Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177416 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putriyanny Ratnasari
"Pasien diabetes melitus dengan komorbid hipertensi tergolong dalam pasien penyakit kronis yang mengalami complex/multiple chronic conditions. Pasien ini menjalani pengobatan seumur hidup dan sukar menghindari interaksi obat-obat karena banyaknya obat yang dikonsumsi. Demi meningkatkan pemahaman pasien mengenai interaksi obat membahayakan yang dapat terjadi, apoteker sebagai care-giver dan communicator berusaha menginfokan interaksi tersebut melalui Poster Kesehatan. Mayoritas pasien Apotek Kimia Farma Kranggan (KFA Kranggan) adalah pasien Program Rujuk Balik (PRB) yang berusia lanjut dan memiliki pengobatan berpola sehingga penulis menganalisis apa saja interaksi obat yang dapat terjadi pada pengobatan pasien PRB dengan diagnosis DM berkomorbid hipertensi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan pengobatan. Penelitian dilakukan dengan pendataan obat antidiabetes dan antihipertensi untuk Pasien Rujuk Balik yang tersedia di KFA kranggan pada April 2023, dilanjutkan studi literatur menggunakan pustaka drug interaction checker yaitu Stockley’s Drug Interaction 9th Edition dan Lexicomp.com. Hasilnya terdapat tiga interaksi utama yang berkategori C, antara lain: antidiabetes dan antihipertensi golongan beta blocker yang beresiko manimbulkan hipoglikemia yang tidak terdeteksi; antidiabetes dengan antihipertensi agen hiperglikemik, yaitu furosemid yang dapat mengurangi efek terapeutik agen antidiabetes; serta antidiabetes dengan antihipertensi golongan diuretik thiaziddiuretik yang bekerja seperti thiazid, yaitu dapat merusak sensitivitas insulin, meningkatkan resistensi insulin, meningkatkan konsentrasi insulin basal, dan meningkatkan konsentrasi glukosa plasma. Informasi tersebut dikemas dalam “Poster Kesehatan” berukuran A3 dan ditempel pada dinding area tunggu apotek. Informasi penting dalam poster seperti jenis obat yang berinteraksi, efek interaksi yang ditimbulkan, kategori interaksi dan penanganannya diharapkan dapat mengedukasi pasien.
Diabetes mellitus patients with comorbid hypertension are classified as chronic disease patients who experience complex/multiple chronic conditions. These patients undergo lifelong treatment and difficult to avoid drug-drug interactions because of polypharmacy. In order to increase patient understanding regarding dangerous drug interactions that can occur, pharmacists as care-givers and communicators try to provide information about these interactions through Health Posters. The majority of Kimia Farma Kranggan Pharmacy (KFA Kranggan) patients are from Referral Back Program (PRB) program who are elderly and have patterned treatment. The author analyzes drug interactions possibly occur in the treatment of PRB patients with a diagnosis of DM with hypertension comorbidity which is expected to increase the treatment’s safety. The research was carried out by collecting data on antidiabetic and antihypertensive drugs for PRB patients available at KFA Kranggan in April 2023, followed by a literature study using the drug interaction checker library (Stockley's Drug Interaction 9th Edition and Lexicomp.com). The results showed that there were three main interactions in category C, including: antidiabetic and antihypertensive beta blockers (causing undetected hypoglycemia); antidiabetic with antihypertensive hyperglycemic agents ( furosemide can reduce the therapeutic effect of antidiabetic agents); and antidiabetics with antihypertensives in the thiazide diuretic group-thiazides like diuretics, (damaging insulin sensitivity, increasing insulin resistance, basal insulin concentrations, and plasma glucose concentrations). This information is packaged in an A3 sized "Health Poster" and put on the pharmacy waiting area. It is hoped that important information in the poster, such as the type of drug that interacts, the interaction effects, the interaction category and treatment, can educate patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Ratna Shabrina
"Tinggginya resiko polifarmasi pada pasien dislipidemia dan hipertensi menjadi alasan pentingnya untuk meningkatkan kesadaran pasien terkait resiko terjadinya interaksi obat. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran pasien terkait interaksi obat hipertensi dan dislipidemia yang dapat beresiko membahayakan dan bagaimana penanganannya dalam bentuk poster kesehatan di Apotek Kimia Farma Kranggan, Metode pelaksanaan tugas khusus  dilakukan dengan melakukan studi literatur dan pengambilan data obat-obat hipertensi dan dislipidemia yang dijual di Apotek Kimia Farma Kranggan yang kemudian hasilnya dicetak dalam bentuk poster edukasi yang menarik dan dipresentasikan ke karyawan dan dipajang di apotek agar bisa dibaca oleh pengunjung. Banyaknya pasien terutama pasien rujuk balik yang mengonsumsi kombinasi obat hipertensi dan dislipidemia di Apotek Kimia Farma Kranggan memerlukan edukasi terhadap interaksi kombinasi obat yang berbahaya dan perlu dilakukan Pemberian Informasi Obat (PIO) dan konseling rutin untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

The high risk of polypharmacy in dyslipidemia and hypertension patients is an important reason to increase patient awareness regarding the risk of drug interactions. The purpose of this special task is to provide education and increase patient awareness regarding hypertension and dyslipidemia drug interactions that can be at risk of harm and how to handle them in the form of health posters at Apotek Kimia Farma Kranggan, The method of carrying out special tasks is carried out by conducting literature studies and collecting data on hypertension and dyslipidemia drugs sold at Apotek Kimia Farma Kranggan which then the results are printed in the form of posters Interesting education and presented to employees and displayed in pharmacies for visitors to read. The large number of patients, especially referred back patients who take a combination of hypertension and dyslipidemia drugs at Apotek Kimia Farma Kranggan, requires education on dangerous drug combination interactions and needs to be carried out Drug Information Provision (PIO) sessions and regular counseling to avoid unwanted side effects.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Dita Aprilia
"Poster merupakan media cetak yang dapat digunakan sebagai media Pelayanan Informasi Obat (PIO) untuk pasien PRB. Program Rujuk Balik (PRB) adalah program pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan jangka panjang. Salah satu pasien penyakit kronis yaitu pasien yang menerima pengobatan antihipertensi dan antihiperlipidemia. Penelitian ini dilakukan di Apotek Kimia Farma 0003 Lippo dimana obat antihipertensi yang paling banyak diresepkan adalah amlodipin dan obat antihiperlipidemianya adalah simvastatin. Penggunaan kedua obat ini secara bersamaan dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Tujuan pembuatan poster ini adalah untuk memberikan edukasi melalui kegiatan PIO guna meningkatkan pengetahuan terkait penanganan interaksi obat antihipertensi dan antihiperlipidemia pada pasien PRB Apotek Kimia Farma 0003 Lippo. Pengerjaan mencakup studi literatur dan pembuatan poster menggunakan aplikasi graphic design Canva dengan format poster ukuran 42 x 59,4 cm. Poster ini memuat informasi secara ringkas serta desain warna dan gambar yang atraktif membuat pasien menjadi tertarik untuk membacanya, sehingga pengetahuan pasein PRB Apotek Kimia Farma 0003 Lippo terkait penanganan interaksi obat antihipertensi dan antihiperlipdemia semakin meningkat.

Poster is print media that can be used as a media for Drug Information Services (PIO) of PRB patients. Refer Back Program (PRB) is a health service program for National Health Insurance (JKN) participants with chronic diseases in stable condition and still require long-term care. One of the chronic disease patient is a patient who is receiving antihypertensive and antihyperlipidemia treatment. The study was conducted at Kimia Farma Pharmacy 0003 Lippo where the most commonly prescribed antihypertensive drug was amlodipine and the antihyperlipidemia drug was simvastatin. Using these two drugs together can cause the possibility of drug interactions. The purpose of making this poster is to provide education through PIO activities to increase knowledge regarding handling antihypertensive and antihyperlipidemia drug interactions in PRB patients Kimia Farma Pharmacy 0003 Lippo. The work includes literature study and making a poster using the graphic design application Canva with a poster format measuring 42 x 59.4 cm. This poster contains concise information and the attractive color and image design makes patients interested in reading it, so that the knowledge of PRB patients Kimia Farma Pharmacy 0003 Lippo regarding the handling of antihypertensive and antihyperlipidemia drug interactions increases.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Putri Miftahul Jannah
"Hipertensi merupakan penyakit yang banyak di temukan di Indonesia, biasanya didefinisikan dengan peningkatan kronis tekanan arteri sistemik di atas nilai ambang tertentu dan ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan resistensi arteri. Akibatnya, jantung bekerja lebih keras dan tekanan darah yang mengalir melalui pembuluh darah meningkat. Penyebab hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. hipertensi primer atau biasa disebut hipertensi esensial mendapatkan 95% penyebab hipertensi, dan 5% merupakan penyebab hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit ginjal atau biasa disebut dengan hipertensi renal. Penderita hipertensi ginjal biasanya mendapatkan jumlah obat yang lebih banyak dari penyakit hipertensi saja. Hal ini menyebabkan adanya lebih banyak interaksi obat yang terjadi, sehingga perlu dilakukan evaluasi pada setiap resep pasien dan juga pasien polifarmasi hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi interaksi obat dan memberikan solusi penanganan pada pasien poli hipertensi ginjal yang mendapatkan polifarmasi di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dengan pengumpulan data variabel untuk mendapatkan gambaran interaksi obat pada pasien polifarmasi. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif yaitu dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu pada resep dan web afya di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan persentasi potensi interaksi obat minor didapatkan sebanyak 65%, moderat 60%, dan mayor 15%.

Hypertension is a disease that is often found in Indonesia, usually defined by a chronic increase in systemic arterial pressure above a certain threshold value, and is determined by the amount of blood pumped by the heart and arterial resistance. As a result, the heart works harder and the blood pressure flowing through the blood vessels increases. The causes of hypertension are divided into two, namely primary hypertension and secondary hypertension. Primary hypertension or what is usually called essential hypertension accounts for 95% of the causes of hypertension, and 5% is the cause of secondary hypertension which is caused by kidney disease or what is usually called renal hypertension. Renal hypertension sufferers usually receive a greater amount of medication than those with hypertension alone. This causes more drug interactions to occur, so it is necessary to evaluate each patient's prescription and also hypertensive polypharmacy patients. This study aims to analyze potential drug interactions and provide treatment solutions for renal poly hypertension patients who receive polypharmacy at the University of Indonesia Hospital. This research was carried out by collecting variable data to obtain an overview of drug interactions in polypharmacy patients. Data collection was carried out retrospectively, namely by searching previous documents on prescriptions and the AFYA website at the Outpatient Installation of the University of Indonesia Hospital. The results of this study showed that the percentage of potential minor drug interactions was 65%, moderate 60%, and major 15%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rahmawati Hidayat
"Hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai di setiap negara. Peningkatan keparahan hipertensi dan adanya indikasi penyakit lain baik yang terkait ataupun tidak terkait hipertensi membutuhkan terapi obat tambahan untuk mengoptimalkan terapi dan mengurangi efek samping obat. Penggunaan obat dalam jumlah banyak dapat meningkatkan resiko interaksi obat. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk memperoleh gambaran karakteristik pasien hipertensi, karakteristik resep dan potensi interaksi obat dalam resep yang mengandung obat antihipertensi di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya periode Juni-Nopember 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan data diambil secara retrospektif.
Hasil analisis dari 350 lembar resep diperoleh persentase pasien perempuan (67,43%) lebih besar dari laki-laki (32,57%) dan prevalensi hipertensi tertinggi terjadi pada usia ≥55 tahun sebesar 60,57%. Potensi interaksi obat yang dianalisis menggunakan Micromedex memperoleh hasil sebesar 11,1% dan potensi interaksi yang paling sering terjadi adalah kombinasi kaptopril dengan obat golongan AINS. Mekanisme interaksi obat yang banyak terjadi adalah farmakokinetik sebesar 51,06%. Hasil uji Chi-square menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam resep dengan potensi interaksi, dengan nilai probabilitas sebesar 0.0001 dan nilai odd ratio sebesar 5,940 (15,588-2,263).

Hypertension is a common disease in each country. Increase severity of hypertension and presence of other disease whether related or not related of hypertension, require additional drug therapy to optimize therapy and reduce side effect of drugs. The use of drug in large amounts may increase the risk of drug interaction. The purpose of this research was to obtain hypertension patient characteristics, prescription characteristics, and potential drug interactions in prescription that containing antihypertensive drugs in Sukmajaya subsdistrict health center from June to November 2015. This research used descriptive analytic method and data were obtained retrospectively.
The results of analysis in 350 prescriptions was percentage of female patients (67.43%) higher than men (32.57%) and the highest prevalence of hypertension were occured at the age of ≥55 years. Potential drug interactions result that analyzed using Micromedex was 11.1% and the most frequently potential interaction was combination of captopril with NSAIDs groups. The mechanism of drug interaction that occurs frequently was pharmacokinetics of 51.06%. Chi-square test results showed that there was significant relationship between the number of drug in the prescription with potential interactions with a probability value of 0.0001, and the value of the odds ratio is 5.940 (15.588 to 2.263).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Gabriella
"Interaksi obat menjadi salah satu permasalahan yang dapat mempengaruhi hasil terapi pasien. Beberapa potensi kejadian interaksi obat yang signifikan pada resep yang diterima di apotek diantaranya kejadian interaksi major, moderate,dan minor. Polifarmasi atau penggunaan obat dengan jumlah dan jenis yang banyak menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya interaksi obat. Pelayanan resep di apotek, termasuk pengkajian resep dan pemberian informasi obat bertujuan untuk menganalisis masalah terkait obat dan meminimalkan risiko klinis. Interaksi obat dapat terjadi melalui mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik dengan tingkat keparahan major, moderate, dan minor. Polifarmasi meningkatkan risiko interaksi obat terutama pada pasien lanjut usia dengan kondisi penyakit kronis. Analisi interaksi obat dilakukan pada lima puluh resep menunjukkan bahwa interaksi moderate paling sering terjadi terutama pada pasien dengan penyakit hipertensi. Pemahaman mengenai interaksi obat dan manajemennya sangat penting dalam memberikan terapi yang efektif dan aman bagi pasien. Manajemen interaksi obat melibatkan penyesuaian dosis obat, monitoring gejala klinis, dan kolaborasi antara dokter dan apoteker yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan hasil terapi pasien.
Drug interaction is one of the issues that can affect patient therapy outcomes. Some potential significant occurrences of drug interactions in prescriptions received at pharmacies include major, moderate, and minor interactions. Polypharmacy, or the use of multiple drugs in large quantities and varieties, is one of the main causes of increased drug interactions. Prescription services at pharmacies, including prescription assessment and drug information provision, aim to analyze drug-related issues and minimize clinical risks. Drug interactions can occur through pharmacokinetic and pharmacodynamic mechanisms with major, moderate, and minor severity levels. Polypharmacy increases the risk of drug interactions, especially in elderly patients with chronic conditions. Analysis of drug interactions conducted on fifty prescriptions shows that moderate interactions are most common, especially in patients with hypertension. Understanding drug interactions and their management is crucial in providing effective and safe therapy for patients. Drug interaction management involves adjusting drug doses, monitoring clinical symptoms, and collaborating between doctors and pharmacists, which can enhance the quality of pharmaceutical services and patient therapy outcomes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ifani Pinto Nada
"Pasien hipertensi yang menggunakan terapi obat kombinasi dalam pengobatannya dapat menimbulkan interaksi obat. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis interaksi obat antihipertensi pada pasien hipertensi. Desain penelitian adalah cross sectional dan bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari resep pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Pasar Minggu dengan metode retrospektif pada periode Juli - Desember 2016. Pengambilan sampel dilakukan secara proportionate stratified systematic random sampling.
Terdapat 240 lembar resep 49,1 dari 489 lembar resep yang mengalami interaksi obat. Jenis interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah antihipertensi dengan antidiabetik, yaitu sebanyak 67 kasus 26,8. Terdapat 140 kasus 56 dengan tingkat keparahan interaksi obat moderat dan 110 kasus 44 dengan tingkat keparahan interaksi obat mayor. Prevalensi kejadian interaksi obat antihipertensi di RSUD Pasar Minggu yang terjadi sebesar 49,1.

Hypertensive patients who use drugs combination therapy in their treatment can cause drug interactions. The purpose of this study was to analyze the potential of antihypertensive drug interaction in hypertensive patients. The study design was cross sectional and descriptive. The data used was secondary data from hypertensive outpatient prescription at Pasar Minggu regional public hospital with a retrospective method in the period July December 2016. Sampling technique using proportionate stratified systematic random sampling.
The result of analysis, 240 49,1 out of 489 prescriptions experience drug interactions. The most common type of drug interactions was antihypertensive with antidiabetic, which was 67 cases 26,8. There were 140 cases 56 with moderate drug interaction severity and 110 cases 44 with major drug interaction severity. The prevalence of antihypertensive drug interaction occurrence at Pasar Minggu Hospital was 49.1.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Felix Leonard A.M
"Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Pada Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini, calon Apoteker memperoleh kesempatan untuk melakukan analisis potensi interaksi dan penentuan waktu penggunaan obat dalam resep di apotek Kimia Farma No. 382 Kelapa Dua. Tugas khusus ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman calon Apoteker mengenai interaksi obat dan waktu penggunaan obat yang tepat. Pelaksanaan analisis resep dilakukan dengan cara mengambil dan memfoto resep yang telah disiapkan dan diserahkan oleh mahasiswa kepada pasien. Dari semua resep yang telah difoto kemudian dipilih resep-resep yang berisikan obat-obatan anti anti diabetes, anti hipertensi, anti kolesterol, asma, dan pengencer darah. Setelah itu dipilih 5 resep secara acak untuk kemudian dianalisis. Analisis potensi terjadinya interaksi obat dan penentuan waktu penggunaan obat yang tepat dalam resep (obat anti diabetes, anti hipertensi, anti kolesterol, asma dan pengencer darah) di Apotek Kimia Farma No. 382, telah dilakukan dengan baik. Dari kelima resep yang dianalisis terdapat tiga resep yang memiliki potensi interaksi farmakodinamik sinergis, satu resep yang memiliki interaksi farmakodinamik antagonis, dan satu resep yang memiliki interaksi farmakokinetik sinergis. Potensi interaksi tersebut dapat dicegah dengan cara meminumnya secara terpisah.

A prescription is a written request from a doctor, dentist or veterinarian to a pharmacist, either in paper or electronic form, to provide and deliver medicine to the patient in accordance with applicable regulations. In this Pharmacist Professional Work Practice (PKPA), prospective pharmacists have the opportunity to analyze potential interactions and determine the timing of use of drugs in prescriptions at Kimia Farma Pharmacy Number 382, Kelapa Dua. This special assignment aims to increase prospective pharmacists' understanding of drug interactions and the correct time to use drugs. Prescription analysis is carried out by taking and photographing prescriptions that have been prepared and handed over by students to patients. From all the recipes that had been photographed, recipes were selected which contained anti-diabetic, anti-hypertension, anti-cholesterol, asthma and blood thinner medicines. After that, 5 recipes were randomly selected and then analyzed. Analysis of the potential for drug interactions and determining the correct time to use prescription drugs (anti-diabetes, anti-hypertension, anti-cholesterol, asthma and blood thinners) at Kimia Farma Pharmacy Number 382, has been carried out well. Of the five recipes analyzed, there were three recipes that had potential synergistic pharmacodynamic interactions, one recipe that had antagonistic pharmacodynamic interactions, and one recipe that had synergistic pharmacokinetic interactions. This potential interaction can be prevented by drinking them separately.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pravyanti Suci Syahphira
"hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Penyebab pasti terjadinya hipertensi sampai saat ini masih belum diketahui. Namun ada beberapa faktor yang menjadi risiko terjadinya hipertensi, seperti jenis kelamin, usia, obesitas, merokok dan kurangnya aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyakit hipertensi pada pasien program rujuk balik (PRB) BPJS Kesehatan di Apotek Kimia Farma 0461 Tambun periode April tahun 2022. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi pasien menggunakan data sekunder dari pasien berupa data kunjungan pasien PRB BPJS Kesehatan dengan diagnosis hipertensi pada periode April 2022. Informasi yang dikumpulkan berupa usia, jenis kelamin, diagnosa, dan terapi yang diberikan kepada pasien. Data sekunder yang sudah dikumpulkan selanjutnya diolah menggunakan microsoft excel untuk kemudian hasil yang diperoleh akan dibandingkan kesesuaiannya dengan teori-teori dari penyakit hipertensi. Diagnosis yang paling mendominasi dari data yang diperoleh adalah pasien hipertensi dengan komplikasi sebesar 95%. Mayoritas pasien PRB BPJS Kesehatan di Apotek Kimia Farma 0461 periode April 2022 yang didiagnosis hipertensi berjenis kelamin perempuan sebesar 52% dan berusia paling banyak <55 tahun sebesar 39%. Obat yang paling banyak diresepkan untuk pasien PRB BPJS Kesehatan di Apotek Kimia Farma 0461 periode April 2022 adalah bisoprolol 5 mg sebesar 14%, amlodipine 5 mg sebesar 13%, amlodipine 10 mg sebesar 12%, dan ramipril 5 mg sebesar 12%. Pasien PRB BPJS Kesehatan di Apotek Kimia Farma 0461 periode April 2022 dengan diagnosa hipertensi umumnya menerima terapi kombinasi 2 obat dengan persentase sebesar 43%.

Hypertension is a condition of increasing systolic blood pressure of more than equal to 140 mmHg and diastolic more than equal to 90 mmHg. The exact cause of hypertension is still unknown. However, there are several risk factors for hypertension, such as gender, age, obesity, smoking and lack of physical activity. This study aims to determine the pattern of hypertension in patients with the BPJS referral back program (PRB) at Kimia Farma Pharmacy 0461 Tambun for the April 2022 period. This research was conducted by collecting patient information using secondary data from patients in the form of patient visit data for PRB BPJS Health diagnosis of hypertension in the April 2022 period. Information collected consisted of age, gender, diagnosis, and therapy given to patients. The secondary data that has been collected is then processed using microsoft excel and then the results obtained will be compared in accordance with the theories of hypertension. The most dominating diagnosis from the data obtained is hypertensive patients with complications of 95%. The majority of BPJS Kesehatan PRB patients at Kimia Farma Pharmacy 0461 for the April 2022 period who were diagnosed with hypertension were female by 52% and aged at most <55 years by 39%. The most commonly prescribed drugs for BPJS Kesehatan PRB patients at Kimia Farma Pharmacy 0461 for the April 2022 period were bisoprolol 5 mg by 14%, amlodipine 5 mg by 13%, amlodipine 10 mg by 12%, and ramipril 5 mg by 12%. PRB BPJS Kesehatan patients at Kimia Farma Pharmacy 0461 for the April 2022 period with a diagnosis of hypertension generally receive combination therapy with 2 drugs with a percentage of 43%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afi Fauziyah Darajat
"Angiotensin Converting Enzyme ACE Inhibitor merupakan salah satu golongan obat hipertensi sehingga perlu dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, selain itu adanya kemungkinan pasien memiliki komorbiditas juga tinggi sehingga terdapat kemungkinan meningkatnya potensi interaksi obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis interaksi obat golongan ACE Inhibitor pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi periode Juli ndash; Desember 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan metode cross sectional pada data resep dan rekam medis pasien rawat inap periode Juli ndash; Desember 2016 yang mendapat obat hipertensi golongan ACE Inhibitor dengan satu atau lebih item obat lain, termasuk antihipertensi lainnya yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisis dilakukan terhadap 120 lembar resep dari 71 pasien.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa obat-obat ACE Inhibitor memiliki potensi interaksi dengan obat lain pada 75 lembar resep 53,96 dengan total kasus interaksi sebanyak 139 kasus terdiri dari 52 kasus interaksi mayor dan 87 kasus interaksi moderat. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan adanya hubungan antara polifarmasi dengan potensi interaksi obat p < 0,05 dan tidak ada hubungan antara jenis kelamin serta patofisiologi dengan potensi interaksi obat p > 0,05 dari uji Chi-Square. Hubungan usia dengan potensi interaksi obat juga tidak bermakna signifikan berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis p > 0,05.

Angiotensin Converting Enzyme ACE Inhibitor as an antihypertensive drugs need to be consumed for long periods of time and there might be comorbidities among the patients so that increased the risk of drug interaction. This study aimed to analyse the drug interaction of ACE Inhibitor in hypertensive patients at Karya Bhakti Pratiwi period of July ndash December 2016. This was an analytical descriptive cross sectional study on prescriptions and medical records of hospitalized patients period July ndash December 2016 who got ACE Inhibitor with one or more other drugs, include other antihypertensive drugs, which were selected by purposive sampling method. The analysis was conducted on 120 prescriptions from 71 patients.
This study concluded that ACE Inhibitor had a potential drug interactions with other drugs on 75 prescriptions 53,96, with total of 139 cases, consisiting of 52 cases of major interaction and 87 cases of moderate interaction. Mann Whitney test showed that there was a significant relationship between polypharmacy with potential drug interactions p 0,05 and there was no significant relationship between gender and patofisiology with potential drug interactions p 0,05 on Chi Square test. There was no significant relationship between age with potential drug interactions based on Kruskal Wallis test p 0,05.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>