Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149136 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nandhita Zefania Maharani
"

Ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan menjadi perhatian utama masyarakat perkotaan karena tingginya urbanisasi, keterbatasan lahan, dan rendahnya produksi makanan lokal. Urban farming muncul sebagai solusi dengan tujuan memproduksi makanan lokal, meningkatkan nutrisi, dan mendorong pertanian berkelanjutan di lahan sempit. Dalam konteks urban farming, pengetahuan tentang metode bercocok tanam di lahan sempit menjadi kunci sukses dalam budidaya produk pangan. Namun, tantangan memasuki urban farming cukup besar karena dibutuhkan pengetahuan yang cukup dan kurangnya sistem pendukung lainnya. Oleh karena itu, diperlukan layanan digital yang menyediakan informasi komprehensif, detail, dan terstruktur mengenai urban farming yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Pada mulanya, penulis melakukan systematic literature review untuk menemukan gap dengan penelitian sebelumnya. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Design Science Research yang menerapkan mixed method, yaitu gabungan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan melalui wawancara semi terstruktur terhadap 20 narasumber menggunakan open question. Kemudian, hasil dari penelitian kualitatif dianalisis dengan thematic analysis dan akan menjadi sumber acuan pembuatan model adopsi layanan digital urban farming. Pada penelitian kuantitatif, penulis menyebarkan kuesioner secara daring dan didapatkan 573 responden. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu berupa desain antarmuka layanan digital urban farming dalam bentuk high fidelity prototype sesuai dengan kebutuhan pengguna dari perspektif pelaku urban farming dan praktisi di bidang ilmu terkait yang didapatkan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis dan perancangan aplikasi memberikan solusi desain antarmuka, serta evaluasi oleh pelaku urban farming dan masyarakat melalui expert review, usability testing, dan Post Study System Usability Questionnaire (PSSUQ). Hasil evaluasi desain antarmuka tersebut menunjukkan bahwa perancangan layanan digital urban farming dapat memberikan kepuasan kepada pengguna untuk mengadopsi layanan tersebut dari sisi usability. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mendukung pengguna mendapatkan informasi, sumber daya, dan dukungan yang dibutuhkan dalam urban farming. Berdasarkan metodologi Design Science Research, purwarupa ini menggabungkan berbagai fitur, seperti edukasi, forum, konsultasi ahli, pengingat, pemberian bantuan, dan e-marketplace. Penelitian ini berkontribusi untuk mempromosikan dan mendukung ketahanan pangan dengan bantuan platform digital di lingkungan perkotaan.


Food security and sustainable development are major concerns for urban communities due to high urbanization, limited land, and low local food production. Urban farming emerged as a solution with the aim of producing local food, improving nutrition, and promoting sustainable agriculture on small plots of land. In the context of urban farming, knowledge of farming methods on narrow land is the key to success in cultivating food products. However, the challenge of entering urban farming is considerable as it requires sufficient knowledge and lack of other support systems. Therefore, there is a need for a digital service that provides comprehensive, detailed and structured information on urban farming that can be widely accessed by the public. At first, the author conducted a systematic literature review to find gaps with previous research. The research methodology used is design science research that combines mixed methods consisting of qualitative research and quantitative research. Qualitative research was conducted on 20 interviewees with semi structured using open questions. Then, the results of the qualitative research were analyzed with thematic analysis and were the source of reference for making the digital urban farming service adoption model. In the quantitative research, researchers distributed questionnaires online and obtained 573 respondents. The final result is a digital urban farming service interface design in the form of a high fidelity prototype according to user needs from the perspective of urban farming actors and practitioners in related fields of science obtained through interviews and questionnaires. Analysis and design of the application provides interface design solutions, and will be tested by urban farming actors and the public through expert review, usability testing, and Post Study System Usability Questionnaire (PSSUQ). The results of the interface design evaluation show that the design of urban farming digital services can provide satisfaction to users to adopt these services in terms of usability. This research aims to support users to get the information, resources, and support needed in urban farming. Based on the Design Science Research methodology, the prototype incorporates various features, such as education, forum, expert consultation, reminders, assistance, and e-marketplace. This research contributes to promoting and supporting food security with the help of digital platforms in urban environments.

"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandhita Zefania Maharani
"Ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan menjadi perhatian utama masyarakat perkotaan karena tingginya urbanisasi, keterbatasan lahan, dan rendahnya produksi makanan lokal. Urban farming muncul sebagai solusi dengan tujuan memproduksi makanan lokal, meningkatkan nutrisi, dan mendorong pertanian berkelanjutan di lahan sempit. Dalam konteks urban farming, pengetahuan tentang metode bercocok tanam di lahan sempit menjadi kunci sukses dalam budidaya produk pangan. Namun, tantangan memasuki urban farming cukup besar karena dibutuhkan pengetahuan yang cukup dan kurangnya sistem pendukung lainnya. Oleh karena itu, diperlukan layanan digital yang menyediakan informasi komprehensif, detail, dan terstruktur mengenai urban farming yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Pada mulanya, penulis melakukan systematic literature review untuk menemukan gap dengan penelitian sebelumnya. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Design Science Research yang menerapkan mixed method, yaitu gabungan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan melalui wawancara semi terstruktur terhadap 20 narasumber menggunakan open question. Kemudian, hasil dari penelitian kualitatif dianalisis dengan thematic analysis dan akan menjadi sumber acuan pembuatan model adopsi layanan digital urban farming. Pada penelitian kuantitatif, penulis menyebarkan kuesioner secara daring dan didapatkan 573 responden. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu berupa desain antarmuka layanan digital urban farming dalam bentuk high fidelity prototype sesuai dengan kebutuhan pengguna dari perspektif pelaku urban farming dan praktisi di bidang ilmu terkait yang didapatkan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.Analisis dan perancangan aplikasi memberikan solusi desain antarmuka, serta evaluasi oleh pelaku urban farming dan masyarakat melalui expert review, usability testing, dan Post Study System Usability Questionnaire (PSSUQ). Hasil evaluasi desain antarmuka tersebut menunjukkan bahwa perancangan layanan digital urban farming dapat memberikan kepuasan kepada pengguna untuk mengadopsi layanan tersebut dari sisi usability. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mendukung pengguna mendapatkan informasi, sumber daya, dan dukungan yang dibutuhkan dalam urban farming. Berdasarkan metodologi Design Science Research, purwarupa ini menggabungkan berbagai fitur, seperti edukasi, forum, konsultasi ahli, pengingat, pemberian bantuan, dan e-marketplace. Penelitian ini berkontribusi untuk mempromosikan dan mendukung ketahanan pangan dengan bantuan platform digital di lingkungan perkotaan.

Food security and sustainable development are major concerns for urban communities due to high urbanization, limited land, and low local food production. Urban farming emerged as a solution with the aim of producing local food, improving nutrition, and promoting sustainable agriculture on small plots of land. In the context of urban farming, knowledge of farming methods on narrow land is the key to success in cultivating food products. However, the challenge of entering urban farming is considerable as it requires sufficient knowledge and lack of other support systems. Therefore, there is a need for a digital service that provides comprehensive, detailed and structured information on urban farming that can be widely accessed by the public. At first, the author conducted a systematic literature review to find gaps with previous research. The research methodology used is design science research that combines mixed methods consisting of qualitative research and quantitative research. Qualitative research was conducted on 20 interviewees with semi structured using open questions. Then, the results of the qualitative research were analyzed with thematic analysis and were the source of reference for making the digital urban farming service adoption model. In the quantitative research, researchers distributed questionnaires online and obtained 573 respondents. The final result is a digital urban farming service interface design in the form of a high fidelity prototype according to user needs from the perspective of urban farming actors and practitioners in related fields of science obtained through interviews and questionnaires. Analysis and design of the application provides interface design solutions, and will be tested by urban farming actors and the public through expert review, usability testing, and Post Study System Usability Questionnaire (PSSUQ). The results of the interface design evaluation show that the design of urban farming digital services can provide satisfaction to users to adopt these services in terms of usability. This research aims to support users to get the information, resources, and support needed in urban farming. Based on the Design Science Research methodology, the prototype incorporates various features, such as education, forum, expert consultation, reminders, assistance, and e-marketplace. This research contributes to promoting and supporting food security with the help of digital platforms in urban environments. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Lichtfouse, editor
"This discipline addresses current issues such as climate change, increasing food and fuel prices, starvation, obesity, water pollution, soil erosion, fertility loss, pest control and biodiversity depletion. Novel solutions are proposed based on integrated knowledge from agronomy, soil science, molecular biology, chemistry, toxicology, ecology, economy, philosophy and social sciences. As actual society issues are now intertwined, sustainable agriculture will bring solutions to build a safer world. "
Dordrecht: [, Springer], 2012
e20417345
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ovita Trianingsih
"Tantangan utama bagi ketahanan pangan perkotaan adalah perspektif kebijakan publik yang hanya mempertimbangkan ketahanan pangan dari sudut pandang pedesaan, sementara kegiatan pertanian di kota dinilai tidak relevan. Dalam menghadapi tantangan tersebut, pemerintah lokal Kota Depok telah mengembangkan program sistem pangan perkotaan lokal yang disebut Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Kecamatan Bojongsari. Keberadaan P2L mempengaruhi peningkatan skor ketahanan pangan Kota Depok sebesar 1,68 dalam 5 tahun dan menempatkan Kota Depok sebagai kota dengan indeks ketahanan pangan tertinggi ke-10 di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan karakteristik dan pemanfaatan P2L di Kecamatan Bojongsari. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam dengan 30 orang dan observasi lapangan di 33 P2L. Data etnobotani diolah dengan menghitung H’ Indeks, Indeks Kesamaan Jaccard, species Use Value (sUV), dan Fidelity Level. Area Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Kecamatan Bojongsari dapat ditemukan di kelurahan-kelurahan Duren Seribu, Duren Mekar, Pondok Petir, dan Serua, yang dikategorikan sebagai sedang dan sempit, dan dikelola oleh kelompok Wanita Tani. P2L berfungsi sebagai lumbung hidup, warung hidup, apotek hidup, pembibitan, peternakan, dan perikanan. Sebanyak 92 spesies yang termasuk dalam 86 genus dan 47 famili diidentifikasi di Kecamatan Bojongsari. Tanaman-tanaman ini telah digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Bojongsari sebagai sumber obat, sayuran, rempah-rempah dan bumbu, vitamin, dan karbohidrat masing-masing sebesar 55%, 17%, 10%, 9%, dan 8%. Selain itu, terdapat beberapa hewan yang dipelihara di P2L seperti ayam, kambing, dan lele. Indeks keanekaragaman tergolong tinggi, sedangkan indeks kesamaan rendah. Setiap pekarangan memiliki komoditi yang berbeda-beda tergantung preferensi masing-masing Kelompok Wanita Tani. Berdasarkan hasil kajian kuantitatif diketahui bahwa kategori sUV dibagi menjadi dua yaitu rendah (0,03) dan sedang (0,07). Terdapat 78 spesies tanaman memiliki sUV kategori rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar tanaman belum diketahui manfaat-manfaat lainnya oleh Kelompok Wanita Tani. Spesies yang memiliki Fidelity leveltinggi atau paling sering digunakan untuk pangan dan obat oleh responden dari daerah penelitian antara lain Xanthosoma sagittifolium atau kimpul, Ipomoea aquatica atau kangkung, Capsicum annuum atau cabe, Curcuma longa atau kunyit, Zingiber officinale atau jahe

The main challenge to urban food security is the public policy perspective that only considers food security from a rural point of view, while urban agriculture is deemed irrelevant. In addressing this challenge, the local government of Depok City has developed a local urban food system program called Sustainable Food Gardens (Pekarangan Pangan Lestari - P2L) in Bojongsari District. The existence of P2L has increased Depok City's food security score by 1.68 over five years, positioning Depok as the 10th highest city in Indonesia for food security index. This research aims to document the characteristics and utilization of P2L in Bojongsari District. The study was conducted through in-depth interviews with 30 people and field observations in 33 P2Ls. Ethnobotanical data was processed by calculating the H’ Index, Jaccard Index, Use Value (UV), and Fidelity Level. The areas of Sustainable Food Gardens (P2L) in Bojongsari District can be found in the villages of Duren Seribu, Duren Mekar, Pondok Petir, and Serua, categorized as moderate and small, and managed by Women Farmers Groups. P2L functions as living granaries, living shops, living pharmacies, nurseries, livestock, and fisheries. A total of 92 species belonging to 86 genera and 47 families were identified in Bojongsari District. These plants have been used by the community in Bojongsari District as sources of medicine, vegetables, spices and seasonings, vitamins, and carbohydrates, at 55%, 17%, 10%, 9%, and 8%, respectively. Additionally, several animals are kept in the P2Ls, such as chickens, goats, and catfish. The diversity index is categorized as high, while the similarity index is low. Each garden has different commodities depending on the preferences of each Women Farmers Group. Based on quantitative study results, it is known that the sUV category is divided into two, low (0.03) and moderate (0.07). There are 78 plant species with a low sUV category. This indicates that most plants' other benefits are not yet known by the Women Farmers Groups. Species with high Fidelity levels or most frequently used for food and medicine by respondents from the study area include Xanthosoma sagittifolium or kimpul, Ipomoea aquaticaor kangkung, Capsicum annuum or cabe, Curcuma longa or kunyit, Zingiber officinale or jahe.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Fitrotun Nisa
"Tanihub merupakan market place yang khusus menjual produk pertanian. tujuannya adalah untuk memutus rantai distribusi supaya konsumen dapat membeli pangan dengan harga yang murah dan petani tetap mendapatkan untung yang besar. Saat ini akses dan jaringan pasar merupakan masalah utama yang dihadapi mayoritas petani di Indonesia dalam menjual hasil pertanian. pengetahuan pemasaran yang sempit serta rendahnya inovasi kearah pertanian modern menyebabkan usaha tani tidak menguntungkan, Akibatnya petani hidup miskin dan usaha tani semakin ditinggalkan oleh generasi muda. hal ini jika dibiarkan dalam jangka panjang akan menjadi ancaman bagi ketahanan pangan. Karena kedepan pangan diprediksi akan memiliki peran ganda sebagai sumber makanan dan bahan baku energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh Upah, Kepemilikan lahan, Gengsi dan Tanihub terhadap minat generasi Y bertani dalam penguatan ketahanan pangan. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota HMI cabang Ciputat sebanyak 94 orang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif statistik dan analisis regresi logistik ordinal. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebanyak 54 orang tertarik mengembangkan pertanian berbasis digital. Hasil analisis regresi logistik ordinal diketahui bahwa Tanihub, Gengsi dan Kepemilikan lahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat bertani. Sedangkan upah tidak berpengaruh terhadap minat generasi Y bertani.

Tanihub is a market place that specifically sells agricultural products. the aim is to break the distribution chain so that consumers can buy food at low prices and farmers still get huge profits. Currently access and market networks are the main problems faced by the majority of farmers in Indonesia in selling agricultural products. Narrow marketing knowledge and low innovation towards modern agriculture have caused farming to be unprofitable. As a result, farmers live in poverty and farming is increasingly abandoned by the younger generation. this if left in the long run will be a threat to food security. Because in the future food is predicted to have a dual role as a source of food and energy raw materials. The purpose of this study was to analyze how the influence of Wages, Land Ownership, Prestige and Tanihub on the interest of generation Y farming in strengthening food security. The sample in this study were 94 members of HMI branch Ciputat. The analysis used in this study is descriptive statistics and ordinal logistic regression analysis. The results of the study revealed that as many as 54 people were interested in developing digital-based agriculture. The results of ordinal logistic regression analysis are known that Tanihub, Prestige and Land Ownership have a significant effect on the interest in farming. Whereas wages do not have a significant effect on the interest of generation Y farming."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Aminah
"Petani lahan kering belum berperan mendukung ketahanan pangan. Sebagian besar petani adalah petani kecil dengan kapasitas yang rendah untuk menghasilkan pangan. Penelitian bertujuan merumuskan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan kapasitas petani kecil untuk mendukung ketahanan pangan. Data dikumpulkan menggunakan beberapa instrumen: kuesioner, wawancara dan fokus group diskusi. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik dan kapasitas petani kecil berada pada kategori rendah, berpengaruh terhadap tingkat ketahanan pangan yang rendah. Rekomendasi kebijakan meningkatkan kapasitas petani kecil untuk menciptakan ketahanan pangan melalui: menyelenggarakan pelatihan dan penyuluhan secara partisipatif, meningkatkan kualitas peran pendamping da peneliti dalam proses pemberdayaan, meningkatkan akses petani terhadap input, fasilitas modal, dan pasar, memberikan insentif agar petani mau berusaha sampingan serta meningkatkan koordinasi antara institusi pemerintah dan stakeholder."
Kementerian Dalam Negeri Ri,
JBP 7:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Janice Jacob Kayan Jap
"Telah ada beberapa program pertanian perkotaan yang dipraktikkan di Jakarta sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi isu-isu terkait ketahanan pangan, RTH, dan stimulasi pertumbuhan ekonomi dan ketahanan sosial. Namun, akomodasi praktik kegiatan pertanian perkotaan saat ini masih terbatas untuk menjadi bagian dari perencanaan kota. Permasalahan yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah perancangan kebijakan dan insentif untuk mendukung pengembangan pertanian perkotaan masih belum disesuaikan dengan karakteristik praktek pertanian perkotaan yang sebenarnya, sehingga manfaat dari bertani/berkebun dapat dialami oleh pelaku-pelaku pertanian perkotaan belum dapat dialami secara meluas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran pertanian perkotaan dalam mendukung kemampanan kota di Jakarta Pusat dengan pendekatan permodelan. Pendekatan penelitian dilakukan secara kualitatif dengan metode campuran wawancara semi-terstruktur, focus group discussion (FGD), kuesioner dan Systems Dynamics. Penarikan sampel pelaku pertanian perkotaan yang dilakukan secara snowball menghasilkan 221 orang responden yang sesuai dengan kriteria target populasi. Dari wawancara, FGD, dan pengisian kuesioner, diperoleh data mengenai aspek-aspek berikut mengenai bertani/berkebun: motivasi, manfaat, hambatan, dan akses pelaku pada sumber daya, sarana, dan dukungan untuk bertani/berkebun. Hasil analisis data digunakan untuk membangun model perkembangan pertanian perkotaan dengan jumlah kader penanggungjawab program Gang Hijau di Jakarta Pusat sebagai salah satu stock utama. Hasil permodelan business as usual (BAU) menunjukkan jumlah pertambahan beberapa aspek pertanian perkotaan dari tahun ke tahun: jumlah kader, luas tutupan penghijauan, kohesi sosial dari bertani/berkebun, dan total pendapatan dari penjualan hasil panen. Dilakukan skenario intervensi untuk mencapai salah satu target perluasan tutupan penghijauan sesuai dengan capaian program tahun 2030.

Several urban agriculture programs have been practiced in Jakarta as a strategy to approach issues related to food security, green space, and stimulation of economic growth and social security. However, accommodation for urban agriculture activities as a part of urban planning is still limited. The identified problem in this study is that the design of policies and incentives to support the development of urban agriculture has not yet been adjusted to the actual characteristics of urban agriculture practices, so that farming/gardening benefits have not been widely experienced. This study aimed to evaluate the role of urban agriculture to support urban sustainability in Central Jakarta using a modeling approach. The research employed qualitatively approach with mixed methods including: semi-structured interviews, focus group discussions (FGD), questionnaires and Systems Dynamics modeling. Snowball sampling resulted in 221 respondents who met this study's target population criteria. From interviews, FGDs, and filling out questionnaires, data were obtained on the following aspects regarding farming/gardening: motivation, benefits, obstacles, and state of access to resources, facilities, and support for farming/gardening. The results of data analysis were used to build a model of urban agricultural development with the number of coordinators in Central Jakarta's Gang Hijau program as one of the main stocks. Results of business as usual (BAU) modeling showed increase in the number of increments of several aspects of urban agriculture from year to year: number of cadres, area of ​​green cover, social cohesion from farming/gardening, and total income from sales of crops. Intervention scenario was conducted to achieve one of the targets for expansion of green cover in accordance to urban agricutlture roadmap for 2030."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Introduction : Gender, Food Security and Resilience in Kenya /​ Leigh Brownhill and Esther M. Njuguna
A Participatory and Integrated Agricultural Extension Approach to Enhancing Farm Resilience through Innovation and Gender Equity /​ Lutta W. Muhammad, Immaculate N. Maina, Bernard Pelletier, and Gordon M. Hickey
Exploring the Relationships between Gender, Social Networks and Agricultural Innovation in Two Smallholder Farming Communities in Machakos County, Kenya /​ Colleen M. Eidt, Gordon M. Hickey, and Bernard Pelletier
Land to Feed My Grandchildren : Grandmothers' Challenge to Access Land Resources in Semi-Arid Kenya /​ June Y.T. Po and Zipporah Bukania
Gendered Food and Seed Producing Traditions for Pearl Millet (Pennisetum glaucum) and Sorghum (Sorghum bicolor) in Tharaka-Nithi County, Kenya /​ Megan Mucioki, Timothy Johns, and Samuel Kimathi Mucioki
Banking on Change : An Ethnographic Exploration into Rural Finance as a Gendered Resilience Practice among Smallholders /​ Carly James and June Y.T. Po
Nested Economies : Gendered Small-livestock Enterprise for Household Food Security /​ Leigh Brownhill, Esther M. Njuguna, Erick Mungube Ouma, Malo Nzioka, and Esther Kihoro
Women Second : Reflecting on Gendered Resilience within Formal Regulatory Policies for Forest-based Livelihood Activities in Kenya /​ Stephanie Shumsky, Kimberly L. Bothi, Elizabeth Nambiro, and Patrick Maundu
Accountability and Citizen Participation in Devolved Agricultural Policy-making : Insights from Makueni County, Kenya /​ Leigh Brownhill, Tony Moturi, and Gordon M. Hickey
The Resilience Umbrella : A Conceptual Tool for Building Gendered Resilience in Agricultural Research, Practice and Policy /​ Leigh Brownhill and Esther M. "
New York : Routledge, 2016
338.196 762 FOO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Agricultural Census 2013 shows agricultural sector as a provider of food, as well as
livelihoods of majority of Indonesian people. The various agricultural sub—sectors
develop mainly in Java and Bali, particularly food crops, horticulture, plantation,
and animal husbandries. Most of the agricultural processing and services are also
concentrated here. Social exclusion of smallholder households, as well as centralizing
control of big land, are simultaneously happened, also lowest layers of the ruler of the
land of the most marginalized. Meanwhile, about 45 percent of land (O45-30 hectares)
are owned by only 11 percent of affluent households. Clearly agricultural development
trajectory for peasant is still far away to reach."
JORI 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tamam Mas`Adi
"Tesis ini membahas tentang strategi pengembangan pangan lokal berbasis ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan pangan lokal ubi kayu dan mencari alternatif strategi pengembangan pangan lokal ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths). Analisis deskriptif dilakukan dengan memaparkan potensi pengembangan ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Sementara Analisis SWOT dilakukan untuk mencari alternatif strategi pengembangan pangan lokal berbasis ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan ubi kayu di Kabupaten Batang selama tahun 2008-2012 mengalami tingkat penurunan luas panen sebesar -9,21% dan produksi sebesar -18,31%, tetapi potensi pengembangan ubi kayu masih mampu untuk dikembangkan lebih baik lagi. Berdasarkan analisis SWOT menunjukkan bahwa faktor kekuatan bernilai 2,20 dan faktor peluang bernilai 1,95, sehingga Grand Strategy berada di Kuadran I. Kuadran I berarti strategi SO (Strategi Agresif), yaitu strategi menggunakan seluruh kekuatan dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Selanjutnya urutan prioritas strategi terpilih adalah: (1) pengembangan kapasitas produksi ubi kayu, (2) pengembangan mutu dan keragaman pangan ubi kayu, (3) peningkatan citra pangan tradisional ubi kayu, (4) peningkatan keberdayaan dan partisipasi masyarakat.

This thesis discusses the development strategic for local food based on cassava to support of food security in Batang District. This studies aim to determine for development potential and seek development strategies alternative of local food based on cassava in support of food security in Batang. The method was used quantitative descriptive, approached by SWOT (Strengths Weakness Opportunities Treaths) analysis. Descriptive analysis describe development potential of cassava to support of food security in Batang District. While the SWOT analysis was used to find alternative strategies local food based on cassava to support of food security in Batang District.
The results showed that the development of cassava in Batang District during 2008-2012 has decreased harvested area was -9.21% and production was - 18.31%, but potential for cassava development is still able to be developed better. Based on the SWOT analysis shows that the Strengths factor was 2.20 and Opportunities factor was 1.95, so the Grand Strategy was in Quadrant I. Quadrant I means SO strategy (Aggressive Strategy), its strategy uses all the Strenghts and take Opportunities as large possible. Furthermore, the order of priority for selected strategies are: (1) development of cassava production capacity, (2) development of food quality and diversity of cassava, (3) image enhancing of cassava traditional food, (4) increasing the empowerment and participation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>