Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203318 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atnike Nova Sigiro
"Pembatasan jarak sosial (social distancing) adalah salah satu bentuk metode pencegahan penyebaran virus Corona di masa pandemi Covid-19. Metode ini dijalankan oleh berbagai negara. Di Indonesia, metode pembatasan jarak sosial ini dijalankan melalui kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan penerapan PSBB maka sejumlah besar kegiatan di ruang publik harus ditutup dan/atau dibatasi. Sementara itu, sebagian besar aktivitas masyarakat, seperti bersekolah dan bekerja, harus dilakukan jarak jauh atau dilakukan di rumah. Penerapan pembatasan jarak sosial tersebut menyebabkan bertambahnya kegiatan rumah tangga, dan hal ini memperbesar tanggung jawab perempuan dalam kerja-kerja perawatan (carework) dan kerja rumah tangga (housework) di ranah domestik. Melalui perspektif feminisme interseksional, artikel ini mencoba memaparkan dampak penerapan pembatasan jarak sosial di Indonesia terhadap perempuan dan kelompok marginal. Artikel ini menemukan bahwa berbagai ketimpangan seperti ketimpangan gender, ketimpangan kelas, dan ketimpangan sosial yang selama ini dialami oleh perempuan dan kelompok marginal di dalam tulisan ini telah memperburuk situasi mereka di saat penerapan pembatasan jarak sosial dilakukan di Indonesia."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2020
305 JP 25:4 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Yudhistira
"Penelitian ini membahas bagaimana aspek implementasi dari kebijakan pembatasan jarak fisik melalui PSBB selama pandemi COVID-19 di Kota Bogor yang kemudian direformulasi kembali pada implementasi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK). Adapun, perspektif teoritis yang digunakan bersumber pada pandangan dari Majone & Wildavsky (1978) yang mengartikan implementasi sebagai proses di mana program-program terus dibentuk dan didefinisikan ulang. Selain itu, turut dirujuk pendapat dari Grindle (1980) yang menyatakan terdapat dua aspek utama di dalam menentukan derajat keberhasilan dari sebuah implementasi kebijakan antara lain; konten atau isi kebijakan dan konteks implementasi. Dalam menghimpun data, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan didukung oleh data primer yang bersumber dari proses wawancara mendalam terhadap narasumber serta data sekunder. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa konsep implementasi yang dikemukakan oleh Majone & Wildavsky (1978) dan Grindle (1980) relevan dengan temuan yang ada. Di mana kebijakan mengalami reformulasi dan dibentuk kembali selama tahap pengimplementasian. Hal itu dibuktikan dari pengambilan keputusan pemkot Bogor untuk menerapkan kebijakan PSBMK di Kota Bogor di samping memiliki tujuan dan derajat perubahan yang sama juga lebih menyesuaikan dengan konteks kondisi di Kota Bogor ketimbang melanjutkan kebijakan PSBB yang memberikan dampak besar terutama pada sektor ekonomi. Keberhasilan PSBMK juga dapat dibuktikan dari model analisis Grindle (1980) antara isi kebijakan dan konteks implementasinya, hingga mengubah status Kota Bogor dari zona merah ke zona oranye dalam waktu sepuluh hari.

This research discusses the implementation aspect of the policy of physical distancing through PSBB during the COVID-19 pandemic in Bogor City which was then reformulated into the implementation of the Micro and Community Scale Social Restrictions (PSBMK) policy. Meanwhile, the theoretical perspective used stems from the view of Majone & Wildavsky (1978) which defines implementation as a process in which programs are continuously shaped and redefined. In addition, the opinion of Grindle (1980) is also referred to, which states that there are two main aspects in determining the degree of success of a policy implementation, among others; content or contents of the policy and implementation context. In collecting data, this study uses qualitative methods supported by primary data which originates from in-depth interviews with informants as well as secondary data which includes books, journal articles and other scientific documents. The results of this study also show that the implementation concept put forward by Majone & Wildavsky (1978) and Grindle (1980) is relevant to the existing findings. Where the policy undergoes reformulation and is reshaped during the implementation stage. This is evidenced by the decision made by the Bogor City Government to implement the PSBMK policy in Bogor City. Apart from having the same goals and degree of change, it is also more adapted to the context of conditions in Bogor City, rather than continuing the PSBB policy which has a major impact, especially on the economic sector. The success of PSBMK can also be proven from Grindle's (1980) analysis model between the content of the policy and the context of its implementation, to changing the status of Bogor City from the red zone to the orange zone within ten days."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Nurbaiti
"ABSTRAK
Dalam rangka mengurangi dan memperlambat penyebaran Covid 19, banyak negara di dunia telah mengadopsi kebijakan kesehatan physical distancing, dimana belum pernah terjadi sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum dampak kebijakan kesehatan physical distancing terhadap penurunan kejadian Covid-19 di dunia tahun 2020. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif dengan metode narrative literature review, sedangkan sumber penelitian berasal dari kanal jurnal internasional Google Scholar, ProQuest, PubMed, Science Direct, dan Scopus dengan data pencarian selama lima tahun terakhir. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan input, process, dan output (IPO). Dari hasil penelusuran jurnal, terdapat 10 artikel ilmiah yang didapatkan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi pencarian. Sedangkan hasil penelitian keseluruhan menunjukkan bahwa adanya dampak kebijakan kesehatan physical distancing terhadap penurunan jumlah kejadian Covid 19 di dunia tahun 2020. Selain itu, terjadinya penurunan kejadian Covid 19 ini menurut penelitian juga dikarenakan adanya intervensi kesehatan lain yang dilakukan secara bersamaan. Seperti menggunakan masker ketika bepergian, mencuci tangan, menggunakan alat pelindung diri, melakukan tes cepat, melakukan isolasi atau karantina mandiri, melakukan penelusuran kontak, dan melakukan desinfeksi. Rekomendasi atau saran dari penelitian ini yaitu, perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama terkait dampak kebijakan kesehatan physical distancing. Khususnya tentang faktor faktor apa saja yang menjadi penentu utama keberhasilan kebijakan physical distancing, sehingga dapat secara efektif menurunkan angka kejadian Covid 19.

ABSTRACT
In order to reduce and slow the spread of Covid19, many countries in the world have adopted health policy physical distancing, which have never happened before. This study aims to get an overview of the impact of health policy physical distancing to reduced of Covid 9 incidence in the world at 2020. The research design used was descriptive with a narrative literature review method, while the research source came from international journal channel like Google Scholar, ProQuest, PubMed, Science Direct, and Scopus with search data for the past five years. The approach used is the input, process, and output (IPO). From the journal search results, there are 10 scientific articles obtained in accordance with the inclusion and exclusion criteria of the search. While the overall results of the study show that the impact of physical distancing health policy can reduce of Covid 19 incidence in the world in 2020. In addition, the decline in the incidence of Covid- 9 according to the study is also due to other health interventions carried out simultaneously. Such as wearing a mask when traveling, washing hands, using personal protective equipment, conducting rapid tests, conducting isolation or quarantine independently, tracing contacts, and doing disinfection. Recommendations or suggestions from this study are that further research is needed on the same topic related to the impact of physical distancing health policy. Specifically about what factors are the main determinants success of physical distancing health policy, so that it can effectively reduce the Covid 19 incidence rate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Rahmawati
"Latar Belakang: Kasus COVID-19 telah meningkat sejak penyakit ini pertama kali ditemukan dan dinyatakan sebagai pandemi global. Pemerintah Indonesia telah menetapkan situasi tersebut sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden RI No 12 Tahun 2020. Physical distancing merupakan salah satu tindakan yang direkomendasikan untuk mencegah COVID-19. Hasil survei perilaku individu selama masa pandemi COVID-19 menyebutkan bahwa tindakan menjaga jarak cenderung lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan masker dan mencuci tangan. Bagi masyarakat yang memiliki ikatan sosiologis yang seringkali dimanifestasikan melalui sentuhan fisik seperti beribadah secara berjamaah, bersalaman, berpelukan, cium pipi, hidup bersama serta terbiasa berkumpul dan semacamnya, physical distancing dapat dimaknai sebagai kontradiksi dengan nalar kemasyarakatan yaitu kebiasaan bersosialisasi.
Tujuan: mengetahui hubungan persepsi masyarakat tentang COVID-19 dengan penerapan physical distancing.
Metode: menggunakan data primer dengan pendekatan kuantitatif desain cross sectional.
Hasil: Sebagian masyarakat (60,9%) menerapkan physical distancing. Sebagian masyarakat mempunyai persepsi kerentanan negatif (54,8%), persepsi keseriusan negatif (53,2%), persepsi manfaat positif (52,6%), persepsi hambatan negatif (55,8%), dan isyarat bertindak negatif (56,4%). Variabel yang paling dominan berhubungan dengan penerapan physical distancing adalah persepsi hambatan dengan OR 5,9 (95% CI: 2,376-14,828).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan, pendapatan, persepsi kerentanan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat bertindak dengan penerapan physical distancing.

Background: COVID-19 cases have increased since this disease was first discovered and declared a global pandemic. The Indonesian government has designated the situation as a national disaster. Physical distancing is one of the recommended actions to prevent COVID-19. The results of individual behavior survey during the COVID-19 pandemic that social distancing measures tend to be lower than using masks and washing hands. For people who have sociological ties that are often manifested through physical touch, and living together, physical distancing can be interpreted as a contradiction with social reason, namely the habit of socializing.
Aim: knowing the correlation of public perception about COVID-19 of physical distancing.
Method: using primary data with quantitative approach withdesign cross sectional.
Result: Some people (60.9%) apply physical distancing. Some people have negative perceive suscepbility (54.8%), negative perceive seriousness (53.2%), positive perceive benefit (52.6%), negative perceive barriers (55.8%), and negative cues to action (56, 4%). The most dominant variable related to the implementation of physical distancing is the perceive barriers with an OR of 5.9 (95% CI: 2,376-14,828).
Conclusion: There is a significant correlation of education, income, perceived suscepbility, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action with physical distancing
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alqardio Fristly
"Pandemi virus covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kebijakan pemerintah terhadap physical distancing dan menjaga protokol kesahatan membuat keterbatasan ruang gerak masyarakat melakukan aktivitas fisik di luar. Sebagai salah satu pilihan hiburan dirumah atau disela-sela waktu istirahat kerja masyarakat cenderung menggunakan layanan video streaming yaitu Netflix. Netflix melakukan kolaborasi dengan beberapa stakeholder Telco Operator yang ada di Indonesia seperti Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredo. Telco Operator tersebut dalam menarik subscriber Netflix dengan memberikan perhatian khusus seperti memberikan paket akses streaming Netflix yang bervariasi. Memasuki tahun 2021 kebijakan pembatasan sosial mulai melonggar dan aktivitas sudah banyak diluar rumah. Bagaimana langkah atau strategi mendapatkan dan menarik pelanggan Netflix terutama di Indonesia melalui Telco Operator seperti Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredo. Oleh karena itu, Penelitian ini menggunakan metode permodelan Porter 5 Forces dengan menganalisis Telco Operator dalam menarik subscriber layanan Netflix di Indonesia. Dengan pemetaan kompetisi persaingan yang sejenis, daya tawar pemasok dan peluang terhadap Telco Operator dalam menarik subscriber Netflix. Hasil dari analisis permodelan Porter 5 Forces Telco Operator dalam menarik subscriber Netflix dengan keunggulan kompetitif dari tekanan ancaman pendatang baru dan daya tawar pemasok, sebagai indikator strategi berupa pendekatan diferensiasi produk dan kebebasan Netflix dalam menentukan pemasok dan kolaborasi antara Netflix dengan Operator di Indonesia

The coronavirus (COVID-19) pandemic began to infect several countries in the world, one of them Indonesia. The government of Indonesia implements on physical distancing to preventif coronavirus (COVID-19) and implementation health protocols. Refer to the policy has impact of activities outside such as prohibited gatherings and cause a crowd. Activities that are usually carried out outside are shifted to work form home. During work from home some people prefer to spend that time watching a Netflix streaming services, when their rest the time. During the coronavirus (COVID-19) pandemic, that Netflix streaming services is often used by the public so it becomes an opportunity to collaborate with Telco Operators in Indonesia such are PT. Telkomsel, PT. XL-Axiata and Indosat Ooredoo. Each of these operators trying to attracting subcsribers Netflix with special attention, such as providing various internet quota packages for Netflix streaming services. As time goes on in 2021, activities that are required work from home are slowly not being implemented and some activities are allowed to be carried out outside from home. What is the strategy in dealing with these conditions and how to attract Netflix Subscribers, especially in Indonesia, through Telco Operators such are PT. Telkomsel, PT. XL-Axiata, and Indosat Ooredoo. Therefore, this study uses the Porter’s 5 Forces method by analyzing Telco Operators in attracting Netflix subscribers in Indonesia. By mapping similar competition, suppliers bargaining power and opportunities for Telco Operators to attract Netflix subscribers. The results of this study use Porter’s 5 Forces Telco Operators to attracting Netflix subscribers with a competitive advantage from the pressure of threats of new entrants and similar competitors, as an indicator of the strategy in the form of a product differentiation approach, and as well as collaboration between Netflix and Telco Operators in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhyiddin
"Pandemi Covid-19 melanda dunia, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Indonesia berjuang melawan Covid-19 dengan memodifikasi kebijakan karantina wilayah (lockdown) menjadi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang bersifat lokal sesuai tingkat keparahan di wilayah provinsi, kabupaten, atau kota. Selama masa pandemi ini, perekonomian dunia dan Indonesia mengalami pelambatan. Pemerintah dan lembaga kajian strategis memprediksi Indonesia tumbuh rendah atau bahkan negatif di tahun 2020. Untuk itu, Pemerintah berupaya mengagendakan kebijakan Normal Baru agar dampak ekonomi akibat pandemi tidak sampai menimbulkan krisis yang berkepanjangan. Kebijakan ini berhubungan dengan perencanaan pembangunan dimana Pemerintah sudah menetapkan program, target, dan major projects di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pemerintah perlu melakukan penelaahan kembali terhadap rencana jangka menengah mengingat pada tahun 2020 semua program dilakukan pengalihan fokus untuk penanganan Covid-19. Pemerintah mempunyai 3 alternatif dalam perencanaan jangka menengah, apakah tetap dengan rencana semula, melakukan revisi moderat, atau mengganti dengan rencana yang baru dengan mendasarkan asumsi yang sudah diperbaharui dengan datangnya pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi yang mengiringinya."
Jakarta: Badan Perencanaan PembangunaN Nasional (BAPPENAS), 2020
330 JPP 4:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kreshna Adhika Danuputra
"Penting melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwisata domestik pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan meneliti pengaruh dari keberanian mengambil risiko dan kepatuhan individu terhadap protokol kesehatan terhadap intensi berwisata pada mahasiswa di era pandemi COVID-19. Keduanya sudah diteliti oleh penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keduanya memiliki korelasi yang signifikan terhadap intensi berwisata. Dalam penelitian cross-sectional yang dilakukan kepada mahasiswa, peneliti berusaha untuk mengetahui hubungan antara keberanian mengambil risiko dan kepatuhan protokol kesehatan sebagai prediktor dan intensi berwisata domestik sebagai outcome. Pengukuran intensi berwisata domestik menggunakan alat ukur intensi berwisata yang diadopsi, pengukuran risk-taking menggunakan skala DOSPERT dimensi kesehatan/keamanan yang diadaptasi, lalu pengukuran kepatuhan protokol kesehatan menggunakan kuesioner kepatuhan protokol kesehatan. Pengukuran telah dilakukan kepada 131 mahasiswa 18-25 tahun berdomisili Jabodetabek. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan korelasi yang signifikan di antara risk-taking dan kepatuhan protokol kesehatan terhadap intensi berwisata domestik. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini menggunakan alat ukur yang lebih valid dan reliabel, demografi partisipan yang lebih fokus, dan menggunakan metode penelitian dengan kontrol lebih besar.

It is important to research the factors that influence students' domestic travel intentions. This study aims to answer this need by examining the effect of risk-taking and individual compliance with health protocols on student travel intentions in the COVID-19 pandemic. Both have been investigated by previous research showing that they have a significant correlation to travel intentions. In this study conducted on university students, researchers sought to determine the relationship between risk-taking and obedience to health protocols as predictors and domestic travel intentions as an outcome. The measurement of domestic travel intentions uses the travel intention measurement tool, the risk-taking measurement uses the adapted health/safety dimension DOSPERT scale, and the measurement of health protocol obedience uses a health protocol obedience questionnaire. Analysis has been done to 131 students 18-25 years old who live in jabodetabek. The results showed that there was no significant correlation between risk-taking and health protocols compliance on domestic travel intentions. Further research on this topic is needed using more valid and reliable measuring instruments, more focused participant demographics, and using research methods with greater control."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Edwina Bernita
"Sejak WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemik pada 12 Maret 2020, hampir seluruh negara di dunia telah terjangkit COVID-19. Hal tersebut tentu menarik perhatian dunia karena jutaan korban dan dampak lain yang ditimbulkan selama pandemi ini. Indonesia juga turut berupaya memberikan himbauan-himbauan kepada masyarakat dalam mengatasi wabah COVID- 19. Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah episentrum penyebaran COVID-19 dengan kasus tertinggi di Indonesia, maka diperlukan upaya perilaku pencegahan pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan COVID-19 dengan perilaku social distancing dalam upaya pencegahan COVID-19 pada masyarakat di DKI Jakarta. Penelitian dengan pendekatan metode kuantitatif, desain cross sectional, dilakukan pada 408 orang yang berusia 15-64 tahun dan diambil secara random sampling dari seluruh wilayah DKI Jakarta. Data dikumpulkan dengan metode responden mengisi kuesioner secara mandiri yang dilakukan secara online dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai COVID-19, seperti gejala, penularan, pencegahan, dan penyembuhan. Hasil tersebut juga sejalan dengan perilaku social distancing yang dimiliki oleh masyarakat, dimana perilaku masyarakat sudah cukup baik dalam menjaga jarak di tempat umum, menghindari zona merah, penggunaan transportasi umum dan menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang. Selain itu, ditemukan adanya hubungan signifikan antara pekerjaan dengan riwayat kejadian COVID-19 dengan p value sebesar 0,027. Oleh karena itu, pencegahan COVID-19 perlu lebih ditingkatkan khususnya dalam penerapan kegiatan bekerja agar mencegah adanya kemunculan kluster perkantoran. Pentingnya peningkatan edukasi dan sosialisasi yang efektif dan konsisten melalui berbagai media untuk pengetahuan dan perilaku yang masih kurang baik, melakukan penyuluhan tentang pakai masker yang benar, serta meningkatkan penerapan kebijakan dan kedisiplinan di semua sektor.

Since WHO declared COVID-19 as a pandemic on March 12, 2020, almost all countries in the world have been infected by COVID-19. This phenomenon certainly attracted world attention because of the millions of victims and other impacts caused during this pandemic. Indonesia is trying to provide appeals to the public in overcoming the COVID-19 outbreak. DKI Jakarta Province is the epicentre of the spread of COVID-19 with the highest cases in Indonesia, therefore, the people need preventive effort. This study aims to analyze the relationship between the knowledge of COVID-19 and social distancing behaviour to prevent COVID-19 in people in DKI Jakarta. The research with a quantitative method approach, cross-sectional design, was conducted on 408 people aged 15-64 years and taken by random sampling from all areas of DKI Jakarta. Data were collected using respondents filling out questionnaires independently, which was done online and analyzed descriptively. The study result indicates that the community already has a good knowledge of COVID-19, such as the symptoms, transmission, prevention, and healing process. These results are also in line with the people’s social distancing behaviour, where people's behaviour is quite good in maintaining distances in public places, avoiding red zones, using public transportations and avoiding activities that involve many people. In addition, a significant relation was found between a job and a history of COVID-19 events with a p-value of 0.027. Therefore, the prevention of COVID-19 needs to be further improved, especially in the implementation of work activities to prevent the emergence of office clusters. The importance of escalating effective and consistent education and socialization through various media for knowledge and inadequate behaviour, conducting advisory about wearing masks correctly, and increasing the application of policies and discipline in all sectors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rahmansyah
"Berdasarkan catatan WHO per Mei 2021, setidaknya ada 115.000 tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat infeksi virus corona. Tenaga Kesehatan sebagai garda terdepan, merupakan faktor terpenting dalam upaya penanganan COVID-19. Berbagai penelitian menunjukan, diperlukannya sistem reward khusus untuk tenaga kesehatan sebagai bentuk apresiasi atas etos kerja yang diberikan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang peran organisasi dan kepimpinan dalam memberikan bentuk reward kepada tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Google Scholar, Remote Lib UI dan PubMed. Hasil pencarian didapat 10 literatur berasal dari China, AS, Eropa, Afrika, England, Italy, Indonesia yang telah melakukan penelitian terkait reward yang dapat diberikan untuk tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19. Hasil telaah literatur menunjukan peran organisasi dan pemimpin dalam menganalisis bentuk reward yang diberikan yaitu mengenai kesehatan mental, finansial dan reward lainnya yang mendukung kebutuhan tenaga kesehatan. Penulis melakukan analisis kebijakan reward ini agar dapat digunakan oleh organisasi atau fasilitas kesehatan di Indonesia dalam memberikan gambaran reward yang tepat untuk diberikan sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19, namun perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat efektivitas reward, agar lebih representatif.

Based on WHO records as of May 2021, at least 115,000 health workers have died due to corona virus infection. Health workers, as the frontline, are the most important factor in efforts to deal with COVID-19. Various studies show the need for a special reward system for health workers as a form of appreciation for the work ethic given. This paper aims to provide knowledge about the role of organizations and leadership in providing a form of reward to health workers. This study uses a literature review method with Google Scholar, Remote Lib UI and PubMed databases. The search results obtained 10 literatures from China, the US, Europe, Africa, England, Italy, Indonesia which have conducted research related to rewards that can be given to health workers during the COVID-19 pandemic. The results of the literature review show the role of organizations and leaders in analyzing the form of rewards given, namely mental health, financial and other rewards that support the needs of health workers. The author analyzes this reward policy so that it can be used by organizations or health facilities in Indonesia in providing the right description of rewards to be given according to the needs of health workers during the COVID-19 pandemic, but further research needs to be done to determine the effectiveness of rewards, to make them more representative."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Oktaviani Angelica
"Dalam menghadapi pandemi COVID-19, penggunaan masker menjadi salah satu langkah preventif yang direkomendasikan oleh WHO dan terbukti efektif dalam mencegah penyebaran infeksi COVID-19. Namun terdapat perbedaan implementasi kebijakan penggunaan masker di berbagai negara. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kebijakan penggunaan masker di berbagai negara serta faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan kebijakan di berbagai negara tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review dengan menggunakan empat online database yaitu PubMed, ProQuest, ScienceDirect dan Scopus. Kriteria insklusi yang diterapkan dalam penelitian ini antara lain: tersedia dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa inggris, merupakan literatur yang dipublikasi tahun 2020 sampai 2022, artikel tersedia dalam bentuk full-text dan fokus membahas perbedaan kebijakan penggunaan masker selama pandemi COVID-19 di berbagai negara. Penelitian ini menggunakan 10 studi literatur terpilih yang menunjukkan bahwa terdapat 5 kategori kebijakan penggunaan masker di berbagai negara yaitu; no policy, recommended, required in some public spaces, required in all public spaces, dan required outside-the-home at all time. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penggunaan masker di berbagai negara antara lain: perbedaan instrumen epidemiologi COVID-19, politik, policy demands, budaya, dan angka capaian vaksinasi. Ditemukan juga bahwa kebijakan penggunaan masker selama pandemi COVID-19 bersifat time dependent.

In the face of the COVID-19 pandemic, the use of face masks is one of the preventive measures recommended by WHO and has proven effective in preventing the spread of COVID-19 infection. However, there are differences in the implementation of policies on the use of masks in various countries. Therefore, this study was conducted to determine the description of face masks policy in various countries and the factors that influence the differences in policies in these countries. The method used in this research is a literature review using four online databases, namely PubMed, ProQuest, ScienceDirect and Scopus. The inclusion criteria applied in this study include: available in both Indonesian and English, literature published from 2020 to 2022, articles available in full-text form and focus on discussing differences in policies on the use of masks during the COVID-19 pandemic in various countries. This study uses 10 selected literature studies which show that there are 5 categories of face mask policies in various countries, namely; no policy, recommended, required in some public spaces, required in all public spaces, and required outdoors at all times. This study also found that the factors that influence the policy on the use of masks in various countries include COVID-19 epidemiological instruments differences, politics, policy demands, culture, and the level of vaccination achievement. In addition, it was also found that the policy on the use of masks during the COVID-19 pandemic is time dependent."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>