Ditemukan 164004 dokumen yang sesuai dengan query
Fahda Amir
"Tulisan ini memaparkan upaya pemerintah Arab Saudi dalam memperkenalkan budaya dan pariwisata Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi menyadari bahwa mereka tidak selamanya dapat bergantung pada sektor minyak. Mohammed bin Salman meluncurkan Visi Saudi 2030 sebagai rencana untuk mengurangi ketergantungan pada sektor minyak dan mendiversifikasi ekonomi. Salah satu poin pentingnya adalah mengembangkan sektor pariwisata. Otoritas Pariwisata Arab Saudi berupaya untuk memperkenalkan budaya dan pariwisata mereka dengan menunjuk grup Kpop Super Junior yang memiliki popularitas besar dan mampu menarik publik internasional. Metode penelitian yang digunakan untuk menyusun artikel adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan data yang digunakan adalah data sekunder, seperti buku, jurnal, berita, artikel, dan video di internet. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perubahan sosial dan diplomasi budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan keseriusan Arab Saudi dalam memperluas sektor pariwisata yang ditandai dengan upaya mereka menggandeng Super Junior sebagai Duta Pariwisata Arab Saudi. Kerja sama Arab Saudi dengan grup asal Korea Selatan ini memiliki potensi untuk menarik wisatawan dan investor asing serta mengubah citra Arab Saudi di publik internasional dari konservatif menjadi lebih terbuka.
This article discusses the Saudi Arabian government's efforts in introducing Saudi Arabian culture and tourism. The Saudi Arabian government realizes that they cannot always depend solely on the oil sector. Mohammed bin Salman launched Vision Saudi 2030 as a plan to reduce dependence on the oil sector and diversify the economy. One of its important points is the enhancement of the tourism sector. The Saudi Arabian Tourism Authority aims to introduce their culture and tourism by appointing the K-pop group, Super Junior, which has significant popularity and is capable of attracting international audiences. The research method used to compile the article is qualitative. The data collection technique involves a library study using secondary data sources such as books, journals, news, articles, and videos on the internet. The theory used in this research is the theory of social change and cultural diplomacy. The research findings highlight Saudi Arabia's seriousness in expanding the tourism sector, notably marked by their efforts to collaborate with Super Junior as Saudi Arabia's Tourism Ambassador. Saudi Arabia's collaboration with the South Korean group has the potential to attract tourists and foreign investors, as well as change Saudi Arabia's international public image from conservative to more open."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Devia Nur Afifah
"Diriyah (Dir’iyah, Addiriyah, الد رعية ) merupakan kota penting yang memiliki nilai bersejarah karena sebagai tempat lahirnya Kerajaan Arab Saudi. UNESCO telah menetapkan Distrik At-Turaif yang berlokasi di Diriyah sebagai situs warisan dunia. Sebagai upaya pelestarian terhadap warisan dunia, kota Diriyah dilakukan pembangunan kembali atas tindak lanjut dari penerbitan Visi 2030 Arab Saudi oleh Mohammed bin Salman (MBS). Secara spesifik revitalisasi dan restrukturisasi Diriyah dibawah naungan pilar A Thriving Economy, dibantu oleh Program Dana Investasi Publik dan dikelola oleh Diriyah Gate Development Authority. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perkembangan kota Diriyah dalam tiga periode sebelum adanya Visi Saudi 2030 dan bagaimana peran revitalisasi Diriyah dalam rangka mencapai Visi Saudi 2030 ( رؤية السعودية 2030, Saudi Vision 2030) di sektor pariwisata dan budaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan sumber data yang digunakan berupa buku, jurnal ilmiah, artikel, serta pengamatan langsung pada Mei 2024. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Cultural Tourism yang dikemukakan United Nations World Tourism Organization dan teori Revitalisasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Arab Saudi telah berhasil merevitalisasi kota Diriyah dan memberikan kontribusi di sektor pariwisata dan budaya terhadap pendapatan Kerajaan di sektor nonmigas.
Diriyah (Dir'iyah, Addiriyah, الد رعية ) is an important city that has historical value because it is the birthplace of the Kingdom of Saudi Arabia. UNESCO has designated the At-Turaif District located in Diriyah as a world heritage site. As an effort to preserve world heritage, the city of Diriyah is being redeveloped as a follow-up to the publication of Saudi Arabia's Vision 2030 by Mohammed bin Salman (MBS). Specifically, the revitalization and restructuring of Diriyah is under the auspices of pillar A Thriving Economy, assisted by the Public Investment Fund Program and managed by the Diriyah Gate Development Authority. This research aims to analyze how the city of Diriyah developed in the three periods before the Saudi Vision 2030 and the role of the revitalization of Diriyah in achieving the Saudi Vision 2030 ( ةيدوعسلا ةيؤر 2030) in the tourism and culture sectors. This research uses qualitative research methods with descriptive analysis.. The data collection technique is in the form of a literature study and the data sources used are books, scientific journals, articles, and direct observation in May 2024. The theory used in this research is the Cultural Tourism theory put forward by the United Nations World Tourism Organization and the Revitalization theory. Research findings show that Saudi Arabia has succeeded in revitalizing the city of Diriyah and contributed in the tourism and cultural sectors to the Kingdom's income in the non-oil and gas sector."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Lathifa Rahmaningtyassari
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh cara berpakaian masyarakat Arab Saudi. Kaum laki-laki menggunakan thawb berwarna putih, sedangkan perempuannya menggunakan abaya berwarna hitam. Apakah cara ini pengaruh agama Islam atau faktor Iklim geografis? Data penelitian ini diambil dari sumber-sumber utama seperti; buku, ensiklopedia, jurnal, wawancara dan observasi langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Dari hasil pembahasan dan analisis disimpulkan bahwa masyarakat Arab Saudi tradisi berpakaiannya menyesuaikan iklim geografisnya hingga Islam datang menyempurnakan cara berpakaian masyarakat Arab Saudi.
This research was motivated by the way of dressing of Saudi Arabian people. The men wear white thawb, meanwhile the women wear black abaya. Is this way of dressing influenced by the Islamic religion or geographical climate factors? The research data was taken from primary sources, such as books, encyclopedias, journals, interviews and direct observations. The research method used is qualitative method with study of literature approach. From the results of the discussion and analysis it can be concluded that the tradition of dressing of Saudi Arabian people adjusts its geographical climate until Islam came to improve their way of dressing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Tharisa Fathania Hanim
"Wadjda merupakan salah satu film dari seorang sutradara wanita pertama asal Arab Saudi yaitu Haifa Al-Mansour yang berhasil memenangkan penghargaan dalam berbagai festival film internasional. Film ini menceritakan tentang potret perempuan dalam tatanan masyarakat Arab Saudi, khususnya cerita tentang seorang anak perempuan bernama Wadjda yang ingin memiliki sepeda, tetapi mendapatkan pertentangan dari masyarakat sekitarnya. Budaya yang kental akan patriarki, poligami, pernikahan dini hingga diskriminasi perempuan tergambar di dalam film ini. Hal yang menarik adalah film ini menunjukan bentuk-bentuk resistensi dari para perempuan Arab Saudi. Bentuk resistensi perempuan pada film tersebut akan dianalisis pada penelitian ini dengan teori semiotika Roland Barthes dari tanda dan simbol yang berupa dialog serta adegan antar tokoh. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bentuk-bentuk resistensi yang terdapat pada film Wadjda melalui analisis semiotika. Hasil dari penelitian ini ditemukan lima bentuk resistensi perempuan yang terdapat pada film Wadjda yang termasuk ke dalam kategori resistensi tertutup dan terbuka.
Wadjda is one of the films of the first female director from Saudi Arabia, Haifa Al-Mansour, who has won awards at various international film festivals. This film tells about the portrayal of women in Saudi Arabian society, especially the story of a girl named Wadjda who wants to own a bicycle but gets opposition from the surrounding community. A culture that is thick with patriarchy, polygamy, early marriage, and discrimination against women is depicted in this film. The film is interesting because it depicts various forms of resistance from Saudi Arabian women. The form of women's resistance in the film will be analyzed in this study with Roland Barthes' semiotic theory of signs and symbols in the form of dialogues and scenes between characters. The purpose of this study is to explain the forms of resistance found in Wadjda films through semiotic analysis. The results of this study found five forms of women's resistance found in the film Wadjda, besides that the forms of resistance can be categorized as open and closed types of resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Raihan Rizki Amalsyah
"Visi 2030 Arab Saudi merupakan kebijakan yang diinisiasikan oleh Mohammed Bin Salman (MBS) untuk mendiversifikasi ekonomi negara tersebut. Salah satu sektor yang menjadi fokus pengembangan adalah pariwisata. Kebijakan publik sektor pariwisata Arab Saudi berfungsi sebagai landasan peraturan untuk mencapai visi 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi kebijakan MBS di bidang pariwisata, jenis wisata baru yang diperkenalkan, pelonggaran hukum syariah yang dilakukan, dan dampak perubahan sosial terhadap masyarakat Arab Saudi. Penelitian ini menggunakan teori kebijakan publik yang dikemukakan oleh Nasucha dan Pasolong, serta metode kualitatif deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemerintah Arab Saudi telah mengimplementasikan kebijakan MBS dengan mengembangkan destinasi wisata unik di seluruh negara tersebut. Wisata baru yang diperkenalkan mencakup proyek-proyek inovatif yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Pelonggaran hukum syariah dilakukan untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip keagamaan. Dampaknya mencakup perubahan signifikan dalam pola pikir dan gaya hidup masyarakat, dengan peningkatan toleransi dan pemahaman lintas budaya.
Saudi Arabia's Vision 2030 is a policy that Mohammed Bin Salman (MBS) initiated to diversify the country's economy. One of the sectors that is the focus of development is tourism. The public policy of Saudi Arabia's tourism sector serves as a regulatory cornerstone to achieve Vision 2030. This study examines the implementation of SBM policies in tourism, new types of tourism introduced, the easing of sharia law carried out, and the impact of social change on Saudi society. This research uses the public policy theory proposed by Nasucha and Pasolong and descriptive qualitative methods. Research findings show that the Saudi Arabian government has implemented SBM policies by developing unique tourist destinations nationwide. The new tours introduced include innovative projects that are a major tourist attraction. The easing of sharia law is carried out to support the development of the tourism sector without compromising religious principles. The impact includes significant changes in people's mindsets and lifestyles, with increased tolerance and cross-cultural understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
"Penelitian ini membahas Saudi Vision 2030 di Kerajaan Arab Saudi antara tahun 2016-2022. Visi 2030 dirancang untuk melepaskan ketergantungan minyak melalui diversifikasi dengan salah satunya membangun industri hiburan. Namun, pembangunan industri hiburan ditentang oleh beberapa ulama. Mereka menentang hiburan seperti konser musik, bioskop, dan olahraga karena mencampurkan gender dalam satu lokasi. Pemerintah menghadapi penolakan beberapa ulama ini dengan tegas dan terus membangun industri hiburannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami fenomena itu melalui teori kesepakatan elite antara beberapa ulama dan pemerintah yang mulai terurai sehingga mengakibatkan penolakan terhadap pembangunan industri hiburan di dalam program Saudi Vision 2030. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan tinjauan pustaka. Penelitian ini menemukan pertentangan beberapa ulama terhadap pembangunan industri hiburan Saudi Vision 2030 disebabkan oleh anggapan mengenai adanya beberapa aspek di dalamnya yang melanggar syariah Islam. Penelitian ini juga menemukan kalau pertentangan beberapa ulama itu berpotensi diatasi oleh suatu kompromi dari pemerintah dengan menyesuaikan aspek-aspek industri hiburan Saudi Vision 2030 yang bermasalah supaya tidak melanggar syariah Islam.
This research aims to discuss Saudi Vision 2030 in the Kingdom of Saudi Arabia between 2016-2022. Vision 2030 was designed to relinquish Saudi Arabia dependence on oil through diversification, one of which is building the entertainment industry. However, the development of the entertainment industry was opposed by some clerics. They opposed entertainments such as music concerts, cinema, and sports because it mixes gender in one location. The government sternly faced the refusal of some clergy and carry on the development of the entertainment industry. The purpose of this study is to understand that opposition toward the development of the entertainment industry through the theory of elite settlement between some clerics and the government which began to unravel resulting in rejection of the development of Saudi Vision 2030 entertainment industry. This research finds that violations of the Islamic Sharia by some elements of the entertainment industry which is being developed underpins the opposition to it by some clergy. This research also finds that the conflict between some clergy has the potential to be overcome by means of compromise from the government in the adjustment of the problematic aspects of the entertainment industry so that they do not violate the Islamic Sharia."
[Depok, Depok]: [, ], 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Husnan Malik Zalka
"Kebudayaan merupakan cara hidup yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kelompok yang diwariskan secara turun-temurun. Kebudayaan itu sendiri adalah ciri khas dari suatu kelompok atau perorangan yang dapat mendefinisikan kelompok atau perorangan. Tersebarnya budaya suatu negara akan membuat negara semakin dikenal, oleh karena itu ciri khas suatu negara akan lebih mudah dikenali termasuk kebudayaan Islam. Besarnya budaya Arab Saudi membuat negara itu semakin dikenal, apalagi Arab Saudi merupakan negara dengan penghasil minyak terbesar di dunia. Banyak negara yang bekerja sama dengan Arab Saudi termasuk Indonesia dengan menggunakan pendekatan budaya. Indonesia dan Arab Saudi, sebagai negara mayoritas Muslim, melakukan berbagai kerjasama, termasuk dalam hal haji dan umrah, investasi, dan sistem ekonomi syariah. Hubungan kerjasama ini dilakukan dengan menghormati prinsip-prinsip agama Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui sumber dan jurnal kebudayaan yang didapatkan untuk mendapatkan pengaruh budaya tersebut terhadap kerjasama. Penelitian ini menggunakan teori adaptasi budaya dan konsep foreign direct investment yang menunjang penulisan tugas akhir ini. Hasil tugas akhir ini menunjukkan bahwa transaksi bilateral antara negara Islam dapat dilakukan dengan prinsip muamalah, yang mengatur hubungan manusia dan kegiatan ekonomi. Muamalah meliputi berbagai bentuk transaksi, termasuk jual beli, sewa, dan lain-lain, yang harus dilakukan dengan prinsip kejujuran dan kesetiaan.
Culture is a way of life owned by a person or group that is passed down from generation to generation. Culture itself is a characteristic of a group or individual that can define the group or individual. The spread of a country's culture will make the country more recognizable, therefore the characteristics of a country will be more easily recognized including Islamic culture. The magnitude of Saudi Arabia's culture makes the country even more recognizable, especially since Saudi Arabia is the country with the largest oil producer in the world. Many countries are cooperating with Saudi Arabia including Indonesia by using a cultural approach. Indonesia and Saudi Arabia, as Muslim-majority countries, carry out various collaborations, including in terms of Hajj and Umrah, investment, and the sharia economic system. This cooperative relationship is carried out with respect for Islamic religious principles. This research uses a qualitative method through cultural sources and journals obtained to obtain the influence of culture on cooperation. This research uses the theory of cultural adaptation and the concept of foreign direct investment that supports the writing of this final project. The results of this final project show that bilateral transactions between Islamic countries should be based on the principle of muamalah, which regulates human relations and economic activities. Muamalah encompasses various forms of transactions, including buying and selling, leasing, and others, which must be conducted with the principles of honesty and loyalty."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Anindya Azraeny
"Anime merupakan sebuah film bagian dari budaya populer Jepang yang berhasil mendunia karena pengaruh globalisasi dan modernisasi hingga ke negara-negara di Timur Tengah. Arab Saudi menjadi salah satu negara yang memiliki komunitas pecinta anime terbanyak dan menjadi industri serta pasar anime terbesar di Timur Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan Anime Jepang yang membawa pengaruh terhadap keadaan sosial di Arab Saudi dengan menggunakan teori film animasi yang dikemukakan oleh Jean Ann Wright dan teori budaya populer yang dikemukakan oleh Dominic Strinati. Metode penyusunan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis interpretatif studi literatur, dengan mengambil data dari data sekunder yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, dan artikel di internet yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian. Penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik anime sejatinya memiliki kesamaan dengan budaya Arab Saudi, sehingga membuat anime Jepang dapat berhasil masuk dan diterima dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah Arab Saudi, serta terus berkembang hingga memberikan pengaruh baru yang cukup signifikan di Arab Saudi.
Anime is a film part of Japanese popular culture which has become successful worldwide due to the influence of globalization and modernization in countries in the Middle East. Saudi Arabia is one of the countries that has the largest community of anime lovers and is also the largest anime industry and market in the Middle East. This research aims to examine the development of Japanese anime which has an influence on social conditions in Saudi Arabia using the theory of animated films put forward by Jean Ann Wright and popular culture theory put forward by Dominic Strinati. The preparation method in this research uses a qualitative descriptive method with interpretive analysis of literature studies, by taking data from secondary data sourced from books, scientific journals and articles on the internet that are related to the research topic. This research shows that the characteristic of anime has similarities with Saudi Arabian culture, thus making Japanese anime successful in entering and being well received by the people and government of Saudi Arabia and continuing to develop until it has a significant new influence in Saudi Arabia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Didi Subandi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pemerintah Indonesia dan arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia pada tahun 2015-2021. Kedua negara tersebut sangat berpengaruh dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia. Peneliti menggunakan metode Library Research yaitu dengan mengkaji sumber-sumber atau referensi mengenai haji, diplomasi serta hubungan bilateral antara Indonesia dengan Arab Saudi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dengan arab Saudi mempengaruhi penyelengggaraan ibadah haji di Indonesia. Ini dapat terlihat dari kebijakan-kebijakan haji yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dengan arab Saudi. Terlebih, pada masa pandemic covid-19 ini, kedua negara tersebut kompak untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sejalan antara kedua negara tersebut.
This study aims to analyze the role of the governments of Indonesia and Saudi Arabia in the implementation of the Indonesian Hajj pilgrimage in 2015-2021. These two countries are very influential in the implementation of the Indonesian Hajj pilgrimage. This research uses library research. The researcher uses the Library Research method, namely by reviewing sources or references regarding Hajj, diplomacy and bilateral relations between Indonesia and Saudi Arabia. Based on the results of the research conducted, it is known that the bilateral relationship between Indonesia and Saudi Arabia affects the implementation of the pilgrimage in Indonesia. This can be seen from the Hajj policies issued by the Indonesian government and Saudi Arabia. Moreover, during this COVID-19 pandemic, the two countries were united to issue policies that were in line between the two countries."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Thoriq
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti variasi-variasi konten YouTube dengan bahasa Arab Dialek Mesir (Kairo) sebagai sarana pembelajaran tambahan dan sarana memperkenalkan budaya Arab Mesir kepada pembelajar bahasa Arab. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan teori Kozhevnikova mengenai lingkungan linguistik buatan. Pada teori ini terdapat dua hal utama dalam pembelajaran atau penginternalisasian bahasa pada diri seseorang yaitu eksposur terhadap bahasa, dan lingkungan linguistik buatan. YouTube, dewasa ini dapat digunakan sebagai salah satu bentuk lingkungan linguistik buatan. Dengannya, pembelajar bahasa Arab tidak hanya mendapatkan materi pembelajaran bahasa Arab kebahasaan, namun juga cultural atau budaya. Untuk melihat variasi dan menyeluruhnya jenis konten yang menggunakan bahasa Arab Dialek Mesir, peneliti menggunakan 8 personality wheels yang mana jika ke delapan poin tersebut terpenuhi, konten-konten YouTube dengan bahasa Arab Dialek Mesir dapat dikatakan beragam dan mencakup hal-hal yang dianggap penting dan pasti ingin ditonton setiap orang. Hasil dari penelitian ini adalah terpenuhinya 8 poin pada personal priority wheels dan adanya muatan budaya pada setiap jenis kontennya. Selain variasi konten yang beragam dan unsur budaya dalam konten bahasanya, otentisitas dalam kosakatanya, serta kemungkinan untuk melaksanakan self assessment menjadikan bahasa Arab Dialek Mesir dapat digunakan sebagai konten tambahan mempelajari bahasa Arab bagi para pembelajar bahasa terutama untuk memperkaya khazanah budaya Arab Mesir.
This study aims to examine the variations of YouTube content with Egyptian (Cairo) Arabic dialect as an additional learning tool and a bridge to introducing Egyptian Arabic culture to Arabic learners. The method used in this study is a qualitative method using Kozhevnikova's theory of the artificial linguistic environment. In this theory, there are two main things in learning or internalizing language in a person, namely exposure to language, and the artificial linguistic environment. YouTube, nowadays can be used as a form of artificial linguistic environment. With it, Arabic learners are not only exposed to Arabic learning materials but also to the culture. To see the variety and overall type of content that uses Egyptian Arabic dialect, using 8 personality wheels where if the eight points are met, YouTube content with Egyptian Arabic dialect can be said to be diverse and includes things that are considered important and wanted to be watched by everyone. The results of this study are the fulfillment of 8 points on the personal priority wheels and the existence of cultural content in each type of content. In addition to the variety of diverse content and cultural elements in the language content, authenticity in the vocabulary, as well as to carry out self-assessment, Egyptian Dialect Arabic can be used as additional content to learn Arabic for language learners, and as a bridge to know Egyptian Arabic culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library