Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158645 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salma Afifah Salsabila
"Penelitian ini menganalisis respons pemerintah Rusia terhadap upaya pemberontakan Wagner Group pada 23-24 Juni 2023. Penelitian ini bertujuan untuk menyoroti dan memahami bagaimana respons pemerintah Rusia lewat berita-berita yang dirilis terhadap upaya pemberontakan Wagner Group, dengan fokus pada propaganda yang digunakan dalam merespons situasi tersebut. Seluruh data diambil dari berita yang dimuat di media massa daring RT milik pemerintah pada saat peristiwa terjadi. Analisis framing Pan dan Kosicki digunakan untuk menyelidiki cara pemerintah Rusia menyusun naratif melalui media massa. Hasil analisis menunjukkan terdapat penerapan framing dalam propaganda dengan memanfaatkan sumber respon dari otoritas terpercaya seperti Presiden Putin, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Pertahanan. Melalui framing terdapat pemberian label pengkhianatan, himbauan persatuan, pernyataan musuh memanfaatkan situasi, dan penegasan kontrol serta perlindungan bagi masyarakat. Selanjutnya, penelitian mengungkap berbagai jenis propaganda yang dilakukan oleh pemerintah Rusia, termasuk teknik propaganda testimonial dari Institute for Propaganda Analysis serta konsep propaganda Jacques Ellul yaitu propaganda politik, integrasi, dan vertikal. Propaganda juga ditujukan kepada audiens internasional melalui RT sebagai media global.

This research analyzes the Russian government's response to the Wagner Group mutiny attempt on June 23-24, 2023. This research aims to highlight and understand how the Russian government responded through news reports to the Wagner Group's mutiny attempt, with a focus on the propaganda used in response to the situation. All data was taken from news published on the state-owned RT online mass media at the time of the event. Pan and Kosicki's framing analysis was used to investigate the way the Russian government structured the narrative through mass media. The results of the analysis show that there is an application of framing in propaganda by utilizing sources of response from trusted authorities such as President Putin, the Ministry of Foreign Affairs, and the Ministry of Defense. Through framing, there is labeling of traitors, appeals for unity, statements of enemies taking advantage of the situation, and affirmation of control and protection for the people. Furthermore, the research revealed several types of propaganda carried out by the Russian government, including testimonial propaganda techniques from the Institute for Propaganda Analysis, along with Jacques Ellul's propaganda concepts of political, integration, and vertical propaganda. Propaganda is also aimed at international audiences through RT as a global media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Combs, James E.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994
303.3 COM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Urbach Yunita
"Keadaan masyarakat Indonesia yang mulai membenci Jepang dimanfaatkan oleh Belanda untuk menarik simpati dari masyarakat Indonesia. Belanda menggunakan propaganda-propaganda untuk mendapat dukungan dan bantuan dari masyarakat Indonesia. Salah satu media propaganda tersebut adalah melalui surat edaran yang disebarkan di beberapa daerah di Indonesia. Penelitian ini membahas teknik-teknik propaganda yang digunakan dalam surat edaran tersebut. Setelah dianalisis, ditemukan bahwa tidak semua teknik propaganda digunakan dalam surat edaran tersebut. Dari lima surat edaran yang dianalisis hanya terdapat empat teknik propaganda yang digunakan dari 13 teknik propaganda yang ada. Empat teknik propaganda tersebut adalah teknik propaganda wholesale condemnation, the use generalities applied to particulars, the doctoring of facts, dan a reputable mouthpiece.

As Indonesian society had begun hating the Japanese, the Netherlands used it to attract the sympathy from Indonesian. The Dutch used propagandas to gain some support and assistance from Indonesian. One of the propaganda media is handbill/flier which was distributed in several regions in Indonesia. This research talks about propaganda techniques used in the flier. Based on the analysis result, it was found that not all the propaganda techniques are used in the flier. From five fliers that were analyzed there are only four propaganda techniques used out of 13 techniques exist. Those four techniques are wholesale condemnation, the use generalities applied to particulars, the doctoring of facts, and a reputable mouthpiece."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Wasono
"Pokok persoalan tesis ini adalah penggunaan teknik propaganda dalam sejumlah cerpen pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Sebanyak 49 cerpen yang termuat dalam majalah Djawa Baroe dan Pandji Poestaka telah dijadikan bahan kajian. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan penggunaan berbagai teknik propaganda dalam sejumlah cerpen tersebut.
Pendudukan Jepang atas Indonesia selama tiga setengah tahun (Maret 1942--Agustrus 1945) telah membawa pengaruh dan perubahan besar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dalam bidang sastra, khususnya, kehadiran Jepang dengan segala kebijakannya telah mendorong lahirnya sejumlah karya yang khas, dalam arti berbeda bila dibandingkan dengan karya-karya sebelum maupun sesudah pendudukan Jepang. Oleh pemerintah pendudukan Jepang, sastra diperlakukan sebagai alat propaganda. Para sastrawan pada waktu itu dikumpulkan dalam suatu badan yang diberi nama Keimin Bunka Shidosho. Kepada mereka didektekan agar sastrawan menciptakan karya-karya yang sesuai dengan keadaan pada masa itu yang kalau dikaji ternyata karya-karya tersebut tidak lebih dari sekadar propaganda. Maka lahirlah sejumlah karya yang secara stilistik-retorik memperlihatkan penggunaan berbagai teknik propaganda.
Penelitian menunjukk bahwa sekurang-kurangnya ada 5 jenis teknik propaganda yang dipakai sastrawan dalam menulis cerpen pada majalah Djawa Baroe dan Pandji Poestaka pada masa itu.. Kelima teknik tersebut adalah (I) umpatan name-calling), (2) sebutan muluk-muluk (glittering generalities), (3) ikut-ikutan (bandwagon), (4) pujian (argumentum ad populism), dan (5) pura-pura arang kecil (plain folks appeal).
Melalui penyeleksian bahan untuk kajian pokok persoalan ini telah ditemukan sebanyak 20 cerpen yang sama sekali tidak menyinggung soal Jepang atau keadaan pada saat itu, dan oleh karena itu, karya-karya tersebut juga tidak memperlihatkan ciri adanya penggunaan teknik propaganda di dalamnya. Dengan kata lain, ada sejumlah karya pada masa pendudukan Jepang yang tidak menunjukkan ciri atau tanda bahwa karya itu ditulis berdasarkan kebijakan yang diterapkan Jepang, padahal selama ini tersebar luas suatu asumsi bahwa sensor Jepang pada waktu itu sangat ketat.
Fokus penelitian ini memang tertuju pada soal penggunaan teknik propaganda dalam sejumlah cerpen yang muncul dalam kedua majalah tersebut. Namun, terdapatnya sejumlah cerpen yang ternyata tidak berupa karya propanda itu kiranya telah mendedahkan fakta baru akan pentingnya meninjau kembali anggapan-anggapan selama ini mengenai sastra Indonesia di masa Jepang yang nyaris menjadi semacam aksioma yang tak terbantahkan. Apa yang dilakukan dalam penelitian ini kiranya dapat membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang sastra Indonesia pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Paling tidak, penelitian ini telah menyisakan sebuah rasa keingintahuan (misalnya: adakah selain kelima teknik tersebut digunakan teknik lain dalam karya-karya yang belum dibahas dalam penelitian ini; adakah karya-karya lain selain yang disebut dalam penelitian ini yang juga memperlihatkan ketiadaan nada propaganda di dalamnya; dan lain-lain pertanyaan lagi) yang perlu ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih mendalam dari penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Limbangan
"Artikel ini membahas perbedaan narasi pemberitaan terhadap fenomena Bessmertniy Polk yang dijadikan sebagai instrumen propaganda oleh pemerintah Rusia melalui peran media. Pemerintah Rusia melihat peran penting dan strategis media, khususnya media online, dalam membentuk dan mengontrol opini masyarakat. Bessmertniy Polk dijadikan alat oleh pemerintah Rusia dalam misinya untuk menanamkan patriotisme melalui ingatan historis Perang Dunia II serta mendefinisikan kembali identitas nasional Rusia di era pasca Soviet. Dengan menggunakan strategi naratif yang umum digunakan dalam menginterpretasikan narasi media, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa strategi naratif pemerintah Rusia yang direpresentasikan oleh dua media online yang saling bertolak belakang dalam memberitakan fenomena Bessmertniy Polk periode 2015-2018, yakni Russia Today dan Radio Free Europe/Radio Liberty. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten kualitatif untuk mengeksplorasi laman RT dan RFE/RL. Data yang ditemukan akan dipadukan dengan tiga kategori teori strategi naratif yang dikemukakan oleh Miskimmon, O`Loughlin dan Roselle, yaitu International System Narrative, National Narrative, dan Issue Narrative. Narasi yang dibentuk ialah anti-Barat, patriotisme, serta kebijakan yang dimaksudkan untuk memperpanjang masa kepemimpinan Putin sebagai Presiden Rusia.
This paper aims to discuss the difference in news narratives towards Bessmertniy Polk phenomenon that has been made as an instrument for propaganda purpose by the Russian government and by using media. The Russian government sees the important and strategic role of the media, in this case, online media in particular, in shaping and controlling public opinion. Bessmertniy Polk has been made a tool by the Russian government in their mission to build patriotism through historical memories of World War II and redefinition of Russia`s national identity in the post Soviet era. Using strategic narrative, commonly used to interpret media narratives, this research aims to analyze the Russian government`s strategic narrative as represented in two online media with different perspectives and stances on the potrayal of Bessmertniy Polk phenomenon between 2015-2018 : Russia Today and Radio Free Europe/Radio Liberty. This research uses qualitative content analysis method to explore the web pages of RT and RFE/RL. The collected data will then be combined with three categories of strategic narrative by Misskimon, O`Loughlin, and Roselle: International System Narrative, National Narrative, and Issue Narrative. The built narratives are anti-West narrative, patriotism, and a policy aimed to further extend Putin`s term as Russia`s President."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chitra Frahamdiyanti
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sebuah transformasi besar yang terjadi di Rusia terhadap petani perempuan yang direpresentasikan Stalin melalui poster politik propagandanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, dimana penulis mendeskripsikan gambaran petani perempuan pada masa kolektivisasi pertanian yang dicanangkan Stalin di awal tahun 1930-an. Gambaran petani perempuan yang berhasil dideskripsikan adalah ketika Stalin mulai menempatkan perempuan dalam poster propagandanya ditengah-tengah ikonografi Stalin yang bermunculan, yaitu pada masa pertanian kolektif tahun 1930-an.

The focus of this research is a major transformation that occurred in Russia against the peasant women who represented Stalin through political propaganda posters. The method used in this research is descriptive analysis, where the writer describes images of women farmers in the agricultural collectivization of Stalin proclaimed in the early 1930s. Picture of successful women farmers was described as Stallin began placing women in propaganda posters in the midst of the emerging Stalinist iconography, namely the collective farm during the 1930s."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14847
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yoesoef
"Karya-karya drama pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942?1945) pada umumnya sarat dengan propaganda pemerintah militer Jepang yang berusaha mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu peperangan melawan Amerika dan Inggris dalam Perang Dunia II. Karya sastra dijadikan alat propaganda yang tepat, terutama drama, karena masyarakat dapat langsung menerima pesan-pesan dan mencontoh apa yang seharusnya dilakukan dalam masa perang itu. Para seniman kemudian dihimpun oleh Kantor Dinas Propaganda (Sendenbu) untuk bekerja dalam lapangan kesenian masing-masing untuk memberi semangat kepada rakyat Indonesia. Sejumlah penulis drama, antara lain seperti Usmar Ismail, El Hakim, Armijn Pane, Soetomo Djauhar Arifin, dan Merayu Sukma menyambut dengan semangat program pemerintah tersebut dengan menghasilkan karya-karya drama dan dimainkan oleh grup sandiwara yang juga banyak bermunculan pada saat itu.

Many plays in Japanese occupation period (1942?1945) were full of propaganda of Japanese Military Government that tried to influence Indonesian people to assist Japanese troops in fighting American army in World War II. Literature was used as a proper propaganda tool, especially plays, where people could get the message directly about what they should do in war situation. A lot of artists were gathered by the Propaganda Service Office (Sendenbu) to work on their fields of creativity (music, sculpture, literature, drama, painting) in order to encourage Indonesian people to participate in the war. Some playwrights such as Usmar Ismail, El Hakim. Armijn Pane, Soetomo Djauhar Arifin, and Merayu Sukma enthusiastically welcomed the program. They wrote many plays that were played by various drama groups that sprang up in that period."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afghani Trisna Ramadhan
"Pada awal keruntuhan kekuasaan Belanda di Indonesia, Jepang memanfaatkan kondisi krisis yang terjadi untuk mengambil alih kekuasaan Belanda. Berbagai upaya dalam propaganda dilakukan oleh Jepang, seperti mempengaruhi jurnalis Indonesia, membentuk organisasi propagandis, dan menyiarkan berita dan ulasan yang baik tentang Jepang. Tonarigumi digunakan oleh Jepang untuk membantu penyebarluasan propaganda ke masyarakat Indonesia. Artikel ini akan menjelaskan peran tonarigumi sebagai pembantu propaganda dan kebiasaan yang terbentuk akibat adanya propaganda yang disebarkan bertubi-tubi oleh Jepang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan model sistematis. Hasil penelitian ini adalah tonarigumi berperan menjadi jembatan yang menghubungkan organisasi propagandis dan pemerintah dengan masyarakat. Dari peranan yang dijalankan itu, masyarakat memiliki kebiasaan yang terbentuk seperti menabung dan meningkatnya penggunaan bahasa daerah. Kebiasaan masyarakat yang sebelumnya terbiasa dengan penggunaan bahasa Belanda akhirnya tergantikan oleh bahasa daerah dan bahasa Jepang.

At the beginning of the collapse of Dutch rule in Indonesia, Japan took advantage of the crisis to take over Dutch power. Various efforts at propaganda were made by Japan, such as influencing Indonesian journalists, forming propagandist organizations, and broadcasting good news and reviews about Japan. Tonarigumi was used by the Japanese to help spread propaganda to Indonesian society. This article will explain the role of tonarigumi as a propaganda aid and a habit that was formed as a result of the propaganda that was disseminated repeatedly by the Japanese. This study uses historical research methods with a systematic mode. The result of this research is that tonarigumi acts as a bridge connecting propagandist organizations and the government with the community. Due to that role, people have established habits such as savings and increasing use of regional languages. The habits of the people who were previously accustomed to the use of Dutch were eventually replaced by regional languages and Japanese.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muflihuddaroini
"Status Papua sudah final sebagai bagian dari NKRI, namun kelompok pro-kemerdekaan Papua terus berupaya memisahkan diri dari Indonesia. Gerakan kelompok ini juga terus bertransformasi, dari perjuangan senjata (hard approach) oleh OPM dan faksi-faksi militernya, hingga cara-cara diplomasi (soft approach) dan internasionalisasi isu Papua oleh Benny Wenda dkk. Kelompok ini juga terus menggencarkan propagandanya di media sosial. Menggunakan metodologi kualitatif deskriptif dan dengan dibantu aplikasi analisis media sosial INDIGO, penelitian ini mencoba menjelaskan strategi propaganda kelompok pro-kemerdekaan Papua dalam internasionalisasi isu “Papua Merdeka” di media sosial khususnya Twitter. Menggunakan teori strategi sebagai teori utama dan didukung dengan teori propaganda politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kelompok pro-kemerdekaan Papua memiliki tujuan (ends) menarik simpati internasional agar melakukan intervensi sehingga dapat dilakukan referendum, dengan cara (ways) teknik white, grey, dan black propaganda, memanfaatkan beberapa isu mulai dari pelanggaran HAM, eksploitasi alam & kerusakan lingkungan, rasisme & marjinalisasi orang asli Papua untuk menuntut hak menentukan nasib sendiri, melalui sarana (means) media sosial dengan memanfaatkan peran aktivis, jurnalis, akun Free West Papua, dan bot.

Papua's status is final as part of the Unitary State of the Republic of Indonesia, but Papuan pro-independence groups continue to try to separate themselves from Indonesia. The movement of this group has also continued to transform, from the armed struggle (hard approach) by OPM, to the ways of diplomacy (soft approach) and the internationalization of the Papua issue by Benny Wenda et al. This group also continues to intensify its propaganda on social media. Using a descriptive qualitative methodology, this study attempts to explain the strategies of Papuan pro-independence groups in campaigning for the issue of "Freedom Papua" on social media, especially Twitter. Using strategy theory as the main theory and supported by political propaganda theory. The results of the research show that the strategy of the Papuan pro-independence group has the aim (ends) of attracting international sympathy to intervene so that a referendum can be carried out, by ways of white, gray and black propaganda techniques, utilizing several issues ranging from human rights violations, natural exploitation & environmental damage, racism & marginalization of indigenous Papuans to demand the right to self-determination, through social media means by utilizing the roles of activists, journalists, Free West Papua accounts, and bots."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sofhia Miranda Safredi
"Penelitian ini membahas komik sebagai media propaganda, khususnya komik Superputin! oleh Sergey Kalenik yang diterbitkan secara digital pada tahun 2010. Superputin! merupakan komik fiksi dan fantasi, tetapi komik ini merefleksikan realita yang terjadi di Rusia melalui teks, dialog, dan gambar di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran komik sebagai media hiburan to entertain dan fungsi komik sebagai media propaganda di Federasi Rusia khususnya menggunakan komik Superputin!, dari tahun 2010 hingga 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode analisis semiotika, yang digunakan untuk menganalisis penggunaan frasa, klausa, atau kata dalam sebuah teks. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tanda verbal dalam komik Superputin! berupa teks dialog dan tanda nonverbal dalam komik terdiri dari gambar, ekspresi fasial, dan simbol. Tanda dan pertanda yang ditemukan dalam komik Superputin! memiliki pesan-pesan propaganda yang berkaitan dengan realitas di Federasi Rusia. Penulis menyimpulkan persepsi yang dibentuk oleh Kalenik adalah Putin merupakan pemimpin yang kuat, Putin yang mampu menghadang segala problematika yang muncul di Rusia bahkan di dunia, Putin yang tidak terkalahkan.

This research discusses comics as a propaganda media, specifically Superputin! comic by Sergey Kalenik which was published digitally in 2010. Superputin! comic is a fiction and fantasy comic, yet this comic reflects the reality that happens in Russia through text, dialogue, and images in it. The purpose of this study was to explore the role of comics as an entertainment media to entertain and the function of comics as a propaganda medium in the Russian Federation specifically using the comic Superputin! From 2010 until 2018. This is a qualitative research that uses semiotic analysis methods, whereas used to analyze the use of phrases, clauses, or words in a text. It concludes that the verbal sign in the comic Superputin! consists of dialogues of texts and nonverbal signs in comics consisting of images, facial expressions, and symbols. Signifier and Signified found in the Superputin! comic have propaganda messages related to reality in the Russian Federation. Writer conclude the perception formed by Kalenik is that Putin is a strong leader, Putin is able to confront all the problems that arise in Russia even in the world, Putin is invincible."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>