Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104741 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Ketut Sawitra Mustika
"This article aims to present a different reading from the mainstream interpretation that corners Schopenhauer: a consistent interpretation. The authors use a method of acquiring knowledge by acquaintance and description. Schopenhauer’s theory is often considered inconsistent because it concludes will as a thing-in-itself. The will, which is obtained through direct observation of the body, is a representation that is still shrouded in the veil of time form, while thing-in-itself is completely different from representation, and is beyond the reach of space, time, and causality, with reference to principle of sufficient reason. Concluding will as a thing-in-itself is therefore considered inconsistent. However, this interpretation might be wrong because Schopenhauer never claimed that direct observation of the body would yield knowledge of the thing-in-itself. From the very beginning, he realised that direct knowledge of thing-in-itself was impossible, because the knowledge, regardless of its form, was always knowledge of appearances. He knows that will does not qualify as a thing-in-itself. The true function of the will in Schopenhauer's metaphysics lies in the name and concept by which one can think about thing-in-itself objectively."
Bandung: Department of Philosophy, 2021
105 MEL 37:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Sawitra Mustika
"Artikel ini bertujuan untuk menyajikan pembacaan yang berbeda dari interpretasi mainstream yang menyudutkan Schopenhauer: interpretasi yang konsisten. Penelitian ini menggunakan metode pemerolehan pengetahuan melalui pengenalan dan deskripsi. Teori Schopenhauer dianggap tidak konsisten karena menyimpulkan kehendak sebagai thing-in-itself. Kehendak yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap tubuh merupakan representasi yang masih terselubung forma waktu, sedangkan thing-in-itself sama sekali berbeda dengan representasi yang berada di luar jangkauan ruang, waktu, dan kausalitas (prinsip alasan mencukupi). Oleh karena itu, menyimpulkan kehendak sebagai thing-in-itself inkonsisten. Tetapi interpretasi ini salah karena Schopenhauer tidak pernah mengklaim bahwa pengamatan langsung terhadap tubuh akan menghasilkan pengetahuan tentang thing-in-itself. Sejak awal, dia menyadari bahwa pengetahuan langsung terhadap thing-in-itself mustahil, karena pengetahuan, terlepas dari bentuknya, selalu merupakan pengetahuan tentang tampakan. Dia tahu kehendak sama sekali tidak memenuhi syarat sebagai thing-in-itself. Fungsi sebenarnya dari kehendak dalam metafisika Schopenhauer adalah nama dan konsep yang digunakan untuk memikirkan thing-in-itself secara objektif. Tafsir ini membuat metafisika Schopenhauer konsisten.

This article aims to present a different reading from the mainstream interpretation that corners Schopenhauer: a consistent interpretation. This research uses the method of acquiring knowledge by acquaintance and description. Schopenhauer’s theory is considered inconsistent because it concludes will as a thing-in-itself. The will, which is obtained through direct observation of the body, is a representation that is still shrouded in the veil of the time form, while thing-in-itself is completely different from representation, which is beyond the reach of space, time, and causality (principle of sufficient reason). Concluding will as a thing-in-itself is therefore inconsistent. But this interpretation is wrong because Schopenhauer never claimed that direct observation of the body would yield knowledge of the thing-in-itself. From the very beginning, he realized that direct knowledge of things-in-itself was impossible, because the knowledge, regardless of its form, was always knowledge of appearances. He knows will do not at all qualify as a thing-in-itself. The true function of the will in Schopenhauer's metaphysics is the name and concept by which one can think about things-in-itself objectively. This interpretation makes Schopenhauer's metaphysics consistent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Faddly Triwanto, auhtor
"ABSTRAK
Satelite adalah pemantau bumi yang dapat memperlihatkan kondisi bumi secara nyata dan aktual. Informasi ini tentu sangat berguna untuk manusia dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari, memperlihatkan kondisi lalu lintas, peta vegetasi, kondisi dan pergerakan awan, ketinggian permukaan tanah, jarak suatu tempat, dan lain-lain, namun pembahasan mengenai satelite masih sedikit, hal ini dikarenakan keterbatasan dana untuk mengembangkan teknologi satelite. Oleh karena itu, nano satelite menjadi teknologi yang banyak diminati, karena dana yang dibutuhkan sedikit dan tidak sebesar satelite yang sebenarnya di luar angkasa. Nano satelite juga mudah dikembangkan karena dimensi yang jauh lebih kecil dan komponen yang banyak di pasaran. Salah satu jenis nano satelite adalah CanSatelite dengan ukuran sebesar kaleng, dan jarak jangkauan maksimum 2 km. Tujuan pengembangan Cansatelite sebagai media pembelajaran dan riset yang berkelanjutan untuk mempelajari dan menganalisa cara kerja serta pembuatan satelite dengan cara yang lebih mudah, dan menghemat ruang serta cost yang dibutuhkan, sehingga teknologi satelite semakin berkembang dan merata. Skripsi ini membahas mengenai perancangan modul raspberry pi 2 dan kamera sebagai media transmisi video streaming pada cansatelite dengan media transmisi pada frekuensi wifi, juga menggunakan sensor suhu dan kelembapan untuk mendata kondisi suhu dan kelembapan pada sekitar cansatelite. Hasil dari cansatelite adalah dapat bekerja sesuai dengan program yang di desain dan memiliki delay 16-21 ms, serta dapat mengirim data suhu serta kelembapan ke penerima setiap menitnya melalui wifi.

ABSTRAK
Satelite is an earth observer that show us the condition of earth in realtime. This information is useful for human, since it could show us the trafic,vegetation map, the condition of cloud, the latitude of ground, distance of a place, etc.
Yet, the research of satelite is not much, since the equipment and the cost research is expensive. Because of the reasons, researcher interested in nanosatelite, less money with more available component and smaller size than the real one. We will discuss about cansatelite, one type of nanosatelite. As big as a can and maximum distance 2 km. The purpose of developing cansatelite is continous research to learn and analyze the work, fabricate with less money and smaller size.
This work take up designing the raspberry pi 2, camera, and sensor for cansatelite to transmit video, data of temperature and humidity to ground station. The result shows that, cansatelite is able to perform the designed program and has 16 ? 21 ms delay, also be able to send the temperature dan humidity each minute through wifi to the receiver."
2016
S63679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Widyasari
"Edward T. Hall percaya bahwa perilaku merupakan 'bahasa' yang harus dimengerti terlebih dahulu sebelum seseorang memahami kata yang terucap. Kesalahan interpretasi atas perilaku dapat menyebabkan kegagalan komunikasi. Lebih jauh, Edward T. Hall menyadari bahwa pemahaman mengenai pengorganisasian seseorang terhadap ruang dan waktu adalah elemen utama keberhasilan komunikasi karena di dalamnya ada norma dan nilai-nilai kebudayaan yang menjadi basis penentuan perilakunya.
Namun di masa kini, perkembangan teknologi telah menampilkan ruang digital yang kemudian mengubah pemahaman konsep ruang dan waktu. Paul Virilio mengatakan bahwa di sini-di ruang digital-speed-space menggantikan time-space dan kecepatan tidak lagi dianggap sebagai suatu cara mencapai sebuah tempat melainkan telah menjadi tempat (milieu) itu sendiri.
'Kata' pun berubah menjadi tiang utama interaksi di ruang digital ini. Di dalam 'kata', norma dan nilai-nilai itu dilihat, dirasakan, ditanggapi, dan diinterpretasikan. Di dalam 'kata', pengorganisasian ruang dan waktu seseorang itu dilihat, dirasakan, ditanggapi, dan diinterpretasikan. Di dalam 'kata', perilaku itu dilihat, dirasakan, ditanggapi, dan diinterpretasikan.
'Kata' dibantu oleh program-program teknis elektromagnetis yang membangun alam digital masyarakat cyberspace, alam speed-space. Di sini, para pemilik ruang digial menjadi penguasa yang membentuk norma dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dan ditaati oleh para anggota masyarakat cyberspace.
Secara singkat, bisa dikatakan bahwa di dalam masyarakat cyberspace yang mengandalkan teknologi sebagai basis interaksinya, mereka yang sanggup menjadi pemilik speed-space akan menguasai pembentukan aturan dan norma-norma di mana 'kata' menjadi tiang utama interaksi dan interpretasi perilaku dari masing-masing anggota masyarakatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintak Gunawan
"The paradigm of evidence based medicine (EBM) is new in the world of medicine and is used in practice praxis and medical research through a systematic observation, standardized, and objective. The article brings to light whether EBM and the supportive apparatus are able to defend the theory of decision-making concept of pallegrino and thomasma and how it affects the attitude of the practitioners in making a well-thought decision to administer a rational, objective, and effective treatment for the patients"
Depok: Departemen kewilayaan FIB Universitas Indonesia, 2009
360 JETK 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Samsudin
"ABSTRAK
Penghitungan perancah kayu dilakukan dengan mengobservasi tiang tiang perancah, galang, multiplek, dan paku yang digunakan. Biaya tenaga kerja serta waktu yang diperlukan dilakukan wawancara langsung dengan pekerja/mandor. Sedangkan untuk scaffolding langsung mengunjungi lokasi dan mencatat berapa set scaffolding yang digunakan untuk luasan tertentu. Adapun luasan yang digunakan sebagai pembanding yaitu bangunan kantor SPBU No.14.201.103 Setia budi dengan ukuran 4m x 6m x 3,5m. sedangkan untuk perhitungan scaffolding pada bangunan mandiri yang di jalan pulau pinang disesuaikan dengan menghitung langsung jumlah scaffolding dengan luas kebutuhan seperti pada bangunan kantor SPBU No.14.201.103 Setia budi.berdasarkan perhitungan harga biaya perancah kayu untuk satu lantai Rp. 9.620.000,00 dan untuk lantai kedua Rp. 7.580.000,00 dan perhitungan harga biaya perancah scaffolding untuk satu lantai Rp.11.287.000,00 dan untuk lantai kedua Rp. 9.312.000,00. Untuk pelaksanaan pemasangan waktu yang diperlukan lebih lama perancah kayu daripada perancah scaffolding. Sedangkan bentuk hasil yang didapatkan (hasil cor) lebih baik dan stabil seperti pada gambar kerja. Berdasarkan penelitian ini maka biaya perancah kayu lebih murah daripada scafffolding bila dilihat dari jumlah tingkat ( tidak bertingkat banyak ). Dan untuk bangunan yang bertingkat banyak atau lebih dari dua tingkat dianjurkan menggunakan perancah Scaffolding."
Medan: Polimedia Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Budiana
"Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar BIPA tingkat madya dengan acuan ACTFL, model pembelajaran integratif, dan komunikatif dengan memerhatikan kelayakan kegrafikan, penyajian, isi, bahasa, dan penerapan. Data diperoleh dari observasi, wawancara, dan angket. Data dianalisis menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan layak dan siap diimplementasikan. Terdapat revisi pada sampul buku, keterangan gambar, lembar persembahan, variasi latihan tata bahasa, dan bahasa pada kata pengantar."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2019
400 BEBASAN 6:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susiati
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud kelas kata yang berhomonim dalam Bahasa Kepulauan Tukang Besi Dialek Kaledupa di Kabupaten Wakatobi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber datanya diambil dari para penutur asli bahasa Kepulauan Tukang Besi Dialek Kaledupa dan jenis datanya berupa data lisan. Metode dan teknik pengumpulan data, yaitu metode observasi dengan teknik observasi partisipatif, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik analisis data, yaitu penyeleksian data, pengklasifikasian data, pemaknaan, dan penganalisisan data. Hasil penelitian membuktikan bahwa wujud kelas kata yang berhomonim dalam bahasa Kelupauan Tukang Besi Dialek Kaledupa, yaitu adjektiva dengan nomina, nomina dengan nomina, verba dengan adjektiva, verba dengan nomina, nomina dengan numeralia, verba dengan verba, verba dengan adverbia, dan partikel dengan nomina."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018
400 JANTRA 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Random House, 1969
300.723 ISS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syihabuddin
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002
418.02 SYI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>