Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145758 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lailatul Djamilah
"Penelitian bertujuan mengetahui fase pertumbuhan Chlorella sp.; identitas molekuler Chlorella sp.; mendeteksi lipid Chlorella sp. secara kualitatif; waktu panen Chlorella sp. dengan biomassa terbanyak; waktu panen Chlorella sp. dengan lipid terbaik; dan mengkarakterisasi asam lemak pada tiga fase pertumbuhan Chlorella sp. Sepuluh mikroalga diseleksi menjadi tiga melalui identifikasi molekuler, pendeteksian lipid kualitatif menggunakan nile-red, dan pengamatan pertumbuhan dalam Erlenmeyer, selanjutnya karakterisasi pertumbuhan, pengamatan produksi biomassa dengan metode filtrasi, penghitungan kadar lipid dengan ekstraksi Bligh-Dyer, dan analisis profil asam lemak dengan karakterisasi FAME menggunakan GCMS. Hasil penelitian menunjukkan Chlorella sp. MA-84, Chlorella sp. MA-86, dan Chlorella sp. MA-90 diidentifikasi secara molekuler sebagai Chlorella vulgaris dan memiliki potensi lipid terbaik secara kualitatif tanpa hambatan pertumbuhan biomassa. Terdapat variasi fase-fase pertumbuhan pada ketiga strain. Chlorella vulgaris MA-84, Chlorella vulgaris MA-86, dan Chlorella vulgaris MA-90 menghasilkan biomassa tertinggi masing-masing 1,242±0,08 g/L (t12), 3,217±0,17 g/L (t14), dan 0.604±0.04 g/L (t16), kadar lipid tertinggi masing-masing 13,853±7,09% (t15), 26,810±22,62% (t16), dan 10,161±3,74% (t16). Ketiga strain mengandung asam palmitat, asam palmitoleat, asam heksadekadienoik, asam linoleat, asam stearat, dan asam arakidat.

The study aims to identify the growth phases of Chlorella sp., molecularly identify of Chlorella sp., qualitatively detect Chlorella sp. lipids, determine the best harvesting time for maximum biomass and maximum lipid content, also characterize the fatty acids on three growth phases of Chlorella sp. Ten microalgae were selected into three strains through molecular identification, qualitative lipid detection using nile-red, and growth observation in Erlenmeyer, for analyze growth characterization, biomass production using filtration method, lipid content using Bligh-Dyer extraction, and fatty acid profiling through FAME characterization using GCMS. The research results showed that Chlorella sp. MA-84, Chlorella sp. MA-86, and Chlorella sp. MA-90 were molecularly identified as Chlorella vulgaris and demonstrated the best qualitative lipid potential with good growth. There were variations in growth phases among the three strains. Chlorella vulgaris MA-84, Chlorella vulgaris MA-86, and Chlorella vulgaris MA-90 produced the highest biomass of 1.242±0.08 g/L (t12), 3.217±0.17 g/L (t14), and 0.604±0.04 g/L (t16), respectively, and exhibited the highest lipid content of 13.853±7.09% (t15), 26.810±22.62% (t16), and 10.161±3.74% (t16), respectively. All three strains contained palmitic acid, palmitoleic acid, hexadecadienoic acid, linoleic acid, stearic acid, and arachidic acid."
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Raihan Muhammad
"Bahan bakar minyak adalah salah satu kebutuhan kehidupan manusia modern saat ini, Meningkatnya kebutuhan bahan bakar minyak dan terbatasnya sumber yang selama ini telah digunakan membuat perubahan arah pengembangan kebutuhan bahan bakar minyak menuju kearah bahan bakar minyak yang dapat diperbaharui seperti biodiesel menggunakan lipid berbahan baku mikroalga. Mikroalga Chlorella vullgaris dengan Sianobakteria Spirulina Planthesiss dapat membentuk konsorsium yang memiliki hubungan simbiosis komplementer yang diharapkan dapat meningkatkan akumulasi lipid sebagai bahan biodiesel. Peningkatan akumulasi lipid dapat dilakukan dengan pembatasan nutrisi, penentuan kondisi optimum medium, dan optimasi rasio konsorsium Chlorella vullgaris dan Spirulina Planthesiss. metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan variasi pada medium, variasi pada kandungan nitrogen yang terkontrol pada medium pengembangan, dan melakukan perbandingan rasio antara Chlorella vullgaris dengan Spirulina Planthesis. Didapati pada penelitian ini, konsorsium dengan perbandingan Chlorella vullgaris:Spirulina Planthesis pada rasio 3:2 mampu menghasilkan peningkatan lipid sebesar 36% dibanding dengan chlorella murni.

fuel is one of the necessities of modern human life today. The limited resources condition that have been used made a change in the direction of into fuel oil towards renewable material especially lipid content in microalgae as the based material. Microalgae Chlorella vullgaris with Cyanobacteria Spirulina Planthesiss can form a consortium which has a symbiotic relationship expected to increase the accumulation of lipids as biodiesel material. Increasing lipid accumulation can be done by limiting nutrition, determining the optimum conditions for the medium, and optimizing the rasio of the consortium Chlorella vullgaris and Spirulina Planthesiss. The research method used was to use variations of the medium growth, controlled variations in nitrogen content in the development medium, and to compare the ratio between Chlorella vullgaris and Spirulina. The result of this research it is increasment from the consortium of Chlorella vullgaris:Spirulina Planthesis with the ratio of 3:2 lipid content up to 36% compared to Chlorella vullgaris."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Nuzulliany
"Mikroalga Chlorella sp. termasuk kelompok kecil yang dikenal sebagai nutriceutical, yang merupakan makanan bergizi sangat tinggi dan mulai banyak dikembangkan sebagai penghasil biomassa. Belakangan ini, Chlorella sp. sangat diminati oleh para ahli untuk diteliti karena kemampuannya sebagai penghasil biomassa yang bermanfaat sebagai suplemen makanan dan kesehatan. Berbagai riset yang telah dilakukan di beberapa negara membuktikan bahwa Chlorella aman dijadikan sebagai bahan pangan alternatif yang mempunyai khasiat penyembuh. Selain manfaat biomassa itu sendiri, dalam proses pembudidayaannya, Chlorella sp. dapat dimanfaatkan sebagai pereduksi pemanasan global, yaitu dengan memfiksasi CO2 yang terjadi dalam proses fotosintesis.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan produksi biomassa dan kemampuan fiksasi CO2-nya. Penelitian kali ini merupakan scale-up dari penelitian- enelitian sebelumnya. Pencahayaan yang diberlakukan pada penelitian ini adalah pencahayaan kontinyu. Namun, pencahayaan ini memiliki keterbatasan karena intensitas yang diberikan selalu konstan padahal jumlah Chlorella dalam kultur semakin meningkat. Oleh sebab itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan proses filtrasi.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Laboratorium Rekayasa Reaksi Kimia, Departemen Teknik Kimia. Jenis mikroalga yang digunakan adalah jenis Chlorella sp., yang telah dikultivasi dalam medium Benneck. Sistem reaktor yang digunakan adalah fotobioreaktor kolom gelembung skala menengah yang dialiri oleh udara yang mengandung 5 % CO2. Proses filtrasi untuk kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg berhasil meningkatkan produksi biomassa Chlorella sp. hingga 1,03 kali lipat dibandingkan dengan pencahayaan kontinu tanpa filtrasi dengan jumlah inokulum yang sama. Hasil akhir produksi biomassa adalah 0,00756 g/dm3 dengan masa kultivasi yang lebih singkat yaitu selama 200 jam.
Nutriceutical is one small group that has very high nutrition, including microalgae Chlorella sp. It has been developed as biomass product. For now, many researchers feel interested to research about their ability as a biomass product that is very useful as food supplement and for health. Many researches that have been done in many countries prove that Chlorella is safe to be alternative food which can be a healing food. Beside the use of the biomass, in the cultivation of Chlorella, it can be used as a reducer of global warming because it can fixate CO2 by photosynthesis.
Base on those reasons, many researches have been done to increase the biomass production and the ability of its fixation. This research is about scaling-up from the researches before. It uses constant lighting intensity. But, this lighting has limitation because the intensity is always constant though the number of Chlorella in culture always increases. Therefore, one solution to solve it is by using filtration process.
This research is done in Bioprocess Laboratory, Department of Chemical Engineering, University of Indonesia. The type of microalgae that is used is Chlorella sp., in Benneck medium. The system of reactor that is used is mid-scale bubble column photobioreactor flowed by air which contains 5% CO2. Filtration process for cultivating Chlorella sp. has increased biomass production of Chlorella sp. about 1,03 times more than cultivation without filtration by using the same number of Chlorella sp. starter. Final result of dry weight is 0,00756 g/dm3 in shorter time of cultivation, 200 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49665
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zenitha Lintang Agustin
"Penelitian pengaruh berbagai konsentrasi HCO3 - terhadap produksi lemak Nannochloropsis sp. telah dilakukan. Tujuan dari penelitian adalah mendapatkan konsentrasi HCO3 - yang dapat meningkatkan biomassa dan lemak Nannochloropsis sp. Penelitian dilakukan selama 14 hari. Perlakuan yang diberikan terhadap medium berupa kontrol dan penambahan HCO3 - sebesar 25, 50, 100, dan 200 ppm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata biomassa tertinggi didapat dari penambahan HCO3 - 200 ppm, yaitu 3,848 gram per liter dengan kadar dan produktivitas lemak sebesar 16,135% berat kering dan 4,39746 g/l/hari. Sementara itu, rerata biomassa terendah didapat dari penambahan HCO3 - 25 ppm, yaitu 1,8689 gram per liter dengan kadar dan produktivitas lemak sebesar 20,238% berat kering dan 2,66532 g/l/hari.
Tidak terdapat perbedaan kadar lemak pada kontrol, perlakuan dengan penambahan HCO3 - 25, 50, dan 100 ppm. Dengan demikian, peningkatan kadar lemak Nannochloropsis sp. dapat dilakukan dengan menambahkan HCO3 - dengan konsentrasi tidak lebih dari 100 ppm.

Research the effect of various concentrations of HCO3 - on lipid productions of Nannochloropsis sp. has been done. The purpose of this research is to obtain the concentration of bicarbonate which able to increase the biomass and lipid productions of Nannochloropsis sp. This research was conducted for 14 days. The treatments have been given to the medium are the control and with the addition of HCO3 - at 25, 50, 100, and 200 ppm.
The results showed that the mean of the highest biomass obtained from the addition of HCO3 - 200 ppm, that is equal to 3,848 grams per litre with lipid content and productivity of 16,135% dry weight and 4,39746 g/l/day. Meanwhile, the lowest biomass was obtained from the addition of HCO3 - 25 ppm, that is equal to 1,8689 grams per litre with lipid content and productivity of 20,238% dry weight and 2,66532 g/l/day.
There were no differences in lipid content on control, treatment with the addition of HCO3 - 25, 50, and 100 ppm. Hence, the increase of lipid content on Nannochloropsis sp. can be done by adding HCO3 - without over than 100 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Rubiantin Mesha Nauli
"Penelitian mengenai produksi biomassa Chlorella DPK-01 dalam fotobioreaktor tubular dengan pemaparan gelombang bunyi sine dan square telah dilakukan. Pemaparan gelombang bunyi dalam sistem fotobioreaktor merupakan salah satu cara meningkatkan produksi biomassa mikroalga. Chlorella DPK-01 merupakan mikroalga indigenous Indonesia dari Depok, Jawa Barat. Fotobioreaktor yang digunakan untuk menumbuhkan Chlorella DPK-01 dibedakan atas tiga kelompok perlakuan. Tiga kelompok tersebut, yaitu tidak dipaparkan gelombang bunyi apapun sebagai kontrol (PBR-Kontrol), dipaparkan gelombang bunyi sine dengan frekuensi 279,9 Hz (PBR-A), dan dipaparkan gelombang bunyi square dengan frekuensi 279,9 Hz (PBR-B). Penelitian dilakukan untuk mengukur dan membandingkan kerapatan sel, nilai absorbansi biomassa, dan kadar lipid Chlorella DPK-01 yang dibiakkan dalam sistem fotobioreaktor dengan pemaparan gelombang bunyi sine dan square. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata jumlah sel dan rerata absorbansi biomassa Chlorella DPK-01 dalam PBR-Kontrol, PBR-A, dan PBR-B (α=0,05). Meskipun demikian, laju pertumbuhan Chlorella DPK-01 dalam tiap kelompok sistem PBR memiliki nilai yang berbeda, yaitu 0,188 per hari untuk Chlorella DPK-01 dalam PBR-Kontrol, 0,271 per hari untuk Chlorella DPK-01 dalam PBR-A, dan 0,253 per hari untuk Chlorella DPK-01 dalam PBR-B. Selain hal tersebut, terdapat perbedaan kadar lipid dari biomassa Chlorella DPK-01 dalam tiap sistem PBR. Hasil pengukuran kadar lipid dari biomassa Chlorella DPK-01 dalam PBR-Kontrol adalah 48,32%. Kadar lipid dari biomassa Chlorella DPK-01 dalam PBR-A adalah 47,21%. Sementara itu, kadar lipid tertinggi dicapai oleh biomassa Chlorella DPK-01 dalam PBR-B, yaitu sebesar 53,82%.

The study about production of Chlorella DPK-01 biomass in tubular photobioreactors with the exposure of sine and square sound wave has been done. Exposure of the sound wave to microalgae in photobioreactor system has known as a way to increase microalgae biomass production. Chlorella DPK-01 is Indonesia’s indigenous microalgae from Depok, West Java. Photobioreactors that were used to grow Chlorella DPK-01 were distinguished into three treatment groups, which are not exposed to any sound wave as control (PBR-Kontrol), exposed to 279.9 Hz sine sound wave (PBR-A), and exposed to 279.9 Hz square sound wave (PBR-B). The study was conducted to measure and compare cell density, biomass absorbance values, and total lipid percentage of Chlorella DPK-01 biomass in tubular photobioreactors with the exposure of sine and square sound wave. The result of Kruskal-Wallis Test showed that there were no significant differences in the number of cells and average absorbance value of Chlorella DPK-01 biomass which were not exposed to sound waves, were exposed to sine sound waves, and were exposed to square sound waves (α =0.05). Meanwhile, the growth rate of Chlorella DPK-01 in each group of PBR systems has different values, which are 0.188 per day for Chlorella DPK-01 in PBR-Kontrol, 0.271 per day for Chlorella DPK-01 in PBR-A, and 0.255 per day for Chlorella DPK-01 in PBR-B. Beside, there are differences in the lipid percentage of Chlorella DPK-01 biomass in PBR systems. The lipid percentage of Chlorella DPK-01 in PBR-Kontrol was 48.32%, the lipid percentage of Chlorella DPK-01 in PBR-A was 47.21%. Meanwhile, the highest lipid content was achieved by Chlorella DPK-01 in PBR-B, which was 53.82%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Addana
"Penelitian limbah organik berbahan dasar kompos sebagai medium pertumbuhan Nannochloropsis sp. telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan variasi konsentrasi ekstrak kompos yang tepat dengan mengukur laju pertumbuhan dan kadar lipid Nannochloropsis sp. Sediaan ekstrak kompos dibuat dalam konsentrasi 5%, 10%, 25%, dan 50% (v/v) dari volume ekstraksi kompos 100 g/L. Penelitian dilakukan selama 240 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nannochloropsis sp. yang dikultur pada medium ekstrak kompos 25% memiliki pertumbuhan paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak kompos lainnya. Kerapatan sel maksimum pada perlakuan ekstrak kompos 25% mencapai 22,04±10,65 x 106 sel/mL pada jam ke-240 pada laju pertumbuhan spesifik maksimum μ= 0,075 per jam. Kadar dan produktivitas lipid yang diperoleh sebesar 18,31±11,96 % (w/w) dan 0,0172±0,0005 g/L/hari. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kompos 25% dapat dijadikan sebagai medium pertumbuhan Nannochloropsis sp.

Research of the compost on the medium on the growth of Nannochloropsis sp. was performed. The research objective was to determine the influence of the medium on the growth and lipid content of Nannochloropsis sp. Compost extracts preparations were made in the concentration of 5%, 10%, 25%, and 50% (v/v) of the volume extraction of 100 g/L. Experiment was conducted for 240 hours.
The results showed that Nannochloropsis sp. were cultured in medium 25% compost extract had the highest growth compared to other compost extract concentration. The maximum cell density at 25% compost extract treatment reached 22.04±10.65 x 106 sel/mL at 240 hours with a maximum specific growth rate μ = 0.075 /hours Meanwhile, lipid content and productivity were obtained by 18.31±11.96 % (w/w) and 0.0172±0.0005 g/L/day. These results indicate the compost can be used as a medium for the growth of Nannochloropsis sp.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Erry Brillyanto
"Masalah gas mmah kaca telah menjadi salah satu topik lingkungan yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Demikian pula dengan produksi biomassa yang telah menjadi komoditi ekonomi bernilai tinggi. Oleh karenanya penelitian mengenai proses ‘riksasi CO2 dengan memanfaatkan mikroalga Chforella sp ini dapat dijadikan salah sam altemarif untuk mengatasi efek rumah kaca dan juga mendaparkan kandungan pati serta karbohidrat dari produksi biomassa yang dihasilkan oleh aktivitas fotosinlesis.
Proses fiksasi CO2 dan produksi biomassa dengan menggunakan mikroalga Ch/orella .sp ini dilakukan dalam medium benneck dalam sebuah fotobioreaktor kolom gelernbung Fotobioreaktor ini diaerasi dcngan kondisi operasi: kecepatan supericial gas iz 2,4 m/hr, suhu 29°C, kandungan CO2 5% dalam aliran udara inlet, intensitas cahaya 700 lux, dan variasi panjang gelombang dengan mengunakan lampu merah., biru, putih, kuning dan hjjau. Data yang diambil adalah intensitas cahaya keluar reaktor (Ib),jumlah sel, sclisih fraksi gas CO2 inlet dan outlet serta besarpH.
Hasil yang penting dikemukakan disini adalah laju pertumbuhan sel paling tinggi dicapai oleh sumber iluminasi sinar biru dan paling rendah oleh sinar hliau, sedangkan sinar putih berada ditengah-tengahnyal Laju pengurangan CO; terbesar teljadi pada sumber iluminasi sinar bim. Hal ini temyata sebanding dengan peningkatan jumlah sel. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ternyata laju pengurangan CO2 berkurang bahkau sebelum laju pertumbuhan memasuki fase stasioner. Eiisiensi energi cahaya terbesar didapatkan pada kultivasi dengan menggunakan sinar hijau, sedangkan model pendekatan secam empiris yang paling akurat terhadap data-data yang diperoleh, didapatkan dengan menggunakan persamaan Webb."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"ABSTRAK
Masalah gas rumah kaca telah menjadi salah satu topik lingkungan yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Demikian pula dengan produksi biomassa yang telah menjadi komoditi ekonomi bernilai tinggi. Oleh karenanya penelitian mengenai proses fiksasi CO2 dengan memanfaatkan mikroalga Chlorella SP ini dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi efek rumah kaca dan juga mendapatkan kandugnan pati serta karbohidrat dari produksi biomassa yang dihasilkan oleh aktivitas forosintesis.
Proses fiksasi CO2 dan produksi biomassa dengan menggunakan mikroalga Chlorella SP ini dilakukan dalam medium benneck dalam sebuah fotobioreaktor kolom gelembung. Fotobioreaktor ini diaerasi dengan kondisi operasi: kecepatan superficial gas ±2,4 m/hr, suhu 29°C, kandungan CO2 5% dalam aliran udara inlet, intensitas cahaya 700 lux, dan variasi panjang gelombang dengan menggunakan lampu merah, biru, putih, kuning, dan hijau. Data yang diambil adalah intensitas cahaya keluar reaktor (lb), julah sel, selisih fraksi gas CO2 inlet dan outlet serta besar pH.
Hasil yang penting dikemukakan disini adalah laju pertumbuhan sel paling tinggi dicapai oleh sumber iluminasi sinar biru dan paling rendah oleh sinar hijau, sedangkan sinar putih berada ditengah-tengahnya. Laju pengurangan CO2 terbsear terjadi pada sumber iluminasi sinar biru. Hal ini ternyata sebanding dengan peningkatan jumlah sel. namun seiring dengan berjalannya waktu, ternata laju pengurangan CO2 berkurang bahkan sebelum laju pertumbuhan memasuki fase stasioner, sedangkan model pendekatan secara empiris yang paling akurat terhadap data-data yang diperoleh, didapatkan dengan menggunakan persamaan Webb."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Eldwin Maidiono
"Hidrokarbon merupakan susunan senyawa utama pembentuk bahan bakar minyak di kehidupan kita sehari-hari. Produksi hidrokarbon secara konvensional menimbulkan isu lingkungan dan persaingan kebutuhan energi untuk sektor lainnya, seperti industri pangan, pertanian, perindustrian, dan lain-lain. Maka dari itu, sumber energi alternatif mikroalga sebagai bioenergi generasi ke-tiga marak dikembangkan contohnya Chlorella variabilis untuk pengembangan Fatty Acid Phototdecarboxylase (CvFAP). CvFAP ini akan mengkatalisasi proses dekarboksilasi dan mensintesis hidrokarbon dengan kondisi proses yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi parameter proses yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu kultur mikrolaga dalam photobioreactor bubble (laju volumetrik gas, yield CO2, dan jenis sparger), purifikasi protein Chlorella variabilis dengan ion-exchange chromatography (porositas bed, porositas adsorben, dan kecepatan interstitial), dan sintesis hidrokarbon berbasis asam palmitat dalam fixed-bed reactor (konsentrasi substrat, kecepatan superfisial, temperatur, panjang reaktor, diameter reaktor, dan diameter partikel bed) untuk mendapatkan parameter optimum. Dengan melakukan simulasi model diferensial dan penetapan kondisi optimum terhadap ketiga tahapan tersebut, didapati parameter optimum seperti peningkatan konsentrasi 767,97% dari konsentrasi awal mikroalga hasil kultivasi, sebanyak 99,75% terpurifikasi dari crude protein, dan 38,80% konversi dengan selektivitas produk pentadekana 76,79% dan heksadekana 23,21% dari total produk hasil konversi

Hydrocarbons are the main compounds forming fuel oil in our daily lives. Conventional hydrocarbon production raises environmental issues and competition for energy needs for other sectors, such as the food industry, agriculture, industry, and others. Therefore, alternative energy sources of microalgae as third-generation bioenergy are being developed, for example, Chlorella variabilis for the development of Fatty Acid Phototecarboxylase (CvFAP). CvFAP will catalyze the decarboxylation process and synthesize hydrocarbons with more effective and environmentally friendly process conditions. This study aims to analyze the effect of variations in process parameters which are divided into three stages, which are microalgae culture in the photobioreactor bubble (gas volumetric rate, CO2 yield, and type of sparger), purification of Chlorella variabilis protein by ion-exchange chromatography (bed porosity, adsorbent porosity, and interstitial velocity), and synthesis of hydrocarbons based on palmitic acid in the fixed-bed reactor (substrate concentration, superficial velocity, temperature, reactor length, reactor diameter, and particle bed diameter) to obtain the optimum parameters. By simulating the differential model and determining the optimum conditions for the three stages, optimum parameters were found such as an increase in the concentration of 767.97% from the initial concentration of cultivated microalgae, as much as 99.75% purified from crude protein and 38.80% conversion with product selectivity. pentadecane 76.79% and hexadecane 23.21% of the total converted product"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudyo A. Lerry Mande
"Berbagai jalur produksi biohidrokarbon telah diteliti untuk mengembangkan potensi sumber energi terbarukan. Salah satu bentuk pengembangan ini dilakukan melalui reaksi konversi asam lemak dengan bantuan biokatalis fotodekarboksilase asam lemak dari mikroalga Chlorella variabilis (CvFAP). Meski potensinya besar, kekerabatan genetik spesies serta metode ekstraksi yang tepat untuk biomassa menjadi tantangan yang cukup signifikan. Potensi isolat mikroalga lokal Nannochloropsis sp. dalam menghasilkan biokatalis serupa yang dapat membantu reaksi sintesis hidrokarbon dari asam lemak selanjutnya diteliti. Mikroalga dikultur dan dipanen pada hari ke-7 untuk kemudian diekstraksi kandungan protein targetnya melalui pemisahan tiga fasa dengan bantuan sonikasi. Pengaruh pengeringan beku dilihat terhadap biomasssa yang diekstraksi (0,17 gr protein/L) dan memberikan nilai 54,5% lebih banyak daripada biomassa kondisi segar (0,11 gr protein/L); keduanya terkonsentrasi pada fasa tengah sistem ekstraksi pemisahan tiga fasa dengan bantuan sonikasi. Analisis SDS PAGE memberikan profil berat molekul serupa terhadap protein target (CvFAP) dengan pita-pita pemisahan senilai 60 kDa; 63 kDa; 64 kDa; dan 65 kDa. Hasil uji aktivitas enzim yang dilakukan pada substrat asam palmitat menunjukkan pembentukan hidrokarbon dari analisis GCMS dengan protein fresh culture (kelimpahan 5,06% sampel) maupun dengan protein freeze dry (kelimpahan 24,55% sampel). Adapun alkana yang terbentuk terbagi menjadi dua yakni alkana aromatik dan alkana bercabang (golongan rantai pendek) serta alkana rantai panjang dari rentang C20 hingga C30. Pentadekana (C15) tidak dihasilkan dalam reaksi konversi tersebut.

Various biohydrocarbon production lines have been investigated to develop potential renewable energy sources. One form of this development is carried out through a fatty acid conversion reaction with the help of a fatty acid photodecarboxylase biocatalyst from the microalgae Chlorella variabilis (CvFAP). Despite the great potential, the genetic kinship of species and the appropriate extraction method for biomass pose a significant challenge. This study then researched the potential of local microalgae isolates Nannochloropsis sp. in producing similar biocatalysts that can assist in the synthesis of hydrocarbons from fatty acids. Microalgae were cultured and harvested on the 7th day and then the target protein content was extracted through ultrasound-assisted three phase partitioning (UATPP). The effect of freeze drying was seen on the extracted biomass (0.17 g protein/L) and gave a value of 54.5% more than the fresh biomass (0.11 g protein/L); both are concentrated in the middle phase of the UATPP system. SDS PAGE analysis provided a similar molecular weight profile of the target protein with 60 kDa main target bands of separation; 63 kDa; 64 kDa; and 65 kDa. The results of enzyme activity tests carried out with palmitic acid as a substrate showed the formation of hydrocarbons from GC-MS analysis with fresh culture protein (5.06% sample abundance) and freeze dried protein (24.55% abundance sample). The alkanes formed are divided into two, namely aromatic alkanes and branched alkanes (short chain alkanes group) and long chain alkanes (higher alkanes group) from the C20 to C30 range. Pentadecane (C15) was not formed during the conversion reaction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>