satu alat yang dapat digunakan adalah GATS Pasal XIV dimana terdapat pengecualian terutama untuk Privasi dan Ketertiban Umum. Pengaturan di GATS Pasal XIV dan Weighing dan Balancing dapat menjadi equilibrium dalam keseimbangan perdagangan dan perlindungan data.

This thesis discusses the impact of data localization on the e-commerce sector from the perspective of the ASEAN Agreement on E-Commerce and GATS Article XIV . The first problem is the impact of data localization on trade conditions between ASEAN countries, The second problem is how discipline the implementation of data localization is in ASEAN countries, seen from the regulations of the ASEAN Agreement on E-commerce, and The third issue is whether the application of exceptions in the ASEAN Agreement on E-Commerce and Article XIV of the General Agreements on Trade in Services can bring balance between data protection and trade liberalization.. The research method and legal theory used to discuss the problems in this thesis are normative juridical research methods. The research results show that data localization is an obstacle to global trade, the implementation of data localization makes a country unattractive in the eyes of investors because of the placement of servers in the country where they do business and high costs. Not all countries have personal data protection laws, some countries such as Cambodia, Laos and Myanmar do not have comprehensive regulations governing data protection. Vietnam still maintains data localization by requiring foreign companies to locate servers in the country. Regional agreements such as the ASEAN Agreement on E-commerce are needed to harmonize data protection in ASEAN, especially in the e-commerce sector. Balancing is needed to balance trade and data protection, one tool that can be used is GATS Article XIV where there are exceptions, especially for Privacy and Public Order. The arrangements in GATS Article XIV and Weighing and Balancing can be an equilibrium in the balance of trade and data protection."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafiqa Amini Mulia
"E-commerce selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanannya, dimana salah satu cara yang sering digunakan adalah dengan menganalisis data yang didapatkan dari pengguna. Penggunaan data dapat memastikan pengguna mendapatkan layanan yang lebih baik, namun juga dapat menimbulkan masalah pelanggaran privasi pada pengguna. Pelanggaran privasi ini dapat menyebabkan pengguna khawatir terhadap privasinya di e-commerce. Untuk mengatasi rasa khawatir pengguna akan privasi, terlebih dahulu harus diketahui faktor-faktor yang memengaruhi rasa khawatir tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi online privacy concern pada e-commerce di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden dan diolah dengan menggunakan metode CBSEM pada aplikasi AMOS 24.0. Jumlah responden valid yang didapatkan dari pengisian kuesioner adalah sebanyak 1.017 responden. Pengolahan data dilakukan berdasarkan tiga kelompok data, yaitu kelompok laki-laki, kelompok perempuan, dan kelompok gabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang memengaruhi online privacy concern pada e-commerce di Indonesia adalah privacy awareness, previous online experience, dan privacy control, sedangkan faktor eksternalnya adalah information collection. Pengolahan data berdasarkan jenis kelamin menghasilkan faktor-faktor yang berbeda pada pengguna laki-laki dan pengguna perempuan. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan hubungan positif antara online privacy concern dengan withholding personal information dan fabricating personal information

E-commerce is always trying to improve its service quality, where one of the ways that are often used is analyzing data obtained from users. The use of data can ensure users get better service, but also can cause privacy violations to users. Violation of privacy can grow user's concern about privacy in e-commerce. To overcome the user's worry about privacy, the factors that influence that worry must be known. Therefore, this study aims to analyze the internal and external factors that influence online privacy concerns in e-commerce in Indonesia. Data collection was carried out by distributing questionnaires and processed using the CB-SEM method on the AMOS 24.0. The number of valid respondents obtained was 1,017 respondents. Data processing was carried out based on three data groups, namely men's group, women's group, and joint group. The results showed that internal factors that affect online privacy concerns in e-commerce in Indonesia are privacy awareness, previous online experience, and privacy control, while the external factor is information collection. Data processing by gender produces different factors in male users and female users. Also, the results of the study showed a positive relationship between online privacy concerns with personal information holding and fabricating personal information."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Ariestonandri
"Industri e-commerce di Indonesia itu sangat prospektif di masa yang akan datang dengan melihat pertumbuhan dan besarnya kelas menengah di Indonesia. Selain itu peningkatan kepemilikan perangkat teknologi informasi (gadget), serta akses terhadap internet dan juga perilaku belanja online. Sejumlah perusahaan e-commerce rintisan (startup) yang didirikan anak muda Indonesia telah berhasil diterima pasar, bahkan beberapa perusahaan dalam waktu singkat nilai valuasi bisnisnya meningkat berpuluh kali lipat.
Tesis ini mengambil studi kasus keberhasilan empat rintisan e-commerce fashion lokal, Berrybenka.Com, HijUp.Com, BelowCepek.Com, dan Saqina.Com, serta e-commerce ritel Bilna.Com. Perusahaan-perusahaan e-commerce tersebut telah menjadi banyak liputan media dan merupakan contoh rintisan bisnis e-commerce pemula yang dapat menjadi benchmark keberhasilan e-commerce lokal.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat faktor-faktor potensial penentu keberhasilan dari perusahaan rintisan e-commerce yang baru berkembang di Indonesia. Kemudian teridentifikasi sumber potensial, serta model dan peta prediktif strategi penciptaan nilai (value creation strategies) dari perusahaan rintisan e-commerce yang berhasil di Indonesia. Penelitian menggunakan metode SODA (Strategic Options Development & Analysis).

E-commerce industry in Indonesia is very prospective for the future this is evident from growth and the size of the middle class in Indonesia, ownership of gadgets or information technology devices, and access to the internet and online shopping behavior. A number of pioneering e-commerce company founded Indonesian youth have been successfully received by the market, even some companies in a short time his business valuations increased tenfold.
This thesis took four case studies of successful e-commerce local fashion, i.e. Berrybenka.Com, HijUp.Com, BelowCepek.Com, and Saqina.Com, as well as e-commerce and online media retail Bilna.Com. The companies e-commerce has become a lot of media coverage and is a pioneering example of the business starters to be the benchmark of success of e-commerce locally.
The results showed that there are factors in the success of the company's pioneering e-commerce emerging in Indonesia. Namely sources, models, and maps value creation strategy (value creation strategies) of the company's pioneering e-commerce in Indonesia. Research using SODA (Strategic Options Development and Analysis) Method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Azzahra
"Augmented Reality (AR) merupakan teknologi interaktif yang dimanfaatkan pada e-commerce karena memberikan informasi visualisasi produk yang membuat proses belanja online lebih efektif. Pengimplementasiannya mampu mempengaruhi niat beli konsumen setelah merasakan pengalaman berbelanja interaktif. Perlu dilakukan analisis pengaruh pengimplementasian teknologi AR pada e-commerce pada produk kategori fashion kacamata terhadap minat beli konsumen menggunakan website optik seis yaitu e-commerce yang telah mengadopsi AR menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Model penelitian menggunakan modifikasi cognition-affect-conation (C-A-C) framework, penggunaan PLS-SEM dan MANOVA dalam pengolahan data kuantitatif, serta thematic analysis dalam pengolahan data kualitatif. Jumlah responden valid dan digunakan dalam pengolahan data kuantitatif sebanyak 272 responden. Hasil penelitian menemukan terdapat 4 faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam berbelanja menggunakan fitur AR virtual try-on pada e-commerce yaitu, Product Informativeness, Perceived Usefulness, Attitude, dan Satisfaction yang berpengaruh signifikan terhadap Purchase Intention. Namun, terdapat 2 faktor yang tidak terbukti mendukung Attitude secara signifikan yaitu, Experiential Value dan Ease of Use. Terdapat peningkatan signifikan pada minat beli konsumen setelah berbelanja menggunakan fitur AR virtual try-on di e-commerce dibandingkan sebelumnya. Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan pengembang teknologi AR melalui implementasinya pada e-commerce dan penyedia layanan e-commerce mampu memberikan pengalaman baru interaktif bagi konsumen melalui fitur AR virtual try-on.

Augmented Reality (AR) is an interactive technology used in e-commerce because it can provide visual product information that makes the online shopping process more effective. It can affect consumer purchase intentions after experiencing an interactive shopping experience. It is necessary to analyze the effect of implementing AR in e-commerce, in fashion glasses category products, on consumer purchase intention using Optik Seis website using quantitative and qualitative approaches. The research model will use a modified cognition-affect-conation (C-A-C) framework and processing data will use PLS-SEM, MANOVA, and thematic analysis. The number of valid respondents used was 272 respondents. The results found there are 4 factors that influence consumer buying interest in shopping using the AR in e-commerce, namely Product Informativeness, Perceived Effectiveness, Attitude, and Satisfaction that significantly affect Purchase Intention. However, Experiential Value and Ease of Use are not proven to significantly support Attitude. There is a significant increase in consumer buying interest after shopping using AR virtual try-on in e-commerce compared to before. The research results are expected to be a reference for AR technology developers through its implementation in e-commerce and e-commerce service providers being able to provide new interactive experiences for consumers through the AR virtual try-on feature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Junike Dewi Anugerah
"Augmented Reality (AR) merupakan teknologi interaktif yang dimanfaatkan pada e-commerce karena memberikan informasi visualisasi produk yang membuat proses belanja online lebih efektif. Pengimplementasiannya mampu mempengaruhi niat beli konsumen setelah merasakan pengalaman berbelanja interaktif. Perlu dilakukan analisis pengaruh pengimplementasian teknologi AR pada e-commerce pada produk kategori fashion kacamata terhadap minat beli konsumen menggunakan website optik seis yaitu e-commerce yang telah mengadopsi AR menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Model penelitian menggunakan modifikasi cognition-affect-conation (C-A-C) framework, penggunaan PLS-SEM dan MANOVA dalam pengolahan data kuantitatif, serta thematic analysis dalam pengolahan data kualitatif. Jumlah responden valid dan digunakan dalam pengolahan data kuantitatif sebanyak 272 responden. Hasil penelitian menemukan terdapat 4 faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam berbelanja menggunakan fitur AR virtual try-on pada e-commerce yaitu, Product Informativeness, Perceived Usefulness, Attitude, dan Satisfaction yang berpengaruh signifikan terhadap Purchase Intention. Namun, terdapat 2 faktor yang tidak terbukti mendukung Attitude secara signifikan yaitu, Experiential Value dan Ease of Use. Terdapat peningkatan signifikan pada minat beli konsumen setelah berbelanja menggunakan fitur AR virtual try-on di e-commerce dibandingkan sebelumnya. Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan pengembang teknologi AR melalui implementasinya pada e-commerce dan penyedia layanan e-commerce mampu memberikan pengalaman baru interaktif bagi konsumen melalui fitur AR virtual try-on.

Augmented Reality (AR) is an interactive technology used in e-commerce because it can provide visual product information that makes the online shopping process more effective. It can affect consumer purchase intentions after experiencing an interactive shopping experience. It is necessary to analyze the effect of implementing AR in e-commerce, in fashion glasses category products, on consumer purchase intention using Optik Seis website using quantitative and qualitative approaches. The research model will use a modified cognition-affect-conation (C-A-C) framework and processing data will use PLS-SEM, MANOVA, and thematic analysis. The number of valid respondents used was 272 respondents. The results found there are 4 factors that influence consumer buying interest in shopping using the AR in e-commerce, namely Product Informativeness, Perceived Effectiveness, Attitude, and Satisfaction that significantly affect Purchase Intention. However, Experiential Value and Ease of Use are not proven to significantly support Attitude. There is a significant increase in consumer buying interest after shopping using AR virtual try-on in e-commerce compared to before. The research results are expected to be a reference for AR technology developers through its implementation in e-commerce and e-commerce service providers being able to provide new interactive experiences for consumers through the AR virtual try-on feature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Nathania
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor terpenting dalam menciptakan loyalitas konsumen di lingkungan e-commerce dan memberikan usulan pengembangan perusahaan sesuai dengan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) untuk menemukan faktor yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Customization dan Assurance merupakan dua faktor utama yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, kepercayaan, dan loyalitas pelanggan yang diamati melalui purchase intention dan word of mouth.

This study aims to find most important factors in creating consumer loyalty in e- commerce setting and give suggestions for company development based on the study. This study applies Structural Equation Modelling (SEM) to find factors significancy. The result shows that Customization and Assurance play the biggest role towards customer satisfaction, trust, and loyalty which is observed through purchase intention and word of mouth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Haliansyah
"Perkembangan internet dan smartphone mendorong berbagai kegiatan, salah satunya pembayaran, untuk dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi mobile. Saat ini bank sudah mulai menyediakan layanan digital only bank. Namun, masih banyak pro-kontra terkait bank digital di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti adopsi digital banking yang melibatkan perpindahan kepercayaan dari suatu e-commerce yang sudah banyak dipercayai dengan menggunakan teori trust transfer beserta faktor-faktor customer experience yang memengaruhi proses trust transfer tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kasus bank digital SeaBank dengan e-commerce Shopee yang memiliki satu parent group yang sama yaitu Sea Group. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini memanfaatkan data dari penyebaran kuesioner daring dengan total 629 responden. Kemudian, data diolah menggunakan metode partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) dengan perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil analisis data menunjukkan faktor customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada trust in Shopee. Lalu, faktor customisation, customer cost, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada loyalty to Shopee. Selain itu, ditemukan bahwa trust in Shopee dan loyalty to Shopee memengaruhi trust in SeaBank secara positif, serta trust in SeaBank memengaruhi intention to use SeaBank secara positif, sehingga penelitian ini memperkuat teori trust transfer. Di lain sisi, faktor customisation tidak memengaruhi trust in Shopee dan faktor convenience, perceived ease of use, dan informativeness tidak memengaruhi loyalty to Shopee. Namun, penolakan beberapa hipotesis tersebut telah divalidasi oleh enam narasumber wawancara yang merupakan pengguna aktif Shopee. Implikasi teoritis penelitian ini adalah perluasan mengenai pengaruh customer experience terhadap value yang diberikan perusahaan kepada customer, dapat meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan pengguna sekaligus memberikan fakta baru mengenai proses trust transfer hingga menjadi intention to use antara Shopee dengan SeaBank dalam konteks customer experience.

The development of the internet and smartphones has facilitated various activities, including online payments, by leveraging mobile technology. Currently, banks have begun offering digital-only banking services. However, there are still many pros and cons related to digital banks in Indonesia. Therefore, this research aims to examine the adoption of digital banking, involving the transfer of trust from a well-established e-commerce platform, using the trust transfer theory and the factors of customer experience that influence this trust transfer process. This study focuses on the case of SeaBank, a digital bank, and Shopee, an e-commerce platform, which share the same parent group, Sea Group. The quantitative approach in this research utilizes data collected through online questionnaires with a total of 629 respondents. The data is then analyzed using the partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) method with SmartPLS4 software. The results of the data analysis show that factors such as customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, and relationship investment have a positive influence on trust in Shopee. Furthermore, customisation, customer cost, and relationship investment have a positive impact on loyalty to Shopee. Additionally, trust in Shopee and loyalty to Shopee positively affect trust in SeaBank, and trust in SeaBank positively influences the intention to use SeaBank, thus strengthening the trust transfer theory. On the other hand, customisation does not affect trust in Shopee, and factors such as convenience, perceived ease of use, and informativeness do not influence loyalty to Shopee. However, the rejection of these hypotheses has been validated by six interviewees who are active Shopee users. The theoretical implications of this research include expanding the understanding of the influence of customer experience on the value provided by companies to customers, which can enhance user trust and loyalty, while also providing new insights into the trust transfer process leading to the intention to use between Shopee and SeaBank in the context of customer experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vioren Paramitta Adithana
"Perkembangan internet dan smartphone mendorong berbagai kegiatan, salah satunya pembayaran, untuk dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi mobile. Saat ini bank sudah mulai menyediakan layanan digital only bank. Namun, masih banyak pro-kontra terkait bank digital di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti adopsi digital banking yang melibatkan perpindahan kepercayaan dari suatu e-commerce yang sudah banyak dipercayai dengan menggunakan teori trust transfer beserta faktor-faktor customer experience yang memengaruhi proses trust transfer tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kasus bank digital SeaBank dengan e-commerce Shopee yang memiliki satu parent group yang sama yaitu Sea Group. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini memanfaatkan data dari penyebaran kuesioner daring dengan total 629 responden. Kemudian, data diolah menggunakan metode partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) dengan perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil analisis data menunjukkan faktor customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada trust in Shopee. Lalu, faktor customisation, customer cost, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada loyalty to Shopee. Selain itu, ditemukan bahwa trust in Shopee dan loyalty to Shopee memengaruhi trust in SeaBank secara positif, serta trust in SeaBank memengaruhi intention to use SeaBank secara positif, sehingga penelitian ini memperkuat teori trust transfer. Di lain sisi, faktor customisation tidak memengaruhi trust in Shopee dan faktor convenience, perceived ease of use, dan informativeness tidak memengaruhi loyalty to Shopee. Namun, penolakan beberapa hipotesis tersebut telah divalidasi oleh enam narasumber wawancara yang merupakan pengguna aktif Shopee. Implikasi teoritis penelitian ini adalah perluasan mengenai pengaruh customer experience terhadap value yang diberikan perusahaan kepada customer, dapat meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan pengguna sekaligus memberikan fakta baru mengenai proses trust transfer hingga menjadi intention to use antara Shopee dengan SeaBank dalam konteks customer experience.

The development of the internet and smartphones has facilitated various activities, including online payments, by leveraging mobile technology. Currently, banks have begun offering digital-only banking services. However, there are still many pros and cons related to digital banks in Indonesia. Therefore, this research aims to examine the adoption of digital banking, involving the transfer of trust from a well-established e-commerce platform, using the trust transfer theory and the factors of customer experience that influence this trust transfer process. This study focuses on the case of SeaBank, a digital bank, and Shopee, an e-commerce platform, which share the same parent group, Sea Group. The quantitative approach in this research utilizes data collected through online questionnaires with a total of 629 respondents. The data is then analyzed using the partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) method with SmartPLS4 software. The results of the data analysis show that factors such as customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, and relationship investment have a positive influence on trust in Shopee. Furthermore, customisation, customer cost, and relationship investment have a positive impact on loyalty to Shopee. Additionally, trust in Shopee and loyalty to Shopee positively affect trust in SeaBank, and trust in SeaBank positively influences the intention to use SeaBank, thus strengthening the trust transfer theory. On the other hand, customisation does not affect trust in Shopee, and factors such as convenience, perceived ease of use, and informativeness do not influence loyalty to Shopee. However, the rejection of these hypotheses has been validated by six interviewees who are active Shopee users. The theoretical implications of this research include expanding the understanding of the influence of customer experience on the value provided by companies to customers, which can enhance user trust and loyalty, while also providing new insights into the trust transfer process leading to the intention to use between Shopee and SeaBank in the context of customer experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Pardosi
"Perkembangan internet dan smartphone mendorong berbagai kegiatan, salah satunya pembayaran, untuk dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi mobile. Saat ini bank sudah mulai menyediakan layanan digital only bank. Namun, masih banyak pro-kontra terkait bank digital di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti adopsi digital banking yang melibatkan perpindahan kepercayaan dari suatu e-commerce yang sudah banyak dipercayai dengan menggunakan teori trust transfer beserta faktor-faktor customer experience yang memengaruhi proses trust transfer tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kasus bank digital SeaBank dengan e-commerce Shopee yang memiliki satu parent group yang sama yaitu Sea Group. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini memanfaatkan data dari penyebaran kuesioner daring dengan total 629 responden. Kemudian, data diolah menggunakan metode partial least squares structural equation modeling (PLSSEM) dengan perangkat lunak SmartPLS 4. Hasil analisis data menunjukkan faktor customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada trust in Shopee. Lalu, faktor customisation, customer cost, dan relationship investment berpengaruh secara positif kepada loyalty to Shopee. Selain itu, ditemukan bahwa trust in Shopee dan loyalty to Shopee memengaruhi trust in SeaBank secara positif, serta trust in SeaBank memengaruhi intention to use SeaBank secara positif, sehingga penelitian ini memperkuat teori trust transfer. Di lain sisi, faktor customisation tidak memengaruhi trust in Shopee dan faktor convenience, perceived ease of use, dan informativeness tidak memengaruhi loyalty to Shopee. Namun, penolakan beberapa hipotesis tersebut telah divalidasi oleh enam narasumber wawancara yang merupakan pengguna aktif Shopee. Implikasi teoritis penelitian ini adalah perluasan mengenai pengaruh customer experience terhadap value yang diberikan perusahaan kepada customer, dapat meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan pengguna sekaligus memberikan fakta baru mengenai proses trust transfer hingga menjadi intention to use antara Shopee dengan SeaBank dalam konteks customer experience.

The development of the internet and smartphones has facilitated various activities, including online payments, by leveraging mobile technology. Currently, banks have begun offering digital-only banking services. However, there are still many pros and cons related to digital banks in Indonesia. Therefore, this research aims to examine the adoption of digital banking, involving the transfer of trust from a well-established e-commerce platform, using the trust transfer theory and the factors of customer experience that influence this trust transfer process. This study focuses on the case of SeaBank, a digital bank, and Shopee, an e-commerce platform, which share the same parent group, Sea Group. The quantitative approach in this research utilizes data collected through online questionnaires with a total of 629 respondents. The data is then analyzed using the partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) method with SmartPLS4 software. The results of the data analysis show that factors such as customer cost, convenience, perceived ease of use, informativeness, and relationship investment have a positive influence on trust in Shopee. Furthermore, customisation, customer cost, and relationship investment have a positive impact on loyalty to Shopee. Additionally, trust in Shopee and loyalty to Shopee positively affect trust in SeaBank, and trust in SeaBank positively influences the intention to use SeaBank, thus strengthening the trust transfer theory. On the other hand, customisation does not affect trust in Shopee, and factors such as convenience, perceived ease of use, and informativeness do not influence loyalty to Shopee. However, the rejection of these hypotheses has been validated by six interviewees who are active Shopee users. The theoretical implications of this research include expanding the understanding of the influence of customer experience on the value provided by companies to customers, which can enhance user trust and loyalty, while also providing new insights into the trust transfer process leading to the intention to use between Shopee and SeaBank in the context of customer experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aggy Erlangga Amir
"Gelombang perubahan yang rnenghadirkan internet sebagai media yang dapal menghubungkan segala batasan fisik maupun waktu di seluruh dunia disambut baik oleh berbagai kalangan. Penggunaan internet sebagai alat bantu sehari-hari menjadi hal yang lazim dan juga ikut mempengaruhi gaya operasi perusahaan selarna ini, diantaranya adalah perdagangan atau transaksi secara elektronis atau yang biasa disebut e-commerce.
Dengan hadirnya e-commerce, trend berbelanja konsumen yang tadinya dilakukan secara konvensional, lama-kelamaan iut bergeser mengikuti trend yang ada, yaitu berbelanja secara praktis melalui internet atau belanja secara online. Bagi masyarakat Jakarta, yang sebagian besar tenggelam dalam kesibukannya, cara belanja efisien seperti ini disambut dengan baik.
Sebagai salah satu perusahaan yang berorientasi masa depan, Lippo melakukan transfonnasi bisnisnya menjadi basis teknologi dan internet. Dengan bermodalkan dana yang kuat, Lippo terjun pada industri e-commerce dengan ritel sebagai pasar sasaran mereka melalui LippoShop. LippoShop rnenghadirkan alternatif belanja secara online, dimana konsumen dapat berbelanja secara aman, nyaman dan tldak mengganggu aktivitas mereka.
Langkah awal LippoShop dengan mengakuisisi Dial Mart sebagai belanja yang diantar sampai tujuan merupakan langkah stratcgis untuk merengkuh pelanggan yang dimilikinya. LippoShop juga rnernbangun infrastruktur teknologinya dengan dukungan perusahaan-perusahaan teknologi terdepan. Sebagai perusahaan yang memiliki visi unluk * menjadi perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia, LippoShop harus memiliki model bisnis yang tepat, konsep nilai yang relevan dan strategi e-commerce yang solid untuk mcmadukan bisnis online dan bisnis konvensionalnya.
Dengan model digunakan, suatu perusahaan dapat menentukan dan mengukur bagaimana jalannya bisnis perusahaan dan darimana perusahaan memperoleh sumber pendapatan. Model tersebut dapat dikatakan tepat apabila mampu membawa perusahaan iintiik tetap bertahan pada persaingan yang lebih keras.
Melalui konsep nilai yang ditawarkan, LippoShop berusaha mengedepankan kepuasan konsuraen mereka sehingga tercipta suatu komunitas belanja online yang setia. Untuk niencapai hal itu LippoShop menawarkan produk-produk dengan jumlah dan variasi yang b era gam yang didukung oleh jaringanmitra yang luas.
Stralegi e-commerce yang diterapkan LippoShop pada dasarnya terdiri dan faktor-t'aktor; kepemimpinan, infrastruktur, pembelajaran organisasi, teknologi, merek, pelayanan dan pasar. Semakin dominan faktor-faktor yang dimiliki, semakin besar kemungkinan berhasilnya strategi ini. Masing-masing faktor memiliki kontribusi dan karakteristik yang unik bagi strategi secara keselumhan, sehingga faktor-faktor tersebut perlu diintegrasikan menjadi strategi e-commerce yang solid.
Industri e-commerce di Indonesia memiliki intensitas persaingan yang tinggi. Hal ini ditandai dengan hadirnya pesaing-pesaing konvensional dan pesamg-pesaing online. Pesaing konvensional nierupakan perusahaan-perusahaan ritel yang telah lama bergerak pada pasar ritcl dan uinumnya terdiri dari pemain-pemain besar. Sedangkan pesaing online nierupakan perusahaan-perusahaan e-commerce kecil yang menawarkan produk-produk yang spesifik. Dengan besarnya biaya investasi yang ditanam untuk infrastruktur teknologi dan membangun jaringan supply chain, maka industri ini hanya dapat menampung beberapa pemain besar dan banyak perusahaan e-commerce kecil agar dapat meraih keuntungan.
Dengan mengoptimalkan teknologi dan infrastruktur yang fleksibel memungkinkan LippoShop untuk memenuhi kebutuhan pasar dan merespon perubahan konsumen secara tepat. Selain itu dengan sisteni keamanan transaksi yang dimiliki, jaminan untuk melakukan Iransaksi tinggi.
Perusahaan e-commerce harus memiliki identitas merek yang kuat mengingat banyak nya pesaing online. LippoShop membangun mereknya melalui kegiatan periklanan, dan dalam pengembangan mereknya melalui kegitan kehumasan. Pada akhirnya, LippoShop diharapkan menjadi merek dotcom lokal yang identik dengan belanja online.
LippoShop mengutamakan pelayanan atas konsumennya sehingga tercipta sualu kcpuasan pelanggan, dengan memperlakukan konsumen sebagai sualu individu yang berbeda. Melalui Customer Relationship Mangemement (CRM) diharapkan tercipta suatu komunitas belanja online. CRM ini dikembangkan dengan dukungan teknologi yang dimiliki perusahaan.
Unluk menghadapi persaingan dengan intensitas yang tinggi, LippoShop melakukan penetrasi pasar melalui kegialan direct marketing, sehingga LippoShop dapat berinteraksi langsung dengan konsumen dan memperoleh umpan balik yang cepat. Pendekatan individu ini dilakukan untuk membangun networking dengan konsumen, dengan sendirinya konsumen akan melakukan seleksi terhadap manfaat belanja secara online.
"
2001
T779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>